Prolaps Uteri? Waspadai 8 Gejala Ini!

Ilustrasi prolaps uteri atau peranakan turun

Prolaps uteri atau peranakan turun, terjadi karena melemahnya otot-otot di daerah panggul, sehingga tidak lagi mampu menopang rahim. Dalam beberapa kondisi, rahim dapat menonjol ke arah lubang vagina. 

Ada beberapa gejala yang dapat menjadi sinyal jika Ibu mengalami prolaps uteri. Namun, Ibu jangan khawatir, karena ada beberapa cara yang dapat Ibu dilakukan untuk mencegah prolaps uteri. Penasaran bukan, Bu? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Definisi prolaps uteri 

Ilustrasi daerah panggul sekitar rahim dan bagian-bagiannya

Rahim Ibu biasanya berada di sekitar daerah panggul dan disangga dengan berbagai otot, jaringan, dan ligamen. Ketika Ibu mengalami kehamilan, persalinan, dan kesulitan pada proses melahirkan, hal ini dapat menyebabkan otot-otot ini melemah.  Akibatnya, rahim jatuh atau melorot dan menonjol ke saluran vagina. Inilah yang disebut prolaps uteri.

Anda berhak atas kenyamanan dan kekuatan diri sendiri. Cegah prolaps uteri dengan Leg Trainer. Klik disini untuk mengetahui lebih lanjut.

Seiring bertambahnya usia dan berkurangnya kadar hormon estrogen Ibu, dapat meningkatkan risiko terjadinya prolaps uteri. Selain itu, prolaps uteri juga sering terjadi pada Ibu yang telah menopause (berakhirnya siklus menstruasi secara alami) dan pada Ibu yang telah mengalami persalinan secara normal (persalinan lewat vagina) lebih dari sekali. Hampir setengah dari semua wanita berusia antara 50-79 tahun, mengalami kondisi ini.

Tahap-tahap prolaps uteri

Ilustrasi 4 tahapan prolaps uteri

Ada 4 tahapan untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan prolaps uteri, yaitu:

  • Tahap 1: Rahim Ibu jatuh ke vagina bagian atas
  • Tahap 2: Rahim Ibu jatuh tepat ke bagian mulut vagina
  • Tahap 3: Rahim Ibu menonjol dari vagina
  • Tahap 4: Seluruh rahim Ibu telah berada di luar vagina. Kondisi ini juga disebut procidentia, yang disebabkan oleh kelemahan pada semua otot pendukung area panggul Ibu.

Faktor risiko dari prolaps uteri

Ilustrasi Ibu hamil melakukan persalinan normal lebih dari satu kali

Prolaps uterus berisiko terjadi pada Ibu yang:

  • Telah melakukan satu atau lebih persalinan normal (persalinan lewat vagina),
  • Telah menopause,
  • Memiliki riwayat keluarga mengidap prolaps uterus,
  • Sebelumnya pernah menjalani operasi panggul, 
  • Kelebihan berat badan atau obesitas, dan
  • Merokok.

Menopause terjadi ketika ovarium (indung telur) Ibu berhenti memproduksi hormon yang mengatur periode menstruasi bulanan Ibu. Salah satu hormon ini adalah estrogen. Hormon estrogen membantu menjaga otot panggul Ibu tetap kuat. Tanpa hormon tersebut, Ibu berisiko lebih tinggi terkenal prolaps uteri.

Baca juga: 6 Risiko Hamil di Usia Tua

Penyebab prolaps uteri

Ilustrasi Ibu hamil menggendong anak

Prolaps uteri terjadi karena sekelompok otot pada area panggul Ibu melemah. Ketika struktur ini melemah, mereka menjadi tidak dapat menahan rahim Ibu dan mulai melorot ke area vagina. Beberapa faktor yang berkontribusi pada melemahnya otot panggul, yaitu:

  • Hilangnya tegangan otot akibat menopause,
  • Kehamilan dan persalinan normal, terutama jika memiliki banyak bayi atau melahirkan bayi yang besar,
  • Obesitas atau kelebihan berat badan,
  • Mengangkat beban secara berulang (misalnya, menggendong anak atau cucu, atau beban lainnya), dan
  • Kondisi yang menyebabkan peningkatan tekanan di perut seperti batuk kronis, tumor panggul, atau sembelit yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan sering mengejan saat buang air besar (BAB).

Baca juga: 5 Penyebab Terjadinya Prolaps Tali Pusat

Gejala prolaps uteri

Ilustrasi Ibu hamil mengalami sembelit

Jika Ibu mengalami prolaps uteri ringan, Ibu mungkin tidak mengalami gejala yang signifikan dan umumnya ini terjadi setelah melahirkan. Namun, jika rahim Ibu telah jatuh jauh dari posisi awalnya, maka kemungkinan Ibu mengalami prolaps uteri sedang hingga berat, dan gejalanya meliputi:

  1. Adanya sensasi tekanan di dalam vagina, atau sensasi jaringan vagina yang bergesekan dengan pakaian, sehingga membuat Ibu merasa tidak nyaman di area panggul atau punggung bagian bawah,
  2. Panggul dan vagina terasa berat, seperti ada sesuatu yang jatuh ke area tersebut, 
  3. Merasakan adanya benjolan atau tonjolan di dalam atau di luar vagina,
  4. Kandung kemih terasa penuh, meskipun sudah buang air kecil,
  5. Sulit untuk menahan buang air kecil (inkontinensia), sehingga sering tiba-tiba ingin buang air kecil, 
  6. Kesulitan buang air besar, dan perlu menekan vagina dengan jari untuk membantu buang air besar,
  7. Timbulnya rasa sakit, atau kurang sensasi saat berhubungan seks, dan
  8. Infeksi saluran kemih.

Gejala yang Ibu alami bisa menjadi lebih buruk seiring berjalannya waktu. Selain itu, gejala juga dapat menjadi buruk ketika Ibu berdiri atau berjalan untuk waktu yang lama, atau saat Ibu batuk dan bersin. Pada kondisi ini, Ibu akan merasakan tekanan ekstra pada otot-otot panggul Ibu.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Ambeien Saat Hamil

Organ panggul lain yang dapat mengalami prolaps

Ilustrasi organ lain di daerah panggul yang dapat mengalami prolaps

Pada beberapa wanita, organ lain di daerah panggul juga dapat mengalami prolaps atau jatuh, karena otot-otot di sekitarnya menjadi terlalu lemah. Beberapa jenis prolaps organ panggul lainnya, adalah:

  • Cystocele: Jika kandung kemih menonjol ke dinding depan vagina,
  • Rectocele: Jika usus besar menggembung melalui dinding belakang vagina, dan
  • Enterocele: jika usus kecil menonjol ke dalam vagina.

Diagnosa prolaps uteri

Ilustrasi Ibu melakukan pemeriksaan

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan panggul Ibu, untuk menentukan apakah rahim Ibu telah turun dari posisi normalnya atau tidak. Pada pemeriksaan panggul, penyedia layanan kesehatan akan memasukkan spekulum (alat yang memungkinkan melihat ke dalam vagina Ibu) dan memeriksa vagina serta rahim Ibu. Tenaga kesehatan akan merasakan jika ada benjolan yang disebabkan oleh jatuhnya rahim Ibu ke saluran vagina. Ibu juga mungkin diminta untuk batuk, mengejan, atau bertingkah layaknya menahan buang air kecil. Hal ini memungkinkan tenaga kesehatan melihat seberapa kuat otot Ibu.

Pengobatan prolaps uteri

Ada cara bedah dan non-bedah untuk mengobati prolaps uterus. Penyedia layanan kesehatan Ibu akan menyesuaikan jalur pengobatan Ibu berdasarkan tingkat keparahan dari prolaps uteri, kesehatan, usia, dan apakah Ibu ada keinginan untuk memiliki anak di masa depan. Pilihan pengobatan mencakup:

Metode non-bedah

Ilustrasi vaginal pessary
  • Latihan: latihan khusus, yang disebut latihan Kegel—atau senam Kegel. Jenis latihan ini dapat membantu Ibu untuk memperkuat otot dasar panggul. Perawatan ini dapat dilakukan pada prolaps uteri yang masih tergolong ringan. Untuk melakukan latihan Kegel, kencangkan otot panggul Ibu, seolah-olah Ibu mencoba menahan untuk buang air kecil. Tahan otot-otot Ibu dengan erat selama beberapa detik dan kemudian lepaskan, dan ulangi posisi tersebut selama 10 kali. Ibu dapat melakukan latihan ini di mana saja dan kapan saja—lakukan hingga empat kali sehari.
  • Vaginal pessary: vaginal pessary adalah alat yang berbentuk donat dan berbahan dasar karet atau plastik. Alat ini dapat dimasukkan ke vagina, kemudian dipasangkan di bagian bawah rahim Ibu, sehingga dapat membantu menopang dan menahan rahim Ibu agar tetap berada pada tempatnya. Vaginal pessary harus dibersihkan secara rutin dan dilepaskan sebelum melakukan hubungan seks. 
  • Pola makan dan gaya hidup: perubahan pola makan dan gaya hidup, dapat membantu Ibu meringankan gejala-gejala sembelit. Ibu juga dapat meningkatkan asupan air dan serat agar mengurangi frekuensi untuk mengejan saat buang air besar. Menjaga berat badan yang sehat, dapat mengurangi tekanan pada otot panggul Ibu saat berdiri atau berjalan. 

Baca juga: 5 Manfaat Pijat Hamil

Metode bedah

Ilustrasi histerektomi
  • Histerektomi: prolaps rahim atau prolaps uteri dapat ditangani dengan mengangkat rahim Ibu melalui prosedur pembedahan yang disebut histerektomi. Hal ini dapat dilakukan melalui sayatan (insisi) yang dibuat pada vagina Ibu (histerektomi vagina) atau melalui perut Ibu (histerektomi perut). Histerektomi merupakan pembedahan besar, dan pengangkatan rahim Ibu, sehingga proses kehamilan tidak mungkin terjadi lagi.
  • Perbaikan prolaps tanpa histerektomi: prosedur ini melibatkan pengembalian rahim Ibu ke posisi normal. Proses ini dapat dilakukan dengan memasang kembali ligamen panggul ke bagian bawah rahim Ibu untuk menahannya agar tetap pada tempatnya. Pembedahan dapat dilakukan melalui vagina atau melalui perut, tergantung pada teknik yang digunakan oleh penyedia layanan kesehatan. 

Baca juga: 3 Informasi Penting Kesehatan Ibu Hamil

Cara mencegah prolaps uteri

Ilustrasi Ibu hamil rutin berolahraga dan mengonsumsi air putih

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan prolaps uteri seperti melahirkan melalui vagina atau menopause tidak dapat dihindari. Namun, untuk mengurangi risiko lainnya, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa tips gaya hidup ini, meliputi:

  • Jaga berat badan Ibu agar tetap sehat dengan berolahraga dan beraktivitas fisik secara teratur,
  • Lakukan senam kegel untuk memperkuat otot dasar panggul Ibu,
  • Berhenti merokok. Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya batuk kronik, yang dapat memberikan tekanan ekstra pada otot-otot panggul Ibu,
  • Cegah sembelit dengan mengonsumsi air putih dan serat yang cukup (seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian), sehingga dapat meminimalisir mengejan saat buang air besar, dan
  • Hindari mengangkat beban berat. Jika Ibu harus mengangkat sesuatu yang berat, lakukan dengan menggunakan teknik yang tepat.

Baca juga: Waspada! 5 Bahaya Dehidrasi Saat Hamil

Atasi prolaps uteri dengan latihan yang tepat. Leg Trainer bisa membantu Anda. Klik di sini dan mulailah memperkuat diri Anda hari ini!

Ada beberapa cara untuk mengangkat benda berat yang dapat membantu Ibu untuk menghindari cedera dan mengurangi risiko terjadi prolaps rahim, di antaranya:

  • Jangan mencoba mengangkat benda yang terlalu berat serta hindari mengangkat benda yang berat di atas ketinggian pinggang, dan apabila Ibu harus mengangkat benda tersebut, pastikan Ibu memiliki pijakan yang kuat dan seimbang,
  • Untuk mengangkat benda yang lebih rendah dari ketinggian pinggang, jaga punggung Ibu agar tetap lurus, dan tekuk lutut dan pinggul Ibu. Hindari membungkuk ke depan dengan lutut dalam keadaan lurus,
  • Berdirilah dengan posisi lebar dan tegak dengan benda yang Ibu bawa, dan pastikan kaki Ibu menapak dengan stabil dan selalu bergerak maju ke depan saat mengangkat benda. Kencangkan otot perut dan angkat benda tersebut dengan menggunakan otot kaki. Luruskan lutut Ibu dengan gerakan yang stabil. Jangan menyentakkan benda tersebut ke tubuh Ibu,
  • Jika Ibu mengangkat benda dari meja, maka geser benda tersebut ke tepi meja, sehingga Ibu dapat memegangnya dekat dengan tubuh Ibu. Tekuk lutut Ibu agar berada dekat dengan benda tersebut. Gunakan kaki Ibu untuk membantu mengangkat benda serta usahakan Ibu berdiri tegak,
  • Pegang benda di dekat tubuh Ibu dengan lengan ditekuk. Jaga agar otot perut Ibu tetap kencang. Ambil langkah kecil dan lakukan secara perlahan, dan
  • Pada saat menurunkan benda, letakkan kaki Ibu seperti saat mengangkat, kencangkan otot perut, dan tekuk pinggul serta lutut Ibu.

Tips ini dapat membantu Ibu untuk mengurangi risiko mengalami prolaps uteri. Selain itu, ini juga akan berguna bagi Ibu yang sedang dalam masa pengobatan dan pemulihan dari prolaps uteri.

Prolaps uteri dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada Ibu. Oleh sebab itu, mendeteksi kondisi ini pada tahap awal dapat memberi Ibu lebih banyak waktu untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan mencegah prolaps menjadi lebih parah. 

Nah, jika Ibu merasakan gejala seperti yang disebut di atas dan khawatir bahwa itu adalah prolaps rahim atau turunnya peranakan Ibu, maka Ibu dapat menemui penyedia layanan kesehatan segera ketika gejala pertama tersebut muncul dan mulai mengganggu Ibu. Jangan menunggu sampai perasaan tidak nyaman tersebut menjadi parah. Pemeriksaan panggul secara teratur dapat dilakukan untuk membantu Ibu mendeteksi prolaps uteri pada tahap awal. Selain itu, ini juga dapat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan organ-organ di sekitar daerah panggul Ibu. 

Ayo sebarkan artikel ini ke bestie-bestie Ibu, agar dapat mengantisipasi prolaps uteri dan senantiasa sehat selalu. Kunjungi juga situs BukuBumil.com dan download aplikasi BukuBumil di Play Store yaa Bu, agar Ibu punya sahabat setia yang dapat membersamai masa kehamilan Ibu. Semangat, Bu!

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories