Stres Saat Kehamilan: Ini 10 Cara Mengatasinya

Definisi

Stres selama kehamilan merupakan respon tubuh terhadap tekanan, situasi, atau peristiwa kehidupan yang dapat mengancam Ibu. Hal ini sering dipicu ketika Ibu mengalami sesuatu yang baru, tidak terduga, atau ketika Ibu merasa memiliki sedikit kendali atas suatu situasi. Kemampuan setiap orang untuk mengatasi stres bergantung pada kepribadian, keadaan sosial dan ekonomi.

Ketika Ibu menghadapi stres, tubuh menghasilkan hormon stres yang memicu respon melawan dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Ini membuat Ibu merespons dengan cepat situasi berbahaya. Respons stres ini bisa berguna seperti mengatasi rasa takut, tetapi terlalu banyak stres dapat menyebabkan efek negatif. Hal ini bisa membuat kewalahan atau tidak mampu mengatasinya. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Stres Vs Kecemasan

Ibu mungkin merasa stres karena pekerjaan, peristiwa traumatis, atau perubahan hidup. Setiap orang merasakan stres dari waktu ke waktu. Selain stres, Ibu juga bisa mengalami kecemasan, yaitu reaksi spesifik seseorang terhadap stres. 

Berikut penjelasan mengenai stres dan kecemasan:

StresKecemasanStres dan Kecemasan
Umumnya merupakan respon terhadap penyebab eksternal, seperti menghadapi tantangan besar atau akibat berdebat dengan teman.

Menghilang setelah situasi teratasi.

Bisa berakibat positif atau negatif. Berakibat positif misalnya jika menginspirasi Ibu untuk menjadi lebih baik, atau dapat berakibat negatif seperti menyebabkan Ibu kurang tidur.

Umumnya bersifat internal, artinya itu adalah reaksi terhadap stres.

Biasanya melibatkan perasaan ketakutan  yang terus-menerus yang tidak kunjung hilang, dan itu mengganggu kehidupan sehari-hari.  

Berlangsung terus-menerus, bahkan jika tidak ada ancaman langsung.

Baik stres maupun kecemasan dapat memengaruhi pikiran dan tubuh.

Ibu mungkin mengalami gejala seperti:
-Kekhawatiran yang berlebihan
-Rasa gelisahKetegangan
-Sakit kepala atau sakit badan
-Tekanan darah tinggi
-Kurang tidur
Perbedaan Antara Stress dan Kecemasan

Stres Saat Hamil

Stres Saat Hamil

Emosi dan kehidupan keluarga Ibu berubah sehingga dapat memicu stres selama kehamilan. Namun, stres yang berlebihan  dapat membuat Ibu tidak nyaman dan dapat membuat Ibu sulit tidur, sakit kepala, kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan. Stres tingkat tinggi yang berlangsung lama dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Ketika Ibu hamil, jenis stres ini dapat meningkatkan kemungkinan bayi lahir prematur (lahir sebelum 37 minggu kehamilan) atau  berat badan lahir rendah (beratnya kurang dari 2,5 kg). Bayi yang lahir prematur atau terlalu kecil berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan.

Penyebab Stres Selama Kehamilan

Berikut beberapa penyebab umum selama stress saat hamil:

  • Ibu menghadapi ketidaknyamanan kehamilan, seperti mual di pagi hari, sembelit, lelah atau sakit punggung
  • Hormon berubah yang dapat menyebabkan suasana hati berubah. Perubahan suasana hati ini membuat Ibu sulit untuk menangani stres.
  • Ibu khawatir tentang bagaimana merawat bayi nantinya
  • Ibu mengalami masalah dengan pasangan atau teman
  • Ibu khawatir tentang apa yang Ibu makan dan minum mempengaruhi janin
  • Ibu takut keguguran
  • Ibu merasa takut ketika membayangkan proses persalinan dan melahirkan
  • Ibu khawatir terhadap tekanan keuangan untuk membesarkan bayi nantinya
  • Ibu hamil saat masih remaja

Gejala Stress Selama Kehamilan

Bagi sebagian orang, stres muncul akibat gejala fisik selama kehamilan, seperti mual dan sakit kepala. Beberapa gejala stres selama kehamilan meliputi:

  • Sakit dan nyeri tubuh, termasuk sakit kepala dan sakit perut
  • Mudah marah
  • Merasa tidak memiliki kendali
  • Sulit tidur
  • Mudah lelah
  • Kurangnya bahagia
  • Kesulitan mengingat sesuatu
  • Masalah kulit, seperti ruam
  • Gairah seksual rendah

Jenis Stres yang Dapat Menyebabkan Masalah Kehamilan 

Stres Saat Hamil

Ketika Ibu menangani stres dengan benar, sedikit stres dapat membantu menghadapi tantangan baru. Namun, jenis stres yang serius selama kehamilan dapat meningkatkan risiko Ibu mengalami masalah tertentu, seperti kelahiran prematur. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter atau bidan jika Ibu memiliki jenis stres ini:

  • Banyaknya masalah hidup, contohnya seperti perceraian, penyakit serius, kematian dalam keluarga, atau kehilangan pekerjaan atau rumah
  • Peristiwa bencana, seperti gempa bumi, angin topan atau serangan teroris membuat Ibu merasa terancam dan tidak aman sehingga memicu stres
  • Stres berkepanjangan. Jenis stres ini dapat disebabkan oleh masalah ekonomi atau memiliki masalah kesehatan yang serius
  • Depresi atau kecemasan. Depresi adalah kondisi medis yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat pada hal-hal yang Ibu sukai. Hal ini mempengaruhi bagaimana  perasaan Ibu, berpikir dan bertindak serta dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.  Kecemasan adalah perasaan khawatir atau takut akan hal-hal yang mungkin terjadi. Kedua kondisi tersebut dapat menyulitkan Ibu untuk merawat diri sendiri dan juga bayi Ibu nantinya  
  • Stres pada lingkungan. Beberapa Ibu mungkin mengalami stres karena tinggal di lingkungan yang kumuh, kriminal, dan tidak mendukung kehamilan Ibu
  • Rasisme. Beberapa ibu mungkin menghadapi stres akibat rasisme selama hidup mereka sehingga merasa terancam dan tidak diterima di lingkungan tempat mereka tinggal
  • Stres terkait kehamilan. Beberapa Ibu mungkin merasakan stres serius tentang kehamilan. Ibu mungkin khawatir tentang keguguran, kesehatan janin atau tentang bagaimana akan menghadapi persalinan dan kelahiran atau bagaimana menjadi orang tua

Dampak Stres Selama Kehamilan

Dampak Stress saat Kehamilan

Ibu hamil mungkin merasakan stres selama kehamilan, terutama jika memiliki komplikasi seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, dan preeklamsia. Ibu hamil juga mungkin merasa tertekan oleh masalah lain yang dapat meningkatkan risiko stres. Kehamilan mengakibatkan perubahan hormonal yang signifikan, juga dapat berkontribusi pada peningkatan perasaan stres, kecemasan, dan depresi, dan berdampak pada Ibu dan janin selama kehamilan. Berikut adalah penjelasan dampak dari stress selama kehamilan:

  • Dampak Pada Ibu Hamil

Tingkat stres yang tinggi selama kehamilan dapat berdampak pada fisik dan emosional pada ibu hamil. Ibu yang stres selama kehamilan memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi dan lebih mungkin mengalami preeklamsia, suatu kondisi berbahaya yang melibatkan tekanan darah tinggi. Stres selama kehamilan juga terkait dengan depresi dan kecemasan bagi Ibu. Mengalami depresi dan kecemasan selama kehamilan meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan, suatu bentuk depresi yang berkembang  setelah melahirkan.  

  • Efek pada Otak Janin

Mengalami terlalu banyak stres selama kehamilan dapat memiliki efek berbahaya pada janin. Stres selama kehamilan meningkatkan risiko, seperti berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur (melahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu). Komplikasi ini mengkhawatirkan karena dapat mengakibatkan kematian bayi dan masalah kesehatan bayi di kemudian hari.

  • Dampak Pada Bayi di Kemudian Hari

Janin yang terpapar stres di dalam rahim lebih berisiko mengalami penyakit masa kanak-kanak nanti serta malformasi kongenital, yaitu kondisi cacat lahir yang terjadi pada struktur atau fungsi bagian tubuh tertentu. Ibu hamil yang menghadapi stres lebih cenderung merokok, mengonsumsi kafein dalam jumlah besar, serta mengonsumsi makanan yang tidak sehat yang memiliki efek berbahaya pada janin.

Tips BukuBumil Untuk Mengatasi Stres Selama Kehamilan

Stres Saat Hamil

Ibu sudah mengetahui bahwa banyak hal yang dapat membuat Ibu mengalami stres, apa saja gejalanya, serta apa dampak buruk pada Ibu dan janin. Untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin, BukuBumil memiliki beberapa tips agar membantu Ibu mengatasi stres selama kehamilan dengan lebih baik. Berikut adalah 8 tips untuk mengurangi stres selama kehamilan :

  1. Melatih Mindfulness (Meditasi Untuk Menghilangkan pikiran Negatif)

Mindfulness adalah jenis meditasi di mana Ibu fokus untuk menyadari keadaan sekitar dan  merasakan emosi agar Ibu dapat memahami diri, mengeluarkan pikiran serta perasaan negatif.  Mempraktikkan perhatian penuh melibatkan metode pernapasan, citra terpandu, dan praktik lain untuk merilekskan tubuh dan pikiran serta membantu mengurangi stres. Mindfulness juga dapat membantu ibu hamil merasa lebih menerima pikiran dan perasaan dan menghindari situasi stres.

  1. Membuat Daftar Pekerjaan yang Harus Diselesaikan

Memang benar bahwa ada banyak tugas yang harus diselesaikan sebelum bayi lahir, tetapi banyak Ibu yang begitu kewalahan dengan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan. Tantangan besar adalah kenyataan bahwa Ibu tidak tahu kapan bayi akan lahir, jadi Ibu tidak mengetahui berapa lama harus menyelesaikan semuanya.

Membuat daftar tugas dari semua tugas yang ingin diselesaikan sebelum bayi lahir tampaknya sederhana, tetapi banyak yang gagal melakukannya. Luangkan waktu untuk mencatat semua yang ingin Ibu selesaikan. Setelah Ibu menyiapkan daftar, ibu dapat menentukan tugas mana yang paling mendesak dan mana tugas yang dilakukan setelah bayi lahir.  

  1. Tetapkan Sebuah Tujuan Kecil

Setelah daftar tugas disiapkan dan Ibu memiliki gagasan tentang tugas mana yang mendesak dan mana yang tidak, saatnya untuk menetapkan tujuan untuk diri Ibu sendiri.  Misalnya, Ibu dapat memutuskan untuk menangani satu dari daftar tugas setiap hari. Penting bagi Ibu untuk menetapkan tujuan agar dapat dicapai. Ingatlah bahwa apa yang dapat dicapai sebelum hamil tidak sama dengan apa yang dapat Ibu capai saat hamil.  

  1. Mengonsumsi Makanan Sehat

Makan makanan yang sehat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental selama kehamilan. Ketika Ibu merasa lebih baik, Ibu cenderung berpikir lebih baik yang dapat membantu dalam menangani stres. Mengkonsumsi asam lemak omega-3 telah dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih rendah pada ibu hamil. Asam lemak omega-3 adalah jenis lemak sehat yang dapat ditemukan pada ikan tertentu seperti ikan sarden, ikan salmon, ikan patin,ikan tuna, dan kacang kedelai.

  1. Olahraga Ringan
Olahraga saat Hamil

Olahraga ringan selama kehamilan adalah salah satu penghilang stres terbaik, karena berolahraga ringan meningkatkan endorfin yang membuat Ibu merasa baik dan menurunkan tingkat stres. Adapun olahraga yang aman untuk Ibu saat masa kehamilan adalah berjalan santai, jogging, dan bersepeda statis. Ibu juga dapat berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang jenis olahraga apa yang dapat bisa lakukan selama kehamilan.

  1. Melakukan Hobi Ibu

Salah satu cara menghilangkan stres adalah dengan melakukan hobi yang Ibu sukai. Dengan melakukan kegiatan yang disukai akan mengalihkan pikiran Ibu dari stres dan fokus pada hobi yang sedang dilakukan. Bila Ibu hobi mendengarkan musik, hal ini dipercaya dapat mengurangi hormon stres di dalam tubuh. Ibu juga dapat melakukan hobi lainnya seperti memasak, menonton film, serta mengisi waktu luang mempelajari hal yang baru.

  1. Istirahat yang Cukup

Tidur yang cukup dapat membantu Ibu mengisi ulang energi. Tidak cukup tidur dapat meningkatkan stres. Jadi putuskan siklus stres-sulit tidur-stres dengan beraktivitas sehingga Ibu dapat tidur nyenyak setiap malam. Mandi air hangat, secangkir teh chamomile, dan musik yang menenangkan dapat membantu Ibu untuk tidur.

  1. Bicarakanlah

Meskipun Ibu merasa satu-satunya orang yang sedang hamil dan merasa takut, berceritalah dengan pasangan atau teman terdekat. Faktanya, banyak ibu hamil yang juga berpikir demikian. Jadi, hubungi teman yang sedang hamil atau sekarang menjadi orang tua baru. Teman dan kerabat adalah sumber yang baik saat Ibu ingin curhat. Berbagi perasaan dapat membantu Ibu mengatasi stres selama kehamilan.

  1. Bergabung dengan Komunitas Ibu Hamil

Komunitas ibu hamil dapat memberi ruang yang aman untuk berbagi pemikiran Ibu dengan sekelompok ibu hamil yang mungkin memiliki perasaan dan pengalaman yang sama. Di komunitas memungkinkan Ibu untuk memberi dan menerima umpan balik dan dapat menerima saran dari ibu yang lain. Merasa didukung selama kehamilan juga dapat membantu Ibu setelah masa kehamilan selesai. Satu studi menemukan bahwa memiliki lebih banyak dukungan selama kehamilan dikaitkan dengan tingkat depresi pasca persalinan yang lebih rendah.

Di aplikasi BukuBumil, Ibu dapat berdiskusi di komunitas ibu hamil. Di komunitas, Ibu dapat berbagi perasaan dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah kehamilan yang dialami dengan ibu hamil lainnya. 

  1. Mencari Pertolongan ke Psikolog atau Terapis

Bila Ibu sudah melakukan semua tips di atas tetapi Ibu masih mengalami stres, Ibu dianjurkan untuk segera berkonsultasi pada psikolog atau terapis untuk menghindari kondisi yang lebih parah seperti depresi.

Nah, sekarang Ibu sudah mengetahui cara mengatasi stres. Yuk, share informasi ini pada Ibu hamil yang lain! 

Baca juga: 6 Solusi Mencegah Autisme Sejak Masa Kehamilan

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories