Waspada,10 Tanda-tanda Kehamilan Ektopik!

Umumnya, sel telur yang dibuahi akan menempel pada lapisan rahim. Namun, beberapa Ibu mengalami hal yang berbeda, sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh diluar rongga utama rahim yang disebut dengan kehamilan ektopik. Kelainan ini sering terjadi di dalam saluran tuba.

Kehamilan ektopik termasuk dalam keadaan darurat medis. Hal tersebut dapat menyebabkan pendarahan internal dalam jumlah banyak dan mengancam nyawa. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk mengetahui tanda-tanda kehamilan ektopik agar segera ditangani dan terhindar dari pendarahan internal, cedera pada tuba fallopi atau organ lain di rongga perut, serta kematian.

Tanda-tanda Kehamilan Ektopik

Tanda-tanda Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik tidak selalu menimbulkan gejala dan hanya dapat dideteksi selama pengecekan kehamilan rutin. Namun, perlu diketahui bahwa gejalanya cenderung berkembang antara minggu ke-4 dan ke-12 kehamilan.

Berikut peringatan awal kelainan ini yang perlu diketahui:

  1. Menstruasi tidak teratur
  2. Pendarahan vagina ringan atau keluarnya cairan berwarna coklat
  3. Nyeri di perut bagian bawah, panggul, dan punggung bawah
  4. Pusing
  5. Rasa sakit di ujung bahu
  6. Rasa tidak nyaman saat buang air kecil dan besar

Jika sel telur yang telah dibuahi terus tumbuh di tuba falopi dan menyebabkan tuba pecah, maka gejala yang terjadi sudah darurat, seperti:

  1. Pendarahan hebat di dalam perut
  2. Sakit kepala ekstrim
  3. Pingsan
  4. Syok
  5. Tekanan darah rendah
  6. Nyeri bahu
  7. Dorongan untuk buang air besar

Jika mengalami gejala darurat di atas, Ibu harus segera menghubungi dokter atau layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Penyebab Kehamilan Ektopik

Penyebab Kehamilan Ektopik

Beberapa penyebab kelainan ini adalah :

  1. Tuba fallopi rusak karena peradangan atau cacat
  2. Ketidakseimbangan hormon
  3. Perkembangan sel telur yang abnormal.

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Beberapa hal yang membuat Ibu memiliki risiko tinggi mengalami kelainan ini adalah:

  1. Jika Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, maka Ibu berpotensi mengalaminya lagi.
  2. Perawatan kesuburan, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF) atau perawatan serupa akan meningkatkan risiko
  3. Peradangan atau infeksi menular seksual (IMS), gonorea atau klamidia dapat menyebabkan peradangan pada saluran tuba dan organ terdekat lainnya.
  4. Operasi tuba fallopi, pembedahan untuk memperbaiki tuba fallopi yang tertutup atau rusak.
  5. Pilihan alat kontrasepsi, jika Ibu tetap hamil meskipun menggunakan IUD atau ligasi tuba.
  6. Merokok
  7. Ibu hamil yang berusia 35-40 tahun memiliki risiko tinggi mengalami kelainan ini.

Mencegah Kehamilan Ektopik

Mencegah Kehamilan Ektopik

Tidak perlu terlalu panik, Ibu dapat mengurangi faktor risiko terjadinya dengan membiasakan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, menjaga berat badan dan pola makan yang sehat, serta mencegah infeksi menular seksual dengan membatasi jumlah pasangan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan seks. Ibu juga perlu menceritakan segala faktor risiko yang Ibu alami kepada penyedia layanan kesehatan saat merencanakan kehamilan.

Bagaimana Kehamilan Ektopik Didiagnosis?

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Berikut beberapa tes yang biasanya dilakukan penyedia layanan kesehatan untuk mendeteksi kelainan ini:

  1. Tes darah, dilihat seberapa banyak hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang ada di tubuh. Jika kadar hormon tersebut rendah, kemungkinan Ibu mengalami kehamilan ektopik.
  2. Pemeriksaan USG, tes ini bertujuan untuk melihat di mana sel telur yang telah dibuahi berada.
  3. Laparoskopi, untuk melihat lokasi kelainan tersebut.

Metode Pengobatan

Pengobatan Kehamilan Ektopik

Terdapat 2 cara untuk mengobati kehamilan ektopik:

  1. Pemberian obat, dokter mungkin akan menyarankan Ibu mengonsumsi obat metotreksat yang digunakan untuk menghentikan pertumbuhan kehamilan, di mana obat tersebut akan mengakhiri kehamilan Ibu. 
  2. Operasi, jika kondisi Ibu sudah parah, operasi akan menjadi solusi. Dokter akan mengoperasi tuba fallopi yang pecah atau berisiko pecah. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat seluruh bagian tuba fallopi beserta sel telur yang dibuahi atau mengangkat sel telur dari tuba fallopi jika memungkinkan.

Baca juga: Mengidap PCOS Bisa Hamil? Ketahui 6 Hal Penting Ini Dulu

Apakah Bisa Hamil Lagi ?

Sebagian besar Ibu yang pernah mengalami kelainan ini dapat hamil lagi dengan persalinan yang lancar. Namun, Ibu akan memiliki risiko yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk konsultasi kepada dokter terkait penyebab dan faktor risiko kelainan ini serta waktu yang tepat untuk mencoba kehamilan lagi.

Dapat disimpulkan bahwa penting bagi Ibu untuk mengetahui tanda-tanda dari kehamilan ektopik. Selain karena kelainan ini tidak dapat dicegah, ternyata juga memiliki dampak yang berbahaya, termasuk pendarahan hebat hingga kematian. Oleh karena itu, yuk bagikan artikel ini kepada ibu hamil lainnya!

Baca Juga: 3 Informasi Penting Kesehatan Ibu Hamil

Referensi

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories