Polip Rahim: Penyebab, Gejala, Pantangan, Hingga Cara Pengobatannya

Apakah Bunda pernah mendengar tentang penyakit polip? 

Polip bisa terjadi di beberapa bagian tubuh, termasuk rahim. Polip rahim berbeda dengan kanker rahim, akan tetapi Bunda sama sekali tidak boleh menyepelekannya karena kemungkinan untuk tumbuh menjadi kanker akan selalu ada. 

Akan tetapi, polip rahim tidak menyerang semua usia, melainkan wanita dengan usia dan kondisi kesehatan tertentu. Lantas, seperti apakah kriteria wanita yang rentan alami penyakit ini dan agaimana gejala yang terlihat pada penderitanya? Dan karena terjadi pada organ reproduksi wanita, apakah seorang wanita dengan polip rahim memiliki kesempatan untuk memiliki anak? Mari ketahui jawabannya disini!

Apa Itu Polip Rahim?

Polip rahim dikenal juga sebagai polip endometrium. Tumbuhnya lapisan dalam rahim sampai ke dalam rongga dari rahim dinamakan sebagai polip endometrium. 

Secara morfologisnya, terdapat dua jenis polip endometrium yaitu sessil dan bertangkai. Polip sessil merupakan polip yang melekat langsung pada rahim dengan bentuk yang lebih datar dan lebar di bagian pangkalnya, tampaknya akan seperti tonjolan pada dinding rahim. Sementara itu, polip bertangkai melekat pada rahim dengan batang tipis, tampaknya akan seperti tonjolan yang terhubung dengan dinding rahim melalui batang tipis. Di antara keduanya, kasus yang paling sering terjadi yaitu kasus polip bertangkai.

Baca Juga : 5 Gejala Kanker Rahim, Apakah Masih Bisa Hamil? Cek Jawabannya Disini!

Apa Yang Menjadi Penyebab Polip Rahim?

Apa Penyebab Polip Rahim (pexels.com)
Apa Penyebab Polip Rahim (pexels.com)

Sampai dengan saat ini penyebab polip endometrium belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi, banyak yang mengkaitkan penyebab polip endometrium dengan sel-sel di rahim yang sensitif terhadap hormon estrogen. Adanya ketidakstabilan hormon inilah yang akan memicu seseorang terkena polip endometrium.

Terjadinya polip endometrium tidak menyerang semua wanita, melainkan hanya rentan dialami oleh wanita yang telah memasuki masa menopause yang usianya mungkin sekitar 40 tahun ke atas. Berdasarkan artikel dalam Sage Journal, polip endometrium lebih sering terjadi pada usia 40 – 49 tahun. 

Hal ini terjadi karena kadar hormon estrogen menurun setelah memasuki masa menopause. Padahal, hormon tersebut berperan dalam proliferasi sel atau proses pertumbuhan sel secara normal yang berlangsung selama siklus menstruasi yang penting untuk mempersiapkan rahim agar siap menerima telur yang dibuahi. 

Penurunan hormon estrogen justru dapat memicu pertumbuhan sel-sel secara tidak terkontrol. Namun, tidak semua wanita pasca menopause akan mengalaminya karena ada faktor lain yang melatarbelakangi, contohnya faktor kesehatan.  

Wanita dengan hipertensi atau dengan berat badan yang berlebih akan lebih beresiko. Selain itu, wanita yang mengkonsumsi obat Tamoxifen atau obat kanker payudara juga memiliki risiko yang lebih tinggi terkena polip endometrium.   

Gejala Polip Rahim?

Umumnya sebuah penyakit menimbulkan gejala yang dapat dilihat, akan tetapi tidak untuk polip endometrium. Penderitanya mungkin dapat mengalaminya tanpa timbul gejala apapun dan hanya bisa terdeteksi ketika melakukan pemeriksaan USG. Sementara itu, sebagian lainnya dapat mengalami beberapa gejala polip endometrium yang demikian. Kini, Bunda perlu lebih memerhatikan diri sendiri dan segera berkonsultasi kepada dokter apabila mengalaminya.

Perdarahan Menstruasi Terlalu Banyak

Menstruasi biasanya terjadi dalam suatu siklus rutin. Apabila menstruasi terjadi di luar siklus tersebut dan dapat dikatakan perdarahannya terlalu banyak, hal ini patut dicurigai. Mungkin saja, ada masalah kesehatan yang sedang dialami. 

Keputihan yang Tampak Tidak Normal

Keputihan menjadi hal yang biasa bagi wanita. Namun berbeda jika tampaknya sudah berbeda daripada biasanya. Apabila Bunda alami keputihan yang lebih banyak daripada biasanya, bau, lebih encer, atau mengandung darah, segerakan diri untuk periksa ke dokter guna memperoleh kepastian masalah kesehatan yang sedang terjadi.

Alami Perdarahan atau Bercak Setelah Menopase

Gejala polip rahim ini dapat dengan mudah dikenali. Pasalnya, wanita yang telah menopause normalnya tidak akan mengalami menstruasi. Sebaliknya, kejadian keluarnya bercak darah setelah menopause akan menjadi sebuah pertanda adanya masalah kesehatan. Mungkin saja karena polip yang menyerang di bagian rahim.

Pendarahan Setelah Berhubungan Seks

Polip endometrium dapat menyebabkan perdarahan setelah melakukan hubungan seksual.

Apakah Polip Rahim Bisa Hamil?

Penderita polip endometrium akan sulit hamil. Hal ini terjadi karena tumbuhnya jaringan secara tidak normal yang tumbuh di area rahim, sedangkan rahim merupakan organ tempat implantasi embrio. Adanya polip akan menghalangi sel telur yang telah dibuahi oleh sperma yang berasal dari tuba fallopi untuk dapat menempel di dinding rahim dan memulai perkembangannya sebagai janin. 

Meskipun demikian, banyak wanita dengan polip endometrium yang tetap hamil secara alami. Jika alami kekhawatiran terkait kesuburan, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter kandungan. Dengan adanya pemeriksaan lebih lanjut akan dapat membantu Bunda apakah polip endometrium bisa hamil dengan aman ataukah tidak. 

Bagaimana Cara Mengetahui Polip Rahim?

Banyak cara untuk mengetahui polip endometrium berada di dalam rahim atau tidak, beberapa diantaranya menggunakan USG dan histeroskopi.

USG

Identifikasi polip endometrium dilakukan dengan menggunakan alat USG yang dimasukkan ke dalam vagina. Tujuannya untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi rahim, termasuk ada tidaknya polip endometrium.

Histeroskopi

Prosedur histeroskopi dilakukan dengan memasukkan alat histeroskop ke dalam rahim melalui seviks. Dengan begitu, dokter dapat melihat dan mengevaluasi kondisi rahim karena di bagian alatnya terdapat kamera sehingga polip endometrium akan mudah ditemukan. 

Bagaimana Cara Mengobati Polip Rahim?

Dokter akan merekomendasikan berbagai pengobatan terbaik apabila ditemukan polip pada bagian rahim. Ada beramacam-macam cara mengobati polip rahim, beberapa diantaranya sebagai berikut. 

Penderita yang tidak bergejala bisa menerapkan cara ini. Cara mengobati polip rahimnya dengan menunggu 3 sampai 6 bulan sejak USG pertama agar selanjutnya mengulanginya kembali untuk melihat apakah polip tersebut masih ada atau tidak. 

Konsumsi Obat

Obat progestin merupakan jenis progesteron sintesis yang dapat membantu mengatur pertumbuhan endometrium dengan cara mengurangi gejala maupun ukuran dari polip endometrium. Akan tetapi, tidak semua polip akan merespon baik terhadap cara ini dan biasanya polip dapat muncul kembali setelah pengobatan dihentikan. 

Pengangkatan Polip dengan Histeroskopi

Histeroskopi tidak hanya bisa menjadi cara untuk mendeteksi adanya polip, namun bisa digunakan sebagai proses pengobatan. Histeroskopi adalah cara mengobati polip rahim dengan memasukkan alat semacam gunting dan grasper yang dilengkapi dengan kamera kecil yang dimasukkan melalui serviks untuk mengangkat polip, membesarkan saluran tuba fallopi, atau pengangkatan dinding rahim.

Kuretase

Cara mengobati polip ednometrium selanjutnya yakni menggunakan alat berbentuk sendok (kuret) yang dimasukkan ke dalam rongga endometrium agar dokter mampu mengikis dan mengangkat semua polip. Tindakan kuretase lebih invasif daripada histeroskopi.

Baca Juga : 7 Cara Merawat Area Intim Wanita, Jangan Disepelekan!

Apa Saja Pantangan Polip Rahim?

Pada dasarnya, penderita polip diharuskan untuk menjaga pola hidup dan pola makannya dengan baik. Di balik itu, ada faktor lain yang memengaruhi diantaranya yaitu keturunan atau genetik dari orang tua maupun karena masalah hormon. Berikut ini ada beberapa jenis makanan dan minuman yang menjadi pantangan polip rahim. 

  • Makanan cepat saji
  • Makanan dengan pengawet
  • Makanan mengandung tinggi gula
  • Konsumsi daging merah, jeroan, dan kulit ayam
  • Minuman dengan kadar gula tinggi
  • Alkohol
  • Soda

Sebaliknya, terdapat inilah beberapa makanan yang dianjurkan untuk penderita polip rahim.

  • Sayuran hijau
  • Buah-buahan
  • Bji-bijian
  • Ikan
  • Ayam
  • Telur rebus
  • Susu rendah lemak

Demikian pengenalan terhadap penyakit polip rahim yang pada kenyataannya lebih sering menyerang wanita berusia 40 – 46 tahun dan dengan riwayat kesehatan tertentu. Adapun makanan dan minuman yang menjadi rekomendasi maupun pantangan bagi penderitanya. Untuk mengetahui seputar kesehatan ibu hamil lainnya, Bunda dapat temukan dengan menjelajah ke channel YouTube dan blog dari BukuBumil ya! 

Daftar Referensi

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

spot_img

Recent Stories