3 Tipe Umum Anemia atau Kadar Hb Rendah Yang Dialami Ibu Hamil

Anemia atau kadar hemoglobin (Hb) rendah merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanganan khusus. Kondisi ini sangat serius sehingga menjadi salah satu indikator angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Selain itu, angka kejadiannya juga menjadi salah satu acuan indikator kesehatan gizi. Terdapat beberapa tipe tergantung pada penyebabnya. Artikel ini akan membantu Ibu untuk mengetahui tipe umum anemia yang sering dialami ibu hamil.

anemia
Anemia saat Hamil

Baca juga: Mau Hamil Sehat? Yuk, Penuhi 11 Nutrisi Ini Saat Hamil!

Apa itu Anemia?

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), anemia merupakan suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Di dalam sel darah merah, terdapat protein hemoglobin (Hb) yang berfungsi untuk mengikat dan membawa oksigen ke seluruh tubuh, tepatnya organ dan jaringan tubuh. Jika sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh terdeteksi di bawah angka rujukan atau tidak cukup, seseorang akan mengalami kelelahan, lemas, pusing, dan sesak napas. 

Kadar Hb Rendah pada Ibu Hamil

Ibu hamil dan remaja perempuan adalah kategori populasi yang rentan mengalami anemia. Data WHO menunjukkan 1 dari 3 perempuan di usia reproduktif (15 – 49 tahun) dan 40% wanita hamil di dunia mengalami anemia. Dari sumber yang sama, data tahun 2019 menunjukkan 2 dari 5 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Angka ini menunjukkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia setara dengan rata-rata di dunia. 

Keadaan Sel Darah Merah Saat Anemia
Keadaan Sel Darah Merah Saat Anemia

Saat Ibu sedang hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen yang akan diberikan juga kepada janin. Penurunan kadar Hb wajar terjadi, bahkan dianggap normal apabila kadar Hb turun menjadi 10,5 g/dL selama kehamilan. Penting bagi Ibu untuk melakukan pemantauan kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh. 

Selama kehamilan, pada dasarnya Ibu perlu menjaga kadar Hb lebih dari 11 g/dL. Lebih spesifiknya, kadar Hb normal Ibu saat hamil menurut trimesternya dijabarkan seperti di bawah ini:

  • Trimester Pertama: Hb 11,6 – 13,9 g/dL
  • Trimester Kedua: Hb 9,7 – 14,8 g/dL
  • Trimester Ketiga: Hb 9,5 – 15 g/dL

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Ibu akan dinyatakan anemia ringan apabila kadar Hb < 11 g/dL, sedang jika kadar Hb 7 – 8,9 g/dL, dan berat jika kadar Hb < 7 g/dL.

Gejala yang Ibu Alami Saat Kadar Hb Rendah

Ibu hamil seringkali jarang menyadari gejala anemia karena dianggap ‘hal yang biasa’. Munculnya gejala tergantung pada tingkat keparahan, bahkan mungkin tidak muncul gejala. Beberapa gejala umum pada ibu hamil yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:

  • Kulit, bibir, dan kuku pucat
  • Merasa cepat lelah dan lemah 
  • Pusing 
  • Sesak napas, sakit dada
  • Detak jantung cepat
  • Sulit konsentrasi
  • Hilang nafsu makan
  • Penglihatan terganggu
  • Lidah kelu, sakit dan merah
  • Tangan dan kaki dingin

Jika Ibu mengalami gejala tersebut berulang kali, sebaiknya segera periksa ke dokter di pelayanan kesehatan ya, Bu. Hal ini untuk mencegah memburuknya gejala yang dialami Ibu dan bisa mendapat penanganan yang baik. 

Tipe Anemia yang Umum Dialami Ibu Hamil

Anemia memiliki banyak jenis tergantung penyebabnya. Ketiga jenis dibawah ini merupakan jenis yang paling sering dialami Ibu yang sedang hamil, yaitu:

  • Anemia Akibat Defisiensi Zat Besi

Merupakan kondisi kurangnya zat besi dalam sel darah merah sehat yang membawa cukup oksigen untuk jaringan tubuh dan janin. Tipe ini paling banyak ditemui pada ibu hamil. Penyebab Ibu mengalami anemia tipe ini adalah:

  1. Asupan gizi yang tidak cukup 
  2. Kehamilan sebelumnya 

Untuk mencegah hal ini, penting bagi Ibu mengonsumsi suplemen prenatal mengandung zat besi yang diberikan oleh pelayanan kesehatan. Selama kehamilan, setidaknya Ibu butuh 27 miligram zat besi per hari. Selain itu, asupan nutrisi yang tepat dapat mendukung pemenuhan kebutuhan zat besi Ibu, seperti daging merah tanpa lemak, ayam, ikan, dan sayuran hijau.

  • Anemia Akibat Defisiensi Asam Folat (Vitamin B9)

Seperti namanya, anemia ini terjadi karena kekurangan asam folat dalam tubuh. Asam folat adalah vitamin B yang juga berfungsi dalam pembentukan sel darah merah. Saat hamil, Ibu juga sangat membutuhkan asam folat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kurangnya asam folat dapat menyebabkan bayi cacat lahir pada otak dan saraf (neural tube defects), serta bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada beberapa penelitian, kelebihan asam folat selama hamil dapat meningkatkan kemungkinan risiko autisme pada bayi, meskipun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. 

Ibu dapat melakukan pencegahan dengan konsumsi suplemen asam folat sebanyak 600 mikrogram setiap hari. Asupan dari makanan didapat pada bayam, kacang kedelai, gandum, hati ayam atau sapi, dan brokoli. 

  • Anemia Akibat Defisiensi Vitamin B12

Kekurangan vitamin B12 menyebabkan pembentukan sel darah merah terganggu. Akibatnya, pertumbuhan sel darah merah menjadi tidak normal dengan ukuran yang sangat besar atau sering disebut kondisi anemia megaloblastik. Biasanya, kondisi ini rentan terjadi pada trimester ketiga. Defisiensi vitamin B12 meningkatkan kemungkinan bayi cacat lahir dan memicu kelahiran prematur. 

Ibu hamil membutuhkan asupan vitamin B12 setiap hari. Kebutuhan asupan vitamin B12 yang direkomendasikan American Pregnancy adalah 2,6 mcg per hari. Selain itu, gaya hidup tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol dapat mencegah terjadinya defisiensi vitamin B12.

Beberapa obat untuk meningkatkan kadar Hb dijual secara bebas, seperti Ferofort, Folavit, Hemobion, Hufabion, dan Tonikum Bayer. Dengan riwayat kesehatan dan kehamilan tertentu, jika diperlukan sebaiknya Ibu berkonsultasi ke dokter atau bidan di pelayanan kesehatan. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan risiko kehamilan atau persalinan yang tidak diinginkan pada bayi dan Ibu. 

Dampak Kadar Hb Rendah

Jika kondisi kadar Hb rendah Ibu tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan: 

  • Pertumbuhan janin terhambat, efek jangka panjangnya dapat berpengaruh juga pada kinerja kognitif, perilaku, dan pertumbuhan fisik bayi hingga usia sekolah, 
  • Meningkatnya risiko keguguran sebelum atau saat proses persalinan, 
  • Kelahiran bayi secara prematur di trimester pertama, 
  • Memiliki berat badan rendah saat lahir (BBLR),
  • Pendarahan saat hamil maupun setelah persalinan karena kelelahan,
  • Anemia pada bayi. 

Kadar Hb berperan penting untuk menjaga kesehatan Ibu dan perkembangan janin karena menyalurkan oksigen yang sangat dibutuhkan memenuhi kebutuhan fisiologis Ibu dan janin. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bu. Yuk share artikel ini ke Ibu lainnya

Referensi

  1. Admin, A. (2022, June 13). Roles of Vitamin B in Pregnancy. American Pregnancy Association. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/vitamin-b-pregnancy/
  2. Friel, L. A. (2022, July 1). Anaemia in Pregnancy. MSD Manual Professional Edition. https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/pregnancy-complicated-by-disease/anemia-in-pregnancy
  3. Hospital, P. (2021, March 15). Kadar Hb Rendah: Dampaknya Terhadap Perkembangan Janin. Primaya Hospital. https://primayahospital.com/kebidanan-dan-kandungan/kadar-hb-rendah-dampaknya/#:%7E:text=Kadar%20Hb%20Normal%20pada%20Ibu%20Hamil&text=Badan%20Kesehatan%20Dunia%20(WHO)%20menyatakan,%2D13%2C9%20g%2FdL
  4. Iron deficiency anaemia during pregnancy: Prevention tips. (2022, February 9). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455?reDate=18072022
  5. NHS website. (2019, May 26). Vitamin B12 or folate deficiency anaemia. Nhs.Uk. https://www.nhs.uk/conditions/vitamin-b12-or-folate-deficiency-anaemia/
  6. Uscher, J. (2012, January 9). Anaemia in Pregnancy. WebMD. https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy
  7. World Health Organization. (2019, November 12). Anaemia. https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_2

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories