Kanker Serviks pada Masa Kehamilan? Cegah dengan 5 Cara Ini!

Ilustrasi kanker serviks (sumber: Mayapada Hospital)

Sahabat BukuBumil, ketika Ibu sedang hamil, tidak hanya kesehatan bayi yang perlu diperhatikan, tetapi juga kesehatan Ibu sendiri. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah kanker serviks pada masa kehamilan. Kanker serviks adalah jenis kanker yang tumbuh pada leher rahim atau serviks, dan dapat terjadi pada setiap wanita termasuk yang sedang hamil. Kondisi ini dapat sangat berbahaya dan mengancam keselamatan Ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat.

Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk mengetahui informasi lengkap tentang kanker serviks pada masa kehamilan, termasuk penyebab, gejala, dan cara mencegahnya. Dengan mengetahui informasi ini, Ibu dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan menjaga kesehatan dan keselamatan Ibu serta bayi dari risiko kanker serviks pada masa kehamilan. Yuk, simak artikel ini sampai habis dan mulai terapkan cara-cara pencegahannya!

Apa Itu Kanker Serviks?

Ilustrasi perkembangan kanker serviks (sumber: depositphotos)

Serviks (leher rahim) merupakan bagian di bawah rahim yang menjadi penghubung antara rahim dan vagina serta dilindungi oleh lapisan jaringan tipis yang terdiri dari banyak sel. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus, yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Saat kehamilan, serviks juga akan menutup untuk menjaga agar janin tetap berada dalam rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung. 

Namun, serviks dapat diserang oleh Human Papiloma Virus (HPV)—dapat diperoleh dari hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral—yakni virus paling ganas yang dapat menyebabkan kanker serviks. Hal ini mengakibatkan sel-sel di rahim tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, kemudian berkembang biak membentuk tumor. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kanker serviks menempati urutan kedua dengan jumlah kasus sebanyak 36.633 atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, dan gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mencegah dan mengenali tanda-tanda awal terjadinya kanker serviks. 

Baca juga: 9 Komplikasi Kehamilan yang Wajib Ibu Tahu!

Apakah Kanker Serviks Dapat Terjadi pada Masa Kehamilan?

Ilustrasi Ibu mengalami kanker serviks pada masa kehamilan (sumber: depositphotos)

Kanker serviks pada masa kehamilan merupakan jenis kanker yang umum terjadi, tetapi kasusnya masih cukup jarang. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kasus kanker serviks pada ibu hamil. Salah satu faktor risikonya adalah semakin banyak Ibu yang hamil pada usia tua, sehingga meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Menurut American Cancer Society, kebanyakan kasus kanker serviks terjadi pada usia 35-44 tahun dengan usia rata-rata saat didiagnosis adalah 50 tahun. 

Berikut beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko Ibu terkena kanker serviks, di antaranya:

  • Terlalu banyak melahirkan (lebih dari 3 kali),
  • Merokok,
  • Menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama,
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat transplantasi organ, kemoterapi, atau penggunaan obat kortikosteroid (obat untuk meredakan peradangan) dalam jangka panjang,
  • Mulai berhubungan seksual pada usia muda (di bawah 17 tahun),
  • Memiliki banyak pasangan seksual,
  • Gaya hidup tidak sehat (kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat), 
  • Pernah didiagnosis menderita kanker serviks,
  • Hasil tes pap smear menunjukkan sel-sel prakanker,
  • Penggunaan diethylstilbestrol (DES), yakni obat hormon yang diberikan kepada wanita untuk mencegah keguguran dan masalah kehamilan lainnya, 
  • Terinfeksi HIV/AIDS, dan 
  • Riwayat keluarga mengidap kanker serviks.

Saat terjadi kanker serviks pada masa kehamilan, biasanya kanker tersebut ditemukan pada tahap awal dan tidak selalu memerlukan penanganan segera. Namun, terkadang kanker dapat tumbuh dengan cepat atau ditemukan pada tahap yang lebih lanjut, yang membutuhkan perawatan segera.

Baca juga: Hindari 12 Pantangan Saat Hamil Tua Berikut Ini, Demi Keselamatan Ibu dan Janin!

Gejala Kanker Serviks

Ilustrasi kanker serviks pada masa kehamilan (sumber: depositphotos)

Menurut American Cancer Society, kanker serviks stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Penderita kanker serviks mungkin baru mulai merasakan gejala setelah kanker tumbuh dan menyebar ke jaringan di sekitarnya. Secara umum, gejala kanker serviks yang dapat dirasakan, meliputi: 

1. Pendarahan yang tidak normal pada vagina, seperti:

  • Periode haid yang sangat panjang dan mengeluarkan banyak darah,
  • Pendarahan atau bercak di antara haid,
  • Pendarahan setelah berhubungan seks,
  • Pendarahan setelah menopause, dan
  • Keluarnya cairan vagina (keputihan) yang tidak normal, seperti berdarah atau berbau tidak sedap.

2. Nyeri saat berhubungan seks

3. Nyeri panggul

Pada stadium lebih lanjut, penderita kanker serviks mungkin mengalami gejala tambahan, seperti:

  • Merasa sangat lelah,
  • Penurunan berat badan, 
  • Nyeri punggung bagian bawah,
  • Nyeri atau pembengkakan pada kaki,
  • Kesulitan buang air kecil atau buang air besar, dan
  • Urin disertai dengan darah

Ibu hamil yang mengalami gejala kanker serviks selama kehamilan mungkin sulit untuk membedakan gejala tersebut dengan kondisi lain yang sering terjadi selama kehamilan. Oleh sebab itu, sangat disarankan agar Ibu berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang gejala yang tidak biasa yang Ibu rasakan selama hamil. Hal ini bertujuan agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat secepat mungkin. 

Baca juga: Ibu Hamil Anemia? Intip 3 Resep Makanan Kaya Zat Besi Ini!

Cara Mencegah Kanker Serviks pada Masa Kehamilan 

Ilustrasi mencegah kanker serviks pada masa kehamilan dengan melakukan vaksinansi HPV (sumber: depositphotos)

Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin sebelum dan saat kehamilan dengan tes pap smear, tes human papillomavirus (HPV), dan tes IVA untuk mendeteksi terjadinya kanker serviks pada tahap awal. Berikut penjelasannya:

  1. Tes HPV. Tes ini dilakukan pada sampel sel yang diambil dari serviks. Sampel ini diuji untuk mendeteksi virus HPV yang paling umum menyebabkan kanker serviks. Tes HPV dapat dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan tes pap smear. Tes ini juga dapat dilakukan pada sampel sel yang diambil dari vagina, yang dapat diambil oleh Ibu sendiri.
  2. Tes pap smear. Tes ini merupakan tes yang paling umum dilakukan untuk menemukan perubahan awal sel yang dapat menyebabkan kanker serviks. Tes ini melibatkan pengambilan sel dari leher rahim dan sering dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan panggul Ibu. Tes pap smear dapat dikombinasikan dengan tes HPV. Ibu hamil yang belum pernah melakukan tes ini sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu karena tes pap smear biasanya dilakukan setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu. 
  3. Tes Inveksi Visual Asam Asetat (IVA). IVA adalah tes pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan beberapa alat dan prosesnya dapat dilihat secara langsung. Pada saat tes, cuka putih diencerkan dan dioleskan pada leher rahim. Ahli kesehatan kemudian melihat adanya ketidaknormalan pada leher rahim, yang akan berubah menjadi putih ketika terkena cuka. Jika Ibu hamil ingin mendeteksi kanker serviks dengan tes ini, maka hal tersebut boleh dilakukan karena tes IVA tidak berdampak negatif pada kehamilan. Namun, Ibu hamil disarankan untuk melakukan tes IVA pada minggu ke-12 setelah melahirkan untuk menghindari kesulitan dalam membedakan gejala kanker serviks dengan gejala penyakit lain selama kehamilan.

Selain melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kanker serviks, Ibu juga dapat melakukan beberapa cara pencegahan kanker serviks pada masa kehamilan, berikut:

  1. Ketahui riwayat kesehatan keluarga. Memahami riwayat kesehatan keluarga dapat membantu Ibu menyelamatkan kesehatan Ibu selama masa kehamilan. Hal ini akan membantu Ibu memahami risiko Ibu terkena kanker serviks, sehingga dapat membantu Ibu dengan mendeteksi lebih dini. 
  2. Vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat membantu mencegah infeksi HPV. Vaksinasi ini dianjurkan untuk perempuan usia 9-45 tahun, termasuk Ibu hamil yang belum pernah divaksinasi sebelumnya. Namun, jika Ibu sedang dalam masa kehamilan, maka vaksinasi HPV harus ditunda untuk dilakukan hingga setelah persalinan. 
  3. Melakukan hubungan seksual yang aman. Infeksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks dapat menyebar melalui hubungan seksual. Melakukan seks yang aman dengan tidak berganti–ganti pasangan dan menggunakan kondom dapat membantu mencegah infeksi. Ingatlah bahwa HPV tidak hanya muncul di alat kelamin, tetapi juga bisa ditemukan di mulut dan anus jika melakukan hubungan seks dengan cara tersebut. 
  4. Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Apabila Ibu memenuhi kebutuhan gizi dengan seimbang, maka ini akan membantu Ibu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 
  5. Berhenti merokok. Merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Ibu dan zat kimia dalam rokok juga dapat meningkatkan risiko terkena banyak penyakit, termasuk kanker serviks. Hal ini karena wanita yang merokok 2 kali lebih berisiko menderita kanker serviks. 

Baca juga: Kondisi Janin Saat Ibu Hamil Berpuasa? Catat 5 Mitosnya!

Pemeriksaan Kesehatan dan Diagnosis Kanker Serviks pada Masa Kehamilan

Ilustrasi Ibu hamil berkonsultasi dengan dokter (sumber: depositphotos)

Jika Ibu hamil atau Ibu yang baru melahirkan mengalami gejala kanker serviks seperti yang disebutkan di atas, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Hal ini sangat diperlukan untuk mengambil tindakan medis selanjutnya demi menjaga kesehatan Ibu dan janin. Untuk lebih lanjut, proses diagnosis kanker serviks pada masa kehamilan umumnya melibatkan tiga tahap berikut:

  1. Pemeriksaan sitologi serviks. Ini adalah tes diagnostik cepat yang melibatkan pemeriksaan sampel sel serviks untuk menemukan kelainan.
  2. Kolposkopi. Ini adalah proses diagnosis yang melibatkan penggunaan alat yang disebut “kolposkop” untuk memeriksa visual serviks, vagina, dan vulva (alat kelamin perempuan bagian luar). Kolposkopi dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kanker serviks. Dokter sering merekomendasikan prosedur ini selama trimester pertama dan kedua.
  3. Biopsi serviks. Ini adalah prosedur bedah yang melibatkan pengangkatan sejumlah kecil jaringan dari serviks untuk diuji apakah terdapat tanda-tanda kanker atau pra-kanker. Prosedur ini tidak meningkatkan risiko keguguran atau komplikasi kehamilan lainnya. 

Setelah diagnosis, dokter akan memutuskan pilihan pengobatan yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, meliputi:

  • Tahap kanker,
  • Ukuran tumor,
  • Jenis kanker serviks,
  • Usia kehamilan, dan
  • Keinginan Ibu untuk mempertahankan kehamilan atau melakukan pengobatan.

Baca juga: Panduan Memompa ASI: 9 Tips Meningkatkan Produksi ASI bagi Ibu Menyusui

Penanganan Kanker Serviks pada Masa Kehamilan

Ilustrasi Ibu yang menderita kanker serviks pada masa kehamilan sedang melakukan kemoterapi (sumber: depositphotos)

Dokter dapat menyarankan operasi atau kemoterapi untuk mengobati kanker serviks selama atau setelah kehamilan, tergantung pada kondisi Ibu. Apabila kanker serviks terdeteksi pada stadium awal, penangannya dapat ditunda hingga janin cukup matang, lalu diintervensi guna menjaga keselamatan Ibu dan janin. Sementara itu, bila kanker serviks terdeteksi pada akhir kehamilan, biasanya dilakukan evaluasi tindakan operasi sesar ketika janin sudah matang untuk mengobati Ibu. Namun, jika kanker sudah berada pada stadium akhir dan terdeteksi pada awal kehamilan, maka kehamilan perlu diakhiri dan Ibu harus segera mendapatkan pengobatan kanker serviks. 

Dalam hal ini, sangat penting bagi Ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur guna mendeteksi kanker serviks pada stadium awal agar dapat memperoleh pengobatan yang efektif. Dengan menggunakan metode penanganan yang tepat, Ibu muda dengan stadium awal kanker serviks dapat diobati dan dapat mempertahankan kesuburan untuk memiliki anak di masa depan. 

Baca juga: Hamil setelah Berhenti KB? Lakukan 4 Kunci Ini!

Bagaimana Kanker Serviks pada Masa Kehamilan Memengaruhi Kehamilan dan Bayi

Ilustrasi Ibu yang menderita kanker serviks pada masa kehamilan melahirkan bayi prematur (sumber: depositphotos)

Kanker serviks dapat berdampak negatif pada kehamilan dan memungkinkan terjadinya masalah berikut ini:

  • Pendarahan saat persalinan,
  • Robek atau pecahnya tumor selama persalinan,
  • Penyebaran kanker ke area tubuh lainnya,
  • Persalinan prematur,
  • Penundaan pengobatan kanker, dan
  • Risiko terjadinya emboli (penyumbatan pembuluh darah)

Meskipun secara langsung kanker serviks tidak memengaruhi kesehatan janin, tetapi metode pengobatan kanker dapat memengaruhi kesehatan janin yang dikandung. Metode pengobatan akan disesuaikan dengan usia kehamilan dan tingkat keparahan kanker. 

Salah satu opsi pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi kanker serviks adalah kemoterapi. Namun, kemoterapi yang dilakukan pada trimester pertama kehamilan dapat membahayakan janin dan memicu keguguran. Oleh sebab itu, dokter hanya akan memberikan kemoterapi pada Ibu yang sudah hamil minimal 12 minggu. Walaupun Ibu dapat menunda pengobatan hingga setelah persalinan, tetapi beberapa ahli medis menyarankan untuk tidak melakukannya, terutama jika Ibu menerima diagnosis kanker pada awal kehamilan. Sebab, penundaan ini memungkinkan kanker semakin berkembang dan membahayakan kesehatan Ibu. Sebagai alternatif, para ahli merekomendasikan untuk melakukan kemoterapi saat trimester kedua dan ketiga kehamilan karena dianggap aman bagi janin.

Baca juga: Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil!

Metode Persalinan untuk Ibu yang Menderita Kanker Serviks pada Masa Kehamilan

Ilustrasi persalinan sesar (sumber: depositphotos)

Jika Ibu hamil didiagnosis menderita kanker serviks, metode persalinannya mungkin dapat berubah. Biasanya dokter akan merekomendasikan operasi sesar sebagai metode persalinan yang lebih aman. Sebab, persalinan melalui vagina (persalinan normal) dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi Ibu hamil yang menderita kanker serviks, seperti pendarahan berat dan penyebaran kanker. Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan persalinan lebih awal agar pengobatan kanker serviks dapat dimulai sesegera mungkin. 

Kanker Serviks pada Masa Kehamilan dan Kehidupan setelah Kehamilan

Ilustrasi Ibu berkonsultasi dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan (sumber: depositphotos)

Setelah didiagnosis menderita kanker serviks, Ibu mungkin khawatir tentang kemungkinan untuk hamil di masa depan. Nah, hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:

  • Kesuburan awal sebelum didiagnosis kanker serviks, 
  • Usia Ibu, 
  • Jenis pengobatan yang diterima, 
  • Dosis pengobatan, 
  • Durasi pengobatan, 
  • Waktu sejak pengobatan terakhir, dan
  • Kesehatan Ibu secara keseluruhan.

Bagi Ibu hamil yang menderita kanker serviks tahap awal, masih ada metode pengobatan yang dapat menjaga kesuburan tanpa mengganggu kemampuan untuk hamil. Misalnya, pengangkatan sebagian serviks atau uterus dapat menjadi pilihan pengobatan yang dapat mempertahankan kesuburan. Namun, bagi Ibu dengan kanker serviks tahap lanjut, teknologi bayi tabung dapat menjadi alternatif pilihan agar Ibu tetap dapat memiliki bayi. Oleh karena itu, Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik jika ingin merencanakan kehamilan setelah menjalani pengobatan kanker serviks. 

Baca juga: Donor sperma? Ini Dia 5 Hal Penting untuk Program Hamil

Kanker serviks pada masa kehamilan adalah kondisi yang serius. Namun, jika dideteksi lebih awal, peluang kehamilan dan persalinan yang sehat dapat meningkat. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi secara rutin dengan penyedia layanan kesehatan. Dengan perawatan yang tepat, Ibu yang menderita kanker serviks pada masa kehamilan masih memiliki harapan untuk menjalani kehamilan yang sehat dan siap menghadapi kehidupan setelah kehamilan dengan lebih optimis. 

Terima kasih telah membaca artikel kanker serviks pada masa kehamilan Bu. Jangan lupa, bagikan artikel ini kepada teman atau keluarga Ibu yang sedang hamil untuk memastikan agar mereka dapat waspada terhadap kanker serviks saat menjalani kehamilan. Temukan informasi lengkap dan akurat seputar kehamilan dan persalinan dengan download aplikasi BukuBumil di Play Store atau kunjungi website BukuBumil.com. Semangat menjalani kehamilan yang sehat dan bahagia ya Bu!

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories