5 Gejala Kanker Rahim, Apakah Masih Bisa Hamil? Cek Jawabannya Disini!

Berdasarkan data kanker dunia yang dipublikasikan oleh World Cancer Research Fund International, kanker rahim menduduki peringkat ke-15 dengan jumlah kasus tertinggi di dunia dan di posisi 6 yang kasusnya paling banyak diidapi oleh wanita. Semakin bertambahnya usia, Bunda rentan terhadap risiko kanker rahim. Oleh karena itu, segera jauhi penyebab dan kenali apa gejalanya!

Jika seiring berjalannya waktu Bunda telah berupaya mencegah kanker rahim, namun tetap saja tidak terhindarkan, masih ada cara untuk sembuh yakni dengan menjalani pengobatan. Lantas, apa saja pengobatan yang bisa ditempuh? Simak jawaban lengkapnya di artikel BukuBumil berikut ini!

Apa Itu Kanker Rahim?

Kanker rahim adalah kanker yang terjadi di rahim atau uterus, lokasi tumbuhnya bisa berada di lapisan rahim ataupun bagian otot dari rahim. Kanker ini mencakup dua jenis yakni kanker endometrium yang terjadi di lapisan dalam rahim dan sarkoma uteri terjadi di otot rahim. Kasus kanker endometrium lebih umum terjadi sehingga banyak orang menganggapnya sebagai kanker rahim atau uterus. 

Awal diagnosa kanker uterus ditandai dengan bertumbuhnya sel yang tidak normal di bagian rahim hingga memengaruhi fungsi dari organ. Dengan demikian, fungsi rahim sebagai tempat perkembangan janin menjadi terganggu. 

Apa Saja Gejala Kanker Rahim?

Tumbuhnya sel rahim secara tidak normal bisa memunculkan gejala tertentu yang dapat Bunda amati, diantaranya yaitu:

1. Menstruasi menjadi lebih banyak

Menstruasi terjadi ketika sel telur di endometrium tidak dibuahi oleh sel sperma. Namun, darah menstruasi yang lebih banyak daripada biasanya dan lamanya lebih dari 7 hari merupakan tanda yang patut dicurigai, khawatirnya merupakan gejala kanker uterus. 

2. Terjadi perdarahan di luar siklus menstruasi 

Perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi, maksudnya perdarahan yang terjadi setelah masa menopouse maupun beberapa hari sebelum atau sesudah periode menstruasi normal.

Jika terjadinya perdarahan bukan karena luka, tentu kejadian tersebut bukanlah hal yang normal terjadi. Sebaliknya, mungkin saja termasuk salah satu gejala dari ketidakstabilan hormon, adanya infeksi, tumor atau bahkan kanker. Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter kepercayaan jika Bunda alami hal demikian.

3. Keputihan

Keputihan yang normal yakni berupa cairan alami berwarna bening atau putih dengan bau yang tidak tajam. Cairan tersebut berguna untuk melembabkan dan menjaga kesehatan organ kewanitaan. Namun, keputihan yang berbau tidak sedap dengan warna kecoklekatan dan mengandung darah patut Bunda waspadai karena mungkin salah satu pertanda dari penyakit tertentu.

4. Nyeri panggul

Nyeri panggul bisa menjadi gejala kanker rahim yang mungkin muncul. Lebih tepatnya nyeri bagian panggul atau perut bagian bawah pusar. Seringkali rasa sakitnya muncul dan menghilang. 

5. Adanya benjolan di bagian bawah perut

Benjolan di bagian bawah perut tidak selalu mengindikasikan kanker rahim, mungkin bisa disebabkan oleh penyakit lain seperti kista dan mioma ovarium. Untuk memperoleh penyebab pastinya, perlu pemeriksaan lebih lanjut yang dilakukan oleh dokter profesional.

Baca Juga : 4 Jenis Mioma Rahim, Bahaya! Ini Penyebab, Gejala, Pencegahan, Hingga Pengobatannya!

Apakah Kanker Rahim Bisa Hamil?

Kanker disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh, dalam hal ini oleh sel yang berada di rahim. Kemudian, perubahan tersebut mengganggu fungsi sel hingga ke organ rahim. Maka dari itu, penyakit kanker uterus bisa menghambat kehamilan.

Penyebab Kanker Rahim?

Penyebab kanker rahim utamanya karena perubahan genetik sel-sel normal menjadi abnormal yang terjadi pada rahim. Penyebab perubahan tersebut sampai saat ini masih belum diketahui pasti, namun berasal dari banyaknya faktor. Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko penyakit kanker uterus, Bunda wajib mengetahuinya!

1. Obesitas

Banyaknya kadar lemak jahat di dalam tubuh bisa memicu produksi hormon estrogen. Tingginya kadar estrogen dalam darah juga disebabkan oleh resistensi insulin akibat obesitas. 

Meski hormon estrogen banyak dikenal sebagai hormon pada wanita, akan tetapi diproduksi oleh semua jenis kelamin pada bagian jaringan adiposa atau jaringan lemak. Jaringan adiposa memproduksi hormon estrogen tambahan yang akan merangsang pertumbuhan sel-sel bagian rahim dan meningkatkan risiko mutasi sel yang mengarah ke kanker. 

2. Usia di atas 40 tahun

Penyebab kanker uterus pada usia di atas 40 tahun akibat adanya perubahan hormonal. Semakin bertambahnya usia, hormon estrogen yang dihasilkan ovarium menjadi menurun, tetapi pada jaringan akan tetap tinggi. Inilah yang bisa meningkatkan peluang mutasi sel dan faktor risiko lain yang memicu potensi kanker. Oleh karena itu, semakin tua dan mendekati menopouse, risiko kanker uterus menjadi semakin meningkat.

3. Diabetes

Resistensi insulin dalam darah bisa memicu diabetes. Untuk mengatasi resisten insulin, tubuh mengeluarkan lebih banyak insulin sehingga kadarnya meningkat. Kejadian tersebut merangsang pertumbuhan sel-sel bagian rahim secara tidak normal dan mendukung perkembangan kanker uterus. 

4. Tidak memiliki anak hingga usia 40 tahun ke atas

Ada fakta menarik yang perlu Bunda tahu, kalau ternyata melahirkan bisa menurunkan tingkat estrogen yang menjadi penyebab dari kanker. Jika estrogen tinggi, maka pertumbuhan sel menjadi tidak terkendali. Adapun risiko kanker pada wanita usia 40 tahun ke atas yang belum memiliki anak akan menjadi meningkat karena paparan estrogen telah berjalan lama tanpa adanya jeda dari kelahiran dan menyusui.

Baca Juga : 5 Langkah Mudah Memilih Klinik Bersalin Terdekat di Daerah Bunda

Bagaimana Cara Mencegah Kanker Rahim?

Alangkah bijaknya menyadari pentingnya menjaga kesehatan sebelum sakit. Apalagi kanker menjadi salah satu penyebab kematian nomor dua di dunia pada saat ini, tentu hal ini tidak bisa diabaikan. Kini BukuBumil akan menyampaikab beberapa cara mencegah kanker rahim yang bisa mulai Bunda terapkan dari sekarang :

1. Terapkan pola hidup sehat

Bunda harus mengutamakan kesehatan. Apabila masih sehat, jagalah kondisi tersebut dengan konsisten menerapkan pola hidup sehat. Kalaupun saat ini pola hidupnya belum teratur, Bunda bisa mulai dengan kebiasaan makan makanan bergizi seimbang, olahraga yang teratur, dan menjaga berat badan tetap ideal supaya sistem kekebalan tubuh menjadi kuat dan siap mencegah tubuh dari segala macam penyakit, termasuk kanker uterus.

2. Konsultasi dengan dokter

Sering berkonsultasi dengan dokter termasuk salah satu cara mencegah kanker uterus. Dengan mendiskusikan riwayat kesehatan serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin akan membantu Bunda mengetahui kondisi kesehatan terkini hingga cara mengurangi risiko bahaya kanker uterus.

3. Menjaga kadar gula darah

Konsumsi makanan atau minuman berkadar gula tinggi bisa menyebabkan diabetes. Penyakit tersebut menjadi salah satu faktor penyebab kanker uterus. Maka dari itu, Bunda patut menghindarinya agar terhindar dari penyakit diabetes. Kalaupun terlanjut mengidapnya, biasakan untuk jaga asupan gula dan pantau kadar gula darah secara rutin.

4. Pemeriksaan pap smear

Pap smear merupakan sebuah pemeriksaan pada organ reproduksi. Dengan memeriksakannya, Bunda akan dapat mendeteksi perubahan sel rahim menjadi kanker ataupun bisa mendeteksi kanker pada tahap awal. Dengan begitu, kanker uterus bisa dicegah.

Baca Juga : 6 Olahraga untuk Ibu Hamil Beserta Tips dan Manfaatnya, Bunda Wajib Tahu!

Bagaimana Cara Mengobati Kanker Rahim?

Kalaupun sudah berusaha menghindar dari bahaya kanker, namun ternyata tidak bisa, tersisa satu cara untuk mengatasinya yakni dengan menjalani proses pengobatan. Cara-cara mengobati kanker rahim dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

1. Operasi

Cara pengobatan yang pertama merupakan tindak operasi. Hal ini memungkinkan kanker sembuh dengan cara histerektomi yaitu mengangkat sebagian atau seluruh rahim.

Ada beberapa jenis operasi kanker rahim yang berbeda, tergantung bagian rahim yang dokter angkat. Apabila dokter mengangkat bagian rahim dan leher rahim, maka disebut histerektomi total. Jika dokter mengangkat jaringan yang menahan rahim, atas vagina, dan kelenjar getah bening di sekitar rahim, maka disebut sebagai histerektomi radikal.

Adapun jenis operasi salpingo ooforektomi bilateral yang akan mengangkat saluran tuba dan ovarium secara bersamaan. Terakhir, kalau kanker rahim sudah menyerang bagian epitel panggul dan perut sehingga dokter perlu mengangkat omentum atau jaringan lemak di perut, jenis operasi ini disebut sebagai omentektomi.

2. Kemoterapi

Kemoterapi termasuk cara mengobati kanker uterus yang tidak perlu tindakan operasi karena hanya perlu mengkonsumsi obat-obatan secara oral atau diinjeksikan ke tubuh lewat pembuluh darah vena. Tujuannya agar ukuran kanker bisa mengecil atau bahkan menghilang.

3. Radiasi

Cara mengobati kanker yang satu ini disebut juga sebagai perawatan radioterapi karena menggunakan sinar radiasi guna menghancurkan sel kanker. Upaya penghancuran kanker dengan cara ini sebaiknya dibarengi dengan kemoterapi agar tingkat kesembuhan menjadi semakin besar. 

Demikian penjelasan mengenai kanker uterus, gejala, penyebab kanker rahim, hingga cara mencegah dan mengobatinya. Bahaya kanker masih bisa dicegah dengan menjaga pola hidup sehat, selain itu ada beberapa alternatif cara pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker uterus. Kalau Bunda ingin lebih tahu banyak seputar kehamilan, mari baca artikel pada blog BukuBumil atau bisa kunjungi channel YouTube dari BukuBumil!

Referensi

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories