Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya!

pendidikan seksual sejak dini, pendidikan seksual adalah, pendidikan seksual, pendidikan seksualitas, edukasi seksual, pendidikanseks, edukasi seksual pada remaja, tentang seksual
Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya! : Memberi edukasi seksual pada anak

Membicarakan hal berbau seksual masih menjadi aktivitas yang tabu untuk dilakukan oleh beberapa orang tua. Padahal pendidikan seksual adalah hal penting yang harus diajarkan pada anak, bahkan sejak usianya masih balita. Selain dianggap tabu, tak jarang juga orang tua yang kebingungan mengenai cara mengajarkan pendidikan seksual pada anak. Apakah Ibu dan Ayah termasuk salah satunya? Yuk kupas tuntas cara memberikan pendidikan seksual terhadap anak! 

Apa Itu Pendidikan Seksual?

pendidikan seksual sejak dini, pendidikan seksual adalah, pendidikan seksual, pendidikan seksualitas, edukasi seksual, pendidikanseks, edukasi seksual pada remaja, tentang seksual
Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya! : Apa itu pendidikan seksual

Pendidikan seksual adalah keterampilan dan pengetahuan yang perlu diberikan pada anak mengenai perilaku seksual untuk menghadapi berbagai hal yang terjadi di masa akan datang seiring bertambahnya usia. Hal ini perlu diberikan sedini mungkin untuk membentuk karakter dan pola perilaku agar anak terhindar dari perilaku yang berisiko terhadap pelecehan seksual atau perilaku seksual yang menyimpang.

Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak

pendidikan seksual sejak dini, pendidikan seksual adalah, pendidikan seksual, pendidikan seksualitas, edukasi seksual, pendidikanseks, edukasi seksual pada remaja, tentang seksual
Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya! : Pentingnya edukasi seksual sejak dini

Pendidikan seksual atau edukasi seksual pada anak sebaiknya diberikan secara komprehensif atau lengkap. Kelengkapan ini meliputi:

  • Perubahan tubuh seseorang,
  • Organ tubuh yang berhubungan dengan reproduksi,
  • Kesehatan reproduksi,
  •  Kontrasepsi,
  •  Kehamilan dan persalinan, serta
  • Penyakit seksual yang menular seperti HIV.

Seperti pengetahuan lainnya, edukasi seksual tentunya memiliki banyak manfaat bagi anak, diantaranya adalah:

  • Meningkatkan pengetahuan dan sikap anak terkait kesehatan dan perilaku seksual serta reproduksi.
  •  Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi saat anak berubah menjadi dewasa dan berada pada usia aktif secara seksual.
  • Anak mengetahui tentang tubuh dan hubungan mereka.
  • Anak yang telah dewasa dapat mengurangi atau menghindari risiko berhubungan seks tanpa kondom.
  •  Anak dapat menentukan batas-batas dalam berhubungan.
  •   Anak dapat menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
  • Anak terhindari dari penyakit seksual menular.
  • Meningkatkan kesadaran anak akan hak-hak mereka atas tubuh mereka. Hal ini dapat membuat anak mengetahui batas-batas orang lain dalam menyentuh tubuh mereka. Dengan pengetahuan ini, anak akan dapat menghindari pelecehan seksual.

Semakin banyak anak-anak yang teredukasi mengenai edukasi seksual, maka angka pencegahan kehamilan di luar keinginan akan semakin meningkat. Hal ini tentunya sangat baik mengingat masih banyaknya praktik membuat anak perempuan hamil sebelum mereka siap. Atau praktik menikahkan anak-anak yang masih di bawah usia matang untuk menikah.  Tak hanya menurunkan angka kehamilan di luar keinginan, angka tertularnya penyakit seksual menular juga dapat menurun dengan semakin banyaknya anak-anak yang teredukasi.

Rendahnya edukasi seksual tentunya dapat berakibat buruk bagi generasi penerus bangsa. Perlu diingat bahwa selain dari kurangnya pendidikan seksual, pendidikan seksual yang tidak benar juga dapat berakibat buruk pada anak. Hal tersebut dapat membuat anak-anak dan remaja rentan terhadap perilaku seksual berbahaya dan eksploitasi seksual.

Oleh karena itu, edukasi seksual pada anak adalah hal yang penting. Tak hanya itu, edukasi seksual yang lengkap sesuai usia anak juga adalah hal penting untuk diajarkan agar anak-anak dapat memahami dengan baik dan tidak salah persepsi.

Baca juga: Informed Consent Pemasangan KB: Perlukah Izin Suami untuk Pemasangan KB?

Kunci Utama Sebelum Memberikan Pendidikan Seksual pada Anak

pendidikan seksual sejak dini, pendidikan seksual adalah, pendidikan seksual, pendidikan seksualitas, edukasi seksual, pendidikanseks, edukasi seksual pada remaja, tentang seksual
Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya! : Kunci utama sebelum memberi edukasi seksual

Pendidikan seksual dapat diberikan pada anak di usia semuda mungkin. Hal ini dikarenakan edukasi seksual sejak dini nantinya bisa menjadi pegangan anak saat telah beranjak dewasa.  Kunci penting yang perlu diingat oleh Ibu dan Ayah dalam pemberian edukasi seksual adalah keterbukaan, kejujuran, dan pastikan bahwa informasi yang akan diberikan terpercaya.

Keterbukaan dan kejujuran akan membuat Ibu dan Ayah lebih mudah memberi pendidikan seksual pada anak, terlebih saat usia anak masih sangat muda. Jika anak sudah terbiasa membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan seksual nantinya anak akan mau membicarakan hal ini dengan Ibu dan Ayah seiring dengan bertambahnya usianya.

Sebelum membahas lebih lanjut, Ibu dan Ayah perlu mengingat 8 hal ini sebelum membicarakan edukasi seksual dengan anak.

  1. Anak-anak memiliki rasa penasaran yang tinggi

Mereka akan mencari tahu hal yang belum mereka ketahui. Misalnya mereka akan bertanya seperti, “Ayah Ibu tahu tidak bayi itu keluar dari mana?”.

  1.  Koreksi informasi yang salah dan berilah jawaban sesuai fakta

Contohnya, Ibu dan Ayah dapat menjawab pertanyaan tempat keluarnya bayi dengan “Bayi tidak tumbuh di perut ibu. Tapi bayi tumbuh di suatu tempat special di dalam tubuh Ibu yang disebut Rahim.”. Alih-alih menjawab bayi tumbuh dalam perut, Ibu perlu memberikan jawaban sesuai dengan sistem anatomi tubuh manusia agar anak dapat mengetahui fakta yang sebenarnya. Walaupun memberikan fakta, Ibu dan Ayah perlu menyesuaikan gaya bahasa yang sesuai dengan usia anak saat menjelaskannya agar anak mengerti jawaban yang diberikan.

  1. Gunakan nama yang benar untuk setiap anggota tubuh

Ibu dan Ayah mungkin pernah mendengar orang tua lain yang menyensor nama organ-organ tertentu dengan mengganti nama organ tersebut. Misalnya mengganti penyebutan penis dengan “titit”. Hal ini sebaiknya dihindari oleh Ibu dan Ayah karena menyebut nama organ dengan nama yang benar akan memberi tahu anak bahwa penyebutan hal tersebut normal dan organ tersebut bukanlah organ yang aneh untuk dimiliki. Memberi penyebutan yang benar, nantinya juga akan membuat anak dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya atau pada dokter saat diperlukan. 

  1. Ayah dan Ibu dapat menggunakan percakapan mengenai edukasi seksual ini untuk memberitahu opini Ayah dan Ibu

Misalnya “Beberapa orang sangat ingin punya bayi, tapi ada juga orang lain yang tidak yakin ingin memiliki bayi”. Banyak mengetahui opini orang lain dapat memperluas empati anak saat telah dewasa nanti.

Baca juga: Kenali Pola Asuh Permisif dan 9 Dampak Negatifnya pada Anak!

  1. Katakan tidak tahu saat tidak bisa menjawab

Tidak mengetahui semua jawaban anak adalah hal yang wajar. Saat ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Ibu dan Ayah, sampaikanlah bahwa Ibu dan Ayah senang diberi pertanyaan tersebut, namun perlu mencari jawabannya terlebih dahulu dan akan memberi tahu anak jika jawaban telah ditemukan. Atau Ibu dan Ayah dapat mencari jawabannya bersama.

Ingat bahwa keterbukaan adalah salah satu kunci dari edukasi seksual. Keterbukaan seperti hal di atas nantinya akan membantu membangun kepercayaan antara orang tua dan anak.

  1. Bukalah percakapan

Beberapa anak tidak suka banyak bertanya pada orang tuanya, oleh karena itu penting bagi orang tua untuk membuka percakapan. Jangan lupa pilih waktu yang tepat untuk membicarakannya. Misalnya saat Ibu dan anak melihat ibu hamil saat sedang menonton televisi bersama, Ibu dapat bertanya “Tadi di tv ada ibu hamil yang perutnya besar, kamu tahu ga kenapa perempuan bisa kaya gitu?”.  

  1. Usahakan kedua orang tua ikut andil dalam pemberian edukasi seksual

Usahakan agar percakapan mengenai edukasi seksual ini tidak hanya disampaikan oleh Ibu saja atau oleh Ayah saja, namun oleh keduanya. Hal ini akan memberi gambaran pada anak bahwa membicarakan hal-hal berbau seksual dapat dilakukan pada Ibu dan Ayah. Anak juga akan merasa nyaman saat membicarakannya pada kedua orang tua hingga saat telah dewasa.

  1. Siapkan diri

Mungkin Ibu atau Ayah merasa tidak nyaman dan geli, terutama saat mengatakan beberapa organ seperti penis atau vagina pada anak. Ketidaknyamanan ini adalah hal wajar. Oleh karena itu, persiapkanlah diri Ibu dan Ayah agar dapat tetap menajwab pertanyaan anak dengan baik.

Cara Memberikan Pendidikan Seksual Sesuai Usia Anak

pendidikan seksual sejak dini, pendidikan seksual adalah, pendidikan seksual, pendidikan seksualitas, edukasi seksual, pendidikanseks, edukasi seksual pada remaja, tentang seksual
Memberi Pendidikan Seksual pada Anak? Siapa Takut! Catat 8 Kuncinya! : Cara memberi edukasi seksual sesuai usia anak

Memberikan pendidikan seksual terhadap anak sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Berikut cara memberikan pendidikan seksual sesuai usia anak:

  1. Anak usia 0-2 tahun

Beri anak pelajaran mengenai nama-nama anggota tubuhnya saat tengah bermain. Misalnya saat bermain boneka.

  1. Anak usia 2-3 tahun

Pada usia ini, anak akan sering merasa penasaran dengan tubuh mereka dan tubuh anak-anak lainnya. Ibu dan Ayah dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengenalkan nama-nama anggota tubuh dan perbedaan anggota tubuh perempuan dan laki-laki pada anak. Buku bergambar dapat menjadi bahan belajar yang baik bersama anak.

  1. Anak usia 4-5 tahun

Anak usia 4-5 tahun sudah dapat mulai mengerti tentang bayi. Ibu dan Ayah dapat mulai memperkenalkan bagaimana bayi tumbuh dalam tubuh Ibu dan bagaimana bayi keluar dari tubuh Ibu. Berilah penjelasan sederhana agar anak dapat memahami dengan baik.

Baca juga: 9 Cara Berdamai dengan Perubahan Tubuh Saat Hamil: Panduan untuk Calon Ibu

  1. Anak usia 6-8 tahun

Pada usia 6 tahun, anak mulai penasaran dengan bagaimana bayi terbentuk atau “dibuat”. Ibu dan Ayah dapat memberikan penjelasan yang tepat dan sederhana tentang bagaimana bayi terbentuk melalui berhubungan badan yang dilakukan oleh orang dewasa. Kesempatan ini juga dapat Ibu dan Ayah gunakan untuk memberi tahu bahwa berhubungan badan hanya boleh dilakukan saat telah dewasa dan anak-anak tidak diperbolehkan melakukannya.

Selain itu, Ibu dan Ayah juga dapat menjelaskan cara lain tentang bagaimana bayi berada dalam suatu keluarga, misalnya melalui adopsi dari keluarga dengan orang tua yatim piatu, adopsi dari panti asuhan, dan adopsi dari anak yang terdampak bencana.

  1. Anak usia 9-11 tahun

Semakin dewasa, anak akan semakin memiliki hal beragam untuk ditanyakan, misalnya tentang berhubungan badan dan masturbasi. Dalam menangani hal ini, pertama-tama Ibu dan Ayah dapat menanyakan pendapat anak mengenai hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak. Kemudian Ibu dan Ayah dapat mengoreksi hal yang salah dan memberi tahu pengetahuan tambahan jika ada yang belum diketahui oleh anak.

Tips jika anak menanyakan masturbasi:

Beberapa anak mulai masturbasi pada usia 9-11 tahun. Bahkan beberapa anak masturbasi lebih sering daripada anak-anak lainnya. Ibu dan Ayah dapat mengatakan bahwa masturbasi adalah hal yang normal dan sehat untuk dilakukan selama anak melakukannya di tempat yang benar dan tidak mengganggu aktivitasnya yang lain. Membicarakan hal ini dengan anak akan membuat mereka merasa nyaman dan terbuka dengan orang tuanya.

Tips jika anak menanyakan berhubungan badan:

Ibu dan Ayah dapat menjelaskan mengenai berhubungan badan serta opini Ibu dan Ayah dengan anak pada usia ini. Jika anak bertanya mengenai bagaimana cara berhubungan seksual yang dilakukan Ibu dan Ayah tapi Ibu dan Ayah tidak nyaman membicarakannya, Ibu dan Ayah dapat menyiasatinya dengan menjawab bahwa hal tersebut adalah privasi, namun Ibu dan Ayah akan senang memberi tahu hal general soal berhubungan seksual.

Terkadang, anak tidak menanyakan hal yang benar-benar ingin mereka ketahui. Oleh karena itu, saat anak menanyakan tentang berhubungan seksual, Ibu dan Ayah dapat menggunakan kesempatan ini untuk bertanya mengapa anak ingin menanyakan hal tersebut untuk mengetahui apa yang baru saja anak dengar atau lihat yang berhubungan dengan berhubungan seksual.

Setelah membaca artikel ini, tentunya Ibu dan Ayah menjadi lebih siap dalam memberikan pendidikan seksual pada anak, bukan? Jangan sampai artikel ini berhenti pada Ibu atau Ayah ya, bagikan artikel ini untuk membantu teman dan kerabat dalam memberi pendidikan seksual pada anaknya! Mari wujudkan generasi penerus bangsa yang lebih sehat dengan memberi pendidikan seksual sejak dini. Download juga aplikasi Bukubumil di google play store untuk memantau perkembangan si kecil dimanapun dan kapanpun!  

Referensi

Comprehensive sexuality education. Diakses pada Mei 23, 2023. https://www.unfpa.org/comprehensive-sexuality-education#readmore-expand

Comprehensive sexuality education: For healthy, informed and empowered learners. Diakses pada Mei 23, 2023. https://www.unesco.org/en/health-education/cse

Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini Di Era Digital. Diakses pada Mei 23, 2023. https://www.unja.ac.id/pentingnya-pendidikan-seks-pada-anak-usia-dini-di-era-digital/

Sex education and talking with children about sex: 0-8 years. Diakses pada Mei 23, 2023. https://raisingchildren.net.au/school-age/development/sexual-development/sex-education-children#:~:text=It’s%20never%20too%20early%20to,can%20make%20later%20conversations%20easier.

Sex education and talking with children about sex: 9-11 years. Diakses pada Mei 23, 2023. https://raisingchildren.net.au/pre-teens/development/puberty-sexual-development/sex-education

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories