3 Bahaya Tb Selama Kehamilan Pada Janin yang Perlu Diketahui

Mengenal Tuberkulosis

Tuberkulosis (Tb) merupakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Selain menyerang paru-paru, bakteri Mycobacterium tuberculosis juga menyerang organ tubuh lain seperti ginjal, tulang belakang dan otak. Ibu hamil yang memiliki risiko tinggi tuberkulosis harus melakukan test Tb sesegera mungkin. Pengecekan yang cepat mampu meningkatkan upaya pengobatan dan perawatan selama kehamilan. 

Bagi Ibu dan janin, Tb sangat bisa mematikan jika tidak mendapatkan terapi yang tepat karena dapat menyebabkan kematian. WHO menyarankan untuk menggunakan tes diagnostik molekuler cepat Xpert MTB/RIF Ultra dan Truenat pada semua pasien yang menunjukkan gejala dan tanda Tb, termasuk Ibu hamil yang mengalami gejala dan tanda tersebut. Tes-tes ini memiliki akurasi diagnostik yang tinggi dan secara signifikan akan meningkatkan diagnosis dini Tb. 

Dokter akan menyarankan agar Ibu segera memulai terapi. Ibu hamil memiliki risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis selama kehamilan jika Ibu pernah terpapar atau terinfeksi bakteri tuberkulosis.

Baca juga: Mau Hamil Sehat? Yuk, Penuhi 11 Nutrisi Ini Saat Hamil!

Gejala Tuberkulosis pada Ibu Hamil

Tb selama Kehamilan, Apakah Berbahaya untuk Bayi?

Penyakit Tb paling sering menyerang paru-paru yang kemudian dikenal sebagai Tb paru. Ibu dengan Tb paru biasanya mengalami batuk dan radiografi dada yang abnormal. Berikut tanda dan gejala umum yang akan Ibu rasakan jika mengalami Tb selama kehamilan;

  • Nyeri dada
  • Kelemahan
  • Penurunan berat badan
  • Batuk disertai dengan darah
  • Demam dan keringat malam adalah tanda-tanda umum Tb paru aktif pada Ibu yang mengalami Tb selama kehamilan

Mengapa Tb Selama Kehamilan Sangat Berbahaya

Tb selama Kehamilan, Apakah Berbahaya untuk Bayi?

Janin yang dikandung oleh Ibu hamil yang terinfeksi Tb sangat mungkin mengidap Tb bawaan saat lahir. Selain itu, risiko kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah semakin tinggi.

Kadang-kadang, Tb yang resisten terhadap obat terjadi karena bakteri menjadi kebal terhadap obat yang digunakan untuk mengobati Tb. Tb yang resisten terhadap obat (DR TB) ditularkan dengan cara yang sama seperti penyebaran Tb yang rentan terhadap obat. 

Ada beberapa alternatif yang tersedia untuk Ibu hamil dengan Tb yang resisten terhadap berbagai jenis obat antituberkulosis, yaitu;

  • Menunda pengobatan sampai setelah melahirkan
  • Menghentikan kehamilan dan memulai pengobatan segera
  • Melanjutkan pengobatan sebelum sepenuhnya memahami semua efek sampingnya.

Beberapa opsi atau pilihan diatas adalah pilihan terbaik untuk Ibu dan harus dibawah pengawasan dokter. Tingkat keparahan kondisi, tahap kehamilan pada saat diagnosis, adanya penyebaran ekstrapulmonal atau kondisi dimana penyebaran Tb telah menyebar ke jaringan atau organ selain pari-paru, HIV, dan pengobatan yang dipilih, semuanya dapat berefek kepada Tb dan ini memengaruhi kehamilan Ibu.

Ibu dengan penyakit parah pada saat pubertas dan Ibu yang telah terinfeksi bersama dengan HIV cenderung memiliki status kesehatan buruk kedepannya. Selain itu, ketidakpatuhan terhadap terapi memperburuk prognosis atau prediksi status kesehatan Ibu kedepannya. Ibu hamil juga memiliki kemungkinan aborsi spontan yang lebih besar, rahim yang lebih kecil dari rata-rata(ukuran rahim umumnya memiliki panjang sekitar 7,5 cm, lebar 5 cm, dan kedalaman 3 cm), dan peningkatan berat badan yang kurang ideal selama kehamilan.

Di antara masalah-masalah kehamilan lainnya yang akan muncul pada bayi, yaitu; 

  • Persalinan prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Kematian bayi baru lahir yang lebih tinggi adalah beberapa di antaranya

Pengobatan Tb Selama Kehamilan

Tb selama Kehamilan, Apakah Berbahaya untuk Bayi?

Jenis Obat Tb Saat Hamil

  • Isoniazid
  • Rifampicin
  • Pyrazinamide
  • Etambutol
  • Streptomisin

Pengobatan awal yang lebih disukai Ibu adalah INH, rifampisin (RIF) dan etambutol (EMB) setiap hari selama 2 bulan, diikuti oleh INH dan RIF setiap hari, atau dua kali seminggu selama 7 bulan (untuk total 9 bulan pengobatan). Streptomisin tidak boleh digunakan karena telah terbukti memiliki efek berbahaya pada bayi.

Konsumsi obat-obatan selama kehamilan selalu menjadi stigma buruk bagi hampir semua Ibu hamil. Bahan kimia yang terkandung dalam obat yang dikonsumsi selama kehamilan ditakutkan berbahaya bagi ibu dan janin. Disarankan agar Ibu hamil yang telah didiagnosis menderita Tb memulai perawatan atau pengobatan sesegera mungkin. 

Bunda tidak perlu khawatir dengan efek samping obat terhadap janin. Penelitian menunjukkan, bahwa obat-obat ini tidak memiliki dampak negatif bagi bayi yang belum lahir. Bayi yang lahir dari Ibu yang menderita Tb yang tidak diobati akan berisiko tinggi memiliki berat badan yang lebih rendah saat lahir daripada bayi yang lahir dari Ibu yang menderita Tb namun mendapatkan perawatan segera. Untuk mencegah pemberian obat yang tidak diperlukan pada Ibu hamil, terapi untuk infeksi Tb biasanya dapat ditunda sampai 2-3 bulan setelah melahirkan. 

Mengonsumsi Obat Tb Selama Kehamilan, Ini yang Ibu Perlu Ketahui

Meskipun kandungan obat Tb dalam ASI memiliki konsentrasi yang kecil, pengobatan Tb dianggap tidak kontraindikasi untuk menyusui. Ini berarti Ibu yang mengalami Tb pasca persalinan tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang baru lahir. Kemungkinan bayi terinfeksi Tb selama dalam kandungan sangat kecil.

Peningkatan dan penurunan status kesehatan neonatal bayi yang substansial terjadi akibat keterlambatan diagnosis, pengobatan, prematuritas, retardasi pertumbuhan, dan kelahiran berat badan rendah. 

Mengambil pengobatan anti Tb yang diresepkan secara penuh akan menyembuhkan Tb dan mencegah penyebarannya kepada orang lain termasuk anak-anak di rumah atau anak yang baru lahir. Tb yang tidak diobati merupakan bahaya lebih besar bagi Ibu dan janinnya daripada obat untuk mengobati penyakitnya. 

Baca juga: 4 dampak melewati inisiasi menyusui dini pada bayi

Semoga bermanfaat ya, Bu! Yuk share artikel ini agar banyak Ibu yang terbantu

Reference

CDC. (2014, November 16). TB in specific populations. Centres for Disease Control and Prevention. Retrieved October 31, 2022, from https://www.cdc.gov/tb/topic/populations/pregnancy/default.htm#:~:text=While%20dealing%20with%20a%20TB,may%20be%20born%20with%20TB.

Centres for Disease Control and Prevention. (2012, September 1). CDC. Centres for Disease Control and Prevention. Retrieved October 31, 2022, from https://www.cdc.gov/TB/publications/factsheets/specpop/pregnancy.htm

Centers for Disease Control and Prevention. (2014, November 16). TB in specific populations. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved October 31, 2022, from https://www.cdc.gov/tb/topic/populations/pregnancy/default.htm#:~:text=Pregnant%20women%20who%20are%20diagnosed,harmful%20effects%20on%20the%20baby.

Centers for Disease Control and Prevention. (2020, August 13). Treatment for TB during pregnancy. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved October 31, 2022, from https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/pregnancy.htm

Loto, O. M., & Awowole, I. (2012). Tuberculosis in pregnancy: A Review. Journal of pregnancy. Retrieved October 31, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3206367/

Pop, L. G., Bacalbasa, N., Suciu, I. D., Ionescu, P., & Toader, O. D. (2021). Tuberculosis in pregnancy. Journal of medicine and life. Retrieved October 31, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8169139/What to do about tuberculosis in pregnancy. Jhpiego. (2019, July 1). Retrieved October 31, 2022, from https://www.jhpiego.org/story/what-to-do-about-tuberculosis-in-pregnancy/

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

spot_img

Recent Stories