Janin Stres Dalam Kandungan? Ibu Harus Perhatikan 6 Tandanya!

Siapa bilang hanya Ibu saja yang bisa stres saat hamil? Janin dalam kandungan ternyata juga bisa merasa stres, lho. Keadaan ini dapat Ibu ketahui ketika pemeriksaan USG untuk melihat pergerakan dan perkembangan janin. Jika janin stres, detak jantungnya akan terlihat lebih lambat atau bahkan sebaliknya. 

Sama seperti stres pada Bumil, keadaan janin yang stres juga dapat berdampak buruk bagi kehamilan dan menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani. Kondisi janin stres yang berkepanjangan dapat menjadi gawat janin atau fetal distress. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk mengetahui berbagai gejala yang terjadi ketika janin stres dalam kandungan. Yuk, simak artikel berikut untuk mengetahui tanda-tanda selengkapnya. Check it out!

Apa Itu Fetal Distress?

Ibu hamil sedang melihat hasil USG janin dalam kandungannya
Ibu hamil sedang melihat hasil USG janin dalam kandungannya (Source: gbu-taganskij.ru)

Janin stres dalam kandungan disebut juga dengan fetal distress atau gawat janin. Kondisi ini terjadi ketika janin menunjukkan tanda-tanda semacam stres pada masa akhir kehamilan atau menjelang persalinan. Para dokter dan ahli juga menyebut fetal distress sebagai non-reassuring fetal status (NRFS) atau status janin yang tidak meyakinkan. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan janin menunjukkan tanda-tanda “stres”, seperti proses persalinan, reaksi pada obat-obatan, atau adanya masalah pada tali pusat dan plasenta. 

Ibu harus tahu bahwa kondisi janin stres tidak boleh dianggap sepele dan harus segera ditangani dan dikonsultasikan pada tenaga ahli. Hal ini dikarenakan ketika janin stres, pasokan oksigen menjadi berkurang. Akibatnya, detak jantung bayi dapat melemah. Selain itu, janin yang stres dapat berbahaya dan dapat menimbulkan komplikasi bagi Ibu dan janin. Oleh karena itu, Ibu segera memerlukan tindakan jika kondisi ini terjadi. 

Penyebab Janin Stres Dalam Kandungan

Fetal distress dapat menyebabkan kram perut saat hamil
Fetal distress dapat menyebabkan kram perut saat hamil (Source: Lancaster General Health)

Kondisi janin stres bisa sangat berbahaya bagi kesehatan Ibu dan janin. Makanya, Ibu harus tahu hal-hal apa saja sih yang dapat menyebabkan janin menjadi stres dalam kandungan. Terdapat banyak penyebab yang bisa memicu terjadinya janin stres dalam kandungan atau fetal distress, antara lain:

  • Janin tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.
  • Kontraksi terlalu sering.
  • Anemia pada janin.
  • Preeklampsia.
  • Hipertensi saat kehamilan.
  • Oligohidramnion atau cairan ketuban sedikit.
  • Solusio plasenta atau plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum waktunya.
  • Previa plasenta atau kondisi plasenta di mana plasenta menutupi jalan lahir bayi karena letaknya yang rendah.
  • Penyakit berat saat hamil, seperti diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit jantung.
  • Hamil anak kembar identik.
  • Komplikasi persalinan, termasuk persalinan yang berlangsung terlalu cepat atau terlalu lama.

Baca juga: 8 Tips Menghilangkan Stretch Mark Setelah Melahirkan, Yuk Cobain!

Tanda-tanda Janin Stres Dalam Kandungan

USG untuk melihat tanda-tanda janin stres / fetal distress
USG untuk melihat tanda-tanda janin stres / fetal distress (Source: Darin Weyhrich, MD)

Nah, setelah mengetahui berbagai penyebab janin stres dalam kandungan, ada baiknya Ibu juga memperhatikan tanda-tanda yang terjadi jika janin dalam kandungan Ibu mengalami indikasi fetal distress. Identifikasi ini berguna untuk observasi dan mendapatkan penanganan secepatnya untuk menghindari hal-hal buruk yang bisa timbul dari kondisi janin stres dalam kandungan. Dilansir dari American Baby & Child Law Centers, terdapat beberapa tanda-tanda fetal distress. Yuk, simak tanda-tandanya!

Berkurangnya Gerakan Janin Dalam Rahim

Tanda pertama dari janin stres dalam kandungan adalah gerakannya yang berkurang. Pergerakan janin dalam rahim merupakan salah satu indikator yang penting dalam mengukur kesehatan janin. Pada kondisi normal, janin umumnya memiliki jeda pergerakan yang teratur. Namun Ibu menaruh perhatian ketika bayi kurang aktif, bahkan cenderung jarang bergerak karena hal ini dapat mengindikasikan adanya gangguan pada janin, salah satunya fetal distress. Segera konsultasikan ke dokter kandungan agar dilakukan pemeriksaan dan dilakukan tes tambahan jika diperlukan.

Denyut Jantung Janin Tidak Normal

Selain pergerakan janin dalam rahim, detak jantung janin juga dapat menjadi indikator yang menentukan apakah terjadi adanya fetal distress. Beberapa pola detak jantung janin dapat menunjukkan adanya kondisi janin stres. Sebenarnya pada persalinan yang sehat, detak jantung bayi juga akan sedikit menurun ketika kontraksi. Namun, akan segera kembali ke detak jantung normal setelah kontraksi selesai. Adapun, pola detak jantung janin yang perlu mendapatkan perhatian atau intervensi medis yaitu jika:

  • Detak jantung cepat yang tidak normal.
  • Detak jantung lambat yang tidak normal.
  • Penurunan detak jantung secara tiba-tiba.
  • Terlambat kembali ke detak jantung awal setelah kontraksi.
  • Kurangnya percepatan detak jantung janin.

Secara profesional media, detak jantung bayi umumnya dapat diperiksa dengan cara eksternal maupun internal. Pemantauan eksternal dilakukan dengan alat seperti ikat pinggang yang direkatkan pada area perut Ibu. Sedangkan pemantauan internal dilakukan dengan menempelkan alat pada kulit kepala bayi.

Kadar Cairan Ketuban Tidak Normal

Kelebihan dan kekurangan air ketuban ternyata juga dapat menjadi indikasi terjadi janin stres atau fetal distress. Kadar cairan ketuban yang rendah (Oligohidramnion) menyebabkan kekurangan oksigen dan cedera lahir, seperti Cerebral Palsy. Disamping itu, kelebihan air ketuban (Polihidramnion) juga bisa menyebabkan hal serupa. Oleh karenanya, Ibu wajib waspada jika salah satu kondisi tersebut terjadi. Untuk melihat jumlah cairan ketuban, tenaga profesional akan menggunakan berbagai metode USG dan metode lainnya yang umum digunakan juga untuk mengukur jumlah cairan ketuban, seperti single deepest pocket (SDP) dan amniotic fluid index (AFI). 

Pendarahan Vagina

Pendarahan vagina dalam jumlah sedikit sebenarnya normal terjadi selama masa kehamilan. Namun, jika pendarahan pada vagina sudah dalam jumlah yang berlebih maka perlu Ibu waspadai karena dapat menjadi salah satu indikasi fetal distress. Solusio plasenta menjadi salah satu penyebab pendarahan vagina. Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya. Akibatnya, janin dapat kekurangan, bahkan kehilangan pasokan oksigen. Namun perlu diingat, walau solusio plasenta belum tentu selalu menimbulkan pendarahan vagina, tetap ada resiko serius yang dapat terjadi akibat kondisi ini.

Selain solusio plasenta, permasalahan plasenta lainnya yang menyebabkan pendarahan tentu memerlukan pemantauan khusus dari tenaga medis ahli. Pemantauan dan pemeriksaan juga dilakukan dengan ketat. Dalam beberapa kasus yang serius, bahkan Ibu dapat dianjurkan untuk melakukan operasi caesar darurat.

Kram Perut Berlebih

Kram perut yang terjadi saat masa kehamilan merupakan hal yang normal karena membesarnya rahim. Namun, ternyata ada beberapa kasus kram berlebihan yang dapat mengindikasikan penyakit atau keadaan yang lebih serius. Umumnya, kram berlebihan dapat menjadi tanda-tanda solusio plasenta, preeklampsia, infeksi saluran kemih, bahkan kelahiran prematur. Oleh karena itu, jika ibu merasakan kram yang berlebihan, terutama di area perut, segera periksakan ke dokter kandungan agar dapat diobservasi dan ditangani untuk memastikan kesehatan Ibu dan bayi.

Kekurangan atau Kelebihan Berat Badan Saat Hamil

Ibu yang sedang hamil cenderung mengalami perubahan, salah satunya pada berat badan. Namun tahukah Ibu jika kekurangan dan kelebihan berat badan saat hamil dapat memicu komplikasi dan menyebabkan penyakit, seperti fetal distress. Jika berat badan Ibu di bawah normal, janin berpotensi mengalami kondisi tertekan atau disebut juga dengan intrauterine growth restriction (IUGR). Kondisi ini menyebabkan ukuran janin lebih kecil dari batas perkembangan yang seharusnya. 

Sebaliknya, berat badan Ibu yang jauh di atas normal seringkali dikaitkan dengan kelahiran bayi dengan ukuran besar yang tidak normal atau disebut juga makrosomia. Kondisi ini dapat menimbulkan resiko ketika proses persalinan, seperti panggul Ibu yang terlalu kecil untuk ukuran kepala bayi, dan bahu bayi yang tersangkut di panggul Ibu. Jika Ibu mengalami makrosomia biasanya dokter tidak menyarankan untuk melahirkan melalui vagina. Oleh sebab itu, dokter akan melakukan pemantauan terlebih dahulu untuk mengetahui kondisinya.

Baca juga: 8 Superfoods Ini Bisa Cerdaskan Bayi, Wajib Ibu Konsumsi Saat Hamil!

Nah, itulah beberapa tanda yang mengindikasikan terjadinya janin stres dalam kandungan. Sekarang Ibu sudah paham kan mengenai fetal distress, beserta penyebab dan tanda-tandanya. Jika Ibu merasakan tanda-tanda tersebut sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan. Jangan lupa download aplikasi BukuBumil jika Ibu ingin mengetahui informasi lainnya seputar kehamilan! 

Referensi:

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

spot_img

Recent Stories