Ini 5 Alasan Bumil Harus Gunakan Media Sosial Dengan Bijak!

Siapa sih yang gak familiar dengan media sosial? Rasanya, saat ini sebagian besar masyarakat menggunakan media sosial sebagai sarana informasi dan komunikasi. Termasuk juga para Ibu, terutama yang lahir di era milenial. Media sosial seakan sudah menjadi konsumsi sehari-hari bagi Ibu. Mulai dari komunikasi, berbagi informasi, hiburan, sampai berbelanja, semua dapat dilakukan dengan satu kali klik di media sosial.

Namun, disamping banyaknya manfaat yang ditawarkan, Ibu perlu tahu bahwa terdapat imbas negatif jika Ibu tidak menggunakan media sosial dengan bijak. Dampak negatif ini rentan dirasakan oleh Ibu, terutama saat Ibu dalam keadaan hamil. So, simak berbagai alasan mengapa bumil harus menggunakan media sosial dengan bijak. Check it out!

Mengapa Bumil Wajib Menggunakan Media Sosial Dengan Bijak?

Maraknya hoax di media sosial

Source: Novant Health / Getty Images

Alasan pertama bumil harus menggunakan media sosial dengan bijak adalah banyaknya hoax yang bertebaran di media sosial. Media sosial menyajikan jutaan informasi baru setiap harinya. Siapapun dapat memberikan informasi apapun di media sosial, terlepas dari kredibel atau tidaknya informasi tersebut. 

Sebagai seorang Ibu, terutama calon ibu atau orang tua baru, pasti perlu mengetahui banyak informasi seputar kehamilan. Media sosial ataupun platform online lainnya dapat menjadi “jalan ninja” untuk mendapat informasi yang dibutuhkan. Sayangnya, banyak oknum yang membagikan informasi palsu seputar kehamilan di media sosial. Informasi ini tentu tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu beredar postingan di media sosial Facebook yang heboh membahas bahwa kehamilan dapat dideteksi dengan mencampurkan urine dengan garam. Dalam postingan itu dikatakan jika urine dan garam berubah warna dan menimbulkan reaksi berupa adanya gelembung busa, maka dapat dinyatakan bahwa Ibu positif hamil.

Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan adanya kaitan urine dan garam dalam mendeteksi kehamilan. Tes kehamilan di rumah dilakukan dengan mendeteksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dalam urine Ibu. Hormon tersebut bisa dideteksi dengan menggunakan test pack strip.

Informasi tersebut hanya salah satu dari banyaknya hoax yang tersebar di berbagai platform media sosial. Bumil yang aktif menggunakan media sosial, seringkali mempercayai dan terpengaruh oleh hoax yang beredar. Oleh karena itu, penting untuk Ibu menggunakan media sosial dengan bijak. Selalu lakukan re-check untuk memastikan kebenaran informasi dari sumber yang kurang valid. Jika membutuhkan sumber yang lebih terpercaya, lebih baik konsultasi dan tanyakan hal tersebut ke dokter kandungan ataupun bidan.

Baca juga: 5 Destinasi Traveling Untuk Bumil, Dijamin Aman dan Nyaman!

Bumil rentan alami stres dan depresi

Source: CBS News / iStock

Masih berhubungan dengan hoax yang beredar di media sosial, alasan selanjutnya mengapa bumil harus menggunakan media sosial dengan bijak yaitu karena bumil lebih rentan terserang stres dan depresi. Masa-masa kehamilan merupakan masa yang paling sensitif dalam hidup Ibu. Saat hamil, Ibu rentan mengalami perubahan psikologis, mulai dari mood yang berubah-ubah hingga berbagai emosi yang tidak dapat dipendam, termasuk stres dan depresi.

Peningkatan stres dan depresi pada bumil memiliki keterkaitan dengan informasi yang dikonsumsi dari media sosial. Bumil menggunakan media sosial dengan berbagai tujuan, seperti untuk dukungan emosional, dukungan sosial, dan meningkatkan literasi selama masa kehamilan. Namun, ketika informasi tersebut berasal dari sumber yang tidak kredibel dan bertanggung jawab (hoax), hal ini dapat berdampak negatif dan memicu kecemasan dan stres pada bumil.

Selain hoax, media sosial juga memberikan peluang untuk membuat adanya perbandingan antara diri Ibu dan orang lain yang membuat Ibu harus menggunakan media sosial dengan bijak. Para Ibu seringkali mengikuti artis atau influencer yang berbagi perjalanan kehamilannya di media sosial. Alih-alih menjadi panutan, Ibu seringkali malah iri dan membandingkan dengan kehidupan influencer yang tergambar di media sosial. Kondisi psikologis bumil yang kurang stabil membuat bumil mudah percaya terhadap hal-hal yang disuguhkan di media sosial.

Perilaku tersebut tentu berdampak buruk untuk Ibu karena dapat membuat Ibu rentan merasa bersalah, malu, dan mengkritik diri sendiri secara berlebihan. Padahal yang Ibu lihat di media sosial belum tentu sesuai dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, Ibu wajib menyaring kembali seluruh informasi yang dikonsumsi dari media sosial sebagai bentuk menggunakan media sosial dengan bijak.

Source: Cloudnine Hospitals

Media sosial merupakan platform yang memungkinkan kita untuk memantau kehidupan orang lain. Begitupun dengan bumil. Ibu dapat follow dan mengikuti keseharian bumil lainnya melalui media sosial. Mulai dari memantau progress, masalah, dan moment membahagiakan selama kehamilan, sampai memberikan support untuk bumil lainnya. Disamping positifnya, hal ini juga menjadi alasan mengapa bumil harus menggunakan media sosial dengan bijak. 

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, salah satu dampak negatif dari penggunaan media sosial pada bumil adalah meningkatkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh. Hal ini sangat mungkin terjadi ketika Ibu membandingkan diri dengan foto-foto kehamilan influencer atau teman lainnya di media sosial. Dampaknya, Ibu menjadi tidak percaya diri dengan bentuk tubuh karena dirasa tidak sebagus yang Ibu lihat di media sosial. Padahal foto-foto yang Ibu lihat di media sosial tentu merupakan foto yang sudah dikurasi sedemikian rupa.

Survei mengatakan bahwa dua dari tiga ibu hamil membandingkan tubuh mereka secara negatif dengan bumil lainnya, termasuk dengan artis atau selebriti. Kurangnya kepercayaan diri Ibu dapat berpengaruh pada rendahnya self esteem dan meningkatnya resiko buruk pada kesehatan. Semakin sering terpapar media sosial, akan semakin besar pula ketidakpuasan Ibu dengan tubuhnya. Bahkan, ada pula Ibu yang mencoba mencegah kenaikan berat badan mereka dengan membatasi asupan nutrisi bagi Ibu dan bayi selama masa kehamilan.

Padahal, Ibu harus ingat bahwa perjalanan kehamilan setiap orang berbeda-beda. Perubahan bentuk tubuh saat hamil juga merupakan hal yang wajar. Justru itulah yang membuat kehamilan memiliki cerita uniknya masing-masing.

Memperbesar keinginan untuk belanja impulsif

Source: carlesmiro / Freepik

Gak hanya komunikasi dan berbagi informasi, adanya media sosial juga membuat proses jual beli semakin mudah dengan keberadaan platform belanja online. Kemudahan ini seringkali membuat Ibu melakukan pembelanjaan secara impulsif. Belanja impulsif terjadi ketika Ibu membeli suatu produk tanpa pertimbangan atau tanpa ada alasan dibaliknya.

Saat menanti buah hati pasti Ibu merasa harus membeli semua kebutuhan bayi. Plus, saat Ibu scroll media sosial, ternyata banyak barang-barang bayi yang direkomendasikan oleh influencer atau ibu-ibu lainnya. Terlebih ketika barang itu sedang diskon, sehingga Ibu sangat tergiur untuk membelinya. Nah, ini yang mendorong Ibu untuk melakukan pembelian impulsif, padahal Ibu belum tentu membutuhkannya.

Inilah sebab lainnya mengapa Ibu harus menggunakan media sosial dengan bijak. Pembelian impulsif bisa sangat mengancam keuangan keluarga, karena uang bukan digunakan untuk kebutuhan yang mendesak. Selain itu, Ibu harus aware ketika influencer mempromosikan suatu produk. Kenapa? Karena influencer belum tentu menggunakan produk tersebut secara pribadi.

Ibu pasti gak mau kan keuangan keluarga terdesak karena banyaknya pembelian barang yang impulsif? Oleh karena itu, Ibu harus selalu mempertimbangkan dengan baik sebelum membeli sebuah barang. Renungkan kegunaan, manfaat, serta feedback yang bisa Ibu dapatkan dari barang tersebut. Pikirkan apakah barang tersebut benar-benar worth it untuk dibeli. Jangan sampai Ibu menyesal hanya karena pemikiran yang impulsif.

Baca juga: Waspada! 5 Vitamin yang Berbahaya Dikonsumsi oleh Bumil

Besarnya potensi cyber crime

Source: The420CyberNews

Alasan terakhir mengapa Ibu harus menggunakan media sosial dengan bijak adalah karena besarnya potensi cyber crime yang dapat terjadi melalui media sosial. Cyber crime adalah tindak kejahatan yang terjadi secara online atau dalam jaringan. Cyber crime bisa terjadi kepada siapapun, termasuk bumil, dan tentunya akan sangat merugikan bagi orang yang menjadi sasaran kejahatan.

Baru-baru ini heboh kasus fetish ibu hamil yang marak menjadi perbincangan di media sosial. Kasus ini menargetkan ibu hamil sebagai sasaran kejahatannya. Modusnya dilakukan dengan oknum yang ingin melihat dan memegang perut ibu hamil. Hal ini akan membuat oknum merasakan sensasi terangsang saat melihat atau melakukannya. Sontak kasus ini membuat warganet cemas, terutama para bumil.

Kasus ini jelas merugikan bumil  yang menjadi sasaran dan menimbulkan ketidaknyamanan. Kejahatan ini juga digolongkan sebagai pelecehan seksual.  Jika tidak menggunakan media sosial dengan bijak, hal ini bisa saja terjadi pada Ibu atau kerabat terdekat lainnya. Oleh karena itu, selalu ingatkan orang terdekat untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan membatasi hal-hal yang menjadi konsumsi publik.

Nah, sekarang Ibu sudah paham kan berbagai alasan mengapa Ibu wajib menggunakan media sosial dengan bijak. Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Ibu pasti gak mau kan terkena imbas negatif dari media sosial? So, sudah sepatutnya Ibu selalu menggunakan media sosial dengan bijak dan membatasi penggunaannya untuk menghindari dampak negatif yang bisa terjadi. Hindari konsumsi informasi dari media sosial sebelum menyaringnya. Untuk mengetahui informasi kredibel seputar kehamilan dan menyusui, Ibu dapat mengunduh aplikasi BukuBumil di Play Store maupun App Store.

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories