9 Komplikasi Kehamilan yang Wajib Ibu Tahu!

{Komplikasi kehamilan}: {Ilustrasi Ibu Mengalami Komplikasi Kehamilan}
Ilustrasi Ibu Mengalami Komplikasi Kehamilan

Setiap harinya, 800 Ibu di dunia meninggal karena mengalami komplikasi kehamilan. Komplikasi kehamilan adalah suatu kondisi medis yang meliputi masalah kesehatan dan terjadi selama kehamilan serta dapat mempengaruhi kesehatan Ibu, janin, atau keduanya. Nah, munculnya komplikasi kehamilan dapat dipengaruhi oleh adanya masalah kesehatan pada Ibu saat sebelum hamil dan masalah kesehatan lain yang timbul ketika Ibu dalam masa kehamilan. 

Untuk lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan dari BukuBumil di bawah ini!

Penyebab Komplikasi Kehamilan

Ilustrasi Ibu Merokok dan Minum Alkohol pada Masa Kehamilan

Setiap Ibu dapat berisiko mengalami komplikasi kehamilan. Namun, risikonya menjadi lebih tinggi jika Ibu memiliki kondisi medis atau penyakit bawaan yang diderita sebelum masa kehamilan. 

Beberapa penyakit dan kondisi yang dapat menjadi penyebab terjadinya komplikasi selama kehamilan, diantaranya:

  • Diabetes,
  • Kanker,
  • Tekanan darah tinggi,
  • Infeksi,
  • Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk HIV,
  • Masalah ginjal,
  • Epilepsi, dan
  • Anemia

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, yaitu:

  • Kehamilan di usia 35 tahun atau lebih,
  • Hamil di usia muda,
  • Menderita gangguan makan, seperti anoreksia,
  • Merokok,
  • Memakai obat-obatan terlarang,
  • Mengonsumsi alkohol,
  • Pernah mengalami keguguran atau kelahiran prematur, dan
  • Memiliki riwayat kehamilan dengan hamil anak kembar

Oleh sebab itu, Ibu dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter jika memiliki kondisi atau penyakit kronis baik sebelum hamil atau pada saat kehamilan agar dapat meminimalkan komplikasi, sehingga perkembangan kehamilan juga dapat terpantau dengan baik. 

Baca juga: 6 Risiko Hamil Di Usia Tua

Jenis Komplikasi Kehamilan yang Wajib Ibu Tahu

Ilustrasi Ibu Mengalami Komplikasi Kehamilan

Komplikasi kehamilan dapat terjadi pada awal kehamilan, pertengahan kehamilan, atau trimester akhir kehamilan. Berikut beberapa komplikasi yang umumnya dialami oleh ibu pada masa kehamilan:

1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) 

Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang terjadi pada masa kehamilan dapat disebut sebagai hipertensi gestasional. Tekanan darah tinggi terjadi karena pembuluh darah yang mengedarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh mengalami penyempitan, sehingga dapat menyebabkan janin kekurangan nutrisi dan oksigen karena darah sulit untuk menuju plasenta (lapisan yang melekat pada rahim Ibu saat hamil dan berguna untuk memberikan asupan darah dari Ibu ke bayi). Kondisi ini dapat mengakibatkan terhambatnya janin dan dapat meningkatkan risiko Ibu mengalami persalinan prematur dan preeklamsia (peningkatan tekanan darah setelah usia kehamilan 20 minggu).

Hipertensi gestasional dapat menghilang setelah melahirkan, meskipun begitu Ibu tetap harus memperhatikan kondisi ini. Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tekanan darah atau tensi normal untuk Ibu hamil berkisar 120/80 mmHg. Oleh sebab itu, Ibu yang memiliki tekanan darah tinggi sebelum hamil direkomendasikan untuk menurunkannya. 

2. Preeklamsia

Preeklamsia atau yang sebelumnya juga disebut toksemia merupakan salah satu jenis komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba dan biasanya terjadi pada trimester terakhir kehamilan atau setelah kandungan berusia 20 minggu. Kondisi ini dapat dialami sekitar 5%-8% dari semua Ibu hamil dan ditandai dengan tingginya kadar protein dalam urin dan tekanan darah yang sangat tinggi.

Preeklamsia lebih sering terjadi pada kehamilan pertama. Sedangkan eklamsia adalah bentuk yang lebih parah dari preeklamsia yang dapat menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian. Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti dari preeklamsia. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang dapat diwaspadai Ibu untuk mencegahnya, meliputi:

  • Pernah mengandung bayi kembar,
  • Hamil di usia remaja,
  • Ibu yang dalam masa kehamilan berada pada usia lebih dari 40 tahun,
  • Memiliki penyakit bawaan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit ginjal, dan
  • Mengalami obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 30.

Baca juga: Waspadai 5 Gejala Preeklamsia saat Hamil

3. Keguguran atau kehilangan janin

Keguguran merupakan kehilangan kehamilan yang terjadi hingga usia kehamilan 20 minggu dan biasanya disebabkan oleh kelainan genetik atau kromosom dan terjadi pada 3 dari 20 kehamilan di dunia. Pada umumnya, keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 12 minggu dan ditandai dengan adanya bercak darah dan kram yang hebat. Terkadang, keguguran terjadi bahkan sebelum sang Ibu menyadari kehamilannya. Oleh sebab itu, untuk mendeteksi adanya keguguran dapat dilakukan USG dan tes darah pada Ibu hamil. 

Setelah minggu ke-20 kehamilan, jika Ibu mengalami kehilangan kehamilan, maka kondisi ini dapat disebut sebagai kelahiran mati atau stillbirth. Penyebab dari kelahiran mati ini sering kali tidak diketahui, tetapi ada beberapa masalah yang pernah ditemukan dan menyebabkan kelahiran mati pada bayi, diantaranya:

  • Masalah dengan plasenta,
  • Adanya masalah kesehatan kronis pada Ibu, dan
  • Infeksi 

Baca juga: 8 Fakta Tentang Keguguran

4. Anemia 

Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah sehat  lebih rendah dari jumlah normal yang seharusnya dimiliki. Ibu hamil yang mengalami anemia dapat merasa lelah dan lemah dari biasanya, serta kemungkinan Ibu memiliki kulit yang pucat. 

Oleh karena itu, mengobati penyebab anemia akan membantu mengembalikan jumlah sel darah merah yang sehat dan memulihkan kondisi Ibu. Ada beberapa cara yang dapat Ibu lakukan:

  • Mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat,
  • Rutin melakukan cek kehamilan pada tiap trimester, agar petugas kesehatan dapat memeriksa kadar zat besi Ibu dan memantau perkembangan janin.

5. Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur adalah komplikasi kehamilan yang ditandai ketika bayi lahir terlalu dini, sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Setiap bayi yang lahir prematur berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan, karena organ tubuh seperti paru-paru, otak, dan hati selesai berkembang pada minggu-minggu terakhir sebelum persalinan jangka penuh atau persalinan pada umumnya yakni ketika usia kehamilan mencapai 39 hingga 40 minggu.

Dalam banyak kasus, persalinan prematur dimulai secara tak terduga dan layaknya persalinan biasa, tanda-tanda persalinan prematur, meliputi:

  • Kontraksi (perut mengencang seperti kepalan tangan) setiap 10 menit atau lebih sering,
  • Perubahan keputihan (peningkatan yang signifikan dalam jumlah keputihan atau cairan bocor atau pendarahan dari vagina),
  • Tekanan panggul (perasaan bahwa bayi mendorong ke bawah),
  • Sakit punggung,
  • Kram yang terasa seperti periode menstruasi, dan
  • Kram perut dengan atau tanpa diare 

6. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional merupakan komplikasi kehamilan dan diartikan sebagai kondisi ketika ibu menderita diabetes saat masa kehamilan. Pada kondisi ini, sebelum hamil Ibu tidak mengidap diabetes, namun karena masa kehamilan kondisi tersebut terus berkembang, sehingga menyebabkan diabetes.Diabetes gestasional terjadi ketika tubuh tidak dapat memproses gula secara efektif. Hal ini menjadi penyebab meningkatnya kadar gula dalam aliran darah.

Dalam prosesnya, tubuh mencerna bagian makanan menjadi gula yang disebut glukosa. Glukosa adalah sumber energi utama untuk tubuh. Setelah proses pencernaan, glukosa bergerak ke dalam darah untuk memberikan energi pada tubuh. Untuk mengeluarkan glukosa dari darah dan masuk ke dalam sel-sel tubuh, pankreas akan membuat hormon yang disebut dengan hormon insulin. Pada diabetes gestasional, perubahan hormon dari kehamilan menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin, atau tidak menggunakannya secara normal. Akibatnya, glukosa menumpuk di darah dan menyebabkan diabetes, atau dikenal sebagai gula darah tinggi. 

Diabetes gestasional ini biasanya dapat sembuh setelah kehamilan, tapi tetap harus diperhatikan agar kondisi Ibu dan janin tetap sehat. Nah, untuk mengontrol kadar gula darah, maka Ibu perlu untuk memodifikasi atau mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan teratur. 

Baca juga: Komplikasi Diabetes Gestasional Pada Janin

7. Infeksi 

Kehamilan dapat membuat tubuh Ibu terkena berbagai infeksi dari luar maupun dari dalam. Sebelum hamil, ada beberapa bakteri yang berhasil dilawan oleh sistem kekebalan tubuh Ibu. Akan tetapi, mengalami kegagalan pada masa kehamilan karena sistem kekebalan tubuh Ibu melemah, sehingga membahayakan Ibu dan janin dan berisiko terinfeksi dengan beberapa penyakit di bawah ini, seperti:

  • Infeksi Saluran Kemih (ISK),
  • Infeksi bakteri pada vagina (vaginosis bakteri),
  • Virus Hepatitis B, yang dapat menyebar ke bayi setelah lahir,
  • Influenza,
  • Toksoplasmosis, parasit yang ditemukan pada kotoran kucing, tanah, dan daging mentah,
  • Infeksi jamur, dan
  • Virus Zika

Di beberapa kondisi, Ibu tidak akan tahu jika sedang mengalami infeksi, karena terkadang infeksi tersebut tidak menimbulkan rasa sakit. Untuk itu, Ibu dapat melakukan cara berikut agar terhindar dari infeksi:

  • Rutin mencuci tangan dengan sabun,
  • Menghindari mengonsumsi makanan tertentu, seperti makanan-makanan mentah dan makanan cepat saji, 
  • Melakukan vaksinasi untuk mencegah terinfeksi hepatitis B dan influenza, dan
  • Segera melakukan pengecekan di fasilitas pelayanan kesehatan, jika Ibu merasa berisiko terinfeksi

8. Komplikasi pada plasenta

Dalam kondisi normal, plasenta menempel pada dinding rahim Ibu. Namun, ada 2 jenis komplikasi plasenta yang dapat terjadi, termasuk:

  • Solusio plasenta 

Solusio Plasenta merupakan kondisi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim terlalu cepat, sehingga dapat menyebabkan pendarahan dan berkurangnya oksigen dan nutrisi untuk janin. Pelepasan plasenta ini terjadi secara sempurna atau hanya sebagian dan penyebabnya seringkali tidak diketahui. Kondisi solusio plasenta dapat ditemui pada sekitar 1 dari setiap 100 kelahiran hidup. Solusio plasenta lebih sering terjadi pada Ibu yang merokok, mengalami hipertensi, dan/atau mengalami kehamilan ganda serta dapat terjadi pada Ibu dengan riwayat solusio plasenta.

  • Plasenta previa 

Plasenta Previa adalah kondisi ketika plasenta terletak di bagian bawah rahim atau menutupi leher rahim (jalan lahir). Jenis komplikasi kehamilan ini terjadi pada sekitar 1 dari setiap 200 persalinan. Gejala ini termasuk pendarahan pada vagina yang berwarna merah cerah dan tidak berhubungan dengan rasa nyeri. Untuk mengatasi kondisi ini, bayi biasanya harus dilahirkan melalui operasi caesar untuk menjaga plasenta agar tidak terlepas lebih awal dan merampas oksigen bayi selama persalinan. 

9. Kehamilan Ektopik

Komplikasi kehamilan ini adala janin berkembang di luar rahim. Hal ini disebabkan karena sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya di tuba falopi, saluran serviks, panggul, atau perut. Kehamilan ektopik ini disebut juga sebagai ‘kehamilan di luar kandungan’ karena sel telur tidak dapat berkembang. 

Kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari 50 kehamilan dan dapat membahayakan Ibu. Gejala dari kondisi ini dapat berupa nyeri perut, nyeri bahu, pendarahan vagina, merasa pusing, atau bahkan pingsan. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan obat-obatan atau operasi pengangkatan jaringan ektopik, sehingga organ sang Ibu tidak mengalami kerusakan.

Baca juga: Waspada,10 Tanda-tanda Kehamilan Ektopik!

Cara Mencegah Komplikasi Kehamilan

Ilustrasi Ibu Mengonsumsi Air Putih dan Mendengarkan Musik

Meskipun beberapa komplikasi kehamilan tidak dapat dicegah, berikut adalah cara agar kehamilan Ibu tetap sehat dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi kehamilan:

  1. Persiapkan diri sebelum memutuskan untuk hamil. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan penyedia pelayanan kesehatan guna memastikan kondisi tubuh siap untuk proses kehamilan dan mendapatkan rekomendasi perawatan dari jika Ibu memiliki kondisi medis yang patut diperhatikan sebelumnya.
  2. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang dengan banyak buah-buahan, sayuran, protein, dan serat.
  3. Mengonsumsi vitamin kehamilan setiap hari, seperti tablet tambah darah, asam folat, dan vitamin D sesuai anjuran dari fasilitas kesehatan. 
  4. Menghadiri semua kunjungan prenatal secara rutin, meliputi kunjungan dari trimester pertama hingga ketiga dan mengikuti USG atau tes sesuai anjuran tenaga kesehatan. 
  5. Bagi Ibu yang merokok, sangat dianjurkan untuk berhenti merokok.
  6. Ibu juga diantisipasi untuk tidak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.
  7. Mengurangi tingkat stres, dengan mendengarkan lagu atau melakukan yoga atau olahraga lain yang tidak memberatkan tubuh Ibu.
  8. Istirahat yang cukup selama masa kehamilan. 

Baca juga: Sebelum Promil, Lakukan 7 Persiapan Fisik Ini

Jangan biarkan komplikasi kehamilan mengancam kesehatan Ibu dan bayi dalam masa kehamilan. Download aplikasi BukuBumil sekarang dan temukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang Ibu miliki seputar komplikasi kehamilan. BukuBumil dapat membantu Ibu dalam menjaga kesehatan diri dan bayi selama masa kehamilan. 

Referensi:

Centers for Disease Control and Prevention. (2022, April 4). Pregnancy complications. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved January 19, 2023, from https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pregnancy-complications.html

Cleveland Clinic.  (2022, November 14). Pregnancy complications: Most common & risk factors. Retrieved January 19, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24442-pregnancy-complications

Healthline. (2016, May 26). Complications during pregnancy and delivery. Healthline. Retrieved January 19, 2023, from https://www.healthline.com/health/pregnancy/delivery-complications#prevention

Johns Hopkins Medicine. (2019, November 19). Complications of pregnancy. Johns Hopkins Medicine. Retrieved January 19, 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/staying-healthy-during-pregnancy/complications-of-pregnancy

U.S. Department of Health and Human Services. (2021, April 20). What are some common complications of pregnancy? Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. Retrieved January 19, 2023, from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/pregnancy/conditioninfo/complications

World Health Organization. (n.d.). Pregnancy-related complications. World Health Organization. Retrieved January 19, 2023, from https://www.who.int/teams/integrated-health-services/clinical-services-and-systems/surgical-care/pregnancy-related-complications

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

spot_img

Recent Stories