4 Jenis Mioma Rahim, Bahaya! Ini Penyebab, Gejala, Pencegahan, Hingga Pengobatannya!

Ibu hamil perlu tahu mengenai bahaya mioma rahim. Penyakit ini bisa tumbuh di lokasi yang berbeda-beda pada rahim. Mengapa itu bisa terjadi? Dengan cara apa kita bisa mencegahnya? Lalu, apabila terlanjur mengidapnya, bagaimana cara mengobatinya? Mari cari tahu semua jawabannya disini!

Apa Itu Mioma Rahim?

Penyakit ini dikenal sebagai mioma uteri. Rahim atau uteri merupakan tempat berkembangnya janin di dalam tubuh wanita, sedangkan mioma artinya tumor. Mioma rahim adalah tumor yang tumbuh di rahim seorang wanita dimana terjadi pertumbuhan sel otot yang tidak normal hingga terbentuklah mioma. 

Berbeda dengan kanker yang ganas, mioma harus diwaspadai ukurannya. Biasanya, bisa mencapai tebal 1 mm hingga 20 cm. Semakin besar ukuran mioma uteri, maka perlu pemeriksaan lebih lanjut agar pasien mendapat pengobatan terbaik.

Jenis-Jenis Mioma Rahim

Mari kita kenali 4 jenis mioma rahim berdasarkan lokasi tumbuhnya:

1. Mioma Subserous

Lokasi miomanya tumbuh di bagian luar dinding rahim hingga ke dinding panggul.

2. Mioma Pedunculated

Jenis mioma rahim ini tumbuh pada batang kecil di dalam maupun luar rahim. 

3. Mioma Submukosa

Tumbuhnya mioma terjadi di lapisan otot bagian dalam dari dinding rahim. 

4. Mioma Intramular

Kasus mioma uteri paling banyak terjadi di lokasi ini yakni berada di antara jaringan otot rahim.

Baca Juga : 9 Rekomendasi dan Tips Memilih Mainan Edukasi Anak Berdasarkan Perkembangan Biologisnya

Gejala Mioma Rahim

Kini kita tahu kalau mioma rahim bisa tumbuh di lokasi yang berbeda-beda, wajar jika menimbulkan gejala yang berbeda pula. Inilah beberapa gejala mioma uteri yang dapat timbul.

  1. Sembelit
  2. Pembengkakan perut bagian bawah
  3. Kekurangan darah
  4. Kram saat menstruasi
  5. Perut begah dan sakit di perut bagian bawah
  6. Perut atau bagian uterus membesar
  7. Sering buang air kecil
  8. Nyeri panggul atau punggung bagian bawah
  9. Menstruasi berkepanjangan
  10. Perdarahan vagina

Penyebab Mioma Rahim

Sampai saat ini, penyebab mioma rahim belum sepenuhnya bisa dipahami. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya tumor rahim, diantaranya genetik dan ras, usia, pola hidup sedentary, obesitas, kehamilan dan kelahiran pertama kali, menopouse terlambat dan penyakit komorbid. Berikut ini penjelasannya. 

1. Genetik dan Ras

Potensi tumor rahim akan meningkat 2,5 kali lebih tinggi pada keturunan pertama dari ibu yang menderita penyakit ini. Adapun wanita dengan ras Afrika, mereka cenderung mewarisi mioma uteri.

2. Faktor Usia

Semakin bertambahnya usia, risiko mengidap mioma uteri cenderung semakin tinggi. utamanya ketika sudah berusia 30 tahun ke atas.

3. Pola Hidup Sedentary

Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik menjadi salah satu faktor penyebab mioma uteri. Selain meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung, kebiasaan hidup seperti ini bisa memicu penyakit mioma uteri.

4. Obesitas

Peningkatan lemak di tubuh akan memicu produksi estrogen tambahan yang bisa merangsang pertumbuhan mioma. Setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg, tingkat risiko mioma uteri meningkat sebesar 21%. 

5. Kehamilan dan Kelahiran Pertama Kali

Wanita yang belum pernah melahirkan dan yang melahirkan anak pertama, mungkin pada usia lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terhadap tumor rahim. 

6. Menarche Prematur dan Menopause Terlambat 

Menarche dini atau kondisi wanita yang menstruasi pertama kali saat usianya kurang dari 10 tahun dan ketika menopause terlambat juga turut serta meningkatkan risiko mioma uteri akibat sel rahim terus terpapar estrogen.

7. Penyakit Kormobid

Penyakit kormobid seperti diabetes, polycystic ovary syndrome (PCOS), dan diabetes merupakan tiga penyakit yang umumnya berasosiasi dengan kejadian mioma.

Baja Juga : Apa Yang Harus Dilakukan Saat Pertama Kali Hamil? Bunda Harus Tahu!

Cara Pencegahan Mioma Rahim

Setelah mengetahui faktor terjadinya mioma rahim, mari simak bagaimana cara mencegahnya terjadi yang bisa Bunda terapkan sebagai pola hidup sehat.

1. Diet

Penyakit tumor sering dikaitkan dengan banyaknya konsumsi daging merah dan sedikitnya asupan sayuran hijau dan buah. Menjaga berat badan dengan cara diet tidak hanya mengurangi risiko obesitas, tetapi juga termasuk salah satu cara mencegah penyakit mioma uteri. Bahkan, konsumsi teh dan susu bisa membantu mengurangi risiko tumor berkat kandungan gizi di dalamnya. 

2. Olahraga

Hormon menjadi salah satu faktor penyebab mioma rahim. Namun dengan berolahraga, hormon menjadi lebih stabil sehingga berat badan stabil dan menurunkan risiko kejadian tumor rahim.

3. Multipara

Istilah multipara ditujukan untuk wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali. Kehamilan beberapa kali justru menurunkan kejadian mioma uteri sebab setelah hamil, jumlah reseptor hormon estrogen menjadi berkurang.

4. Menyusui

Menyusui terutama ASI eksklusif akan menghentikan siklus haid dan mengurangi paparan hormon seks pada sel/jaringan rahim.

5. Produk Kecantikan

Terkadang di dalam produk kecantikan terkandung zat kimia phthalate yang bersifat bahaya karena bisa mengganggu sistem kerja hormon. Biasanya zat tersebut digunakan pada plastik supaya lebih fleksibel. Adapula kandungan paraben dan bisphenol A yang harus Bunda hindari karena bisa berdampak buruk terhadap sistem endokrin dan kesehatan. Oleh karena ini, pertimbangkanlah untuk tidak membeli produk kecantikan yang mengandung ketiga bahan tersebut agar terhindar dari bahaya mioma rahim.

Cara Pengobatan Mioma Rahim

Jika Bunda mengalami gejala mioma rahim dan ingin melakukan pengobatan, pastikan bahwa tindakan tersebut sudah atas saran dokter ketika berkonsultasi. Bunda harus segera ke dokter apabila mengalami nyeri panggul yang tidak hilang, dan mengalami perdarahan parah dari vagina. Prosesnya pun hanya boleh dilakukan oleh dokter ataupun profesional kesehatan yang berkualifikasi. Terdapat beberapa metode pengobatan sebagai berikut yang disesuaikan dengan gejala, ukuran mioma, dan kondisi kesehatan seseorang.

1. Pengamatan dan Pemantauan

Metode pengobatan ini dilakukan pada mioma yang berukuran kecil tanpa gejala sehingga memerlukan pengamatan tanpa adanya perlakukan khusus. 

2. Obat-obatan

Beberapa obat hormon seperti pil kontrasepsi akan membantu mengontrol gejala mioma uteri. Adapun obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dan parasetamol yang bisa mengurangi nyeri dan bengkak yang dirasakan oleh pengidapnya.

3. Prosedur Noninvasif

Ada dua prosedur yang dimaksud, yakni ablasi endometrial dan embolisasi mioma uteri. Ablasi endometrial akan mengurangi perdarahan menstruasi yang berlebihan dengan menghilangkan lapisan dinding dari rahim. Sedangkan embolisasi bisa membantu mengecilkan ukuran mioma dengan cara menyumbat arteri yang masuk ke mioma.

4. Pembedahan

Cara pengobatan mioma uteri dengan miomektomi adalah dengan mengangkat mioma tanpa menghilangkan seluruh rahim. Ini dilakukan jika Bunda masih muda dan ingin hamil kembali. Akan tetapi, kemungkinan tumbuhnya masih ada sekitar 20-25%.

Adapula yang mengangkat keseluruhan dari rahim yang dinamakan dengan pembedakan histerektomi. Hal ini hanya akan dilakukan jika ukuran mioma sudah sangat besar dan gejala yang dialami oleh pasien juga sangat parah.

5. Terapi Alternatif dan Suplemen

Beberapa orang cocok menggunakan herbal, suplemen, dan terapi akupuntur untuk mengatasi mioma rahim. Namun, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum mencoba cara pengobatan ini.

Mioma rahim berbahaya apabila ukurannya besar. Apabila mengalami gejala seperti yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya Bunda segera konsultasi ke dokter. Untuk informasi seputar kesehmaupun blan, bisa Bunda temui di YouTube maupun Blog BukuBumil!

Referensi

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories