9 Tips Atasi Perubahan Kulit Saat Hamil

Selama kehamilan, pasti banyak perubahan terjadi di hidup Ibu. Mulai dari fisik, stamina, ukuran perut, pola makan, dan lain-lain. Ibu mungkin juga menyadari adanya perubahan di kulit yang sebelumnya belum pernah dialami, atau sudah pernah dialami sebelumnya tapi memburuk ketika kehamilan. Mau diatasi sendiri pun mesti ekstra hati-hati, karena tidak sembarangan skincare atau obat yang bisa dipakai. Belum lagi kalau perubahan kulit yang dialami saat hamil lebih dari satu, makin pusing gak sih, memikirkan, harus apa nih kalau begini? Kali ini Bukubumil akan membahas jenis-jenis perubahan kulit yang bisa dialami ibu hamil. Yuk simak penjelasannya di bawah ini yaa! 

Baca juga: Sebelum Promil, Lakukan 7 Persiapan Fisik Ini

Jenis-jenis perubahan kulit saat hamil dan cara mengatasinya

Jadi Bun, perubahan kulit selama kehamilan umumnya bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: berkaitan hormon, kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya dan berubah selama kehamilan, dan gangguan kulit khusus kehamilan (hanya terjadi saat hamil). Namun, beberapa perubahan kulit mungkin tumpang tindih kategori, maksudnya bisa saja termasuk dua kategori sekaligus.

Sebagian besar kondisi kulit akan sembuh setelah melahirkan dan hanya memerlukan pengobatan jika bergejala. Namun, ada perawatan khusus untuk beberapa kondisi (misalnya melasma, kolestasis intrahepatik kehamilan, impetigo herpetiformis, folikulitis pruritus kehamilan).

Perubahan Kulit Karena Hormon

Perubahan hormon normal terjadi selama kehamilan dan terkadang bisa menyebabkan perubahan kulit, di antaranya:

1.       Hiperpigmentasi

Penyebabnya ialah peningkatan melanin, zat dalam tubuh yang bertanggung jawab atas warna kulit (pigmen). Kehamilan menyebabkan melanin jadi lebih banyak dalam tubuh Ibu sehingga pada kondisi ini, kulit menggelap. Beberapa bintik di tubuh, seperti bintik-bintik, bekas luka, dan kulit di sekitar puting Ibu, akan menjadi lebih gelap, dan terkadang membesar. Bahkan, bisa juga muncul garis di tengah perut yang disebut linea nigra. Jauhi sinar matahari, dan beri tahu dokter tentang bintik-bintik yang baru muncul atau terlihat seperti berubah bentuk. 

2.       Melasma (juga dikenal sebagai kloasma)

Melasma adalah salah satu bentuk hiperpigmentasi. Terkadang melasma bisa permanen, tapi biasanya memudar setelah Ibu melahirkan. Banyaknya jumlah melanin di kulit menimbulkan bercak cokelat atau kulit kecokelatan, dan biasanya muncul di sekitar wajah. Kondisi ini disebut “topeng kehamilan”.

Sebelumnya, konsultasikan dengan dokter kulit lebih dulu untuk diagnosis yang tepat sebelum memilih untuk mengobatinya sendiri. Ibu dapat memakai krim dengan resep tertentu (seperti hydroquinone, kombinasi tretinoin topikal, dan kortikosteroid) dan/atau beberapa produk perawatan kulit yang dijual bebas untuk mengobati melasma. 

Jika terdiagnosis melasma, usahakan untuk jangan terlalu lama berada di bawah sinar matahari sebab paparan sinar matahari dan radiasi ultraviolet lainnya bisa memperburuk melasma. Menggunakan tabir surya spektrum luas (ultraviolet A dan B) dan menghindari paparan sinar matahari berlebih dapat mencegah melasma berkembang atau menjadi lebih parah. Jadi, jangan skip pakai tabir surya dengan SPF 30 saat berada di luar ruangan yaa Bun!

3.       Stretch mark

Peregangan kulit akibat kehamilan, penambahan berat badan, atau penurunan berat badan yang ekstrem, menyebabkan munculnya jaringan parut pada kulit yang disebut stretch mark, atau striae. Stretch mark biasanya mulai berwarna kemerahan atau keunguan, kemudian menjadi mengkilap dan bergaris perak atau putih.

Meskipun kemunculannya menunggu penampilan, ada baiknya untuk menunggu sampai bayi Ibu lahir sebelum buru-buru mencari pengobatan untuk stretch mark. Tidak ada perawatan yang terbukti 100% ampuh, tetapi terkadang laser atau krim resep dapat membantu.

4.       Fibroma jaringan lunak atau skin tag

Skin tag berupa lipatan kecil dari jaringan yang menggantung di kulit dengan tangkai penghubung, tapi mudahnya memang menyebutnya mirip kutil. Ibu biasanya akan menemukannya di leher, dada, punggung, di bawah payudara, dan di selangkangan, dan muncul di trimester akhir kehamilan. Skin tag umum dialami ibu hamil dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada sesuatu yang menggeseknya.

Namun, kutil biasanya tidak berbahaya, jadi tidak perlu diobati. Jika mengganggu keseharian, Ibu dapat meminta dokter untuk menghilangkannya. Namun, jangan mencoba melepasnya sendiri ya, Bun!

5.       Varises dan Vena Laba-laba

Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan pembuluh darah bengkak dan membesar, terutama di kaki. Produksi estrogen dan darah akan meningkat saat kehamilan sehingga memengaruhi ukuran pembuluh darah dan bercak kecil yang disebut pembuluh darah laba-laba bisa muncul di wajah, leher, atau lengan. Pembuluh ini tidak berbahaya dan akan memudar setelah melahirkan. Tekanan dari rahim bisa membuat pembuluh darah di bagian bawah (kaki) Ibu membengkak. Kondisi ini disebut varises, dan bisa jadi menyakitkan saat berdiri terlalu lama. Dokter mungkin menyarankan Ibu berjalan-jalan, menopang kaki, dan menggunakan stoking ketat yang disebut selang kompresi untuk membantu menyembuhkan.

6.       Kulit Cerah Saat Hamil

Mungkin ini satu-satunya perubahan kulit yang perlu disyukuri di antara perubahan kulit lainnya. Siapa Ibu yang tidak senang kulit semakin glow up saat hamil? Ketika Ibu hamil, tubuh memproduksi 50% lebih banyak darah, sehingga sirkulasi darah ke seluruh tubuh menjadi lebih banyak. Peningkatan sirkulasi darah ini menyebabkan wajah menjadi lebih cerah. Tubuh juga menghasilkan cukup banyak hormon yang menyebabkan kelenjar minyak bekerja keras, sehingga membuat wajah Ibu berkilau. Kedua hal inilah kemudian menghasilkan “cahaya kehamilan atau pregnancy glow” yang mungkin pernah Ibu dengar. Jika kulit Ibu terlalu berminyak dapat menggunakan pembersih bebas minyak untuk membersihkan wajah. Selain itu, jangan lupa tersenyum, Ibu cantik!

perubahan kulit saat hamil
Perubahan Kulit Saat Hamil – Sumber: https://www.usafibroidcenters.com/

Kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya dan dapat berubah selama kehamilan

Kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya dapat berubah selama kehamilan. Berubah menjadi lebih buruk atau lebih baik, tergantung kondisi masing-masing kehamilan.

  •  Dermatitis atopik, infeksi jamur, dan tumor kulit

Semua kondisi ini dapat memburuk selama kehamilan. Namun, normalnya, kondisi kulit ini akan membaik setelah kelahiran bayi.

  •  Jerawat

Jika Ibu sudah memiliki masalah dengan jerawat sejak sebelum kehamilan, mungkin akan menjadi lebih teriritasi selama kehamilan. Hormon ekstra dalam tubuh Ibu menyebabkan kelenjar minyak mengeluarkan lebih banyak minyak, yang dapat menyebabkan berjerawat. Bersihkan wajah setiap malam dan setiap pagi, jangan lebih karena kulit bisa kering. Selanjutnya gunakan astringent, produk skin care berbahan dasar air untuk menghilangkan minyak yang tersisa. Jauhi astringent obat jerawat, karena mungkin mengandung obat jerawat yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil. Gunakan juga pelembab bebas minyak. Jika Ibu mengalami masalah dengan jerawat, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan tentang pengobatan jerawat selama kehamilan.

  •  Psoriasis

Kehamilan tidak menyebabkan masalah kulit ini, tetapi jika sudah memilikinya sebelum hamil, bercak merah bersisik di tubuh Ibu mungkin akan bertambah parah. Namun bagi sebagian wanita, kondisinya justru membaik saat mengandung bayinya. Pastikan perawatan apa pun yang Ibu lakukan untuk psoriasis aman untuk si kecil.

Baca juga: 5 Senam Saat Nifas yang Nyaman dan Praktis

Gangguan kulit yang hanya terjadi saat hamil

Gangguan kulit khusus kehamilan termasuk papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan, prurigo kehamilan, kolestasis intrahepatik kehamilan, pemfigoid gestationis, impetigo herpetiformis, dan folikulitis pruritus kehamilan. Papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan (PUPPP) adalah yang paling umum.

1.       Papula urtikaria pruritus dan plak kehamilan (PUPPP)

Bentuknya seperti ada benjolan merah pucat di kulit yang disebut lesi. Lesi ini menyebabkan gatal atau terbakar atau menyengat. Ukurannya bervariasi, mulai dari sekecil penghapus pensil hingga sebesar piring makan. Saat lesi-lesi ini terbentuk bergerombol di area yang luas disebut plak. Pada kehamilan, lesi ini bisa muncul di perut, kaki, lengan, dan bokong.

Jika ini ada pada Ibu, dokter kandungan mungkin meresepkan antihistamin atau kortikosteroid topikal. Untuk meredakannya, Ibu harus mencuci dengan air hangat (bukan panas), mengompres dingin atau kain basah ke bagian tubuh yang terkena PUPPP, dan mengenakan pakaian yang longgar dan ringan. Jangan gunakan sabun pada kulit yang terkena, karena bisa menyebabkan lebih banyak kekeringan dan gatal.

2.       Prurigo kehamilan

Prurigo berupa sebaran benjolan gatal yang dapat terjadi pada setiap tahap kehamilan. Ibu dapat mengatasi kondisi ini dengan mengoleskan pelembab dan steroid topikal.

3.       Pemfigoid gestasionis

Gestasional pemphigoid, kadang-kadang disebut sebagai herpes gestationis, adalah kelainan kulit autoimun yang terjadi pada satu dari 50.000 kehamilan trimester menengah hingga akhir. Penampilannya seperti lepuh yang muncul di perut dan bisa menyebar ke area lain. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi, termasuk kelahiran prematur. Penderita pemfigoid gestasi ringan mungkin masih merespons terhadap antihistamin oral dan kortikosteroid topikal sistemik, tetapi pasien dengan gejala yang lebih parah mungkin memerlukan kortikosteroid oral.

4.       Kolestasis intrahepatik

Kondisi hati yang menyebabkan gatal di telapak tangan dan telapak kaki tapi tidak ada ruam. Kolestasis intrahepatik dapat menyebabkan kelahiran prematur. Jika Ibu memilikinya, segeralah hubungi dokter kandungan. Mandi air dingin dan air es juga bisa membantu. Pasien dengan pruritus ringan dapat diobati dengan antihistamin oral. Pasien dengan kasus yang lebih parah memerlukan asam ursodeoxycholic untuk meredakan pruritus dan memperbaiki kolestasis sambil mengurangi kejadian tidak diinginkan bagi janin.

5.       Folikulitis pruritus

Folikulitis pruritus kehamilan terjadi pada trimester kedua dan ketiga dan muncul sebagai papula folikuler eritematosa dan pustula steril. Kondisi ini kemungkinan besar tidak dilaporkan karena sering salah didiagnosis sebagai folikulitis bakterial. Ibu dapat meredakan gejala gangguan kulit ini dengan benzoil peroksida, pelembab dengan mentol, krim steroid atau salep yang Ibu oleskan ke kulit, dan antihistamin oral.

6.       Impetigo herpetiformis

Impetigo herpetiformis adalah kelainan kulit langka yang muncul pada paruh kedua kehamilan. Masih menjadi perdebatan apakah penyakit kulit ini khusus muncul saat kehamilan atau hanya diperburuk olehnya. Tanda dan gejala sistemik impetigo herpetiformis meliputi mual, muntah, diare, demam, menggigil, dan limfadenopati. Pengobatan impetigo herpetiformis meliputi kortikosteroid sistemik dan antibiotik untuk mengobati lesi yang terinfeksi sekunder.

 Penyakit ini biasanya sembuh setelah melahirkan, tapi dapat kambuh selama kehamilan berikutnya. Tingkat risiko janin agak kontroversial, namun, peningkatan morbiditas janin telah dilaporkan yang menunjukkan perlunya peningkatan surveilans antenatal. Surveilans antenatal dilakukan untuk mengurangi risiko lahir mati (stillbirth) pada janin.

Baca juga: 10 Cara Hadapi Stretch Mark saat Hamil

Salah satu masalah kulit saat hamil lainnya: muncul rambut pada perut

Pola Hidup untuk Mengatasi Perubahan Kulit Saat Hamil

Investasi terbaik untuk kulit yang sehat saat Ibu sedang hamil adalah fokus pada dasar-dasarnya. Ada beberapa cara alami dengan melakukan pola hidup berikut untuk menjaga kulit tetap sehat saat hamil:

1.       Oleskan losion atau pelembap untuk meredakan gatal dan kekeringan yang mungkin timbul pada kulit yang meregang.

2.       Kenakan pakaian longgar yang cenderung tidak mengiritasi kulit.

3.       Kenakan pakaian yang terbuat dari serat alami seperti katun.

4.       Mandi air dingin.

5.       Taruh es di kulit yang gatal (apabila gatal).

6.       Mandi oatmeal sekali atau dua kali seminggu.

7.       Hindari mandi air panas, karena membuat kulit Ibu semakin kering.

8.       Kenakan tabir surya setiap hari, dan sebisa mungkin hindari sinar matahari.

9.       Minum banyak air mineral.

perubahan kulit saat kehamilan
Mengoleskan losion atau pelembap sebagai satu cara mengatasi masalah kulit

Sekarang Ibu sudah paham kan, tidak semua perubahan di kulit buruk, karena ada juga yang baik. Normalnya, semua perubahan di kulit saat hamil dapat hilang ketika sudah melahirkan. Namun, jika tidak, bahkan makin parah setelah melahirkan, mungkin ada benarnya Ibu segera memeriksakan diri ke dokter. Biar Ibu-ibu lainnya tahu juga tentang ini, yuk jangan lupa berbagi informasi ini yaa!

Baca juga: 7 Tanda Ibu Hamil Alami Ruam Gatal (PUPPP)

REFERENSI

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories