5 Vaksin yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil

vaksin aman untuk ibu hamil
Vaksin Aman untuk Ibu Hamil

Saat hamil atau merencanakan kehamilan, penting untuk mendapatkan vaksin yang dapat mencegah penyakit dan melindungi Ibu serta calon bayi. Ibu hamil yang divaksinasi akan meneruskan antibodi kepada janin yang memberikan kekebalan atau perlindungan terhadap penyakit tertentu selama beberapa bulan pertama kehidupan bayi. Oleh karena itu, Ibu harus memahami vaksin apa saja yang diperlukan selama kehamilan. Yuk, simak penjelasannya!

Vaksin Selama Kehamilan

Untuk melindungi janin, sistem imun pada beberapa bagian tubuh ibu hamil dapat menurun secara alami. Oleh karena itu, vaksinasi yang aman saat hamil adalah yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan agar tidak dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit di dalam tubuh. Berikut beberapa vaksin yang aman diberikan saat hamil:

Tetanus Toxoid (TT)

Tetanus pada kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran disebut dengan tetanus maternal. Penyakit ini menyebabkan kematian yang sering terjadi akibat persalinan dan penanganan tali pusat tidak bersih. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian dosis TT untuk ibu hamil sebanyak 2 kali suntik dengan jarak pemberian 4 minggu. 

Tetanus Toxoid, Difteri Toksoid, & Pertusis Aseluler (Tdap)

vaksin tdap
Vaksinasi TDAP

Vaksinasi Tdap selama kehamilan membantu Ibu melindungi bayi dari batuk rejan (pertusis). Berikut beberapa fakta terkait batuk rejan pada bayi:

  • 7 dari 10 kematian akibat batuk rejan terjadi pada bayi di bawah usia 2 bulan.
  • Semakin dini bayi mengalami batuk rejan, semakin besar kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit. Gejala dari batuk rejan pada bayi biasanya adalah batuk dan jeda dalam pola pernapasan (apnea).
  • Penyakit ini sulit diketahui pada bayi karena biasanya bayi tidak batuk sama sekali.
  • Dapat menyebabkan bayi berhenti bernapas dan membiru. 

Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk melakukan vaksinasi ini saat kehamilan yang idealnya diberikan antara minggu ke-27 dan 36 kehamilan. Ibu juga perlu mengetahui efek samping dari vaksin Tdap, yaitu:

  1. Nyeri, bengkak, dan kemerahan pada tempat yang diinjeksi
  2. Kelelahan
  3. Demam ringan
  4. Sakit kepala
  5. Mual dan muntah
  6. Sakit perut

Jika Ibu merasakan gejala reaksi alergi yang parah (gatal-gatal, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, kesulitan bernapas, detak jantung berdebar), segera menuju pelayanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

Hepatitis B  

vaksin hepatitis
Vaksin Hepatitis

Infeksi hepatitis B selama kehamilan dapat menular ke bayi saat lahir dan dapat meningkatkan risiko bayi terkena penyakit hati kronis dan kanker di kemudian hari. Meskipun begitu, Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter dan melakukan tes hepatitis B terlebih dahulu untuk memutuskan, apakah perlu vaksinasi hepatitis B atau tidak. Selain itu, Ibu juga perlu mengetahui efek sampingnya, antara lain:

  1. Nyeri, kemerahan, atau bengkak di bagian tempat injeksi
  2. Sakit kepala
  3. Demam

Untuk efek samping lain yang mengkhawatirkan, Ibu dapat segera menghubungi dokter atau pelayanan kesehatan terdekat.

Influenza (Flu yang Dinonaktifkan)

Vaksin
Vaksin Flu

Perubahan fungsi kekebalan, jantung, dan paru-paru selama kehamilan dapat mengakibatkan Ibu lebih rentan mengalami flu. Vaksinasi flu bertujuan untuk melindungi Ibu dan bayi selama beberapa bulan setelah lahir, seperti:

  1. Mencegah bayi terinfeksi flu pada beberapa bulan pertama setelah kelahiran
  2. Mengurangi risiko bayi lahir prematur
  3. Mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan akut terkait flu pada ibu hamil
  4. Mengurangi risiko ibu hamil dirawat di rumah sakit karena flu

Vaksin ini biasanya diberikan setahun sekali sehingga pastikan Ibu sudah mendapatkannya pada tahun tersebut. Selain itu, ibu juga perlu mengetahui efek samping setelah mendapatkannya, meliputi: 

  1. Nyeri, kemerahan, atau bengkak di bagian tempat injeksi
  2. Suara serak
  3. Sakit mata, merah atau gatal
  4. Batuk
  5. Demam
  6. Rasa nyeri
  7. Sakit kepala
  8. Gatal
  9. Kelelahan

Segera hubungi dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat jika efek samping yang dirasakan semakin parah. 

COVID-19

vaksin covid 19
Vaksin Covid-19

Ibu hamil adalah kelompok yang memiliki risiko tinggi akibat COVID-19 dibandingkan yang tidak hamil. Selain itu, ibu hamil yang berusia lebih tua, memiliki berat badan berlebih, atau memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi dan diabetes juga berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi yang dapat memengaruhi kehamilan dan perkembangan bayi. 

Penelitian menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 tidak menimbulkan risiko serius bagi ibu hamil maupun bayinya. Jadi, jika sebelum hamil Ibu sudah mendapatkan dosis pertama, Ibu dapat memperoleh dosis kedua dan booster sesuai dengan waktunya. Jika saat hamil, belum mendapatkannya, maka dosis pertama bisa diberikan pada trimester kedua kehamilan dan untuk dosis kedua dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin. 

Sebelum ibu hamil mendapat vaksin COVID-19, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Usia kandungan > 13 minggu atau antara 13-33 minggu
  2. Memiliki tekanan darah normal (120/80 mmHg)
  3. Tidak punya gejala atau keluhan pre-eklampsia
  4. Tidak sedang menjalani pengobatan
  5. Jika komorbid, harus dalam kondisi terkontrol.

Efek samping yang dapat Ibu alami antara lain:

  1. Sakit, kemerahan, dan bengkak di bagian tempat injeksi
  2. Kelelahan
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri otot
  5. Demam
  6. Mual

Jika Ibu mengalami efek samping yang parah, segera hubungi dokter atau pelayanan kesehatan terdekat untuk ditangani. Informasi lebih lanjut tentang hubungan COVID-19 dengan kehamilan dapat diakses di sini 

Setelah mengetahui jenis vaksin yang dapat diperoleh selama kehamilan beserta efek sampingnya. Penting bagi Ibu untuk terus berkonsultasi dengan dokter terkait vaksinasi yang dibutuhkan untuk memberikan perlindungan pada Ibu dan bayi.

Baca juga: Keputihan saat Hamil, 4 Hal yang Perlu Diketahui

Referensi

Related Posts

Comments

Stay Connected

spot_img

Recent Stories