Berbahayakah Kelebihan Air Ketuban Saat Hamil? Wajib Kenali 5 Penyebabnya!

Air ketuban memegang peranan penting dalam kehamilan guna menunjang dan mendukung perkembangan organ janin. Selain itu, air ketuban juga menjadi pelindung janin dari benturan dan memberikan ruang gerak bagi janin dalam kandungan. Namun, tahukah Ibu bahwa kelebihan air ketuban dapat beresiko bagi janin? Oleh karena itu, air ketuban tidak boleh berlebihan dan harus dalam jumlah yang pas.

Air ketuban yang terlalu banyak disebut juga dengan Polihidramnion. Semakin besar usia kehamilan, maka jumlah air ketuban pun semakin banyak. Normalnya, air ketuban berjumlah sekitar 60 ml di usia kehamilan 12 minggu, 175 ml di 16 minggu, dan 400-1200 ml di 34-38 minggu. Jika melebihi jumlah tersebut, maka terjadi kelebihan air ketuban yang beresiko bagi kehamilan. Pada artikel kali ini, BukuBumil akan mengupas tuntas tentang kelebihan air ketuban, mulai dari penyebab hingga akibat dari kelebihan air ketuban. Simak sampai habis, ya!

Table of Contents

Gejala Kelebihan Air Ketuban Saat Hamil

Berbagai gejala kelebihan air ketuban pada Ibu hamil
Berbagai gejala kelebihan air ketuban pada Ibu hamil (Source: Medical News Today)

Tidak semua Bumil mengalami tanda-tanda atau gejala ketika jumlah air ketuban dalam rahimnya sudah melebihi batas normal, terutama jika kondisinya masih ringan. Berbeda pada kondisi yang lebih serius, kelebihan air ketuban dapat memiliki beberapa gejala yang dapat Ibu rasakan. Adapun gejala-gejala tersebut antara lain:

  • Sensasi sesak di perut, kram, atau kontraksi
  • Sesak napas
  • Maag
  • Susah buang air besar
  • Lebih sering buang air kecil
  • Pembengkakan pada vulva (alat kelamin bagian luar)
  • Pembengkakan pada tungkai dan kaki

Jumlah air ketuban yang berlebihan juga akan membuat ukuran rahim lebih besar. Pembesaran ukuran rahim ini bisa memberikan tekanan bagi organ-organ di sekitarnya, seperti paru-paru, perut, dan kandung kemih. Oleh karena itu, gejala kelebihan air ketuban juga dapat dirasakan dari organ-organ tersebut.

Gejala lainnya yaitu ukuran rahim yang lebih besar dari ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan tersebut. Hal ini dapat diketahui ketika Ibu memeriksakannya ke dokter atau tenaga ahli. Jika dokter kesulitan menemukan detak jantung bayi dan sulit juga dalam merasakan posisi janin, maka patut dicurigai juga bahwa Ibu mengalami kelebihan air ketuban.  

Baca juga: Ketahui 7 Tanda Bahaya Persalinan. Bumil Wajib Tahu.

Penyebab Kelebihan Air Ketuban Pada Bumil

Penyebab berlebihnya air ketuban saat hamil
Penyebab berlebihnya air ketuban saat hamil (Source: Office on Women’s Health)

Setelah mengetahui gejala jika Ibu memiliki air ketuban yang berlebih, maka sebaiknya Ibu juga mengetahui apa saja yang menyebabkan Polihidramnion dapat terjadi. Dalam banyak kasus, Polihidramnion seringkali tidak diketahui penyebabnya. Pada kasus ringan, hal ini biasanya disebabkan karena penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama kehamilan. Namun pada kasus yang lebih serius, penyebab tersebut bisa datang dari Ibu maupun dari janin dalam kandungan. Berikut merupakan penyebab lainnya dari kelebihan air ketuban pada Bumil.

Cacat Lahir atau Cacat Bawaan

Penyebab Polihidramnion yang pertama yaitu karena adanya potensi bayi lahir cacat atau adanya cacat bawaan. Polihidramnion dapat terjadi sebagai efek samping dari cacat lahir yang berhubungan dengan gangguan kemampuan bayi untuk menelan. Hal ini membuat cairan ketuban yang seharusnya ditelan oleh janin malah dibuang kembali, sehingga jumlahnya tetap stabil. Cairan ketuban yang menumpuk akibat bayi tidak dapat menelannya membuat kelebihan air ketuban terjadi. 

Diabetes pada Ibu

American Pregnancy Association menyatakan bahwa diabetes pada Ibu merupakan salah satu penyebab kelebihan air ketuban saat masa kehamilan. Polihidramnion dapat terjadi jika Ibu memiliki riwayat penyakit diabetes sebelum hamil atau mengalami diabetes selama kehamilan, yang disebut juga dengan diabetes gestasional. Peningkatan kadar glukosa darah akibat diabetes dapat menyebabkan penumpukan cairan ketuban secara berlebihan. Hal ini juga bisa semakin parah jika Ibu mengalami komplikasi.

Twin To Twin Transfusion Syndrome (TTTS)

Sindrom Transfusi Kembar ke Kembar (TTTS) menjadi penyebab selanjutnya dari kelebihan air ketuban atau Polihidramnion. Hal ini terjadi ketika Ibu mengandung bayi kembar identik. Sindrom ini merupakan sebuah kelainan yang terjadi ketika bayi kembar saling berbagi plasenta karena pembuluh darah dari plasenta mereka saling terhubung. Akibatnya, salah satu kembar mendapatkan terlalu banyak darah, sementara kembar lainnya mendapat terlalu sedikit darah. TTTS terjadi sekitar 15% pada kembar identik. Keadaan ini merupakan hal serius yang harus segera ditangani oleh dokter dan tenaga ahli.

Anemia pada Janin

Anemia pada janin juga menjadi hal yang dapat menyebabkan komplikasi Polihidramnion. Penyakit semacam anemia pada janin dapat disebabkan oleh golongan darah yang tidak cocok antara Ibu dan janin. Jika seorang Ibu memiliki golongan darah Rh-negatif, dan bayinya memiliki golongan darah Rh-positif, maka resiko kelebihan air ketuban dapat terjadi. Dilansir dari penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Obstetrics & Gynecology, dikatakan bahwa ketika persentase volume sel darah merah dalam darah (hematokrit) janin turun di bawah 25%, maka volume cairan ketuban akan meningkat. Hal ini membuktikan, jika janin kekurangan darah, maka produksi cairan ketuban akan semakin bertambah dan dapat menyebabkan penumpukan.

Masalah pada Detak Jantung Janin

Masalah pada detak jantung janin ternyata juga dapat menyebabkan kelebihan air ketuban saat hamil. Masalah ini termasuk gangguan irama jantung pada janin, detak jantung yang lemah karena banyaknya cairan ketuban, atau kelainan jantung bawaan. Oleh karena itu, Ibu harus selalu konsultasikan kesehatan jantung dan organ janin lainnya ketika melakukan pemeriksaan rutin pada dokter kandungan.

Baca juga: 4 Meditasi Untuk Bumil Yang Wajib Ibu Ketahui, Efektif Hindari Stres!

Resiko yang Timbul Akibat Air Ketuban Berlebih

Resiko yang dapat terjadi akibat kelebihan air ketuban
Resiko yang dapat terjadi akibat kelebihan air ketuban (Source: Advanced Gynecology)

Setelah mengetahui gejala kelebihan air ketuban, sebaiknya Ibu juga mengetahui resiko kehamilan yang bisa timbul akibat jumlah cairan ketuban yang berlebih. Dr. Lulu Zhao, seorang OBGYN dan asisten profesor di Case Western Reserve School of Medicine di Cleveland, Amerika Serikat, mengkhawatirkan banyaknya resiko yang dapat terjadi saat kehamilan dan melahirkan akibat terlalu banyak cairan ketuban. Resiko digolongkan menjadi resiko ringan dan resiko berat. Adapun resiko ringan dari Polihidramnion yaitu:

  • Pendarahan pasca melahirkan
  • Letak janin yang tidak stabil
  • Kontraksi rahim prematur

Kondisi-kondisi di atas umumnya tidak menimbulkan masalah yang berarti bagi penderita Polihidramnion . Meskipun begitu, ternyata ada juga lho resiko serius yang bisa terjadi akibat kelebihan air ketuban. Adapun resiko berat dari Polihidramnion yaitu:

  • Bayi lahir mati (stillbirth): Polihidramnion berpengaruh pada peningkatan resiko bayi lahir mati sebesar dua kali lipat dibandingkan dengan kehamilan dengan jumlah cairan ketuban yang normal.
  • Persalinan prematur: Polihidramnion meningkatkan resiko ketuban pecah dini sehingga perlu dilakukan kelahiran prematur dan dikhawatirkan bayi belum berkembang secara maksimal.
  • Komplikasi persalinan: Komplikasi tersebut yaitu Amniotomi, induksi persalinan, operasi caesar, prolaps tali pusat, dan solusio plasenta yang dapat meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan.

Guna menghindari resiko-resiko tersebut, maka diperlukan tindakan dan perawatan media dari tenaga ahli ataupun dokter kandungan. Pada kasus Polihidramnion yang ringan, umumnya tidak diperlukan perawatan apapun. Namun, Ibu tetap harus mengkonsultasikannya ke penyedia layanan kesehatan agar dilakukan pemantauan pada kadar cairan ketuban. Pada kasus Polihidramnion yang lebih berat dan serius biasanya akan dilakukan tindakan untuk mengeluarkan sebagian cairan ketuban dalam rahim Ibu (amnioreduksi).

Nah, sekarang Ibu sudah paham terkait penyebab dan bahayanya kelebihan air ketuban, kan. Cairan ketuban memang berperan sebagai pendukung kehidupan bagi janin dalam kandungan. Namun jika jumlahnya berlebihan, bisa saja menimbulkan resiko seperti yang sudah disebutkan. Jika Ibu merasakan gejala-gejala Polihidramnion, segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk dilakukan pemantauan lebih lanjut. Jangan lupa untuk download aplikasi BukuBumil untuk mengetahui informasi lainnya seputar kehamilan, persalinan, dan lainnya!

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories