7 Dukungan Suami Ini Dapat Mengatasi Kecemasan dan Risiko Keguguran

Dukungan Suami Saat Istri Hamil

Setiap pasangan pasti menantikan kehadiran anak dalam kehidupan rumah tangganya. Kehamilan menjadi momen yang berharga dan membahagiakan karena menyadari bahwa ada kehidupan yang telah dikaruniakan, serta status yang berubah menjadi seorang Ayah dan Ibu. Akan tetapi, kebahagiaan itu juga harus diikuti dengan peran dan tanggung jawab keduanya. 

Kehamilan merupakan fase paling krusial, apalagi bagi pasangan yang baru pertama kali memiliki anak. Akan terjadi banyak perubahan situasi, baik pada Ayah maupun Ibu. Dalam momen bahagia ini, di saat Ibu sedang menjalankan perannya mengandung, Ayah juga punya peran yang harus dijalankan, yaitu memberikan dukungan. 

Pentingnya Dukungan Suami Saat Istri Sedang Hamil

Apa yang dimaksud dengan ‘dukungan suami’? Kita tahu bahwa ibu hamil akan mengalami perubahan secara fisik. Perubahan emosi dan psikis juga akan terjadi karena meningkatnya produksi hormon secara berlebih, seperti progesteron dan estrogen, dan hal ini seringkali tidak disadari oleh pasangan. Dorongan, memberikan semangat dan inspirasi, memperlihatkan kepercayaan dan keteguhan hati pada Ibu merupakan hal yang penting selama masa kehamilannya. 

Pentingnya Dukungan Suami Bagi Istri
Pentingnya Dukungan Suami Bagi Istri

Penelitian menunjukkan dukungan suami saat istri hamil dapat mengurangi stress psikologis. Tidak hanya itu saja, berikut dampak besar yang terjadi saat suami bersikap kooperatif dan mendukung, yaitu:

  1. Ibu menjadi lebih bahagia, percaya diri, dan siap menghadapi kehamilan, persalinan, dan saat postpartum 
  2. Mengurangi rasa takut dan kecemasan yang tinggi, apalagi saat memasuki trimester ketiga dalam menghadapi persalinan dan pasca melahirkan
  3. Memotivasi Ibu untuk rutin kunjungan antenatal care, yaitu pemeriksaan kehamilan oleh dokter atau bidan yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Maka dari itu, penting untuk Ayah mengetahui manfaat dari kunjungan antenatal care 
  4. Dukungan suami berpengaruh pada kesehatan Ibu dan bayi serta keselamatan keduanya saat proses persalinan 
  5. Meningkatkan partisipasi Ibu mengikuti kelas ibu hamil, rajin memeriksakan kehamilannya, mengonsumsi tablet Fe dan vitamin lainnya. 
  6. Meningkatkan keinginan Ibu untuk memilih dan melakukan ASI Eksklusif 
  7. Mengurangi potensi keguguran di trimester pertama, hipertensi, atau munculnya komplikasi selama kehamilan atau saat bersalin.
  8. Mengurangi stress selama kehamilan dan memberikan rasa aman secara emosional
  9. Bayi yang lahir akan memiliki kemampuan untuk tidak mudah merasa tertekan saat menghadapi hal baru atau tantangan 
  10. Mengurangi risiko depresi postpartum

Dukungan merupakan salah satu faktor penguat yang dapat memengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sebagai orang terdekat dengan Ibu, dukungan suami menjadi faktor keberhasilan dan keselamatan Ibu di masa kehamilannya. 

Hal yang Dapat Suami Lakukan Saat Istri Hamil

Tumbuh kembangnya janin dengan selamat bukan hanya tugas istri, tapi suami juga berperan penting. Banyak hal yang dapat dilakukan Ayah agar berkontribusi pada kehamilan Ibu, salah satunya menjadi suami siaga. Proses ini memang tidak mudah, tetapi ini sudah menjadi tanggung jawab bersama. 

Suami juga perlu berusaha membagi waktu dan saling memperhatikan agar hubungan tetap harmonis dan romantis. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa idealnya turut campur suami pada masa kehamilan adalah dengan tetap hadir di sisi Ibu, dapat dijangkau, siap sedia, pengertian, bersedia mempelajari tentang proses kehamilan, dan mampu memberikan dukungan secara emosional, fisik, dan keuangan pada ibu hamil. Jika dirangkum, Ibu sangat membutuhkan rasa “kebersamaan” yang diberikan suami di masa kehamilan ini. 

Bentuk Dukungan Suami Saat Menemani Pemeriksaan Rutin
Bentuk Dukungan Suami Saat Menemani Pemeriksaan Rutin

Beberapa hal yang dapat menunjukkan rasa “kebersamaan” itu, ialah:

  1. Bersikap peduli dan meningkatkan komunikasi dengan istri dengan menanyakan keadaannya serta makanan atau hal yang sedang diinginkannya. Sikap sederhana ini adalah awal yang sangat penting dan berarti untuk Ibu
  2. Suami siaga adalah singkatan dari suami siap antar jaga. Istilah ini digunakan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai upaya mendorong para suami memberikan dukungan kepada istri selama kehamilan dengan selalu siap menemani istri konsultasi ke dokter. Untuk menjadi suami siaga, upayakan untuk:
  • Handphone tetap aktif dan mudah dihubungi
  • Diskusikan dengan istri terkait lokasi bersalin yang akan didatangi
  • Pastikan kendaraan yang digunakan berada dalam kondisi baik dan bensin penuh 
  • Menyiapkan barang-barang dasar yang akan dibawa ke rumah sakit, seperti baju ganti istri, baju bayi, makanan kecil, uang tunai, kartu identitas, sandal, dan jika ingin bawalah kamera
  1. Tunjukkan ketertarikan untuk cari tahu lebih banyak tentang kehamilan dan perkembangan janin
  2. Antar dan temani istri datang kunjungan antenatal care di Puskesmas. 

Jika memungkinkan, temani juga ke kelas ibu hamil. Penelitian menunjukkan bahwa pada saat kehamilan, perubahan tubuh, kurang tidur, dan banyaknya pikiran menyebabkan kemampuan mengingat ibu hamil berkurang. Dengan ini, Ayah dapat menjadi pengingat sehingga membantu mengurangi stress yang Ibu alami

  1. Memanjakan Ibu bukanlah hal yang buruk dan sulit. Ajaklah Ibu jalan-jalan keluar untuk menumbuhkan kembali rasa semangat, bahagia, dan kepercayaan dirinya. 
  2. Berikan waktu agar Ibu dapat beristirahat. 

Akan muncul suatu waktu ketika Ibu terlihat lelah, ingin istirahat, dan tidak ada semangat untuk menjalani hari. Usahakan untuk memahaminya dan tidak memaksa untuk melakukan sesuatu. Tidak selamanya Ibu akan seperti ini, hanya saja memang ada momen ketika Ibu merasa ingin istirahat. Hal ini wajar terjadi, mengingat hal yang sedang Ibu lalui tidaklah mudah.

  1. Beri pujian dan semangat kepada istri. 

Bagi setiap ibu hamil, perubahan emosional bukanlah hal yang menyenangkan dan tidak akan pernah terbiasa meskipun sudah pernah mengalaminya. Perasaan itu tidak bisa dikontrol dan membuat kelelahan. Terkadang, tiba-tiba Ibu menangis kencang, lalu marah, takut dan cemas berlebihan, merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya, mudah lupa, dan bahkan bisa depresi. Disinilah peran suami sangat dibutuhkan dengan sabar memberikan dukungan secara emosi dan psikologis karena hanya dengan dukungan suami, Ibu dapat mengatasi momen ini. 

Energi dan emosi akan terkuras, tapi ingatlah bahwa keselamatan Ibu dan bayi juga tergantung pada peran Ayah. Oleh karena itu, sembari mengurus dan mendukung Ibu, jangan lupa juga untuk bagi waktu mengurus diri sendiri. Dengan begitu, pikiran rasional akan tetap terjaga. 

Baca juga Bahaya Pakai Kosmetik Saat Hamil, Berikut 8 tips Mudah Membeli Produk Kecantikan 

Referensi

  • Abidah, S. N., Dwi Anggraini, F., Nisa’, F., Nuriyana, M., & Halwa, R. (2021). Husband Support Correlates with Maternal Anxiety Levels During Pregnancy in The Third Trimester. Journal of Health Sciences, 14(3), 174–180. https://doi.org/10.33086/jhs.v14i3.1917
  • Alio, A. P., Lewis, C. A., Scarborough, K., Harris, K., & Fiscella, K. (2013). A community perspective on the role of fathers during pregnancy: a qualitative study. BMC Pregnancy and Childbirth, 13(1). https://doi.org/10.1186/1471-2393-13-60
  • Aryanti, A., Karneli, K., & Sella. (2020). Hubungan Dukungan Suami pada Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di BPM Soraya Palembang. Cendekia Medika, 5(2), 94–100. https://doi.org/10.52235/cendekiamedika.v5i2.68
  • Mosunmola RN, S., Adekunbi RN, F., & Foluso, RN, O. (2014). Women’s perception of husbands’ support during pregnancy, labour and delivery. IOSR Journal of Nursing and Health Science, 3(3), 45–50. https://doi.org/10.9790/1959-03314550
  • Nierenberg, C. (2021, June 10). Mood swings & mommy brain: The emotional challenges of pregnancy. Livescience.Com. https://www.livescience.com/51043-pregnancy-emotions.html
  • Stapleton, L. R. T., Schetter, C. D., Westling, E., Rini, C., Glynn, L. M., Hobel, C. J., & Sandman, C. A. (2012). Perceived partner support in pregnancy predicts lower maternal and infant distress. Journal of Family Psychology, 26(3), 453–463. https://doi.org/10.1037/a0028332

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories