4 Dampak Melewatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada Bayi

7 dari 10 Ibu di Indonesia belum memberikan inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap anaknya dan 5 dari 10 Ibu di Indonesia belum memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada sang buah hati. Padahal memberikan ASI tidak hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga Ibu yang menyusui. Lalu, apa saja manfaat memberikan IMD pada bayi? Yuk. simak artikel di bawah ini!

Definisi Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi Menyusui DIni

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusu atau diberikan ASI/kolostrum setelah lahir. Hal yang harus dilakukan saat IMD adalah biarkan bayi mencari puting susu Ibu sendiri dalam waktu 30-60 menit.

Definisi ASI Eksklusif

ASI Eksklusif

Jika IMD diberikan segera setelah lahir, maka pemberian ASI tanpa tambahan makanan apapun kepada bayi hingga berusia 6 bulan dikenal dengan ASI Eksklusif. Terdapat beberapa kondisi medis yang mengakibatkan bayi tidak memperoleh ASI Eksklusif, seperti bayi yang harus mengonsumsi obat-obat tertentu. 

WHO merekomendasikan beberapa periode menyusui yang harus dilalui oleh Ibu dan bayi, yaitu: 

  1. Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada 1 jam setelah melahirkan
  2. Memberikan ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI pada bayi tanpa diberi makanan tambahan seperti air putih, susu, madu, atau cairan lainnya, dan lain-lain selama enam bulan
  3. Melanjutkan menyusui selama dua tahun atau lebih dengan penambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat.

Perbedaan Kolostrum dan ASI

Kolostrum

Kolostrum adalah bentuk ASI pertama dari kelenjar susu yang muncul 2-4 hari setelah melahirkan. Kolostrum memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah, tinggi antibodi dan antioksidan untuk membentuk sistem kekebalan bayi yang baru lahir. Perbedaan ASI dan kolostrum dapat dilihat dari kekentalan dan warnanya, kolostrum cenderung memiliki warna lebih kuning dan kental dari pada ASI.

Nutrisi yang Terkandung pada Kolostrum

BukuBumil ingin memberi tahu informasi terkait nutrisi yang terkandung dalam kolostrum, yaitu:

  1. Imunoglobulin A, berguna sebagai antibodi
  2. Laktoferin, protein yang membantu mencegah infeksi
  3. Leukosit, sel darah putih
  4. Faktor pertumbuhan epidermis, protein yang merangsang pertumbuhan sel
  5. Karotenoid (antioksidan) dan vitamin A yang berperan penting dalam penglihatan, kulit, dan sistem kekebalan bayi. Nutrisi tersebut memengaruhi warna kolostrum
  6. Magnesium,  menjaga kesehatan jantung dan tulang bayi
  7. Tembaga dan seng, berfungsi menjaga kekebalan tubuh bayi

Wah, banyak banget ya nutrisinya. Jadi, jangan ragu untuk memberikan IMD pada bayi ya, Bun!

Manfaat Pemberian IMD dan ASI Eksklusif bagi Ibu dan Bayi

Tahukah Ibu, IMD dan ASI eksklusif dapat mencegah kematian neonatal dan mengurangi risiko penyakit menular. Pemberian IMD dan ASI eksklusif juga dapat meningkatkan durasi menyusui, memudahkan bayi belajar menyusui, dan membantu Ibu memahami isyarat kapan bayi ingin minum susu.

Kok bisa, ya? Berikut hal yang menyebabkan IMD dan ASI eksklusif memiliki banyak manfaat:

  1. Kolostrum dan ASI mengandung berbagai faktor pelindung yang memberikan kekebalan pada tubuh untuk melawan patogen yang sudah dikenali
  2. Pemberian ASI eksklusif mencegah masuknya mikroorganisme patogen melalui air yang terkontaminasi, cairan, atau makanan lain. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga mencegah kerusakan dinding kekebalan di tubuh bayi dari zat alergi pada susu formula atau makanan.

Bahaya Tidak Memberikan IMD dan ASI Eksklusif pada Bayi

Bahaya Tidak Memberikan IMD dan ASI Eksklusif

Yuk, simak penjelasan di bawah ini terkait beberapa bahaya apabila tidak memberikan ASI eksklusif dan IMD pada bayi.

  1. Meningkatkan risiko kematian

Penelitian menyebutkan bahwa selama dua bulan pertama kehidupan, bayi yang tidak mendapatkan ASI hampir 6 kali berisiko untuk meninggal karena penyakit menular daripada bayi yang diberi ASI.

  1. Menimbulkan risiko terkena penyakit akut

Penyakit akut adalah penyakit yang gejalanya timbul secara tiba-tiba dan berkembang dengan sangat cepat, seperti asma, ISPA, demam berdarah, dan pilek. Bayi yang diberi ASI memiliki risiko kecil terkena diare, infeksi, saluran pernapasan, dan penyakit akut lainnya dibandingkan yang tidak diberi ASI

  1. Meningkatkan risiko penyakit kronis

Penyakit kronis adalah penyakit yang biasanya terjadi pada periode yang lama, yaitu kira-kira 3 bulan atau lebih, seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan stroke. Manfaat jangka panjang bagi bayi yang diberi ASI adalah berisiko kecil terkena penyakit kronis dibandingkan yang tidak diberi ASI. 

  1. Berkurangnya kemampuan kognitif

Biasanya anak yang mendapatkan ASI mempunyai kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI. Penelitian menunjukkan bahwa menyusui lebih lama 1 bulan mampu tingkatkan rata-rata IQ sebesar 6 poin.

Ternyata risiko itu tidak sekedar dialami oleh sang bayi, tetapi juga Ibu yang kesulitan memberikan IMD atau ASI eksklusif. Terdapat penelitian yang menghubungkan kegagalan menyusui dengan peningkatan risiko kanker ovarium, kanker payudara, kenaikan berat badan, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik. 

Tips Menyusui

Tips Menyusui

Berikut beberapa langkah yang dilalui saat memulai pemberian IMD:

  1. Usahakan Ibu berada di dekat bayi agar mempunyai kesempatan untuk kontak kulit ke kulit lebih awal terlepas dari apapun jenis persalinannya
  2. Tengkurapkan bayi di area perut dan dada Ibu bersama dengan kepala bayi menghadap ke arah kepala Ibu
  3. Biarkan bayi mulai menyusu setelah menemukan puting susu ibu. Hal itu dapat dilakukan karena cairan amnion pada bayi memiliki bau yang sama dengan puting Ibu
  4. Lakukan tahapan IMD dengan baik dan tidak perlu terburu-buru

Setelah pemberian IMD, tentunya Ibu harus dapat memposisikan bayi dengan baik agar pemberian ASI nyaman. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan posisi yang nyaman saat menyusui:

  1. Bahu dan lengan Ibu dalam keadaan rileks, jika perlu gunakan bantal atau guling
  2. Pastikan kepala dan badan bayi sejajar 
  3. Miringkan kepala bayi ke belakang dengan menopang leher, bahu, serta punggungnya agar menelan dengan mudah
  4. Perhatikan tanda-tanda lapar bayi, seperti menangis
  5. Ikuti keinginan bayi untuk disusui sesering mungkin, Ibu tidak perlu ragu terkait produksi ASI karena semakin sering bayi menyusui, maka produksi ASI-nya pun semakin banyak.
  6. Dekatkan bayi ke payudara dan biarkan mereka menyusu dengan sendirinya
  7. Hindari mencondongkan payudara ke arah mulut bayi, cukup posisikan hidung bayi sejajar dengan puting susu untuk mendorong mereka membuka mulut

Fakta dan Mitos Menyusui

Terdapat beberapa fakta dan mitos yang kerap muncul di kalangan ibu-ibu tentang menyusui, antara lain:

  1. Fakta: menyusui adalah proses yang membutuhkan pembinaan dan pelatihan bagi Ibu dan bayi

Bayi memang dilahirkan bersama refleks untuk mencari payudara ibunya, tetapi ada juga yang membutuhkan pembinaan dan pertolongan praktis perihal bagaimana memposisikan bayinya untuk menyusui. 

  1. Mitos: setelah lahir, Ibu dan bayi perlu dipisahkan supaya Ibu bisa beristirahat

Tenaga medis akan menganjurkan Ibu melakukan kontak skin to skin bersama sang buah hati agar memperkuat ikatan antar Ibu dan anak.

  1. Mitos: kolostrum yang berwarna kuning pekat tidak baik untuk bayi

Faktanya kolostrum sebagai ASI pertama yang diproduksi Ibu amat baik untuk membentuk kekebalan pertama terhadap bayi dan menjaga kesehatan dalam jangka waktu panjang

  1. Mitos: jika warna ASI tidak pekat, maka tidak memiliki nutrisi

Warna ASI sangatlah bervariasi di antara para Ibu dan merupakan sumber nutrisi paling baik bagi bayi untuk memulai kehidupan yang sehat.

  1. Mitos: tidak semua Ibu memproduksi volume ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi

Faktanya hampir seluruh Ibu memproduksi volume ASI yang sesuai dengan keperluan bayinya. Produksi ASI akan terus meningkat seiring dengan seberapa sering Ibu menyusui bayi. 

  1. Mitos: Ibu tidak perlu menyusui jika sakit atau minum obat-obat 

Hal tersebut tergantung dari penyakit yang Ibu alami, umumnya Ibu dapat memberikan ASI saat sakit. Bahkan, hal tersebut dapat membantu bayi membentuk sistem kekebalannya sendiri.

  1. Mitos: Konsumsi banyak kalori agar dapat memproduksi ASI yang cukup

Faktanya saat menyusui, Ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, untuk rincian lebih lanjut terkait gizi seimbang saat menyusui, dapat dilihat pada artikel berikut.

Nah, setelah mengetahui berbagai fakta dan mitos terkait inisiasi menyusui dini dan menyusui, saatnya Ibu membagikan artikel ini bersama ibu hamil lainnya, nih! Jangan lupa unduh aplikasi Bukubumil untuk mendapatkan artikel terbaru tentang tips kehamilan ya, Bu!

Referensi:

Breastfeeding. MedlinePlus. (2017). https://medlineplus.gov/breastfeeding.html

Breastfeeding: Why It Matters. CDC. (2022). https://www.cdc.gov/breastfeeding/about-breastfeeding/why-it-matters.html

Breastfeeding: positioning and attachment. NHS. (2019). https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding/positioning-and-attachment/

Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan RI. (2014). http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/10/02Buku-KIA-06-10-2015-small.pdf

Colostrum. Cleveland Clinic. (2022). https://my.clevelandclinic.org/health/body/22434-colostrum

Inisiasi Menyusui Dini. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013). https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini

Kemenkes RI. (2014). Infodatin-Asi. In Millennium Challenge Account – Indonesia (pp. 1–2). https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf

Ten steps to successful breastfeeding. The Mother and Child Health and Education Trust. (2013). http://www.tensteps.org/step-4-successful-breastfeeding.shtml

15 myths about breastfeeding. UNICEF. (n.d). https://www.unicef.org/egypt/nutrition/15-myths-about-breastfeeding 

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories