Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil!

Ilustrasi makanan yang dilarang untuk Ibu hamil (sumber: depositphotos)

Hai, Ibu! Gimana kabarnya? Pada masa kehamilan, terdapat banyak hal yang perlu Ibu perhatikan, salah satunya adalah asupan makanan. Tapi, tahukah Ibu bahwa tidak semua makanan aman untuk Ibu hamil? Ada beberapa makanan yang dilarang untuk Ibu hamil, karena dapat membahayakan kesehatan Ibu dan janin, loh!

Nah, Ibu penasaran, bukan? Oleh sebab itu, di artikel ini kita akan membahas 13 jenis makanan yang harus dihindari oleh Ibu hamil beserta alasan kenapa makanan-makanan tersebut berbahaya. Dengan mengetahui hal ini, Ibu bisa menjaga kesehatan diri dan janin, serta menghindari komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Yuk, simak artikelnya sampai habis ya, Bu!

Mengapa Ibu Hamil Harus Memperhatikan Makanannya?

Ilustrasi Ibu memperhatikan makanannya (sumber: depositphotos)

Perubahan sistem kekebalan tubuh pada saat hamil, dapat menempatkan Ibu dan janin berisiko mengalami penyakit akibat bawaan makanan atau minuman. Penyakit-penyakit ini dapat menjadi lebih buruk selama kehamilan dan dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur. Beberapa penyakit bawaan makanan, seperti Listeria dan Toxoplasma gondii dapat menginfeksi janin, meskipun Ibu tidak merasakan sakit. Ini menjadi sebab, mengapa ahli kesehatan profesional merekomendasikan Ibu hamil terkait makanan yang sebaiknya dikonsumsi atau dihindari. 

Baca juga: Yuk Intip 7 Contoh Makanan Sehat untuk Ibu Hamil!

Daftar Makanan yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang adalah hal wajib dilakukan setiap hari, terutama saat kehamilan. Hal ini karena, terdapat zat gizi, vitamin, dan mineral penting yang dibutuhkan oleh Ibu dan janin yang sedang berkembang. Sebagian besar makanan aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang harus diperhatikan atau dihindari oleh Ibu, karena cara memasaknya, ada kuman yang terkandung di dalamnya, atau mengandung bahan kimia berbahaya. Berikut ini adalah beberapa makanan yang dilarang untuk Ibu hamil:

Baca juga: Ssst…9 Makanan ASI Booster, Yakin Udah Pernah Coba?

1. Ikan Mentah, Setengah Matang, dan Ikan Siap Saji

Ilustrasi Ibu hamil mengonsumsi ikan (sumber: depositphotos)

Ikan merupakan salah satu makanan laut yang kaya akan sumber protein, mineral, dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun, penting bagi Ibu untuk mengonsumsi ikan dalam kondisi matang sempurna. Makanan laut yang dikonsumsi dalam kondisi mentah dapat mengandung parasit dan bakteri, sehingga berpotensi membahayakan Ibu dan janin. 

Selain itu, Ibu juga perlu berhati-hati saat mengkonsumsi ikan yang diawetkan, seperti ikan asap. Sebab, ini juga dapat mengandung bakteri jika tidak diolah menjadi hidangan yang dimasak dalam kondisi sempurna. 

Baca juga: 8 Jenis Seafood yang Aman Dikonsumsi Selama Kehamilan

2. Sushi 

Ilustrasi Ibu mengonsumsi sushi (sumber: depositphotos)

Bagi Bumil penggemar makanan Jepang satu ini, yuk hindari dulu untuk mengonsumsinya selama periode kehamilan. Sushi termasuk makanan perairan (seafood) yang kaya akan sumber protein, tetapi sayangnya sushi merupakan makanan laut yang masih mentah, sehingga dapat membawa parasit atau bakteri berbahaya bagi Ibu dan janin. Oleh karena itu, Ibu hamil sebaiknya hanya mengonsumsi ikan dan makanan laut lainnya yang telah dimasak dengan matang demi memastikan keamanan Ibu dan janin. 

Baca juga: Mau Hamil Sehat? Yuk, Penuhi 11 Nutrisi Ini Saat Hamil!

3. Ikan yang Mengandung Merkuri

Ilustrasi ikan dengan kadar merkuri tinggi (sumber: depositphotos)

Ikan merupakan salah satu lauk yang baik untuk Ibu konsumsi saat hamil. Namun, Ibu perlu cerdas dalam memilih jenis ikan yang akan Ibu makan. Hal ini karena, beberapa ikan mengandung kadar merkuri yang tinggi. Nah, merkuri merupakan senyawa kimia beracun dan sering ditemukan pada perairan yang tercemar. Jika Ibu mengonsumsi ikan dengan kadar merkuri tinggi, maka ini akan menjadi racun bagi sistem kekebalan tubuh, sistem saraf, dan ginjal. Selain itu, dapat menyebabkan terganggunya perkembangan janin. 

Umumnya, ikan laut berukuran besar—seperti ikan hiu, ikan todak (ikan pedang), ikan tuna mata besar, ikan makerel raja, ikan tenggiri—hidup di perairan laut yang tercemar, akibatnya dapat menyerap merkuri dalam jumlah besar. Di sisi lain, Ibu tidak perlu khawatir, karena ada banyak ikan lainnya yang memiliki kadar merkuri rendah, yaitu ikan teri, ikan sarden/dencis, ikan salmon, ikan lele, ikan nila, dan berbagai ikan air tawar lainnya. 

4. Telur Mentah atau Telur Setengah Matang

Ilustrasi Ibu hamil dan telur mentah (sumber: depositphotos)

Telur dapat menjadi salah satu makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Sebab, telur mentah dan telur yang proses masaknya tidak sempurna hingga matang, dapat terkontaminasi bakteri Salmonella. Akibatnya, Ibu dapat terinfeksi bakteri tersebut dan menimbulkan gejala berupa, demam, mual, muntah, kram perut, dan diare. Selain itu, pada kasus yang jarang terjadi, infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan kram pada rahim, sehingga mengakibatkan janin lahir prematur atau lahir mati (stillbirth). Untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin, Ibu sangat dianjurkan untuk memasak telur hingga matang, yakni ketika bagian putih dan kuning telur sudah matang dan memadat seluruhnya. 

5. Daging Mentah, Setengah Matang, atau Daging Olahan

Ilustrasi Ibu menghindari daging olahan saat hamil (sumber: depositphotos)

Jika Ibu mengonsumsi daging yang mentah atau kurang matang, maka dapat meningkatkan risiko terinfeksi beberapa bakteri atau parasit, termasuk Toxoplasma, E. Coli, Listeria, dan Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada bayi dan mengancam kesehatan, bahkan berisiko menyebabkan kelahiran mati, kebutaan, dan cacat intelektual. 

Sebagian besar bakteri ditemukan di permukaan potongan daging utuh, tetapi ada bakteri lain yang dapat bertahan di dalam serat-serat otot daging. Beberapa potongan daging utuh, seperti tenderloin (bagian daging yang terletak di area pinggang), sirloin (daging terluar yang terletak dari iga bawah hingga punggung atas), atau ribeye (bagian sekitar tulang rusuk pada sapi), kemungkinan aman untuk dikonsumsi Ibu jika tidak dimasak hingga matang. Namun, hal ini hanya berlaku jika potongan daging masih utuh atau belum dipotong, dan bagian luar daging harus matang sempurna. 

Di sisi lain, daging yang sudah dipotong, termasuk daging cincang, daging pada burger atau sandwich, hot dog, daging unggas, dan babi, sebaiknya tidak dikonsumsi dalam keadaan mentah atau setengah matang. Selain itu, daging olahan, seperti sosis, kornet, nugget, daging kalengan, lebih baik tidak Ibu konsumsi selama kehamilan, karena dikhawatirkan selama proses pengolahan dan penyimpanannya dapat terkontaminasi dengan berbagai bakteri. Oleh sebab itu, pastikan memasak olahan makanan dengan daging yang sudah dipotong maupun daging olahan tersebut dalam keadaan benar-benar matang seluruhnya.

6. Jeroan 

Ilustrasi jeroan (sumber: depositphotos)

Jeroan—seperti hati, usus, lidah, otak, babat, dan lainnya—merupakan sumber dari berbagai nutrisi yang baik untuk Ibu dan janin, karena mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin A, dan mineral. Namun, mengonsumsi terlalu banyak jeroan dapat menyebabkan Ibu memiliki kadar vitamin A dan mineral yang berlebihan dalam tubuh, sehingga mengakibatkan cacat lahir dan gangguan hati pada janin. Ahli kesehatan menyarankan Ibu hamil untuk tidak mengonsumsi jeroan lebih dari sekali dalam seminggu selama masa kehamilan atau sekitar 2,5 ons per minggu. 

Baca juga: 2 Cara Efektif Cegah Stunting Sejak Dalam Kandungan

7. Makanan Cepat Saji

Ilustrasi Ibu mengonsumsi makanan cepat saji (sumber: depositphotos)

Pada Ibu hamil, mengidam adalah hal yang umum dan seringkali makanan yang diinginkan adalah makanan cepat saji—seperti keripik kentang, sandwich, dan sebagainya—sehingga ini tergolong pada pola makan yang tidak sehat. Ibu dapat memenuhi keinginan tersebut dalam jumlah sedang, karena makanan tersebut mengandung kalori, gula, dan lemak yang tinggi dengan kandungan nutrisi yang rendah. 

Selain itu, tubuh Ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan janin dan pembentukan jaringan tubuh yang sehat. Jika Ibu mengonsumsi makanan cepat saji terus-menerus selama kehamilan, maka dapat berdampak buruk pada kesehatan. Ibu dapat mengalami kenaikan berat badan berlebihan (obesitas), meningkatnya risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan diabetes gestasional, serta berisiko mengalami komplikasi kehamilan.

Oleh sebab itu, Ibu dianjurkan untuk memilih makanan yang sehat untuk memuaskan keinginan tersebut. Ibu dapat memilih camilan yang mengandung banyak protein, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan, serta karbohidrat yang kaya serat seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Lakukanlah hal ini untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin. 

Baca juga: 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat

8. Sayuran dan Buah yang Tidak Dicuci

Ilustrasi sayuran dan buah yang tidak dicuci (sumber: depositphotos)

Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau tidak dikupas dapat terkontaminasi beberapa bakteri dan parasit—termasuk Toxoplasma, E. Coli, Listeria, dan Salmonella—yang dapat diperoleh dari tanah atau proses perawatan sebelumnya. Kontaminasi dapat terjadi kapan saja selama proses produksi, meliputi panen, pengolahan, penyimpanan, distribusi, dan penjualan. Ini menjadi alasan agar semua orang (termasuk Ibu hamil) penting untuk mencuci bersih atau mengupas buah dan sayuran untuk meminimalkan risiko infeksi. Kebiasaan baik ini perlu Ibu pertahankan setelah bayi lahir.  

Baca juga: Kenali 5 Gejala Tumor Rahim atau Mioma Uteri, Salah Satunya Nyeri Haid!

9. Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Ilustrasi produk susu (sumber: depositphotos)

Produk yang terbuat dari susu mentah yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung berbagai bakteri bahaya, termasuk Listeria, Salmonella, E. Coli, dan Campylobacter.  Bakteri tersebut dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau masalah kesehatan lainnya pada bayi. Oleh sebab itu, penting bagi Ibu memilih produk susu atau olahannya—seperti keju, mentega, yogurt, dan lainnya—yang sudah dipasteurisasi atau pastikan Ibu mengolah produk tersebut hingga matang agar dapat membunuh bakteri yang terkandung di dalamnya. 

Baca juga: 7 Kebutuhan Saat Nifas: Awas, Sering Terabaikan!

10. Minuman Beralkohol

Ilustrasi Ibu menghindari konsumsi minuman beralkohol (sumber: depositphotos)

Tidak ada kadar alkohol yang terbukti aman dikonsumsi selama kehamilan. Minum alkohol saat hamil harus benar-benar dihindari. Sebab, dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran mati serta cacat fisik, mental, dan perilaku. Serangkaian masalah kesehatan ini dapat disebut juga Fetal Alcohol Spectrum Disorders (FASDs), yang diartikan sebagai gangguan pada spektrum janin akibat terpapar minuman alkohol. Alkohol dalam aliran darah Ibu dapat diteruskan ke janin melalui tali pusar atau selama menyusui. Minum alkohol saat hamil dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada bayi. Melalui ini, Ibu disarankan untuk tidak minum alkohol sama sekali selama hamil, karena mengonsumsi dalam jumlah yang sedikit pun dapat berdampak negatif pada perkembangan janin. 

Baca juga: Ini 5 Bahaya Merokok Saat Hamil!

11. Kafein

Ilustrasi Ibu hamil meminum kopi (sumber: depositphotos)

Kafein secara alami dapat ditemukan di kopi, teh, dan cokelat, serta ditambahkan ke beberapa minuman ringan dan minuman berenergi. Selain itu, beberapa obat flu dan pilek juga mengandung kafein. Maka dari itu, Ibu hamil perlu berkonsultasi ke dokter, bidan, atau apoteker sebelum mengonsumsi obat ini. 

Kadar kafein yang tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran, berat badan lahir rendah (BBLR)—janin lahir dengan berat kurang dari 2500 gram—dan mengalami masalah persalinan. Hal ini karena kafein dapat diserap dengan cepat dan diteruskan ke plasenta dan janin. Di sisi lain, karena janin tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk memetabolisme kafein, sehingga kadarnya dapat meningkat. Perkiraan jumlah kafein yang ditemukan dalam makanan dan minuman adalah:

  • 1 cangkir kopi instan: 60mg
  • 1 cangkir kopi espresso: 100mg
  • 1 cangkir kopi tubruk 80mg
  • 1 cangkir teh: 30mg
  • 1 kaleng cola ukuran 375ml: 49mg
  • 1 kaleng minuman berenergi ukuran 250ml: 80mg
  • 1 batang cokelat susu seberat 100 gram: 20mg

Oleh sebab itu, produk yang mengandung kafein menjadi makanan yang dilarang untuk Ibu hamil, sehingga Ibu perlu menghindari konsumsi kafein selama kehamilan. Namun, jika Ibu tidak dapat melakukannya, maka Ibu wajib membatasi konsumsinya dengan tidak lebih dari 200mg per hari, atau sekitar dua atau tiga cangkir kopi. Untuk mengurangi kafein, cobalah mengonsumsi kopi atau teh tanpa kafein—seperti kopi decaf atau teh raspberry—jus buah atau air mineral. 

Baca juga: 6 Pantangan Selama Hamil Muda

12. Minuman Berenergi

Ilustrasi Ibu hamil menghindari minuman berenergi (sumber: depositphotos)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa minuman berenergi juga mengandung kadar kafein yang tinggi dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan janin. Minuman berenergi dianggap sebagai suplemen makanan, sehingga tidak dianjurkan untuk Ibu hamil. Di sisi lain, minuman berenergi sebagian besar mengandung ginseng, yang tidak disarankan selama kehamilan. Jika Ibu mengonsumsi minuman berenergi, dikhawatirkan dapat menyebabkan janin menderita cedera, stres oksidatif tinggi, dan kecemasan di kemudian hari. 

Baca juga: Minum Obat Flu Saat Hamil, Aman Nggak, Ya?

13. Teh Herbal

Ilustrasi Ibu hamil minum teh herbal (sumber: depositphotos)

Teh herbal menjadi salah satu dari makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Penelitian yang membahas pengaruh herbal tertentu terhadap perkembangan janin masih terbatas. Oleh karena itu, sebaiknya hindari konsumsi teh herbal bahkan jika teh tersebut dipasarkan secara khusus untuk Ibu hamil. Untuk memastikannya, Ibu dapat berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan dari penyedia layanan kesehatan sebelum meminumnya. 

Baca juga: Gusi Berdarah Saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ketika Ibu hamil, semua yang Ibu konsumsi akan dibagikan kepada janin. Maka dari itu, penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat membahayakan Ibu dan janin. Ingat, bahwa ini merupakan gambaran secara umum tentang makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Namun, apa yang perlu Ibu hindari lainnya selama kehamilan dapat berbeda berdasarkan riwayat kesehatan Ibu. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk menentukan pola makan yang baik untuk Ibu selama periode kehamilan. 

Terima kasih Ibu telah membaca artikel makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Jangan lupa Bu, bagikan artikel ini kepada teman atau keluarga Ibu yang sedang hamil untuk memastikan mereka juga mendapatkan informasi tentang makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Dapatkan juga informasi yang lebih lengkap dan akurat seputar kehamilan dan persalinan dengan download aplikasi BukuBumil di Play Store atau kunjungi website BukuBumil.com. Selain itu, Ibu juga dapat bergabung dengan komunitas BukuBumil agar menemukan teman seperjuangan selama kehamilan. Mari kita jaga kesehatan dan kebahagiaan selama kehamilan bersama BukuBumil!

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories