Setelah Ibu melahirkan bayi, tubuh akan mulai menyesuaikan dengan kondisi barunya sebagai seorang Ibu. Periode penyesuaian ini disebut sebagai masa nifas, yang juga dikenal dengan masa pemulihan setelah mengalami proses persalinan. Pada masa ini, sangat wajar bagi Ibu jika merasa tidak nyaman dan perlu penyesuaian dengan kondisi baru.
Tubuh Ibu akan mengalami beberapa perubahan pada masa nifas, seperti perubahan pada sistem reproduksi, kondisi fisik, dan mental Ibu. Untuk itu, Ibu perlu mengetahui kondisi baru apa saja yang akan terjadi agar tidak khawatir dan dapat mempersiapkannya lebih awal.
Nah, agar Ibu dapat lebih mengenalnya, yuk simak penjelasan dari BukuBumil mengenai perubahan tubuh Ibu saat nifas berikut!
Table of Contents
Masa Nifas dan Durasinya
Masa nifas adalah masa ketika Ibu telah menyelesaikan proses persalinan yang dihitung dari hari pertama Ibu melahirkan dan berlangsung hingga 6 minggu atau sekitar 42 hari. Nifas akan berakhir dengan kembalinya siklus menstruasi normal Ibu.
Periode ini dapat menjadi tantangan karena Ibu akan mengalami perubahan-perubahan, baik saat mengandung, melahirkan, dan merawat bayi Ibu yang baru lahir.
Namun, untuk mengurangi rasa khawatir, Ibu dan bayi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan sebanyak minimal 4 kali selama 42 hari masa nifas. Selain itu, penting bagi Ibu untuk mengetahui berbagai perubahan tubuh yang dialami agar dapat mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan.
Baca juga: 5 Senam saat Nifas yang Nyaman dan Praktis
Perubahan Tubuh Ibu saat Masa Nifas
Menjadi seorang Ibu bukanlah sebuah peran yang mudah karena ada banyak hal yang akan terjadi pada prosesnya, termasuk perubahan pada kondisi tubuh Ibu. Pada masa ini, Ibu juga akan bertanya-tanya apakah tubuhnya dapat kembali seperti saat sebelum hamil dan melahirkan. Pada faktanya, perubahan tubuh tersebut berbeda bagi setiap Ibu. Cepat atau tidaknya kondisi Ibu pulih setelah melahirkan tergantung pada proses kehamilan yang dilalui Ibu sebelumnya.
Setelah melahirkan, bentuk payudara, lebar pinggul, ukuran pakaian, dan bahkan ukuran sepatu Ibu dapat berubah. Di sisi lain, perubahan juga terjadi pada pikiran dan emosi Ibu. Maka dari itu, penting bagi Ibu untuk mengingat bahwa seluruh perubahan yang terjadi adalah bentuk penyesuaian, pemulihan diri, dan sebagai bukti bahwa tubuh Ibu melakukan pekerjaan yang luar biasa. Beberapa perubahan akan berangsur pulih seiring berjalannya waktu, tetapi ada juga perubahan pada tubuh yang tidak dapat kembali seperti sebelum persalinan. Di bawah ini adalah perubahan-perubahan yang akan dialami tubuh Ibu pada masa nifas:
Payudara membengkak dan terasa nyeri
Payudara akan mengalami pembesaran ukuran selama masa kehamilan. Setelah melahirkan, payudara Ibu akan membengkak, memerah, sakit, dan bertambah besar karena jaringan lemak terganti dengan jaringan fungsional sebagai bentuk persiapan untuk menyusu. Hal ini dapat terjadi pada satu atau dua hari setelah persalinan. Membesarnya payudara adalah kondisi yang normal, meskipun memang menyakitkan bagi Ibu.
Setelah Ibu berhenti menyusui, jaringan fungsional akan berhenti berkembang. Hal ini karena jaringan tidak digunakan lagi, tetapi jaringan fungsional tidak akan langsung berganti ke jaringan lemak, karena lemak yang sebelumnya sudah hilang. Oleh sebab itu, kondisi membengkak dan membesarnya payudara Ibu tidak bertahan selamanya. Jika berat badan Ibu bertambah setelah hamil, maka lemak-lemak di sel payudara tersebut dapat terganti dari lemak baru. Ini merupakan proses yang berulang dan akan terjadi kembali jika Ibu mengalami kehamilan di waktu berikutnya.
Untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan tersebut, bagi Ibu yang tidak menyusui dapat mengompres payudara dengan air dingin serta dapat menggunakan bra yang mendukung. Untuk mengurangi ketidaknyamanannya, pada Ibu menyusui direkomendasikan mandi air hangat atau mengompres, memberi pijatan lembut, atau memompa payudara untuk membantu agar produksi ASI lancar.
Baca juga: 6 Manfaat Pijat Payudara
Perubahan pada vagina
Pada Ibu yang mengalami persalinan normal yakni bayi lahir melalui lubang vagina, tentunya akan menyebabkan perubahan pada vagina. Perubahan ini pasti tidak menjadi hal yang mengejutkan bagi Ibu, mengingat bayi lahir melewati lubang vagina dengan dimensi kepala bayi, ukuran bayi, dan bahkan berat badan bayi yang sudah melebihi lubang vagina Ibu. Oleh sebab itu, persalinan secara normal ini dapat menyebabkan vagina mengalami robekan perineum (area antara mulut vagina dan anus) atau episiotomi (sayatan bedah melalui perineum).
Kondisi ini membutuhkan waktu setidaknya enam minggu untuk pulih, tetapi kebanyakan Ibu akan memiliki vagina yang lebih lebar secara permanen. Untuk membantu mencegah robekan di perineum, Ibu disarankan melakukan pijatan harian di daerah tersebut pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Pascapersalinan, Ibu juga dapat melakukan pijat setiap hari agar membantu untuk memulihkan bekas luka. Pijatan perineum ini dapat dilakukan oleh Ibu sendiri atau meminta pasangan melakukannya. Jika diperlukan, Ibu bisa meminta bantuan bidan untuk melakukan pijatan perineum
Keputihan pada vagina
Keputihan yang dialami Ibu setelah melahirkan dikenal sebagai lokia. Lokia adalah sisa darah, lendir, dan jaringan jinak dari rahim Ibu. Umumnya, lokia akan keluar sebanyak cairan menstruasi atau bahkan bisa menjadi lebih banyak. Ibu akan mengalami keputihan selama beberapa minggu. Pada saat Ibu sedang berada di awal masa nifas, lokia yang keluar akan berwarna merah segar dan dalam jumlah cairan yang cukup banyak. Namun, pada beberapa minggu setelahnya akan berangsur pulih dan berubah warna menjadi putih kekuningan.
Untuk menghindari infeksi dan iritasi pada masa nifas, Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan dengan rutin mengganti tampon atau pembalut setiap beberapa jam. Keputihan adalah perubahan yang normal pada Ibu setelah melahirkan dan Ibu akan pulih setelah masa nifas selesai.
Baca juga: Keputihan saat Hamil, 4 Hal yang Perlu Diketahui
Muncul stretch mark
Stretch mark atau guratan-guratan yang ada pada kulit Ibu saat masa kehamilan adalah kondisi yang wajar karena setiap orang bisa mendapatkannya apabila mengalami peningkatan atau penurunan berat badan secara drastis. Biasanya stretch mark atau hilangnya elastisitas pada kulit, muncul di bagian perut, pinggul, payudara, atau bokong Ibu.
Stretch mark tidak dapat dicegah, tetapi tingkat keparahannya dapat dikurangi dengan menggunakan salep. Namun, penggunaan salep tidak aman dilakukan saat masa kehamilan atau menyusui. Oleh sebab itu, Ibu sebaiknya melakukan konsultasi pada tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang terbaik.
Baca juga: 10 Cara Hadapi Strecth Mark saat Hamil
Rambut rontok
Rontoknya rambut Ibu pada masa nifas terjadi karena penurunan kadar hormon setelah melahirkan. Saat hamil, rambut Ibu mengalami pertumbuhan karena hormon estrogen mengalami peningkatan. Setelah bayi lahir, kadar hormon estrogen akan kembali normal dan pertumbuhan rambut Ibu akan kembali seperti saat sebelum masa kehamilan.
Namun, Ibu tidak perlu merasa cemas. Meskipun rambut Ibu akan mengalami kerontokan selama berbulan-bulan pascapersalinan, tetapi ini hanya kondisi sementara. Jika Ibu perhatikan dengan seksama, setelahnya rambut Ibu akan berangsur-angsur pulih dan tumbuh kembali.
Sulit untuk menahan buang air kecil
Melahirkan bayi juga dapat meningkatkan risiko Ibu mengalami inkontinensia, atau kehilangan kontrol kandung kemih. Akibatnya, Ibu akan sulit untuk menahan buang air kecil. Hal ini terjadi karena persalinan normal atau persalinan yang terjadi lewat lubang vagina dapat melemahkan otot-otot yang dibutuhkan untuk mengontrol kandung kemih dan merusak saraf dan jaringan pendukung kandung kemih yang mengarah ke dasar panggul (prolaps).
Inkontinensia urin juga berisiko pada Ibu yang mengalami persalinan lewat operasi caesar. Saat melahirkan, otot dasar panggul Ibu menerima tekanan dan berkurang setelah melahirkan. Ibu yang mengalami inkontinensia dapat berlatih senam Kegel untuk memperkuat otot-otot dasar panggul. Ibu dapat melakukan senam Kegel dengan berbaring, duduk, atau berdiri serta bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Baca juga: 5 Langkah Senam Kegel setelah Melahirkan untuk Mengencangkan Miss V
Mood atau suasana hati yang berubah
Pada masa nifas, tepatnya setelah melahirkan, Ibu akan mengalami berbagai bentuk emosi. Umumnya, seorang Ibu yang baru saja melahirkan akan mengalami periode masa sedih, cemas yang berlebihan, atau perasaan tidak mampu dalam merawat bayinya, kondisi ini dikenal dengan baby blues. Gejalanya dapat berupa perubahan suasana hati, menangis, tanpa alasan, kecemasan, dan kesulitan tidur.
Baby blues biasanya mereda dalam waktu dua minggu. Nah, pada masa-masa tersebut, Ibu harus lebih memperhatikan diri dan bercerita tentang perasaannya, serta meminta bantuan kepada pasangan dan orang-orang di sekitar apabila membutuhkan bantuan.
Baca juga: Susah Tidur saat Hamil? Coba 5 Pengobatan Alami Ini
Perubahan pada kulit Ibu
Setelah kehamilan, ada beberapa perubahan yang terjadi pada kulit Ibu. Misalnya, linea nigra — bahasa latin untuk “garis hitam” — adalah garis vertikal gelap yang membentang di atas perut Ibu hingga ke daerah kemaluan.
Sebanyak 7 dari 10 Ibu hamil juga mengalami “topeng kehamilan” atau yang dikenal sebagai melasma. Melasma adalah bercak gelap yang ada di dahi, pipi, dan bibir atas Ibu. Selain itu, bintik-bintik (freckles) dan tahi lalat Ibu juga bisa menjadi menghitam selama masa kehamilan.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) atau Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Amerika, linea nigra dan melasma terjadi karena peningkatan melamin yaitu pigmen yang menambah warna pada kulit dan rambut. Area gelap ini biasanya memudar setelah Ibu melahirkan, tetapi beberapa Ibu dapat memiliki bercak gelap ini selama bertahun-tahun.
Baca juga: 9 Tips Atasi Perubahan Kulit saat Hamil
Namun, perlu diingat bahwa setiap Ibu mengalami kondisi yang berbeda saat kehamilan dan persalinan. Beberapa Ibu mungkin merasakan perubahan yang lebih parah dari yang lain, sementara beberapa lainnya mungkin tidak merasakan perubahan yang signifikan. Hal penting yang wajib diketahui Ibu bahwa perubahan ini normal terjadi pada masa nifas dan Ibu tidak perlu minder dengan hal itu. Ibu akan tetap menarik dan memesona dengan segala kekurangannya. Selain itu, bantuan dari tenaga kesehatan serta dukungan dari keluarga juga selalu tersedia, sehingga Ibu dapat mengatasi berbagai perubahan ini dan kembali pada kondisi yang optimal.
Ibu memiliki sesama teman yang baru saja melahirkan atau akan melahirkan? Nah, berikan mereka informasi penting dengan membagikan artikel ini. Jangan lupa juga untuk mengunjungi website BukuBumil agar Ibu tetap update dan mendapatkan informasi terperinci seputar kehamilan!
Referensi:
- Brown-Worsham, S. (2022, December 28). 20 things to know about your postpartum body. Retrieved January 26, 2023, from https://www.parents.com/pregnancy/my-body/postpartum/your-postpartum-body-what-to-expect-and-what-to-do/#:~:text=You%20may%20also%20experience%20milk,certified%20plastic%20surgeon%20in%20Ft.
- Geggel, L. (2018, August 12). 18 ways pregnancy may change your body forever. Livescience.com; Live Science. Retrieved January 25, 2023, from https://www.livescience.com/63291-post-pregnancy-changes.html
- Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia. (2019, October 10). Yuk rutin periksa kesehatan ibu dan bayi semasa nifas!. Retrieved January 25, 2023, from https://promkes.kemkes.go.id/yuk-rutin-periksa-kesehatan-ibu-dan-bayi-semasa-nifas#
- Mayo Clinic. (2018). C-section recovery: what to expect. Retrieved January 26, 2023, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/c-section-recovery/art-20047310
- Migala, J. (2022, August 22). 8 permanent body changes after pregnancy. Retrieved January 26, 2023, from https://www.health.com/condition/pregnancy/body-changes-post-pregnancy
- Queensland Health. (2021, May 31). 6 ways your body can change after birth. Retrieved January 26, 2023, from https://www.health.qld.gov.au/news-events/news/6-ways-your-body-can-change-after-pregnancy-childbirth-postpartum