Isi Artikel
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap wanita. Mioma atau miom uteri merupakan salah satu penyakit kewanitaan atau ginekologi, namun seperti apakah penyakit mioma uteri? Apa penyebabnya dan bagaimana cara menghindarinya? Mari kita simak jawabannya berikut ini!
Apa itu Miom?
Penyakit mioma merupakan salah satu jenis tumor jinak. Sedangkan mioma uteri atau disebut juga fibroid adalah tumor jinak yang berasal dari otot polos rahim. Sel tumor ini berasal dari mutasi genetik yang kemudian berkembang karena induksi hormon progesteron dan estrogen.
Penyakit ini memiliki empat jenis berdasarkan ukuran dan lokasinya, yakni:
- Mioma subserosal, yang terletak di permukaan luar rahim dan tumbuh keluar,
- Mioma intramural, yang tumbuh di dalam rahim,
- Mioma submucosa, yang berkembang di dekat endometrium dan cenderung tumbuh menuju rongga rahim, dan
- Mioma bertangkai, yang dapat diklasifikasikan menjadi subserosal atau submucosa tergantung lokasinya.
Ciri-Ciri Mioma Uteri
Gejala atau tanda-tanda mioma uteri tidak dirasakan oleh sebagian besar wanita karena beberapa mioma yang terjadi tidak mengakibatkan keluhan apapun pada penderitanya. Akan tetapi, terdapat beberapa keluhan pada area tertentu yang diakibatkan oleh penyakit ini. Keluhan-keluhan tersebut antara lain:
- Hipermenore atau pendarahan haid berlebih,
- Dismenore atau sakit saat haid,
- Nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang,
- Adanya massa panggul,
- Anemia,
- Inkontinensia urin atau hilangnya kontrol kandung kemih,
- Gangguan defekasi atau gangguan buang air besar, dan
- Infertilitas.
Pemeriksaan penyakit ini dapat dilakukan oleh dokter dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan kehamilan sederhana dengan strip test, USG, laboratorium darah, atau histeroskopi, yakni prosedur melihat bagian rahim dengan teleskop kecil.
Baca juga: Komplikasi Diabetes Gestasional Pada Janin
Penyebab Mioma Uteri
Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa faktor yang dapat melatarbelakangi penyakit ini antara lain gaya hidup, diet, obesitas (kelebihan berat badan), komorbid (penyakit penyerta), usia, serta pengaruh siklus haid. Penyakit ini juga jarang ditemukan sebelum usia pubertas, tapi risiko terkena penyakit ini meningkat pada usia 30 tahun ke atas. Gaya hidup tidak baik yang memicu resiko obesitas dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit tumor ini, contohnya mengonsumsi daging merah terlalu banyak dan jarang berolahraga.
Obesitas perlu diperhatikan karena resiko mioma uteri dapat meningkat sebesar 21% pada setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg. Hal ini disebabkan adanya penumpukan lemak lebih dari 30% yang dapat memicu peningkatan konversi androgen menjadi estrogen dan penurunan sex hormone binding globulin (SHBG).
Selanjutnya mengkonsumsi alkohol, kafein, dan makanan dengan asam lemak omega-3 terutama MFA atau marine fatty acid seperti ikan yang berlebihan dapat mempengaruhi kadar hormon, sehingga memicu terjadinya miom. Hal yang tidak kalah penting yang perlu Ibu perhatikan adalah stres. Stres sering kali luput dari perhatian, tapi sebenarnya stres dapat membuat tubuh Ibu melepaskan kortisol dan perangsangan suatu sistem hormonal yang akan menyebabkan peningkatan estrogen dan progesteron yang dapat memicu penyakit ini.
Baca juga: Stres Saat Kehamilan: Ini 10 Cara Mengatasinya
Pengobatan Mioma pada Wanita
Pengobatan miom dapat dilakukan dengan dua cara, yakni miomektomi (pengangkatan fibroid pada uterus atau leiomyoma) atau histerektomi (pengangkatan rahim).
- Miomektomi
Miomektomi dapat dilakukan pada penderita yang ingin tetap mempertahankan fungsi uterusnya atau masih memiliki keinginan untuk hamil.
- Histerektomi
Histerektomi akan dilakukan bila kondisi sudah sangat parah seperti adanya pertumbuhan mioma berulang dan nyeri yang tidak kunjung tumbuh. Jadi bagi Ibu yang menderita penyakit ini dalam tahap yang tidak parah masih dapat hamil lagi.
Baca juga: 5 Langkah Senam Kegel Setelah Melahirkan Untuk Mengencangkan Miss V
Cara Mencegah Mioma Uteri
Terdapat beberapa cara yang dapat Ibu lakukan untuk mencegah penyakit mioma uteri. Seperti beberapa cara mencegah penyakit lainnya, hal utama yang perlu diperhatikan oleh Ibu dalam mencegah penyakit ini adalah dengan pengaturan diet dan olahraga, namun ada juga beberapa cara tambahan untuk mencegah mioma uteri.
- Menghindari faktor risiko obesitas
Usahakan agar Ibu mengurangi faktor resiko terjadinya obesitas seperti terlalu sering mengkonsumsi daging merah dan kurang asupan sayuran hijau serta buah. Hal-hal tersebut sering kali dikaitkan dengan kejadian tumor.
- Konsumsi makanan dan minuman penurun risiko tumor
Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan membuat Ibu mendapatkan asupan vitamin A dan D yang dapat memberi fungsi proteksi bagi tubuh Ibu. Selain itu, Ibu juga bisa mengkonsumsi susu dan teh hijau loh, tapi tentunya pada porsi yang tidak berlebihan ya.
Susu baik bagi kesehatan Ibu karena dapat menurunkan resiko tumor. Sedangkan teh memiliki kandungan zat aktif berupa lycopene, isoflavone, dan EGCG atau gallactocatechin gallate yang mampu membantu menurunkan resiko tumor dengan menghambat poliferasi sel serta memproduksi apoptosis.
- Berolahraga
Bagi Ibu yang jarang berolahraga, yuk mulai lebih banyak lakukan aktivitas tubuh. Olahraga dapat mengurangi resiko penyakit karena mampu membantu menjaga keseimbangan hormon serta menjaga stabilitas berat badan. Selain menjaga diri dari penyakit ini, Ibu juga dapat mencegah penyakit-penyakit lainnya loh.
- Menyusui dengan ASI eksklusif
Berikutnya diketahui pula bahwa ternyata menyusui dengan ASI eksklusif dapat menghentikan siklus haid dan mengurangi paparan hormon seks pada sel atau jaringan rahim.
- Menghindari produk kecantikan tertentu
Selanjutnya, Ibu juga disarankan untuk menghindari produk kecantikan yang mengandung phthalate, paraben, dan bisphenol A. Hal ini dikarenakan senyawa phthalate termasuk antiandrogen yang dapat menyebabkan peningkatan hormon estrogen. Sedangkan paraben dan bisphenol A diduga bisa mengganggu metabolisme hormonal.
Begitulah beberapa cara mudah untuk mencegah penyakit ini. Yuk lebih waspada dan lakukan gaya hidup sehat. Yuk bagikan artikel ini pada teman-teman dan kerabat Ibu agar dapat sama-sama mencegah mioma uteri. Jangan lupa download aplikasi Bubumil di play store untuk memantau perkembangan si kecil dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya!
Referensi
- Tumaji., Rukmini., Oktarina., N, Izza. (2020). Pengaruh Riwayat Kesehatan Reproduksi Terhadap Kejadian Mioma Uteri Pada Perempuan di Perkotaan Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23 (2), 89-98. https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3238
- Arifint, Hana., F. W. Wagey., H. M. M. Tendean. (2019). Karakteristik Penderita Mioma Uteri di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Jurnal Medik dan Rehabilitasi (JMR), 1 (3). 1-6. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/22540
- Lubis, P. N. (2020). Diagnosis dan Tatalaksana Mioma Uteri. Cermin Dunia Kedokteran, 4 (3), 196-200. https://cdkjournal.com/index.php/cdk/article/view/352