5 Posisi Menyusui Bayi yang Benar, Ibu Sudah Pernah Coba?

Bagi Ibu yang baru melahirkan, menyusui adalah momen berharga pertama dalam membentuk ikatan dengan sang buah hati tercinta. Apabila ini pengalaman pertama Ibu memiliki bayi, tak ayal memerlukan banyak penyesuaian untuk menemukan posisi menyusui yang pas agar Ibu dan bayi sama-sama merasa nyaman. Tentunya, penyesuaian tersebut bukan merupakan proses yang mudah, tapi, juga tidaklah sulit. Agar Ibu tak khawatir, yuk simak informasi di bawah ini tentang bagaimana sih posisi menyusui yang benar dan beberapa tips selama menyusui!

Ibu pasti sudah tahu bahwa bayi akan memperoleh makanan melalui ASI (air susu ibu) dan dokter biasanya menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahiran. Durasi menyusui tergantung pada kecenderungan bayi lebih suka makan sedikit, sering, atau lebih lama dan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Misalnya, bayi baru lahir sering ingin menyusu setiap 2 – 3 jam. Menginjak usia dua bulan akan menyusu setiap 3 – 4 jam, dan pada usia enam bulan kebanyakan bayi menyusu setiap 4 – 5 jam. Setelah usia enam bulan, dan bayi akan menghadapi fase pengenalan makanan lain atau MPASI, Ibu disarankan untuk terus menyusui selama tahun pertama kehidupan bayi hingga menginjak usia dua tahun.

Baca juga: 2 Cara Efektif Cegah Stunting Sejak Dalam Kandungan

Tanda Bayi Lapar dan Butuh Menyusu

Cara paling umum yang digunakan bayi untuk memberi tahu Ibu bahwa ia lapar adalah dengan jurus andalan: menangis. Seperti yang Ibu ketahui, menangis adalah bahasa bayi untuk berkomunikasi karena ia belum dapat berbicara. Tanda-tanda lain bayi lapar meliputi:

o   Menjilat bibir atau menjulurkan lidah,

o   Rooting, yaitu menggerakkan rahang, mulut, atau kepala untuk mencari payudara Ibu,

o   Menempatkan tangan mereka di mulut mereka. Di daerah Jawa, ini dikenal dengan istilah “koloh”,

o   Membuka mulut,

o   Rewel, dan

o   Menghisap benda

Baca juga: Susah Tidur Saat Hamil? Coba 5 Pengobatan Alami Ini

posisi menyusui
Ibu menyusui bayi

Keuntungan Menyusu bagi Bayi

Di mata dan lidah bayi, ASI adalah makanan yang mudah dicerna, serta mengandung nutrisi ideal berupa vitamin, protein, dan lemak yang diperlukan dalam tumbuh kembangnya. Tak sekadar itu, dalam ASI ada antibodi yang berperan memberantas virus dan bakteri sehingga dapat menurunkan risiko bayi menderita sakit. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama —tanpa diselingi susu formula— akan lebih sedikit risikonya mengalami infeksi telinga, penyakit pernapasan, dan diare. Hal ini kemudian berpengaruh dalam menurunkan risiko bayi dirawat inap.

Dengan posisi menyusui yang nyaman, ikatan (bonding) antara Ibu dan bayi akan semakin terbentuk melalui kedekatan fisik, sentuhan kulit ke kulit, dan kontak mata antara Ibu dan bayi. Bayi yang mendapat ASI akan terhindar dari kelebihan berat badan dan lebih mungkin untuk mendapatkan berat badan ideal. Dalam beberapa penelitian juga disebutkan, bahwa menyusui secara eksklusif berkaitan dengan peningkatan skor IQ pada masa akhir kanak-kanak.

American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa menyusui juga berperan dalam pencegahan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak. Di antara yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata banyak keuntungan yang bisa didapat melalui menyusui. Bahkan diperkirakan dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker tertentu juga pada bayi. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian lebih lanjut.

Baca juga: 7 Langkah Mencegah Stillbirth atau Bayi Lahir Mati

Keuntungan Menyusui bagi Ibu

Tidak dipungkiri bahwa menyusui sangat melelahkan bukan, Bu? Tapi ketahuilah menyusui bisa membakar kalori ekstra, sehingga dapat membantu menurunkan berat badan pasca kehamilan dengan cepat. Caranya yaitu dengan melepaskan hormon oksitosin yang membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil dan dapat mengurangi pendarahan rahim setelah melahirkan. Menyusui juga menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium, bahkan osteoporosis.

Keuntungan lain dari menyusui: praktis! Ibu tidak perlu membeli dan menakar susu formula, mensterilkan dot, atau menghangatkan botol, sehingga bisa menghemat waktu dan uang. Kedekatan fisik melalui menyusui bisa memberi Ibu waktu untuk bersantai dengan tenang bersama bayi sebagai bentuk bonding antara ibu dan anak.

Baca juga: 5 Senam Saat Nifas yang Nyaman dan Praktis

Posisi menyusui yang benar

Posisi menyusui dan pelekatan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana menggendong bayi di payudara sehingga bayi dapat menyusu. Pelekatan juga kadang-kadang dikenal dengan ‘menempel’.

Posisi menyusui dan pelekatan yang ‘benar’ adalah hal terpenting untuk keberhasilan menyusui. Ketika bayi diposisikan dan melekat dengan baik, bayi akan lebih mudah menyusu dengan baik. Namun, sebetulnya dalam menyusui tidak ada posisi menyusui yang benar dan salah, semua tergantung pada preferensi kenyamanan masing-masing Ibu dan anak. Bisa jadi Ibu dan bayi cocok dengan satu posisi menyusui tertentu, tetapi posisi menyusui tersebut tidak cocok bagi Ibu dan bayi lainnya.

Posisi menyusui terbaik adalah posisi di mana Ibu dan bayi merasa nyaman dan rileks. Menyusui bisa terasa canggung pada awalnya, jadi tidak ada salahnya bereksperimen dengan berbagai posisi hingga Ibu dan bayi merasa nyaman. Secara umum, berikut beberapa rekomendasi posisi menyusui bayi:

1.       Cradle position (posisi buaian)

Posisi menyusui tipe cradle position

Posisi buaian ini mirip dengan posisi buaian silang. Bedanya, pada posisi menyusui ini, Ibu menopang bayi dengan lengan di sisi yang sama dengan payudara menyusui, bukan lengan yang berlawanan. Duduk tegak, sebaiknya di kursi dengan sandaran tangan. Istirahatkan sisi kepala bayi di lekukan siku Ibu dengan seluruh tubuhnya direngkuh menghadap ke arah Ibu. Posisikan perut bayi ke tubuh Ibu sehingga bayi merasa tertopang sepenuhnya. Lengan Ibu yang lain dapat melingkar untuk menopang kepala dan leher bayi, atau menjangkau melalui kaki bayi untuk menopang punggung bayi bagian bawah. Jika butuh dukungan tambahan, Ibu bisa meletakkan bantal di pangkuan Ibu.

2.       Side-lying position (posisi berbaring miring)

Posisi menyusui tipe side-lying position

Posisi menyusui ini bagus saat menyusui malam hari di tempat tidur, dan juga nyaman jika Ibu baru pulih dari episiotomi: sayatan untuk memperlebar lubang vagina saat melahirkan. Gunakan bantal di bawah kepala Ibu agar nyaman. Berbaring menyamping dan hadapkan bayi ke payudara Ibu. Kemudian meringkuk di dekat bayi dan gunakan tangan Ibu yang satunya untuk mengangkat payudara dan puting ke dalam mulut bayi. Setelah bayi melekat dengan benar, topang kepala dan leher bayi dengan tangan Ibu yang lain sehingga tidak ada gerakan memilin atau menekan puting seperti pada posisi lain. Ibu juga bisa gunakan satu tangan untuk menopang kepala sendiri dan tangan lainnya untuk membantu menopang bayi dan mendekatkannya ke puting.

3.       Cross-cradle hold (buaian silang)

Posisi menyusui tipe cross-cradle hold

Duduk tegak di kursi nyaman yang memiliki sandaran tangan. Dekatkan bayi ke tubuh Ibu. Gendong bayi dalam lekukan lengan Ibu yang berseberangan dengan payudara yang akan Ibu gunakan untuk menyusuinya. Topang kepala bayi dengan telapak tangan Ibu. Gunakan tangan Ibu yang lain untuk menangkup payudara dalam posisi berbentuk U. Usahakan tidak membungkuk atau mencondongkan badan Ibu ke depan, jadi dekatkan mulut bayi ke payudara Ibu sampai bayi berhasil menyusu.

4.       Laid-back position (posisi santai)

Posisi menyusui tipe laid-back position

Posisi menyusui ini disebut pengasuhan biologis yang dimaksudkan untuk memanfaatkan naluri menyusui alami pada Ibu dan bayi. Posisi laid-back yaitu posisi menyusui dengan setengah berbaring atau bersandar di sofa atau tempat tidur. Topang diri Ibu dengan bantalan atau bantal agar punggung, bahu, dan leher terasa nyaman.

Saat Ibu merasa nyaman, letakkan bayi di depan Ibu. Perut bayi harus bertumpu pada perut Ibu, tetapi jika ini tidak nyaman, baringkan mereka ke satu sisi. Pastikan Ibu cukup tegak untuk menatap mata bayi. Sambil menopang bayi, arahkan mulut bayi dengan lembut ke puting Ibu. Biarkan bayi mengambil posisi yang nyaman selama pipinya berada di dekat payudara Ibu. Bantu bayi menempel jika mereka membutuhkannya.

5.       Football hold (gendongan sepak bola)

Posisi menyusui tipe football hold

Posisi menyusui ini pilihan yang bagus untuk Ibu yang memiliki payudara berukuran besar. Paling baik digunakan untuk bayi baru lahir dan bayi kecil, juga untuk Ibu baru pulih dari operasi caesar dan perlu melindungi perut dari tekanan atau berat bayi.

Rengkuh bayi di samping tubuh dengan posisi siku Ibu ditekuk. Dengan tangan terbuka, topang kepala bayi dan hadapkan ke arah payudara Ibu. Punggung bayi bertumpu pada lengan bawah Ibu. Mungkin lebih membantu jika Ibu menangkup payudara dalam posisi berbentuk C menggunakan tangan Ibu yang lain. Agar Ibu lebih nyaman, bisa letakkan bantal di pangkuan Ibu dan gunakan kursi dengan lengan lebar dan rendah.

Jika Ibu memiliki anak kembar, ada tambahan opsi posisi menyusui khusus untuk menyusui. Namanya football hold dengan teknik yang mirip seperti yang sudah tercantum di atas, tapi bedanya untuk football hold for twins bisa diaplikasikan pada bayi kembar.

o   Football hold untuk anak kembar

Jika memiliki anak kembar, Ibu mungkin akan berpikir untuk menyusui mereka secara terpisah terlebih dahulu untuk melihat bagaimana keadaan  masing-masing bayi. Namun, menyusui anak kembar sebaiknya dilakukan secara bersama. Jika menyusui mereka pada saat yang sama, cobalah gendongan sepak bola — dengan satu bayi di setiap lengan. 

Pegang satu bayi di setiap sisi dengan siku ditekuk. Punggung bayi akan bertumpu pada lengan bawah Ibu. Agar lebih nyaman, letakkan bantal di pangkuan Ibu dan gunakan kursi dengan lengan lebar dan rendah.

Ciri-ciri posisi menyusui sudah tepat

Setelah mempraktikan berbagai eksperimen untuk menemukan posisi menyusui yang pas dan nyaman, beberapa Ibu mungkin masih membutuhkan kejelasan mengenai bagaimana kita tahu kalau posisi sudah nyaman bagi bayi? Bisa jadi bagi Ibu nyaman, tapi tidak bagi bayi, pun sebaliknya. Nah, berikut beberapa ciri-ciri posisi menyusui yang tepat:

·       Kepala dan tubuh bayi sejajar. Bayi tidak bisa menyusu atau menelan dengan mudah jika kepalanya terpelintir atau tertekuk.

·       Bayi Ibu direngkuh dekat dengan tubuh. Bayi tidak dapat ‘menempel’ dengan baik jika jauh dari payudara.

·       Sangat penting menopang seluruh tubuh bayi dengan lengan Ibu, terutama untuk bayi baru lahir dan bayi 12 bulan. Untuk bayi berumur 12 bulan ke atas, biasanya cukup menopang bagian atas tubuh.

·       Bayi mendekatkan hidung payudara ke puting Ibu, sehingga bayi mendekati payudara Ibu dari bawah puting. 

·       Bayi menyusu dalam-dalam dengan lambat, terkadang berhenti.

·       Ibu mungkin dapat melihat atau mendengar bayi menelan setelah satu atau dua kali menyusu.

·       Sesi menyusui bagi Ibu terasa nyaman dan tidak ada rasa sakit.

·       Selesai menyusu, bayi melepaskan ‘pelekatannya’ dari puting dan terlihat puas dan rileks.

·       Payudara Ibu lebih lunak setelah menyusui.

Baca juga: 3 Posisi Tidur Nyaman untuk Ibu Hamil 

Tips untuk Ibu yang Baru Menyusui

Berikut adalah beberapa hal yang bisa membantu persiapan untuk menyusui:

o   Dapatkan perawatan prenatal teratur untuk menghindari kelahiran prematur.

o   Ikuti kelas menyusui.

o   Minta dokter untuk menghubungkan Ibu dengan konsultan laktasi, yang dapat mengajari Anda dasar-dasar menyusui dan membantu jika mengalami masalah.

o   Bicara dengan dokter Ibu mengenai kondisi kesehatan apa pun yang Ibu miliki atau konsumsi obat yang berpotensi dapat mengganggu proses menyusui.

o   Beri tahu dokter dan penyedia layanan kesehatan rumah sakit bahwa Ibu ingin menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan.

o   Bicaralah dengan teman yang menyusui jika mengalami kendala dan butuh solusi.

o   Mempersiapkan persediaan yang Ibu butuhkan untuk menyusui, seperti bra menyusui dan barang lainnya.

Ada juga tips berupa ABC menyusui, bisa diikuti agar Ibu dan bayi merasa nyaman menjalani prosesnya:

·       Awareness (Kesadaran)

Perhatikan tanda-tanda saat bayi lapar kemudian susui. Ini disebut pemberian makan “on-demand” atau sesuai permintaan. Beberapa minggu pertama, Ibu mungkin menyusui delapan hingga 12 kali setiap 24 jam. Bayi yang lapar menggerakkan tangannya ke arah mulut, membuat suara isapan atau gerakan mulut, atau bergerak ke arah payudara Ibu. Jangan menunggu bayi menangis karena jika sudah menangis, tandanya bayi sudah benar-benar kelaparan dan tidak sabar. 

·       Be patient (Sabar)

Menyusui selama bayi butuh menyusu. Jangan terburu-buru memberi ASI pada bayi karena biasanya menyusui butuh waktu selama 10 hingga 20 menit pada setiap payudara. Ibu juga bisa memompa ASI atau pumping setelah setiap sesi menyusui untuk meningkatkan suplai dan stok ASI. Melakukan pumping dapat membantu mengosongkan payudara ketika suplai ASI sedang banyak-banyaknya dan bayi mungkin tidak akan melahapnya sekaligus. Salah satu caranya agar menghemat waktu dapat dengan memompa di satu payudara sambil menyusui di payudara lainnya. 

·       Comfort (Kenyamanan)

Kuncinya rileks saat menyusui, maka ASI lebih cenderung “terdorong keluar” dan mengalir. Pada ukuran atau posisi payudara tertentu mungkin bisa menutupi sebagian besar wajah bayi. Menopang payudara dengan tangan dapat membuat posisi lebih nyaman dan menjaga agar hidung bayi tidak tertutup. Buat diri Ibu nyaman dengan bantal yang diperlukan untuk menopang lengan, kepala, dan leher. Jika perlu siapkan juga pijakan kaki untuk menopang kaki dan betis sebelum mulai menyusui.·       

Nikmati momen-momen menyusui yang berharga ini untuk memberi nutrisi sembari membentuk ikatan kuat dengan bayi. Ibu juga perlu memahami bahwa menyusui butuh waktu dan penyesuaian karena bisa jadi masing-masing ibu dan bayi punya preferensi posisi menyusui sendiri.

 Jadi, banyak bersabar dengan diri Ibu sendiri dan jangan ragu hubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan dukungan jika perlu. Jika informasi ini bermanfaat bagi Ibu, yuk bagikan ke Ibu-ibu lainnya biar sama-sama tahu. Makin banyak yang tahu, makin baik! 

REFERENSI

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories