Panduan Memompa ASI: 9 Tips Meningkatkan Produksi ASI bagi Ibu Menyusui

Ibu memerah ASI dengan pompa (sumber: depositphotos)

Menyusui adalah cara paling alami dan terbaik untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Namun, kadangkala Ibu mengalami masalah produksi ASI yang rendah, dan ini bisa menjadi momen yang mencemaskan bagi Ibu. Nah, bagi Ibu menyusui yang sedang mengalami produksi ASI yang rendah, jangan khawatir! Ada alternatif yang dapat membantu Ibu mengatasi masalah ini, yaitu memompa ASI.

Memompa ASI dengan benar merupakan hal penting yang perlu Ibu perhatikan agar dapat meningkatkan produksi ASI dan memberikan nutrisi yang cukup untuk bayi. Oleh karena itu, dalam artikel ini, BukuBumil akan memaparkan panduan memompa ASI yang tepat dan efektif, serta berbagai tips untuk membantu Ibu menyusui dalam memahami cara memompa ASI yang benar, sehingga dapat meningkatkan produksi ASI. Jadi, jika Ibu ingin memberikan nutrisi terbaik bagi bayi, jangan lewatkan artikel ini ya, Bu! 

Sekilas tentang Memompa ASI

Memompa ASI adalah salah satu cara yang umum dilakukan oleh Ibu untuk meningkatkan produksi ASI. Memompa ASI adalah proses mengeluarkan ASI dari payudara dengan menggunakan pompa ASI khusus atau memerah ASI menggunakan tangan langsung. Dengan memompa ASI, Ibu dapat menyimpan ASI dalam botol atau wadah khusus untuk diberikan kepada bayi ketika tidak dapat menyusui secara langsung. Memompa ASI juga dapat membantu meningkatkan dan mempertahankan produksi ASI ketika Ibu tidak dapat menyusui bayi. 

Namun, dalam memompa ASI, dibutuhkan cara khusus yang perlu Ibu pelajari agar prosesnya menjadi lebih efektif dan nyaman. Selain itu, Ibu perlu mengetahui beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan saat memompa ASI, sehingga Ibu dapat menghindarinya dan produksi ASI tidak terganggu. Jangan ragu berkonsultasi ke penyedia layanan kesehatan jika terdapat kendala saat memompa ASI ya, Bu!

Baca juga: Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu!

Waktu Memompa ASI 

Jika Ibu sedang berusaha menambah persediaan ASI, maka memompa ASI dapat dilakukan di sela-sela sesi menyusui ketika Ibu sedang bersama bayi. Namun, jika Ibu memompa ASI di tempat kerja untuk menggantikan sesi menyusui yang terlewatkan, disarankan untuk memompa pada jadwal yang sama seperti saat menyusui bayi di rumah agar pasokan ASI tetap kuat dan sesuai dengan kebutuhan bayi, biasanya setiap tiga hingga empat jam sekali. Ibu harus memompa ASI selama 15-20 menit untuk mendapatkan jumlah ASI yang cukup, meskipun beberapa Ibu lainnya akan membutuhkan waktu 30 menit atau lebih, terutama pada awal-awal menyusui. 

Frekuensi memompa ASI juga tergantung pada usia bayi. Pada enam bulan pertama biasanya adalah periode yang paling intensif untuk memompa ASI secara eksklusif. Berikut frekuensi rata-rata untuk memompa ASI berdasarkan usia bayi:

  • Bayi baru lahir (minggu pertama hingga keenam): memompa ASI 8-10 kali per hari,
  • Bayi usia 3 bulan: memompa 5-6 kali per hari,
  • Bayi usia 6 bulan: memompa 4-5 kali per hari, dan
  • Bayi usia 12 bulan: memompa 1-2 kali per hari, ketika bayi sudah mulai siap untuk berhenti ASI. 

Baca juga: ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya!

Cara Memompa ASI 

Ada beberapa metode untuk memompa ASI, yaitu menggunakan tangan atau menggunakan alat pompa ASI (manual atau elektrik). Jika Ibu hanya memompa ASI sesekali saja, maka dapat menggunakan tangan atau pompa ASI manual, sebab ini merupakan pilihan yang lebih murah dan hemat. Namun, jika Ibu perlu memompa ASI secara rutin, sebaiknya gunakan pompa ASI elektrik agar lebih cepat dan praktis. Berikut adalah cara memompa ASI sesuai dengan metode yang Ibu gunakan:

1. Memompa ASI Menggunakan Tangan

Ibu menyusui perlu menguasai keterampilan memompa ASI dengan tangan, terutama dalam situasi darurat, seperti tidak ada akses listrik untuk menggunakan pompa elektrik atau saat Ibu harus meninggalkan bayi secara tiba-tiba. Memompa ASI dengan tangan juga dapat menjadi alternatif yang lebih aman bagi beberapa Ibu yang merasa tidak nyaman saat menggunakan alat pompa ASI. Selain itu, memompa ASI dengan tangan bersifat praktis karena tidak membutuhkan air atau listrik serta peralatan khusus lainnya. Sebelum memompa ASI dengan tangan, Ibu perlu melakukan beberapa hal ini:

  • Cuci tangan Ibu dengan sabun dan air hangat atau gunakan hand sanitizer yang memiliki kadar alkohol setidaknya 60%,
  • Siapkan wadah yang paling bersih dengan mulut yang lebar (misalnya mangkok) untuk menampung ASI, bisa terbuat dari plastik atau bahan logam (pastikan lemak ASI tidak menempel pada sisi wadah, karena bayi membutuhkan kandungan lemak ASI untuk pertumbuhannya),
  • Cari posisi yang nyaman dan santai serta condongkan tubuh sedikit ke bagian depan, dan
  • Pijat payudara Ibu dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu. Gunakan kompres hangat atau mandi dengan air hangat untuk membantu merangsang ASI agar lebih mudah keluar. 

Selanjutnya, beberapa langkah yang dapat Ibu lakukan untuk memompa ASI dengan tangan, meliputi:

1. Posisikan ibu jari (jempol) di atas puting dan jari-jari Ibu lainnya di bawah puting, sehingga membentuk huruf “C”,

Cara pertama (sumber: Centers for Disease Control and Prevention-CDC)

2. Tekan jari-jari Ibu perlahan-lahan ke belakang dan ke arah dada,

Cara kedua (sumber: Centers for Disease Control and Prevention-CDC)

3. Pencet dan tekan payudara di antara jempol dan jari-jari Ibu secara bersamaan, lepaskan, dorong ke arah puting, seperti mengikuti gerakan menyusu bayi. Ketika ASI mengalir lambat, gerakkan jari di sekitar puting dan mulai memompa lagi sampai ASI yang tersimpan menjadi kosong, dan 

Cara ketiga (sumber: Centers for Disease Control and Prevention-CDC)

4. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan pola yang sama hingga ASI berhenti mengalir atau sampai payudara terasa kosong, lalu beralih untuk memompa payudara yang lain.

Cara keempat (sumber: Centers for Disease Control and Prevention-CDC)

Baca juga: 40 Minggu Perkembangan Janin yang Menakjubkan dalam Perut Ibu Hamil

2. Memompa ASI Menggunakan Alat Pompa ASI

Pompa ASI dirancang untuk meniru gerakan menyusu bayi. Ada dua jenis pompa ASI yaitu elektrik dan manual. Pada pompa manual, Ibu harus menekan penyedot ASI dengan tangan, sedangkan pompa elektrik bekerja secara otomatis. Sebelum menggunakannya, Ibu dapat membaca petunjuk penggunaanya dan pastikan untuk membiasakan diri dengan alat pompa ASI tersebut. Pastikan untuk membersihkan pompa beserta semua komponennya, seperti botol, katup, dan corong sebelum digunakan. 

Menggunakan Pompa ASI Manual
Ilustrasi alat pompa ASI manual (sumber: depositphotos)

Pompa ASI manual terdiri dari sebuah pelindung payudara yang terpasang pada gagang pompa dan sebuah botol atau wadah untuk menampung ASI yang telah dipompa. Walaupun memompa ASI dengan pompa manual memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pompa elektrik, tetapi pompa manual memiliki keuntungan di antaranya lebih murah, mudah digunakan, ringan, dan tidak berisik. Berikut adalah cara memompa ASI dengan pompa manual:

  • Cuci tangan Ibu terlebih dahulu.
  • Pastikan pompa, botol susu, dan peralatan lainnya bersih serta steril sebelum digunakan.
  • Cari tempat yang nyaman dan tenang untuk memompa ASI, di mana Ibu bisa merasa rileks dan tidak terganggu.
  • Mulailah dengan memijat payudara selama beberapa menit untuk merangsang ASI agar keluar. 
  • Pasang pelindung payudara atau corong pompa di sekitar puting susu, dan mulailah memompa secara perlahan dengan menekan gagang pompa tersebut secara lembut. Tunggu beberapa menit hingga ASI mulai keluar.
  • Saat aliran ASI melambat, Ibu dapat beralih ke payudara yang lain. Kemudian kembali ke payudara sebelumnya, karena mungkin masih ada ASI yang dapat dipompa.
  • Setelah selesai memompa kedua payudara, lepaskan pelindung payudara dan tutup botol dengan rapat. Selanjutnya, ASI bisa langsung disimpan.
  • Jangan lupa untuk menstrerilkan pompa dan peralatan lainnya setelah digunakan ya, Bu. 
Menggunakan Pompa ASI Elektrik
Ilustrasi alat pompa ASI elektrik (sumber: depositphotos)

Jika Ibu menggunakan pompa ASI yang menggunakan listrik/bateral atau pompa elektrik, maka mulailah secara perlahan dengan menggunakan pengaturan kekuatan hisap yang paling rendah. Kelebihan menggunakan pompa ASI elektrik adalah Ibu tidak perlu repot-repot memompa secara manual dan dapat memakan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan pompa ASI manual. Berikut adalah cara memompa ASI dengan pompa elektrik:

  • Cuci tangan Ibu terlebih dahulu.
  • Pastikan pompa, botol susu, dan semua peralatan bersih dan steril sebelum digunakan. 
  • Duduklah nyaman dan rileks, di ruangan yang hangat dan tenang agar tidak terganggu.
  • Pijat payudara selama beberapa menit sebelum memompa ASI untuk merangsang ASI agar segera keluar.
  • Pasang pelindung payudara atau corong di sekitar puting susu, dan hidupkan mesinnya. Mulailah dengan kecepatan yang lambat atau sesuai dengan kenyamanan Ibu, dan naikkan kecepatannya jika ASI sudah mulai keluar.
  • Beralih ke payudara lain jika aliran ASI sudah mulai melambat, kemudian kembali lagi ke payudara pertama karena kemungkinan masih ada ASI yang bisa dipompa. Namun, jangan khawatir Bu jika satu payudara menghasilkan lebih banyak ASI daripada payudara yang satunya, karena itu adalah hal yang normal. 
  • Setelah kedua payudara sudah terasa kosong, lepaskan pelindung payudara dan tutup botolnya. Selanjutnya, Ibu dapat langsung menyimpan ASI tersebut.
  • Jangan lupa mencuci dan mensterilkan pompa dan semua peralatan yang telah digunakan ya, Bu. 

Baca juga: 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam

Cara Menyimpan ASI yang telah Dipompa

Menyimpan ASI yang telah dipompa (sumber: depositphotos)

Setelah Ibu memompa ASI, simpan ASI dalam wadah yang bersih dan tertutup atau dalam kantong khusus untuk menyimpan ASI. Kantong penyimpanan ASI dapat dibeli di apotek atau toko-toko yang menjual perlengkapan bayi. Berikut beberapa tips menyimpan ASI yang telah dipompa:

  • Selalu tuliskan tanggal memompa ASI pada wadah atau kantong penyimpanan sebelum ASI disimpan,
  • Simpan ASI di dalam kulkas atau freezer
  • Simpan ASI dalam jumlah kecil untuk menghindari pemborosan,
  • ASI beku yang telah disimpan dapat dicairkan di dalam kulkas (bukan di bagian freezer kulkas) hingga mencair sepenuhnya. Namun, jika Ibu membutuhkan segera, Ibu dapat mencairkannya dengan meletakkan kantong atau wadah ASI tersebut ke dalam wadah lainnya yang berisi air hangat,
  • Jangan mencampurkan ASI yang baru dipompa ke ASI beku yang sudah disimpan sebelumnya, kecuali ASI tersebut dicairkan terlebih dahulu,
  • Gunakan ASI yang dipompa paling awal terlebih dahulu agar tidak terbuang percuma, dan
  • ASI harus segera diberikan kepada bayi. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan, kemudian diberikan kepada bayi. 

Tabel di bawah ini menunjukkan berapa lama Ibu dapat menyimpan ASI pada suhu yang berbeda berdasarkan jenis ASI: 

Jenis ASISuhu PenyimpananMasa Simpan
ASI segarSuhu kamar (≤26ºC)6-8 jam
Kulkas (≤5ºC)72 jam
Freezer (-15ºC)2 minggu
Freezer (-18ºC)3 bulan
Freezer (-20ºC)6-12 bulan
ASI yang pernah dibekukanSuhu kamar (≤26ºC)4 jam atau kurang, yaitu sampai pemberian susu berikutnya
Kulkas (≤5ºC)24 jam (jangan dibekukan kembali)
ASI yang dicairkan diluar kulkasSuhu kamar (≤26ºC)Hingga selesai pemberian susu 
Kulkas (≤5ºC)4 jam atau sampai pemberian susu berikutnya (jangan dibekukan kembali)

Baca juga: Puasa bagi Ibu Hamil: 4 Tips Tetap Sehat Saat Beribadah

Tips Memompa ASI untuk Ibu Menyusui

Tips dalam memompa ASI (sumber: depositphotos)

Berikut beberapa tips memompa ASI bagi Ibu menyusui:

  1. Pompa ASI sesuai dengan jadwal bayi menyusui, jika Ibu sedang tidak bersama dengan bayi. 
  2. Lakukan pemompaan ASI di pagi hari saat payudara terasa penuh atau setelah menyusui bayi.
  3. Jika memompa ASI saat bekerja, maka dinginkan ASI menggunakan cooler bag/tas pendingin portabel.
  4. Simpan ASI yang telah dipompa dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Berikan ASI pada bayi secara sedikit demi sedikit untuk menghindari pemborosan jika bayi hanya sedikit minum ASI dari biasanya.
  5. Jangan memasak atau memanaskan ASI dengan penanak nasi/rice cooker atau microwave.
  6. Hindari memijat atau menekan puting payudara dengan keras ketika memompa ASI, agar tidak menyebabkan rasa sakit. Pastikan penggunaan teknik yang nyaman dan tidak menyakitkan saat memerah ASI. 
  7. Hindari merasa tegang atau cemas, sebab ini dapat menghambat kelancaran produksi ASI. Oleh karena itu, Ibu dapat berlatih teknik relaksasi, seperti menarik napas dalam-dalam, melakukan peregangan, atau meminta bantuan keluarga atau pasangan untuk memijat lembut bahu atau punggung Ibu.
  8. Jangan menyerah jika ASI yang dipompa jumlahnya sedikit. Dalam waktu 2 minggu, produksi ASI biasanya akan meningkat jika pemompaan ASI dilakukan secara rutin.
  9. Pilihlah metode memompa ASI yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Ibu, baik itu menggunakan tangan, pompa ASI manual, atau pompa ASI elektrik. 

Baca juga: Perawatan Bayi Baru Lahir: 13 Checklist Peralatan dan Persiapan Ruangan Sebelum Jadi Orang Tua Baru

Kesalahan-kesalahan yang Sering Ibu Lakukan saat Memompa ASI

Ibu menyusui bayi (sumber: depositphotos)

Ketika sedang memompa ASI, tidak jarang Ibu melakukan kesalahan yang dapat memengaruhi jumlah produksi dan kualitas ASI. Beberapa kesalahan tersebut dapat memicu risiko terjadinya masalah kesehatan pada bayi yang disusui. Oleh karena itu, penting bagi para Ibu untuk mengetahui kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan saat memompa ASI agar dapat menghindari kesalahan tersebut dan memastikan produksi dan kualitas ASI optimal bagi bayi. Berikut beberapa kesalahan tersebut:

  1. Memompa ASI kurang dari frekuensi yang dianjurkan, yaitu 8-12 kali sehari.
  2. Tidak memompa ASI sesuai durasi yang direkomendasikan, yakni 15-20 menit untuk memastikan payudara kosong.
  3. Tidak mencoba berbagai variasi memompa ASI, sehingga tidak menemukan cara yang nyaman dan efektif saat memompa ASI. 
  4. Mengabaikan kondisi kesehatan diri sendiri dengan tidak memerhatikan konsumsi makanan dan minuman.
  5. Mengabaikan kondisi payudara. Payudara perlu dirawat dengan baik, termasuk memijat, menggunakan kompres yang hangat atau dingin.
  6. Memilih pompa ASI yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi.
  7. Mengabaikan kebersihan pompa dan peralatan menyusui lainnya, sehingga berisiko terkontaminasi bakteri dan virus.
  8. Memompa ASI terlalu sering atau terlalu banyak, sehingga menyebabkan produksi ASI berlebih dan tidak terpakai.
  9. Terlalu fokus pada jumlah ASI yang diproduksi dan tidak memperhatikan kenyamanan dan kesehatan Ibu.
  10. Tidak memperhatikan kesehatan mental dan emosional Ibu yang berpengaruh pada kualitas ASI dan hubungan dengan bayi. 

Baca juga: Persiapan Melahirkan: 10 Kebutuhan Ibu Hamil yang Harus Dibawa saat Akan Bersalin

Mempelajari cara memompa ASI yang benar dan menghindari kesalahan-kesalahan umum saat memompa ASI sangat penting bagi Ibu menyusui untuk memastikan pasokan ASI cukup bagi bayi atau calon buah hati nantinya. Dengan memperhatikan frekuensi, durasi, variasi metode dan cara memompa ASI, Ibu dapat memompa ASI dengan lebih efektif dan nyaman. Selalu ingat, selain ASI yang cukup bagi bayi, kesehatan dan kenyamanan Ibu juga sangat penting. 

Jadi, pastikan kesehatan dan nutrisi bayi tercukupi dengan memompa ASI secara efektif dan efisien. Selalu bagikan artikel BukuBumil ke teman-teman atau keluarga yang membutuhkan informasi seputar memompa ASI. Kunjungi juga website BukuBumil.com dan download aplikasi BukuBumil di Playstore untuk mendapatkan informasi terbaru seputar kehamilan dan kandungan, yang pastinya akan membantu Ibu dalam menghadapi masa-masa menyusui yang menyenangkan. Ayo, jangan ragu untuk mencari informasi lebih lengkap ya Bu! Semangat!

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories