Gampang Sedih, 5 Hubungan Antara Hormon dan Emosi Saat Hamil, Bunda Sudah Tahu?

Mungkin kamu penasaran, “kenapa ya ibu mudah emosi saat hamil?”. Ternyata, emosi erat kaitannya dengan hormon yang dihasilkan selama masa kehamilan. Lalu, hormon apa saja yang memengaruhi emosi saat hamil? Dan apa saja efek yang ditimbulkannya? Berikut ini akan bukubumil bahas secara lengkap!

Kenapa Bisa Emosi Saat Hamil?

Kenapa bisa Emosi saat Hamil (sumber : pexels.com)
Kenapa bisa Emosi saat Hamil (sumber : pexels.com)

Perubahan emosi saat hamil dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin dari ibu hamil. Tidak hanya dari pengaruh hormon, perubahan kondisi tubuh, tuntutan sosial, ketakutan yang muncul akan melahirkan, kekhawatiran mengenai nasib anak yang dilahirkan juga menjadi turut menjadi penyebab memuncaknya emosi pada ibu hamil.

Pada trimester pertama, ibu sering merasakan perasaan yang bertentangan satu sama lain, cepat lelah, dan mengalami perubahan kondisi tubuh yang drastis, seperti tubuh yang langsing berubah menjadi besar. Hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri dari ibu.

Pada trimester kedua, ibu mengalami kesulitan bergerak seiring dengan membesarnya perut dan mulai merasakan pergerakan janin di dalam perutnya. Kondisi ini membuat mereka merasa tidak percaya diri dan tidak menarik lagi.

Pada trimester ketiga, ibu akan mengalami kesulitan bernafas sehingga mengganggu pergerakan dan pola tidur. Bahkan, ketakutan dan kecemasan menjelang proses kelahiran pun semakin meningkat.

Jadi, kenapa bisa emosi saat hamil dapat disebabkan oleh munculnya perubahan fisik dan psikologis yang akhirnya malah mengganggu kondisi emosionalnya. Di balik itu, perubahan hormonal memegang berperan penting dalam proses pengaturan emosi ibu hamil.  

Bagaimana Hubungan Hormon dan Emosi Saat Hamil?

Keterlibatan hormon saat hamil turut memengaruhi kondisi ibu hamil. Meningkatnya kadar hormon HCG, prolaktin, estrogen, progesteron, dan oksitosin akan memicu perubahan fisiologis, psikologis, dan emosional dari ibu. Kelima hormon yang diproduksi oleh sistem endoktrin tersebut memengaruhi emosi saat masa kehamilan.

  • Hormon HCG

Hormon HCG terus diproduksi oleh plasenta selama kehamilan awal. Dengan meningkatnya kadar HCG akan mempu memicu rasa mual, muntah, dan perubahan suasana hati dari ibu hamil.

  • Hormon Prolaktin

Hormon saat hamil ini diproduksi oleh kelenjar pituitari yang nantinya akan berperan dalam produksi susu selama menyusui. Meningkatnya prolaktin dapat memengaruhi suasana hati dan emosi dari ibu hamil.

  • Hormon Estrogen

Perubahan hormon saat hamil sangat signifikan terhadap perubahan suasana hati ibu sehingga menyebabkan kecemasan dan sensitivitas emosional.

  • Hormon Progesteron

Hormon saat hamil yang satu ini mampu menjaga kehamilan dan meredakan otot rahim. Namun, di balik itu akan memicu rasa kantuk dan kelelahan yang dapat memengaruhi suasana hati.

  • Hormon Oksitosin

Hormon saat hamil yang satu ini akan berperan dalam proses persalinan nanti yang dapat mempererat ikatan dan kasih sayang antara ibu dengan janin.

Apakah Bahaya Emosi Saat Hamil?

Apakah Bahaya Emosi Saat Hamil? (sumber : pexels.com)
Apakah Bahaya Emosi Saat Hamil? (sumber : pexels.com)

Perubahan hormon saat hamil dapat memicu emosi saat hamil. Kemudian, ibu akan mempertanyakan, “apakah tidak masalah apabila emosi saat hamil?” Namun faktanya, emosi saat hamil malah memberikan pengaruh buruk bagi ibu maupun bayi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Pertumbuhan janin terhambat

Mudah emosi saat hamil akan meningkatkan hormon kortisol yang biasanya dikenal juga sebagai hormon stress. Akibatnya, pembuluh darah akan menyempit dan mempersempit aliran darah serta oksigen menuju janin. Dengan demikian, tumbuh kembang janin menjadi terganggu.

  • Risiko bayi lahir prematur menjadi meningkat

Hormon stress yang terus menerus meningkat akan kelahiran sebelum waktunya. Jadi, jangan sampai ibu hamil mengalami emosi dan stress yang berkepanjangan ya supaya kelahiran prematur tidak terjadi.

  • Risiko bayi terlahir dengan berat badan rendah menjadi meningkat

Ibu hamil yang sering emosi dan stress juga dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan di bawah 2,5 kg. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terkontrolnya emosi dari ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan janin di dalam kandungan.

  • Risiko gangguan tidur pada bayi menjadi meningkat

Produksi hormon stress yang dialami oleh ibu hamil akan masuk ke dalam plasenta dan memengaruhi bagian otak janin yang mengatur siklus tidur dan bangunnya sehingga gangguan tidur tidak hanya akan dialami oleh ibu saja, melainkan juga oleh bayi yang sedang dikandungnya.

  • Bayi rentan terkena penyakit

Ibu yang mudah emosi saat hamil akan memberikan banyak gangguan terhadap bayi yang dikandungnya. Bahkan, hormon stress yang dikeluarkannya dapat memicu risiko penyakit jantung, obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes ketika bayi telah dewasa.

Baca Juga : 6 Pantangan Selama Hamil Muda

Cara Mengontrol Emosi Saat Hamil

Cara Mengontol Emosi saat Hamil (sumber : pexels.com)
Cara Mengontol Emosi saat Hamil (sumber : pexels.com)

Untuk menghindari segala kemungkinan buruk yang mungkin pada bayi akibat stressnya ibu, ada baiknya untuk mengikuti beberapa cara mengontrol emosi sebagai berikut.

  1. Curhat dengan pasangan
  2. Melakukan journaling
  3. Melakukan aktivitas fisik yang meluapkan emosi sekaligus menyehatkan tubuh
  4. Istrirahat yang cukup
  5. Melakukan hobi

Ibu hamil wajar merasa takut dan khawatir selama kehamilan sampai kelahiran hingga memicu stress. Namun, kalau tidak dikendalikan dapat membawa dampak buruk untuk bayi yang dikandung.

Setelah ibu sadar akan pentingnya menjaga emosi saat hamil, sebaiknya lampiaskan emosi dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas atau dapat menenangkan diri dengan mendengarkan musik di aplikasi BukuBumil yang dapat diunduh di PlayStore. Untuk tips lainnya tentang kehamilan, bisa bunda cek di blog BukuBumil, ya!

Baca Juga : 7 Cara Menghadapi Gejolak Emosi Setelah Keguguran

Referensi

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories