Dapatkah Bayi Meninggal Karena Suara Petasan?

bayi meninggal karena suara petasan, suara bising, suara keras, mendengar suara, bayi mendengar suara keras, efek suara keras pada bayi, bayi mendengar petasan, suara keras untuk bayi
Dapatkah Bayi Meninggal Karena Suara Petasan?

Apakah Ibu pernah mendengar berita mengenai bayi meninggal karena suara petasan? Suara yang terlalu bising atau keras memang tidak baik didengar oleh telinga kita. Untuk orang dewasa saja berbahaya, apalagi untuk bayi. Tapi apakah berita tentang suara petasan dapat membuat bayi meninggal itu benar? Atau mungkin kematian tersebut sebenarnya dikarenakan hal lain ya? Yuk kita simak penjelasannya di bawah! Eits, tidak hanya itu, Bukubumil juga akan membagikan tips menjaga pendengaran bayi loh. 

Suara Petasan Bisa Menyebabkan Bayi Meninggal, Mitos atau Fakta?

bayi meninggal karena suara petasan, suara bising, suara keras, mendengar suara, bayi mendengar suara keras, efek suara keras pada bayi, bayi mendengar petasan, suara keras untuk bayi
Dapatkah Bayi Meninggal Karena Suara Petasan? : Mitos fakta bayi meninggal karena suara petasan

Petasan merupakan salah satu mainan yang mungkin sering Ibu jumpai di lingkungan rumah. Banyak anak kecil dan beberapa orang dewasa yang senang memainkannya, terutama saat menjelang pergantian tahun. Walaupun menyenangkan untuk dimainkan, sebenarnya petasan cukup berbahaya karena dapat membakar benda sekitarnya dan memiliki suara yang berisik. Orang dewasa bahkan menganggap petasan memiliki suara yang keras, apalagi untuk bayi yang memiliki telinga lebih sensitif.

Suara dapat diukur dengan satuan desibel (dB). Normalnya, pendengaran tidak disarankan mendengar suara lebih dari 85 desibel. Petasan dengan jarak kurang dari 1 meter memiliki suara sekitar 140-150 desibel. Bisa dibayangkan jika bayi mendengar suara petasan di lingkungan sekitar rumah. Tentunya akan mengganggu pendengaran bayi dengan resiko tertinggi kehilangan pendengaran.

Hingga saat ini, sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden infant death syndrome (SIDS) belum dikaitkan dengan suara bising. Sindrom kematian bayi mendadak biasanya diakibatkan oleh:

  •  Terganggunya fungsi otak,
  •  Adanya perbedaan gen,
  •  Terganggunya fungsi jantung,
  •  Infeksi,
  • Berat bayi lahir rendah (BBLR), dan
  • Adanya masalah pada pernafasan.

Walaupun sindrom kematian bayi mendadak belum dikaitkan dengan suara bising, sebaiknya Ibu tetap waspada terhadap benda-benda dengan suara bising, seperti petasan, karena berbahaya bagi pendengaran bayi.

Baca juga: Tes Kehamilan dengan Odol atau Pasta Gigi, Perlukah Dicoba?

Waspada Suara Bising Bagi Pendengaran Bayi

bayi meninggal karena suara petasan, suara bising, suara keras, mendengar suara, bayi mendengar suara keras, efek suara keras pada bayi, bayi mendengar petasan, suara keras untuk bayi
Dapatkah Bayi Meninggal Karena Suara Petasan? : Waspada suara bising untuk pendengaran bayi

Bayi atau anak-anak memiliki pendengaran yang masih sensitif. Suara yang terlalu bising atau keras dapat merusak pendengaran mereka, hal ini disebut juga noise-induced hearing loss atau disebut juga gangguan pendengaran akibat suara yang terlalu keras atau bising. Gangguan pendengaran ini dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka Panjang.

Jika bayi terus menerus terpapar suara bising atau berada di tempat dengan suara bising pada jangka waktu yang lama, bayi dapat kehilangan pendengarannya secara perlahan. Kehilangan pendengaran ini terjadi secara berkala hingga Ibu atau Ayah tidak menyadarinya. Namun jika bayi terpapar suara yang sangat keras seperti suara tembakan atau ledakan kembang api, kehilangan pendengaran bayi dapat terjadi lebih cepat karena suara-suara bising tersebut dapat merusak merobek telinga atau merusak tulang di dalam telinga. Selain kehilangan pendengaran dengan cepat, kehilangan pendengaran yang terjadi dapat bersifat permanen.

Salah satu gangguan pendengaran yang dapat terjadi akibat terpapar suara bising adalah tinnitus, yakni terbentuknya suara seperti mendengung, raungan, atau dering di telinga atau kepala. Tinnitus dapat mereda seiring berjalannya waktu, tapi dapat juga berlanjut terus menerus atau sepanjang hidup seseorang. Gangguan ini juga dapat terjadi pada salah satu atau kedua telinga.

Bayi yang memiliki gangguan pendengaran memiliki beberapa tanda seperti:

  • Tidak terkejut saat mendengar suara keras,
  • Tidak berpaling ke sumber suara atau bunyi setelah berumur 6 bulan,
  •  Tidak berbicara kata sederhana seperti “dada” atau “mama” saat berusia 1 tahun, dan
  •  Menengok ketika melihat orang tuanya tetapi tidak menengok jika namanya dipanggil.

Segera periksakan bayi ke dokter jika Ibu atau Ayah menemukan gejala-gejala tersebut.

Selain suara petasan dan tembakan, terdapat beberapa suara lain yang sebaiknya Ibu hindarkan dari bayi agar terhindar dari gangguan pendengaran.

Berikut adalah tabel dari beberapa suara dengan satuannya dan tingkat keamanannya.

Jenis SuaraPerkiraan DesibelTingkat Keamanan
Kembang api kurang dari 1 meter, mesin jet, pistol140-150Kehilangan pendengeran permanen mungkin terjadi
Pesawat jet, sirine, jackhammer120-130Kehilangan pendengeran permanen mungkin terjadi
Musik dari smartphone atau alat pemutar musik yang dinyalakan dengan volume terkencang, gergaji mesin, pesawat radio kontrol110Kehilangan pendengeran permanen mungkin terjadi
Motor, subway90Gangguan pendengaran bertahap dapat terjadi seiring waktu
Suara obrolan manusia60Aman
Suara berbisik30Aman
Sumber: University of Rochester Medical Center

Perlu kembali diingat bahwa suara yang aman didengar adalah suara yang tidak lebih dari 85 desibel.

Selain suara-suara pada tabel tersebut, terdapat pula beberapa benda yang dekat dengan bayi atau lingkungan Ibu dan Ayah yang perlu Ibu dan Ayah perhatikan suaranya. Beberapa benda tersebut adalah:

  • Benda dengan suara bising seperti hair dryer, food processors atau alat pemotong makanan, dan blender.
  • Alat perkakas atau peralatan listrik seperti mesin pemotong rumput dan pemotong keramik.
  • Music dari speaker handphone atau speaker komputer.
  • Mainan bayi seperti mobil atau pesawat remot kontrol dan mainan yang dapat mengeluarkan musik.
  • Televisi.
  • Mesin white noise untuk membantu bayi tidur.

Tak hanya benda, tempat-tempat berikut juga perlu Ibu waspadai karena memiliki suara bising:

  • Jalan raya dengan kebisingan lalu lintasnya,
  • Konser,
  • Tempat rekreasi,
  • Acara pertandingan olahraga, dan
  • Bioskop.

Beberapa tempat tersebut mungkin adalah tempat-tempat yang akan dikunjungi oleh Ibu dan Ayah. Namun saat memiliki bayi, sebaiknya Ibu dan Ayah mulai memikirkan kebisingan dari tempat-tempat tersebut sebelum membawa bayi agar bayi terhindar dari gangguan pendengaran.

Baca juga: Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya!

Menjaga Pendengaran Bayi

bayi meninggal karena suara petasan, suara bising, suara keras, mendengar suara, bayi mendengar suara keras, efek suara keras pada bayi, bayi mendengar petasan, suara keras untuk bayi
Dapatkah Bayi Meninggal Karena Suara Petasan? : Menjaga pendengaran bayi

Setelah mengetahui bahaya dari suara bising terhadap pendengaran bayi, Ibu dan Ayah tentunya perlu menjaga pendengaran bayi agar tetap sehat. Walaupun terdapat beberapa peraturan yang telah mengatur beberapa tempat seperti pabrik, bisnis, konser, dan stadion pertandingan olahraga mengenai keamanan suara, tapi beberapa alat seperti mainan anak, pemutar CD, dan handphone tidak memiliki aturan. Oleh karena itu, Ibu dan Ayah perlu melakukan langkah pencegahan untuk menjaga pendengaran bayi.

Beberapa hal yang dapat Ibu dan Ayah lakukan untuk menjaga pendengaran bayi adalah:

  1. Ajarkan anak-anak di lingkungan sekitar untuk mengatur volume

Mengajarkan anak-anak di lingkungan keluarga atau sekitar rumah untuk mengatur volume musik, baik saat sedang menggunakan earphone atau speaker. Jika lagu yang didengar dapat terdengar hingga orang lain atau ruangan lain dalam rumah, berarti suara tersebut terlalu kencang.

  1. Gunakan earphone atau headphone pada waktu kurang dari 20 menit

Saat sedang memperdengarkan musik atau bermain game dengan earphone atau headphone, gunakan maksimal antara 15 – 20 menit lalu lepas alat tersebut untuk mengistirahatkan telinga.

  1. Gunakan pelindung telinga

Gunakan pelindung telinga pada bayi saat bayi diajak ke tempat yang berpotensi memiliki suara bising seperti konser dan pesta kembang api. Noise cancelling headphones dapat menjadi salah satu alat yang digunakan untuk melindungi pendengaran bayi. Alat ini hanya akan memblokir suara yang keras hingga membuatnya terdengar lebih pelan.

Ear muffs juga dapat menjadi salah satu alat alternatif murah lain untuk melindungi pendengaran bayi, namun alat ini mungkin tidak akan seefektif noise cancelling headphones dalam memblokir suara.

Baca juga: Ssst…9 Makanan ASI Booster, Yakin Udah Pernah Coba?

  1. Hindari mainan yang mengeluarkan suara terlalu keras

Beberapa mainan bayi dapat mengeluarkan musik atau suara keras yang dapat mengganggu pendengarannya.

  1. Jadilah orang tua yang waspada terhadap suara keras
  2. Beritahu teman dan kerabat mengenai hal-hal yang dapat mengganggu pendengaran bayi

Jika teman dan kerabat mengetahui hal-hal yang dapat mengganggu pendengaran bayi, maka Ibu dan Ayah dapat bersama-sama dengan mereka menciptakan lingkungan yang aman bagi pendengaran bayi.

  1. Hindari tempat-tempat yang berpotensi memiliki suara keras

Pergi ke bioskop, konser, dan acara pertandingan olahraga bersama keluarga tentunya sangat menyenangkan. Namun sebaiknya Ibu dan Ayah menghindari membawa bayi ke tempat-tempat tersebut karena memiliki suara keras yang dapat mengganggu pendengaran bayi. Walaupun bayi dapat menggunakan alat yang dapat mengurangi kebisingan suara, sebaiknya Ibu dan Ayah tetap menghindari tempat-tempat tersebut untuk mengurangi risiko gangguan pendengaran pada bayi.

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Ibu dan Ayah untuk menjaga pendengaran bayi. Gangguan pendengaran akibat suara pada bayi seringkali diabaikan, padahal lambat laun suara bising dapat mengganggu pendengaran hingga ia dewasa. Bagikan artikel ini pada teman dan kerabat agar mereka lebih waspada terhadap suara keras ya! Ingat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan lupa download aplikasi Bukubumil untuk memantau perkembangan si kecil dimanapun dan kapanpun!

Referensi

Harrison R. V. (2008). Noise-induced hearing loss in children: A ‘less than silent’ environmental danger. Paediatrics & child health, 13(5), 377–382. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2532893/

Noise-Induced Hearing Loss in Children. Diakses pada Juni 5, 2023. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=85&contentid=P00458

Noise-Induced Hearing Loss. Diakses pada Juni 2, 2023. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hearing-loss/noise-induced-hearing-loss-in-children#:~:text=induced%20hearing%20loss-,Your%20child’s%20inner%20ears%20may%20be%20damaged%20if%20he%20or,an%20audiologist%20or%20an%20ENT.

Noise-Induced Hearing Loss. Diakses pada Juni 5, 2023. https://www.nidcd.nih.gov/health/noise-induced-hearing-loss

Protecting your child’s hearing. Diakses pada Juni 5, 2023. https://mft.nhs.uk/app/uploads/2022/06/Hearing-Protection.pdf

Sudden infant death syndrome (SIDS). Diakses pada Juni 5, 2023.  https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sudden-infant-death-syndrome/symptoms-causes/syc-20352800

Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Diakses pada Juni 5, 2023.  https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=sudden-infant-death-syndrome-sids-90-P02412

What is Hearing Loss in Children? Diakses pada Juni 2, 2023. https://www.cdc.gov/ncbddd/hearingloss/facts.html#:~:text=1%20out%20of%204%20cases,complications%20while%20in%20the%20NICU

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories