Keluhan kekurangan Air Susu Ibu (ASI) seringkali terjadi pada Ibu yang menyusui, dalam artian jumlah produksi ASI berkurang saat bayi masih memerlukannya. Oleh karena itu, sering didapat beberapa Ibu mengatasinya dengan memberikan susu formula. Padahal, ASI merupakan makanan utama bayi setelah lahir dan berperan penting dalam membentuk antibodi bayi yang dapat melindunginya dari penyakit. Selain itu, air susu ibu mengandung nutrisi dan energi yang dibutuhkan bayi selama 1 bulan kehidupannya, dan idealnya sampai usia 2 tahun (WHO, 2018).
Ibu tetap bisa memenuhi asupan ASI pada bayi dengan mengonsumsi ASI booster atau galatagogue, yaitu substansi makanan, tanaman, atau obat-obatan yang dipercaya dapat merangsang hormon prolaktin sehingga meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Meskipun demikian, konsumsi ASI booster hanya salah satu dari berbagai faktor yang memengaruhi jumlah produksi ASI. Yuk simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini!
Faktor yang Dapat Meningkatkan Produksi ASI (ASI Booster)
Pada prinsipnya, produksi ASI Ibu mengikuti frekuensi dan kebutuhan bayi. Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), rendahnya produksi ASI dikarenakan stimulasi yang kurang pada puting Ibu. Oleh karena itu, semakin rutin bayi menyusu, semakin banyak pula produksi ASI.
Berikut ini beberapa hal yang dapat Ibu lakukan untuk meningkatkan produksi ASI:
- Seringlah melakukan kontak kulit ke kulit (skin to skin) pada bayi sejak lahir, terutama di hari pertama
- Posisi bayi saat menyusu akan memaksimalkan efektivitas produksi ASI, karena itu sebaiknya selama pemulihan di rumah sakit, mintalah bantuan suster atau konsultan laktasi untuk menunjukkan cara memposisikan bayi yang tepat saat menyusu
- Berilah bayi makan saat mereka menunjukkan tanda-tanda lapar, seperti:
- Menjulurkan atau menjilat lidah,
- Memasukkan tangan ke mulut,
- Menengokkan kepala ke kanan atau kiri seolah-olah sedang mencari sesuatu untuk dihisap,
- Banyak bergerak,
- Melihat makanan dengan antusias.
- Usahakan secara rutin memberi ASI dan lakukan bergantian pada kedua sisi payudara. Karena ASI mudah dicerna, tidak aneh apabila bayi menyusu setiap 3 jam. Jika selesai menyusui kedua payudara Ibu masih terasa penuh atau masih tersisa ASI yang keluar, sebaiknya dikosongkan dengan menggunakan pump. Hal Ini bertujuan memberi sinyal pada hormon prolaktin untuk segera memproduksi ASI
- Kurangi penggunaan dot sampai bayi mulai menunjukkan kenaikan berat badan
- Kelola stress Ibu, istirahat yang cukup, dan penuhi kebutuhan air mineral (8 gelas perhari)
Selain itu, penelitian juga menunjukkan berkurangnya produksi ASI dipengaruhi oleh pemakaian pil kontrasepsi. Oleh karena itu, sebaiknya Ibu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai waktu yang tepat apabila ingin menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan.
Baca juga 3 Rahasia Persiapan Melahirkan Normal agar Siap dan Aman
Sumber ASI Booster
Selain hal-hal di atas, ASI booster atau galactagogue merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan Ibu untuk mengatasi rendahnya jumlah ASI. Penggunaannya masih menjadi topik yang terus dipelajari ahli dan peneliti, karena beberapa hasil penelitian masih meragukan kemanjurannya dalam meningkatkan volume ASI, tapi banyak pula yang mengatakan ada efeknya. Ada pilihan sumber yang didapat dari berbagai tipe, seperti makanan, tumbuhan, dan obat-obatan. Berikut ini penjelasannya.
Nutrisi dari Makanan
Selain bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan berat badan Ibu, nutrisi dari makanan ternyata dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Ini jenis makanan yang bisa jadi pilihan Ibu:
- Makanan yang mengandung protein, seperti ayam
- Salmon
- Bawang putih diyakini dapat membuat rasa ASI lebih enak, sehingga bayi lebih sering dan lebih lama menyusu. Dengan demikian, produksi ASI pun meningkat mengingat prinsip diatas yaitu ASI akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi
- Sayuran hijau, mengandung senyawa fitoestrogen yang serupa dengan hormon estrogen
- Biji-bijian (contoh: biji adas, biji jintan, biji wijen, biji barley), mengandung senyawa fitoestrogen
- Kacang-kacangan, contohnya kacang merah, kacang almond, kacang kenari, karena mengandung protein, kalsium, dan zat besi
- Oatmeal atau gandum utuh. Kandungan serat yang tinggi dan kaya zat besi. Bentuk gandum lainnya, seperti kue kering dan roti gandum
- Pepaya hijau (muda), menstimulasi produksi hormon prolaktin dan oksitosin yang efektif untuk meningkatkan produksi ASI. Pesak (2021) melaporkan bahwa pepaya 3 kali lipat signifikan meningkatkan produksi ASI pada Ibu yang diberi makan pepaya selama 7 hari
- Wortel
Tumbuhan Herbal
Sebelum berkembangnya pengetahuan dan persebaran informasi, tumbuhan merupakan cara tradisional bagi Ibu dulu untuk meningkatkan jumlah ASI. Sampai saat ini, mekanisme kerja tumbuhan herbal / jamu sebagai ASI booster belum ditemukan, akan tetapi disebutkan efektif meningkatkan jumlah ASI Ibu dan dianggap aman mengingat bahan natural ini sedikit menimbulkan efek samping yang membahayakan Ibu maupun bayi.
Sebelum mengonsumsi tumbuhan herbal atau jamu, perlu diketahui bahwa tidak semua bahan alami baik dikonsumsi Ibu menyusui, karena alami tidak sama dengan aman. Memilih tumbuhan herbal yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI, ialah:
- Fenugreek
- Kunyit
- Daun bangun-bangun/torbangun
- Daun katuk
- Jantung pisang
- Lemon basil (kemangi)
- Biji fennel
Obat – obatan atau Pil
Penggunaan obat-obatan dalam meningkatkan produksi ASI diharapkan menjadi pilihan terakhir Ibu ya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obat-obatan yang mungkin dapat digunakan adalah metoklopramid, domperidon, sulpirid, dan chlorpromazin. Keempat obat tersebut memang terbukti meningkatkan kadar hormon prolaktin, namun efek sampingnya cukup berat jika tidak digunakan sesuai dosisnya.
Biasanya, obat akan digunakan jika Ibu memiliki kondisi tertentu. Oleh karena itu, Ibu dianjurkan untuk berkonsultasi dulu ke dokter ya untuk pemakaian obat ini. Jika memang tidak dibutuhkan, sebaiknya dihindari.
Nah, bagaimana bu? Yuk berbagi pengetahuan dengan share artikel ini agar bisa membantu Ibu lainnya.
Referensi:
- ACOG Committee Opinion No. 756 Summary: Optimizing Support for Breastfeeding as Part of Obstetric Practice (Vol. 132, Issue 4). (2018). https://doi.org/10.1097/aog.0000000000002891
- Buntuchai, G., Pavadhgul, P., Kittipichai, W., & Satheannoppakao, W. (2017). Traditional Galactagogue Foods and Their Connection to Human Milk Volume in Thai Breastfeeding Mothers. Journal of Human Lactation, 33(3), 552–559. https://doi.org/10.1177/0890334417709432
- Foong, S. C., Tan, M. L., Marasco, L. A., Ho, J. J., & Foong, W. C. (2020). Oral galactagogues for increasing breast-milk production in mothers of non-hospitalised term infants. Cochrane Database of Systematic Reviews, 5. https://doi.org/10.1002/14651858.cd011505
- How to Increase Your Milk Supply. (2020, December 17). WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/ss/slideshow-increase-milk-supply
- IDAI | Laktogogue: Seberapa Besar Manfaatnya? (2013, August 26). Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/laktogogue-seberapa-besar-manfaatnya
- Pesak, E., Losu, F. N., Dompas, R., Lumy, F., Tirtawati, G. A., Pratiwi, D., Kusmiyati, K., Djojobo, F. A., Purwandari, A., Bongakaraeng, B., Legi, N. N., Walalangi, R., Tamunu, E. N., & Tangka, J. W. (2021). Impact of Papaya (Carica papaya L.) on Breast Milk Production Enhancement of Nursing Mothers at Teling Atas Public Health Center, Wanea Subdistrict, Manado City. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 9(B), 240–243. https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.5880
- World Health Organization & World Health Organization. (2018). Guideline, Counselling of Women to Improve Breastfeeding Practices [E-book]. World Health Organization. Retrieved August 16, 2022, from https://www.who.int/publications/i/item/9789241550468