Tahukah Ibu bahwa persalinan normal juga memiliki efek atau risiko tertentu setelahnya? Efek-efek tersebut bahkan bisa mengancam kesehatan Ibu, sehingga tidak boleh diabaikan sama sekali. Oleh karena itu, Ibu harus memperhatikan dan memahami efek-efek setelah melahirkan normal tersebut agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam merawat diri dan bayi. Nah, apa saja efek yang mungkin terjadi setelah persalinan normal? Yuk, simak informasinya di artikel ini, Bu!
Table of Contents
Sekilas Tentang Persalinan Normal
Persalinan normal adalah proses melahirkan bayi melalui vagina, di mana rahim akan berkontraksi untuk membuka leher rahim serta mendorong bayi keluar melalui vagina. Persalinan normal menjadi metode persalinan yang paling umum dan paling diinginkan oleh Ibu hamil karena biasanya berisiko rendah dan memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi yang dilahirkan. Berikut adalah beberapa manfaat persalinan normal bagi Ibu dan bayi:
- Waktu pemulihan Ibu lebih singkat,
- Proses menyusui dapat dimulai lebih cepat,
- Risiko komplikasi kehamilan lebih rendah,
- Risiko bayi mengalami masalah pernapasan lebih rendah, dan
- Bayi memiliki kekebalan tubuh yang baik.
Baca juga: 8 Perubahan Tubuh Ibu yang Dapat Terjadi saat Masa Nifas
Alasan Ibu Harus Menghindari Persalinan Normal
Berikut beberapa kondisi yang membuat persalinan normal menjadi berbahaya bagi kesehatan Ibu dan janin:
- Bayi berada dalam posisi sungsang,
- Ibu mengalami plasenta previa (kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bawah rahim, sehingga menutupi jalan lahir bayi),
- Ibu memiliki infeksi yang tidak diobati atau luka terbuka di daerah genital (alat kelamin) karena virus herpes, dan
- Ibu memiliki kondisi kesehatan kronis.
Meskipun persalinan normal adalah metode yang diinginkan, tetapi dalam beberapa kasus dokter akan merekomendasikan Ibu untuk melahirkan dengan operasi sesar untuk menghindari terjadinya risiko yang tidak diinginkan pada Ibu dan bayi.
Baca juga: 4 Posisi Janin dalam Kandungan yang Wajib Ibu Perhatikan!
Efek Setelah Persalinan Normal
Kehamilan memiliki efek yang signifikan pada tubuh Ibu, dan efek ini tidak langsung berhenti setelah bayi dilahirkan. Oleh sebab itu, Ibu harus siap menghadapi segala perubahan yang akan terjadi. Berikut adalah beberapa efek setelah persalinan normal yang dapat terjadi pada tubuh Ibu:
Baca juga: Lahir Normal atau Caesar: Berikut 7 Manfaat dan Risikonya
- Nyeri pada Vagina
Setelah melahirkan normal, terkadang akan terasa sakit di area vagina jika terjadi robekan atau jahitan. Agar Ibu merasa lebih nyaman, berikut perawatan yang dapat dilakukan:
- Duduk di atas bantal empuk,
- Dinginkan area vagina dengan es batu atau gunakan lap basah yang sudah dicelupkan air rendaman Witch Hazel (ekstrak tanaman yang berasal dari daun dan kulit tanaman Hamamelis virginiana),
- Gunakan botol semprot untuk membersihkan area perineum (area otot, kulit, dan jaringan yang ada di antara vagina dan anus) dengan air hangat setelah buang air kecil,
- Saat buang air besar, tekan area yang sakit dengan kain bersih atau pembalut dan bersihkan dari depan ke belakang,
- Mandi air hangat selama lima menit untuk meredakan nyeri, gunakan air dingin jika diperlukan, dan
- Segera hubungi dokter jika mengalami rasa sakit yang parah dan bertambah.
Baca juga: 9 Cara Berdamai dengan Perubahan Tubuh Saat Hamil: Panduan untuk Calon Ibu
- Pendarahan dan Keputihan pada Vagina
Setelah melahirkan, Ibu akan mengalami pengelupasan selaput lendir rahim yang akan menyebabkan keluarnya cairan vagina yang terdiri dari selaput lendir (keputihan) dan disertai dengan darah selama beberapa minggu. Pada beberapa hari pertama, cairan ini berwarna merah dan keluar dalam jumlah banyak, tetapi akan semakin menipis dan encer hingga warnanya berubah menjadi kekuningan atau putih keabuan dalam beberapa hari kemudian. Gunakan pembalut selama Ibu masih mengalami keluarnya cairan dari vagina. Jangan ragu untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan jika Ibu mengalami pendarahan yang terlalu banyak, terutama jika disertai rasa sakit panggul, demam, atau nyeri.
Baca juga: Bikin Gemuk? 8 Dampak Negatif Lain Suntik KB yang Juga Wajib Ibu Tahu!
- Kontraksi
Ibu mungkin akan merasakan kontraksi sesekali selama beberapa hari pertama setelah persalinan normal. Kontraksi ini—yang sering menyerupai kram menstruasi—membantu mencegah pendarahan yang berlebihan dengan menekan pembuluh darah di rahim. Kontraksi ini umum terjadi selama menyusui karena melepasnya hormon oksitosin. Ibu dapat berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan opsi pemulihan yang tepat.
Baca juga: 13 Komplikasi Persalinan Ini Bisa Menyulitkan Proses Melahirkan, Simak Cara Pencegahannya!
- Kekeringan pada Vagina
Vagina mengalami kekeringan setelah persalinan normal adalah hal yang umum dan normal terjadi, terutama pada Ibu yang menyusui. Kekeringan pada vagina terjadi karena kadar estrogen yang rendah, dan Ibu yang menyusui memiliki kadar estrogen yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak menyusui. Hal ini dapat membuat hubungan seks tidak nyaman dan menyakitkan serta dapat menyebabkan pendarahan ringan. Untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut, Ibu dapat melakukan beberapa tips berikut:
- Mengonsumsi suplemen estrogen,
- Menghindari penggunaan douche (cairan pembersih vagina yang dikemas dalam botol bertutup corong semprotan) dan jenis semprotan lainnya,
- Menjaga kecukupan cairan tubuh,
- Menggunakan pelembab vagina,
- Menggunakan pelumas selama berhubungan seks, dan
- Berkomunikasi dengan pasangan seksual.
Baca juga: Kanker Serviks pada Masa Kehamilan? Cegah dengan 5 Cara Ini!
- Nyeri saat Berhubungan Seksual
Setelah melahirkan secara normal, Ibu mungkin akan merasa sakit saat berhubungan seksual dengan pasangan. Tidak ada waktu pasti untuk memulai hubungan seks setelah melahirkan, tetapi sebaiknya Ibu menunggu selama 4-6 minggu setelah melalui persalinan vaginal. Hal ini karena terjadi robekan pada area vagina perlu benar-benar sembuh. Berhubungan seks terlalu cepat dapat meningkatkan risiko pendarahan dan infeksi rahim.
Untuk meredakan rasa sakit atau ketidaknyamanan selama berhubungan seks pascamelahirkan, Ibu dapat melakukan tips berikut:
- Lakukan segala sesuatu secara perlahan dan mulailah dengan aktivitas intim lainnya terlebih dahulu, seperti pijat, seks oral, atau masturbasi bersama,
- Gunakan pelumas berbahan dasar air selama aktivitas seksual,
- Berkomunikasi dengan pasangan tentang rasa sakit yang dirasakan dan aktivitas mana yang menyenang atau tidak menyenangkan, dan
- Jika Ibu dan pasangan masih merasakan sakit saat berhubungan seks, segera konsultasikan ke dokter.
Baca juga: 40 Minggu Perkembangan Janin yang Menakjubkan dalam Perut Ibu Hamil
- Inkontinensia
Inkontinensia adalah kondisi yang ditandai dengan keluarnya urin tanpa disadari atau tidak disengaja, istilah lainnya adalah kebocoran urin. Persalinan normal dapat merenggangkan atau melukai otot-otot dasar panggul—yang berfungsi menopang rahim, kandung kemih, dan rektum—Ibu. Hal inilah yang dapat menyebabkan Ibu mengeluarkan beberapa tetes air senin saat bersin, tertawa, dan batuk. Kondisi ini biasanya dapat membaik dalam beberapa minggu, tetapi dapat bertahan dalam jangka panjang.
Untuk meminimalisirnya, Ibu dapat mengenakan pembalut dan melakukan latihan otot dasar panggul dengan senam kegel untuk membantu mengencangkan otot panggul dan mengontrol kandung kemih. Untuk melakukan senam kegel, bayangkan Ibu duduk di atas bola marmer dan kencangkan otot-otot panggul Ibu seolah-olah Ibu sedang mengangkat bola marmer tersebut. Cobalah untuk menahannya selama tiga detik, lalu lepaskan selama tiga detik. Lakukan senam kegel ini 10-15 kali berturut-turut, setidaknya tiga kali sehari.
Baca juga: Senam Kegel Saat Hamil: Gerakan Sederhana Sejuta Manfaat!
- Sembelit
Salah satu efek setelah persalinan normal yang dapat terjadi adalah sembelit, yaitu kondisi ketika Ibu sulit untuk buat air besar. Biasanya, kondisi ini akan kembali normal dalam beberapa hari setelah melahirkan. Nah, berikut beberapa cara untuk mengatasi sembelit setelah melahirkan:
- Minum 8-10 gelas air putih setiap hari,
- Istirahat yang cukup,
- Konsumsi minuman hangat setiap pagi,
- Cobalah konsumsi kurma—obat pencahar alami,
- Makan makanan yang tinggi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, dan
- Hubungi penyedia layanan kesehatan jika Ibu tidak buang air besar pada 3-4 hari setelah melahirkan.
Baca juga: Yuk Intip 7 Contoh Makanan Sehat untuk Ibu Hamil!
- Wasir
Setelah melahirkan, beberapa wanita mengalami wasir, yaitu pembengkakan pembuluh darah vena di sekitar anus dan rektum (bagian dari usus besar) bawah. Jika Ibu merasakan nyeri saat buang air besar dan pembengkakan di sekitar anus, maka Ibu mengalami wasir. Untuk meredakan rasa tidak nyaman tersebut, Ibu dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Menggunakan krim wasir yang dijual bebas yang mengandung hidrokortison (obat yang digunakan untuk meredakan peradangan),
- Gunakan pembalut dengan kandungan Witch Hazel, dan
- Rendam area anus dengan air hangat selama 10-15 menit dan lakukan 2-3 kali sehari.
Selain itu, untuk mengatasi rasa sakit akibat wasir, Ibu dapat menjaga agar feses (tinja) tetap lunak dengan cara:
- Makan makanan yang tinggi serat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian,
- Minum air putih 8-10 gelas per hari, dan
- Berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan terkait pilihan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil!
- Diare
Mungkin Ibu mengalami efek setelah persalinan yang berlawanan dengan wasir, yaitu diare. Saat melahirkan, otot dan jaringan di rektum dapat meregang atau robek, sehingga menyebabkan kebocoran gas dan kotoran. Jika Ibu mengalami wasir, maka itu membuat kondisi lebih buruk. Namun, biasanya kondisi ini akan membaik dalam beberapa bulan setelah persalinan.
Ibu harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi karena beberapa makanan, seperti produk susu, makanan berlemak, atau pemanis buatan dapat menyebabkan diare. Untuk membantu meregangkan otot panggul, Ibu dapat melakukan senam kegel secara rutin.
Baca juga: 5 Langkah Senam Kegel Setelah Melahirkan Untuk Mengencangkan Miss V
Demikianlah beberapa efek setelah persalinan normal yang perlu diwaspadai dan tidak boleh diabaikan. Setiap Ibu memiliki perbedaan dalam mengalami efek-efek tersebut, tetapi sebagian besar dapat diatasi dengan perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai. Jika Ibu mengalami gejala yang tidak normal atau membutuhkan perawatan medis, segera konsultasikan dengan dokter atau bidan Ibu. Ingatlah bahwa pemulihan setelah persalinan adalah proses yang alami dan membutuhkan waktu, jangan terburu-buru untuk kembali ke rutinitas Ibu sebelum Ibu siap secara fisik dan mental. Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, Ibu dapat memulihkan kesehatan dan kembali menikmati kehidupan sebagai seorang ibu dengan bahagia dan percaya diri.
Nah, apakah rasa penasaran Ibu sudah terjawab? Jika sudah, yuk dukung BukuBumil dengan cara membagikan artikel ini ke orang-orang tersayang Ibu. Jangan lupa juga kunjungi website BukuBumil dan download aplikasinya di Play Store agar Ibu tetap update dengan segudang informasi kesehatan lainnya. Semangat, Bu!
Referensi:
- Britt, T. (2022, March 29). What vaginal changes can a person expect after giving birth?. Retrieved May 8, 2023, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/vagina-after-giving-birth
- Ikatan Ahli Urologi Indonesia. (April, 21 2022). Inkontinensia urin. Retrieved May 8, 2023, from https://www.iaui.or.id/public-section/article_inkontinensia#:~:text=Berdasarkan%20International%20Continence%20Society%20
- Levine, H. (2022, August 28). Vaginal delivery recovery. Retrieved May 8, 2023, from https://www.webmd.com/parenting/baby/recovery-vaginal-delivery
- Mayo Clinic. (2022, December 6). Labor and delivery, postpartum care. Retrieved May 8, 2023, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/postpartum-care/art-20047233
- My Cleveland Clinic. (2022, May 26). Vaginal delivery. Retrieved May 7, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/23097-vaginal-delivery
- University of Rochester Medical Center. (n.d.). Common conditions. Retrieved May 8, 2023, from https://www.urmc.rochester.edu/ob-gyn/obstetrics/after-delivery/common-conditions.aspx