Isi Artikel
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia. Wajah dan tubuh merupakan bagian pertama yang akan dilihat orang lain. Tampil cantik di depan orang lain adalah hal lumrah yang diinginkan oleh setiap wanita, tak terkecuali ibu hamil. Menjaga kecantikan bisa dilakukan dengan merawat kulit dari luar dan dalam. Menggunakan skincare adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk merawat kulit dari luar, namun ibu hamil harus lebih memperhatikan kondisi kulitnya karena memiliki perbedaan dengan saat sebelum kehamilan. Kira-kira apa ya perbedaan tersebut? Apakah semua kandungan skincare aman untuk ibu hamil, atau malah ada yang harus dihindari? Yuk ambil langkah pertama Ibu untuk menjadi ibu hamil yang glowing dan sehat dengan membaca artikel yang telah dirangkum oleh Bukubumil berikut ini!
Kondisi Kulit Selama Masa Kehamilan
Tubuh manusia selalu berubah setiap saat atau disebut juga dinamis. Tubuh disusun oleh sel-sel yang memiliki usia tertentu, dapat mengalami kematian, dan dapat diganti dengan yang baru. Keadaan tersebut terjadi pada seluruh tubuh, tidak terkecuali kulit. Kulit manusia antara yang satu dan lainnya berbeda-beda tergantung pada umur, iklim, jenis kelamin, ras, dan lokasi pada tubuh.
Kesehatan kulit adalah hal penting yang harus dijaga, terutama bagi ibu hamil. Selain berfungsi sebagai pelindung, kulit juga dapat menjadi pertanda dari perubahan sistem tubuh secara keseluruhan. Contohnya adalah adanya proses penuaan pada organ tubuh. Penuaan merupakan hal yang normal terjadi, namun ada kalanya terjadi lebih cepat dari seharusnya. Oleh karena itu, merawat kulit adalah hal yang perlu dilakukan oleh Ibu.
Selama masa kehamilan, Ibu mungkin pernah merasakan kulit Ibu lebih sensitif terhadap sinar matahari, deterjen, atau beberapa jenis makanan. Hal ini normal terjadi karena pada masa kehamilan, beberapa wanita mengalami kulit sensitif. Kulit yang mudah iritasi, mudah merah, atau terasa gatal merupakan kondisi yang sering terjadi pada kulit sensitif. Hal ini akan lebih parah jika Ibu memiliki masalah kulit sebelum kehamilan. Selain dari kondisi kulit sebelum masa kehamilan, kulit sensitif juga dapat terjadi secara tiba-tiba saat hamil walaupun sebelumnya tidak memiliki riwayat kulit sensitif.
Baca juga: Minum Obat Flu Saat Hamil, Aman Nggak, Ya?
Kulit sensitif pada ibu hamil dapat terjadi karena beberapa faktor seperti adanya ketidakseimbangan hormon selama kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat merusak kulit yang nantinya bisa memperparah kondisi kulit sensitif yang sedang dialami ibu hamil. Beberapa diantaranya adalah:
- Penyejuk udara atau AC (air conditioner),
- Perubahan suhu yang drastis,
- Polusi udara,
- Stres,
- Radikal bebas, dan
- Sinar ultraviolet
Kulit memerlukan setidaknya 60% kandungan air agar berada pada kondisi lembab. Kulit yang lembab akan terasa lembut, cerah, dan kenyal. Kelembaban kulit perlu dijaga agar kulit Ibu tidak kering dan menyebabkan ketidaknyamanan seperti gatal, kusam, nyeri, dan kemerahan.
Selain kulit sensitif, ibu hamil dapat mengalami beberapa perubahan dan gejala pada kulit, seperti:
- Melasma (bercak kecoklatan pada kulit),
- Hiperpigmentasi (penggelapan area kulit tertentu) ,
- Varises (pelebaran pembuluh darah karena penumpukan darah),
- Stretch marks (guratan pada kulit akibat konsentrasi lemak berlebih),
- Pruritus (gatal-gatal), dan
- Linea nigra (garis gelap yang muncul di perut ibu hamil)
Skincare Aman untuk Ibu Hamil
Telah disebutkan sebelumnya bahwa Ibu akan mengalami beberapa perubahan pada kulit Ibu. Untuk meminimalisir ketidaknyamanan yang timbul akibat perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan tentunya Ibu perlu merawat kulit. Selain untuk menjaga kesehatan, Ibu juga akan mendapatkan bonus berupa kecantikan yang terpancar dari kulit sehat Ibu. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bahan skincare aman untuk ibu hamil. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa beberapa bahan skincare dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan calon buah hati yang dikandungnya. Oleh karena itu memilih skincare aman untuk ibu hamil sangatlah penting. Berikut adalah beberapa bahan skincare aman untuk ibu hamil:
- Clindamycin dan erythromycin
Bahan skincare aman untuk ibu hamil yang pertama adalah clindamycin dan erythromycin. Ibu mungkin pernah menemukan clindamycin dan erythromycin bersama bahan-bahan lainnya dalam satu produk skincare, atau hanya ada salah satu diantara keduanya. Kedua bahan ini digunakan sebagai bahan antibakteri untuk melawan jerawat. Clindamycin dan erythromycin merupakan skincare yang aman digunakan oleh ibu hamil. Studi yang dilakukan dilakukan pada 647 wanita tidak menunjukkan adanya malformasi pada trimester pertama. Pada trimester kedua dan ketiga pun tidak ditemukan adanya hal buruk yang terjadi dari penggunaan kedua bahan ini. Oleh karena itu, ibu hamil yang memiliki masalah jerawat dapat menggunakan skincare yang mengandung kedua bahan ini.
- Benzoyl peroxide
Bahan ini merupakan bahan yang digunakan pada skincare yang dioles pada kulit. Bahan ini dapat digunakan untuk melawan jerawat. Benzoyl peroxide termasuk skincare yang aman untuk ibu hamil karena bahan ini hanya akan diserap oleh kulit sebanyak 5% lalu sisanya akan diubah menjadi asam benzoat di dalam kulit dan dikeluarkan melalui urin atau air seni. ACOG (American College of Obstetricians and Gynecologists) bahkan merekomendasi produk ini untuk digunakan sebagai bahan untuk melawan jerawat pada ibu hamil.
- Salicylic acid
Ibu yang sudah terbiasa menggunakan skincare mungkin familiar dengan salicylic acid. Bahan ini biasa digunakan untuk melawan jerawat karena memiliki efek anti inflamasi atau anti radang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya efek samping pada ibu hamil seperti malformasi mayor, bayi lahir prematur, atau pun BBLR (berat bayi lahir rendah) yang telah menggunakan bahan ini sehingga bahan ini merupakan bahan skincare yang aman digunakan oleh ibu hamil. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga menyatakan bahwa penggunaan bahan ini pada dosis kecil aman bagi ibu hamil.
- Asam Glikolat
Bahan lain yang sering kali ditemukan pada skincare untuk melawan jerawat adalah asam glikolat. Glycolic acid atau asam glikolat adalah asam alfa hidroksi (AHA) yang merupakan agen eksfoliasi atau agen yang dapat membantu mengangkat sel-sel kulit mati serta debu dan kotoran yang menempel pada kulit. Bahan ini juga termasuk bahan skincare yang aman karena hanya sedikit yang akan diserap oleh kulit. Meskipun demikian, Ibu tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan ini pada dosis yang berlebihan. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga merekomendasikan bahan ini pada skincare untuk mengatasi jerawat selama masa kehamilan.
Setelah melihat empat bahan skincare aman untuk ibu hamil tersebut, apakah ada yang pernah Ibu temukan?
Baca juga: 10 Cara Hadapi Stretch Mark saat Hamil
Skincare Berbahaya untuk Ibu Hamil
Setelah mengetahui bahan-bahan skincare aman untuk ibu hamil, Ibu juga perlu mengetahui bahan-bahan skincare yang tidak aman digunakan selama masa kehamilan. Bahan-bahan yang tidak aman ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada Ibu maupun pada calon buah hati. Beberapa bahan tersebut antara lain:
- Hydroquinone
Hydroquinone merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai pemutih kulit. Penelitian menunjukkan tidak terlihat adanya peningkatan risiko malformasi mayor atau efek samping lainnya pada ibu hamil. Walaupun terlihat aman, jika dibandingkan dengan bahan-bahan skincare lainnya, sebaiknya ibu menghindari skincare dengan bahan ini karena hydroquinone dapat diserap tubuh Ibu sebanyak 35-45%.
- Retinol
Bagi para ibu yang gemar menggunakan skincare, pasti sudah tidak asing dengan retinol. Bahan ini banyak terdapat pada cream, serum, dan lotion. Retinol terkenal sebagai bahan anti-aging atau bahan untuk melawan penuaan kulit. Selain itu, retinol juga memiliki efek untuk melawan jerawat serta mengangkat sel kulit mati. Namun, penggunaan bahan ini tidak disarankan untuk ibu hamil. Hal ini dikarenakan retinol merupakan turunan vitamin A yang dapat diserap oleh janin. Walaupun hanya dioleskan pada permukaan kulit, retinol tetap akan diserap hingga ke dalam peredaran darah dan berpotensi menyebabkan keracunan vitamin A pada ibu hamil.
Vitamin A memang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mendukung kesehatan mata, sistem imun, dan perkembangan tulang calon buah hati. Namun, terlalu banyak mengonsumsi vitamin A dapat membahayakan ibu hamil karena kelebihan ini akan disimpan di jaringan lemak dan hati. Saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa batas jumlah vitamin A yang aman dikonsumsi selama kehamilan, tapi banyak dokter yang tidak merekomendasikan penggunaan retinol selama masa kehamilan.
Baca juga: Stres Saat Kehamilan: Ini 10 Cara Mengatasinya
- Minoxidil
Minoxidil merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dengan cara menginduksi vasodilatasi guna meningkatkan sirkulasi darah folikel rambut. Minoxidil dapat diserap sekitar 2-3%. Walaupun hanya dioleskan pada permukaan kulit, tapi bahan ini sebaiknya dihindari oleh ibu hamil karena mampu diserap dengan mudah dan dapat terakumulasi menjadi lipid sehingga jumlahnya di dalam otak dan janin akan lebih tinggi daripada yang ada di dalam plasma. Oleh karena itu, US. FDA (United States Food and Drug Administration) atau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat mengkategorikan minoxidil sebagai bahan kategori C yang berarti berisiko bagi ibu hamil.
- Phthalates
Phthalates adalah bahan yang dapat ditemukan pada benda-benda yang berada di sekitar kita, seperti plastik kemasan, selang taman, cat kuku, dan produk skincare. Bahan ini merupakan bahan skincare yang tidak aman untuk ibu hamil karena penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang menggunakan bahan ini dapat mengakibatkan masalah pada kemampuan motorik dan berbahasa pada anaknya. Penelitian lain menunjukkan bahwa bahan ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yakni melahirkan lebih cepat 3 minggu atau lebih sebelum waktunya. Perlu diingat bahwa kelahiran prematur dapat membahayakan Ibu dan calon buah hati, sehingga bahan ini sebaiknya dihindari oleh Ibu.
- Ekstrak dari bunga Arnica, Hamamelis (witch-hazel), and Aesculus hippocastanum (horse chestnut)
Ketiga bahan herbal ini digunakan sebagai bahan skincare dan bahan untuk meringankan edema (pembengkakan bagian tubuh tertentu karena adanya penumpukan cairan berlebih). Namun, beberapa senyawa yang ada pada ketiga bahan ini memiliki efek samping yang buruk bagi ibu hamil sehingga sebaiknya tidak digunakan sebagai skincare selama masa kehamilan.
- Ekstrak Arnica merupakan bahan yang memiliki efek anti inflamasi, analgesik (anti nyeri), dan mampu meningkatkan sirkulasi peredaran darah. Sayangnya bahan ini dapat mengkontraksi rahim sehingga dapat membahayakan janin jika dikonsumsi. Penggunaannya pada permukaan kulit juga tidak disarankan.
- Hamamelis atau yang biasa ditulis witch-hazel pada produk skincare, merupakan bahan yang memiliki anti inflamasi, sayangnya belum banyak penelitian mengenai efek samping bahan ini pada ibu hamil sehingga bahan ini disarankan untuk dihindari oleh ibu hamil.
- Aesculus hippocastanum (horse chestnut) merupakan bahan yang memiliki senyawa aescin yang mampu meringankan edema. Namun terdapat senyawa camphor dan menthol dengan konsentrasi lebih dari 3% yang sering ditemukan pada skincare yang dioles pada permukaan kulit sehingga bahan ini tidak direkomendasikan bagi ibu hamil. Senyawa-senyawa tersebut mampu menembus lapisan plasenta dan bisa meracuni calon buah hati.
Jika Ibu memiliki produk skincare dengan bahan-bahan tersebut, sebaiknya segera buang produk tersebut agar tidak dipakai lagi oleh Ibu. Catat juga bahan-bahan berbahaya tersebut agar Ibu mengingatnya dan tidak membeli produk dengan bahan tersebut.
Setelah mengetahui bahan skincare yang aman dan tidak aman, Ibu bisa semakin waspada terhadap bahan-bahan yang dapat membahayakan Ibu dan calon bayi. Pastikan untuk selalu memperhatikan bahan-bahan yang ada pada skincare yang akan digunakan atau dibeli ya, bu! Bagikan artikel ini pada teman-teman lain yang sedang hamil agar tetap glowing dan sehat bersama. Pantau terus perkembangan si kecil dengan mendownload aplikasi Bukubumil di play store.
Referensi
Bozzo, Pina., A.C. Gocheco., A. Einarson. (2011). Safety of skin care products during pregnancy. Canadian Family Physician • Le Médecin de famille canadien, 57. 665-667. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3114665/pdf/0570665.pdf
Butarbutar, Maria Elvina Tresia. (2021). Peran Pelembab dalam Mengatasi Kondisi Kulit Kering. Majalah Farmasetika, 6 (1). 56-69. https://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/28740
Can Using Products with Retinol Affect Pregnancy? Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.healthline.com/health/pregnancy/retinol-pregnancy#safe-during-pregnancy
FDA Pregnancy Categories. Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.drugs.com/pregnancy-categories.html
Linda, Noor., E. R. S. Mulyati. (2021). Efektivitas Skincare Vegan dengan Jenis Kulit Wajah pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Tomo Kabupaten Sumedang. Jurnal Kesehatan Pertiwi, 3 (A). 52-58. https://journals.poltekesbph.ac.id/index.php/pertiwi/article/view/94/75
Preterm birth more likely with exposure to phthalates. Diakses pada Maret 13, 2023. https://www.nih.gov/news-events/news-releases/preterm-birth-more-likely-exposure-phthalates#:~:text=Pregnant%20women%20who%20were%20exposed,%2C%20detergents%2C%20and%20food%20packaging.
Putra, Imam Budi, N. K. Jusuf., N. K. Dewi. (2022). Skin Changes and Safety Pro le of Topical Products During Pregnancy. JOURNAL OF CLINICAL AND AESTHETIC DERMATOLOGY, 15 (2). 49-57. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8884185/pdf/jcad_15_2_49.pdf
Smorlesi, Carlo., A. Caldarella., L. Caramelli., S. D. Lollo., F. Moroni. (2003). Topically applied minoxidil may cause fetal malformation: A case report. Birth Defects Research (Part A): Clinical and Molecular Teratology, 67. 997–1001. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/bdra.10095
Something else to avoid in pregnancy: Phthalates. Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.health.harvard.edu/blog/something-else-to-avoid-in-pregnancy-phthalates-2019031516224
Your Guide to a Pregnancy-Safe Skin Care Routine. Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.healthline.com/health/pregnancy/pregnancy-safe-skin-care#safe-alternatives