Komplikasi Diabetes Gestasional Pada Janin

Diabetes Gestasional

Apa itu Diabetes Gestasional?

Diabetes gestasional adalah kondisi gula darah tinggi yang terjadi selama kehamilan dan biasanya menurun kadarnya setelah melahirkan.

Selama kehamilan, tubuh Ibu memproduksi hormon berikut:

  • Human placental lactogen (hPL)
  • Human placental growth hormone (hPGH)

Tidak seperti diabetes pada umumnya, diabetes gestasional tidak disebabkan oleh kekurangan insulin, tetapi tingginya hormon hPL dan hPGH yang diproduksi selama kehamilan yang membuat insulin kurang efektif mengontrol gula darah. Kondisi ini disebut sebagai resistensi insulin.  

Hormon hPL dan hormon hPGH diproduksi oleh plasenta selama kehamilan untuk persiapan menyusui dan pertumbuhan bayi. Selama kehamilan, kadar hormon ini meningkat secara signifikan, yaitu hPL hingga 30 kali dan hPGH hingga 8 kali. Kedua hormon ini membuat kerja insulin kurang efektif pada ibu hamil. Akibatnya, glukosa (gula) yang seharusnya diserap oleh sel-sel di tubuh malah menumpuk di dalam darah.

Gejala Diabetes Gestasional

Diabetes Gestasional

Ibu hamil biasanya menganggap gejala diabetes gestasional sebagai gejala biasa saat kehamilan. Beberapa ibu hamil mungkin merasakan gejala ketika kadar gula darahnya terlalu tinggi, seperti:

  • lebih sering buang air kecil
  • mulut kering
  • kelelahan
  • merasa lebih haus dari biasanya
  • lebih mudah lapar dan makan lebih banyak dari biasanya.

Gejala-gejala tersebut umum terjadi selama masa kehamilan dan belum tentu merupakan gejala diabetes gestasional. Sebaiknya Ibu melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan karena dari hasil pemeriksaan rutin, diabetes gestasional dapat terdeteksi pada ibu hamil.

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami diabetes gestasional, yaitu: 

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Tidak aktif secara fisik
  • Riwayat keluarga diabetes
  • Pernah menderita diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • Sebelumnya melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon (4,1 kilogram)
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan ketika ovum (sel telur) tidak berkembang secara normal
  • Pernah keguguran
  • Usia Ibu yang lebih dari 25 tahun lebih berisiko mengalami diabetes gestasional
  • Memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau penyakit komplikasi lainnya

Komplikasi kepada Bayi

Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes gestasional cenderung memiliki tingkat ketidakseimbangan magnesium dan kalsium yang lebih rendah. Ada 2 masalah yang dapat memengaruhi bayi, yaitu:

  1. Makrosomia

Makrosomia adalah istilah yang digunakan untuk bayi baru lahir yang lebih besar dari rata-rata ukuran bayi baru lahir biasanya. Janin menerima nutrisi langsung dari darah Ibu, selanjutnya pankreas janin merasakan kadar glukosa yang tinggi dan menghasilkan lebih banyak insulin, sehingga janin mengubah glukosa ekstra menjadi lemak. Hal ini menyebabkan timbunan lemak dan menyebabkan janin tumbuh terlalu besar.

  1. Hipoglikemia 

Hipoglikemia atau gula darah rendah bisa terjadi pada bayi setelah lahir, jika kadar gula darah Ibu terlalu tinggi. Ketika masih di dalam kandungan, janin  membuat lebih banyak insulin karena menerima kadar gula darah lebih dari Ibu. Saat bayi lahir, bayi tidak lagi menerima kadar gula darah yang tinggi sehingga menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh bayi menjadi sangat rendah.

Gula darah merupakan bahan bakar dan sumber energi bagi otak dan tubuh bayi. Jika, bayi memiliki kadar gula darah yang rendah maka dapat menyebabkan masalah seperti warna biru pada kulit, masalah pernapasan, dan masalah asupan makanan.

Komplikasi pada Ibu Hamil

Diabetes gestasional tidak hanya berefek buruk pada bayi, tetapi juga menimbulkan masalah kesehatan pada Ibu, seperti: 

  • Tekanan darah tinggi dan preeklamsia yang dapat mengancam hidup Ibu dan bayi.
  • Mengalami diabetes gestasional di kehamilan berikutnya. Ibu juga berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 seiring bertambahnya usia.
  • Melakukan persalinan secara caesar karena bayi lahir terlalu besar.

Diagnosis Diabetes Gestasional

Skrining dilakukan pada minggu ke-24 hingga ke-28 kehamilan. American Diabetes Association menyarankan agar Ibu menjalani tes ini jika memiliki faktor risiko. Tes yang dilakukan meliputi:

  • Tes toleransi glukosa satu jam. 

Ibu minum larutan khusus yang tinggi glukosa. Satu jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula darah. Jika level kadar gula darah lebih tinggi dari level tertentu maka dianggap sebagai hasil yang tidak normal.

  • Tes toleransi glukosa tiga jam. 

Jika tes 1 jam tidak normal, Ibu akan menjalani tes toleransi glukosa kedua untuk memastikan diagnosis. Ibu akan minum larutan khusus lainnya, dengan lebih banyak glukosa. Selanjutnya diukur kadar gula darah 3 kali selama 3 jam. Ibu didiagnosis menderita diabetes gestasional jika setidaknya hasil dua pengukuran glukosa lebih tinggi dari normal.

Bila Ibu didiagnosis menderita diabetes gestasional, Ibu harus menjalani tes diabetes 4 hingga 12 minggu setelah bayi lahir. Ibu juga harus mendapatkan pemeriksaan ini setidaknya setiap 3 tahun.

Perawatan dan Pengobatan

Perawatan dan pengobatan untuk diabetes gestasional berfokus pada menjaga kadar gula darah pada ibu hamil. Perawatan dan pengobatan yang dilakukan, yaitu:

  • Pola makan khusus. Ibu dianjurkan makan sayur-sayuran, buah-buahan, produk susu rendah lemak, dan daging tanpa lemak. Ibu juga dianjurkan makan biji-bijian seperti oat, nasi merah, dan jagung serta menghindari snack berkalori tinggi atau makanan penutup yang manis.
  • Olahraga. Ibu harus melakukan olahraga ringan kecuali dokter atau bidan menyarankan untuk tidak melakukannya.
  • Memantau glukosa darah harian. Ibu bisa melakukan cek gula darah harian secara mandiri menggunakan glukometer, tetapi harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau bidan sebelum melakukannya. Tujuannya untuk menjaga kadar gula darah lebih rendah dari 130mg/dL hingga 140mg/dL 1 jam setelah makan.
  • Injeksi insulin untuk mengontrol kadar gula darah atau dokter dan bidan menyarankan untuk minum obat.
  • Memonitoring janin. Dengan memonitoring bayi, dokter dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan bayi

Tips BukuBumil untuk Mencegah Diabetes Gestasional Selama Kehamilan

Diabetes Gestasional

Dengan melakukan pola hidup yang sehat, Ibu dapat menghindari risiko diabetes gestasional. Kebiasaan sehat akan mengurangi risiko di kehamilan berikutnya dan risiko mengalami diabetes tipe-2. Berikut adalah tips dari BukuBumil untuk mencegah Ibu menderita diabetes gestasional selama kehamilan:

  1. Mengganti gula dengan pemanis buatan

Sukralosa dan aspartam merupakan pengganti gula atau sering disebut sebagai pemanis buatan. Pemanis buatan adalah alternatif  untuk mengganti glukosa dalam makanan dan minuman dan tidak mempengaruhi kadar gula darah.

  1. Mengonsumsi makanan yang sehat

Hindari mengonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat saji mengandung kalori yang tinggi, lemak, gula, garam dan karbohidrat olahan, tetapi memberi nutrisi yang rendah. Biasakan Ibu mengonsumsi makanan sehat, seperti protein, susu, sayur, dan buah-buahan.

  1. Melakukan aktivitas fisik

Dengan melakukan aktivitas fisik, Ibu dapat menjaga berat badan dan menghindari risiko diabetes gestasional. Ibu dapat melakukan olahraga ringan, seperti jalan santai, jogging, dan bersepeda statis.

  1. Rutin melakukan cek kesehatan

Ibu dianjurkan untuk melakukan cek kesehatan rutin selama kehamilan. Dengan rutin melakukan cek kesehatan, dokter atau bidan dapat mendeteksi dini bila Ibu mengalami diabetes gestasional dan akan memberikan pengobatan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca juga: 3 Informasi Penting Kesehatan Ibu Hamil

Referensi:

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories