7 KB Alami Kalau Tidak Cocok Kontrasepsi

Setiap orang memiliki impian dan harapan dalam membangun sebuah keluarga dengan perencanaan dari segi finansial, kesehatan reproduksi, dan lain-lain. Pada bagian reproduksi, mengatur jumlah anak merupakan bentuk pertanggungjawaban dari pasangan suami istri dalam menjaga dan membesarkannya. Kehamilan bisa ditunda tergantung kemampuan setiap pasangan, bahkan pemerintah pun membuat program untuk hal ini yang kita kenal dengan Keluarga Berencana (KB). 

Ibu tentu sudah mengetahui bahwa cara untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi yang tersedia dalam berbagai bentuk, seperti IUD, implan, suntik KB, atau pembedahan vasektomi. Namun, bagaimana jika alat kontrasepsi tidak cocok dengan tubuh Ibu? Ibu dapat mencoba KB alami karena metode kontrasepsi ini tidak memerlukan obat-obatan, alat, atau prosedur tertentu untuk mencegah kehamilan. Cara melakukan KB alami ada banyak loh, Bun! Yuk, simak artikel ini lebih lanjut untuk mengenal KB alami lebih lanjut!

KB Alami

Keuntungan dan Kerugian KB Alami

Dari segi biaya, cara ini sangat menghemat pengeluaran karena tidak perlu menggunakan obat hormonal, alat, atau prosedur tertentu. Dengan begitu, Ibu juga dapat terhindar dari efek jangka panjang akibat pemakaian alat kontrasepsi. Ibu juga tidak harus rutin konsultasi dengan dokter setelah kunjungan pertama. 

Sayangnya, cara ini butuh kesabaran dan mungkin saja ada “kesalahan” dalam melakukannya sehingga tingkat keberhasilannya pun bisa dibilang rendah. Pada beberapa metode, Ibu harus menghindari hubungan seksual dengan suami selama beberapa waktu. 

Jenis KB Alami

BukuBumil telah mengumpulkan beberapa informasi mengenai KB alami. Berbagai metode yang bisa Ibu lakukan, yaitu:

  1. Tidak Berhubungan Seksual saat Masa Subur
Tidak Melakukan Hubungan Seksual

Ibu perlu memantau waktu masa subur atau masa ovulasi. Setelah mengetahui periode masa subur, Ibu harus menghindari hubungan seksual di masa ini. Agar lebih mudah, Ibu sebaiknya mencatat dan memetakan tanda-tanda kesuburan sehingga dapat memprediksi waktu akan ovulasi. 

  1. Mengeluarkan Penis sebelum Ejakulasi (withdrawal)

Bila Ibu masih ingin melakukan hubungan badan dengan suami tapi tidak ingin hamil, bisa melakukan cara ini. Teknik ini dilakukan dengan mengeluarkan penis dari vagina sesaat sebelum mengeluarkan sperma atau ejakulasi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian diri penuh pada pria dan mampu memperkirakan waktu yang tepat saat akan mengeluarkan penis. 

  1. Ritme Kalender atau Standard Days Method (SDM)

Metode ini menetapkan waktu subur wanita terletak pada hari yang sama, yaitu hari ke-8 hingga ke-19. Hasil maksimal bisa didapat bila siklus haid Ibu lebih dari 26 dan kurang dari 32 hari, dan konsisten sejak 12 bulan terakhir. Ibu dapat memakai bantuan aplikasi atau kalender untuk melacak siklus haid. Pada masa subur ini, Ibu tidak dapat berhubungan badan. Tingkat keefektifan metode ini sebesar 75% dengan syarat Ibu harus konsisten memantau siklus haid serta menghindari penggunaan alat KB ketika Ibu sedang masa subur.

Kalau Ibu memiliki siklus haid lebih dari 32 hari, bisa saja mencoba menggunakan metode ini. Namun, akan terasa sulit karena tidak dapat memprediksi dengan tepat kapan waktu ovulasinya.

  1. Simptothermal

Cara ini mengkombinasikan metode pengukuran suhu tubuh, kalender, dan pemeriksaan mukus atau disebut juga lendir serviks. Selain itu, faktor tambahan seperti kram perut, nyeri payudara, tidak nyaman di sekitar perut menandakan Ibu tidak boleh berhubungan seksual di momen ini jika tidak ingin hamil.

  1. Inspeksi Mukus atau Lendir Serviks

KB alami dengan cara ini memeriksa adanya cairan lengket dan tebal—mukus atau lendir servis— yang diproduksi wanita sebagai respon dari estrogen. Ibu dapat membedakannya dari jumlah dan ukuran dengan melihat dari celana dalam, pantyliner, tisu toilet, atau secara perlahan mengambil sampel mukus ini dari vagina dengan menggunakan jari. Jika mukus atau lendir serviks ini didapat banyak, maka sebaiknya Ibu tidak melakukan hubungan seksual selama tiga sampai empat hari untuk menghindari potensi hamil

  1. Alat Tes Indikator Ovulasi
Alat Test Ovulasi

Ibu dapat menggunakan alat ini untuk memperkirakan dengan pasti waktu ovulasi dan biasanya dilakukan 2-3 hari sebelum prediksi ovulasi berdasarkan siklus haid. Alat tes ini mengukur jumlah hormon luteinizing (LH)—hormon yang membantu pematangan sel telur di ovarium dan jumlahnya akan meningkat 20-48 jam sebelum ovulasi—di urin. Ibu berpotensi hamil ketika melakukan hubungan seksual 24 jam setelah lonjakan hormon luteinizing. Dengan alat ini, membantu Ibu untuk mengetahui kapan sebaiknya tidak melakukan hubungan badan untuk menghindari terjadinya kehamilan.

  1. Pemberian ASI Berkelanjutan

Pemberian ASI berkelanjutan atau ASI eksklusif juga merupakan salah satu cara KB alami. Cara ini dapat menunda ovulasi hingga enam bulan atau saat Ibu mulai menstruasi sejak melahirkan. Metode ini akan semakin efektif bila Ibu menyusui di kedua sisi payudara setiap 4 jam di siang hari dan 6 jam di malam hari. 

Tingkat Kesuburan Seiring Pertambahan Usia

Menurut penelitian, kemampuan reproduksi wanita akan berkurang seiring bertambahnya usia. Hal ini berhubungan dengan kualitas sel telur wanita, yang masih dalam keadaan baik pada usia 20-an. Beranjak umur 30-an sampai 40-an kualitasnya semakin berkurang. Ditambah, pada usia yang semakin tua, wanita berpotensi mengalami komplikasi kehamilan, keguguran, serta munculnya penyakit lain. 

Efektivitas KB Alami

Sama seperti metode KB lainnya, KB alami juga tetap berpotensi terjadi kehamilan. Tingkat kegagalan KB alami mencapai 24% atau 1 dari 4wanita tetap bisa hamil meski telah dicegah. Agar cara ini berhasil, Ibu perlu konsisten dan disiplin dalam melakukan pencatatan terhadap siklus haid serta mengenali tanda-tanda yang dialami tubuh Ibu saat akan ovulasi. Oleh karena itu, sangat penting Ibu dan Ayah untuk belajar mengendalikan diri dengan baik agar mencapai keberhasilan 99% untuk tidak akan hamil metode ini. 

Pada KB alami, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan metode ini, diantaranya:

  1. Ada pergeseran siklus haid atau masa subur atau Ibu tidak memiliki siklus haid yang tetap setiap bulannya
  2. Tidak konsisten dan cermat dalam mencatat siklus haid, suhu tubuh, atau lendir serviks sehingga ketepatan waktu ovulasi tidak dapat diprediksi dengan baik
  3. Metode yang dijalankan terkadang tidak tepat 
  4. Kesalahpahaman dalam melakukan observasi terhadap kondisi tubuh sendiri sehingga perlu melakukan konseling bahkan pelatihan dengan benar dari dokter 
  5. Pasangan menolak atau kurang mendukung dalam bekerja sama selama masa siklus haid

Baca juga 6 Solusi Mencegah Autisme Sejak Masa Kehamilan

Sudah KB Alami, Tapi Tetap Hamil?

Kemungkinan Ibu untuk hamil meskipun sudah melakukan KB alami masih tetap ada. Sebagai contoh, metode senggama terputus  atau ejakulasi di luar vagina, bisa saja membuat Ibu ‘kebobolan’ karena disini memerlukan kontrol diri yang kuat dari laki-laki dan memperkirakan waktu yang tepat untuk ejakulasi di luar. Pembuahan tetap bisa terjadi karena tidak ada penghalang khusus yang menghalangi sperma dan ada kemungkinan sel sperma terkandung dalam cairan yang keluar sebelum ejakulasi. 

Ketepatan waktu sangat diperlukan pada metode ini. Bila dilakukan dengan benar, tingkat efektifitasnya mencapai 80%. Metode lain juga memiliki risikonya masing-masing dan Ibu bisa menanyakan hal ini lebih lanjut dengan berkonsultasi ke dokter

KB alami tidak memiliki efek samping sehingga Ibu dapat berhenti kapan saja. Jika Ibu memiliki periode menstruasi yang tidak teratur, coba pertimbangkan lagi untuk memilih cara ini karena Ibu mungkin akan kesulitan dalam menentukan periode ovulasi. Terlepas dari itu, tidak ada salahnya juga untuk mencoba. Jangan lupa konsultasi ke dokter agar dibantu dalam pemantauan dan lebih dalam lagi mengenal tanda-tanda ovulasi. 

Yuk, sebarkan ke Ibu lainnya agar bisa mendapat manfaat dan pengetahuan tentang pilihan metode ini!

Baca juga Inseminasi Buatan dan Infertilisasi In Vitro: Mana yang Lebih Direkomendasikan?

Referensi 

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories