Beranda blog

7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi tidur nyenyak (sumber: pexels.com)

Hai, Ibu-ibu hebat! Memiliki bayi yang tidur nyenyak sepanjang malam adalah hal yang sangat diidamkan oleh semua Ibu, karena tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi kesehatan dan perkembangan bayi. Namun, tidak semua bayi dapat tidur dengan mudah dan teratur di malam hari. Hal ini tidak jarang menyebabkan sebagian Ibu merasa khawatir, lelah, dan kurang waktu tidur. Oleh sebab itu, BukuBumil hadir dengan beberapa tips rahasia agar bayi tidur nyenyak sepanjang malam. Dengan tips-tips praktis dan efektif  ini, diharapkan dapat membantu Ibu menciptakan rutinitas tidur yang baik bagi si kecil, serta dapat merawat bayi dengan lebih tenang dan santai. Yuk, simak penjelasannya!

Manfaat Tidur bagi Bayi

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi tidur nyenyak setelah beraktivitas (sumber: depositphotos)

Tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, terutama bayi. Selain sebagai waktu untuk bayi memulihkan energi dan tenaganya setelah puas beraktivitas, tidur juga merupakan saat di mana otak bayi bekerja untuk mengolah dan mengembangkan informasi yang telah diperoleh. Selama tidur, tubuh bayi melepaskan hormon pertumbuhan (somatotropin), yang dibutuhkan agar bayi dapat tumbuh dengan sehat. Jadi, tidur tidak hanya penting untuk bayi beristirahat, tetapi juga membantu mengoptimalkan perkembangan otak dan tubuh bayi.

Baca juga: 5 Tips Lengkap Merawat Bayi, Orang Tua Baru Wajib Tahu!

Kebutuhan Tidur Bayi

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi pertumbuhan bayi (sumber: depositphotos)

Jumlah jam tidur yang dibutuhkan bayi bervariasi dan tergantung pada usianya. Berikut perkiraan waktu rata-rata tidur yang dibutuhkan bayi selama periode 24 jam, dan termasuk pada tidur siang:

  • Bayi baru lahir membutuhkan waktu tidur sebanyak 16-18 jam,
  • Bayi usia 3 bulan membutuhkan waktu tidur sebanyak 15 jam,
  • Bayi usia 6-12 bulan membutuhkan waktu tidur sebanyak 14 jam, dan
  • Bayi usia 1,5-2 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 13 jam. 

Secara umum, bayi baru lahir tidur sekitar 8 jam di siang hari dan sekitar 8-9 jam di malam hari, tetapi mereka mungkin terbangun setiap 1-2 jam. Sebagian besar bayi baru mulai tidur sepanjang malam (6-8 jam) tanpa terbangun ketika mereka berusia sekitar 3 bulan, atau saat berat badan mencapai 12-13 kg. Namun, penting untuk Ibu ingat bahwa ini hanya perkiraan saja, karena setiap bayi memiliki pola tidur yang unik serta mungkin berbeda dari penjelasan di atas. 

Baca juga: 11 Ide Nama Bayi Indonesia yang Cantik dan Tampan

Tips Agar Bayi Tidur Nyenyak

Pada umumnya, bayi belum mampu mengatur pola tidur dan bangunnya sendiri. Selain itu, tidak semua bayi tahu bagaimana cara tidur sendiri, dan beberapa bahkan tidak dapat kembali tidur nyenyak jika terbangun di malam hari. Kebanyakan Ibu ingin membantu agar bayi segera tidur, dengan mengayun atau menyusui mereka sebelum tidur. Menetapkan rutinitas sebelum tidur dapat membantu bayi merasa tenang dan tidur nyenyak. Namun, tidak disarankan untuk membiarkan bayi tidur dalam pelukan Ibu, karena bayi dapat terbiasa dan tergantung pada Ibu untuk bisa tertidur. Oleh sebab itu, berikut beberapa cara yang dapat Ibu lakukan agar bayi tidur nyenyak sepanjang malam:

1. Buatlah Rutinitas sebelum Tidur

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
ilustrasi Ibu melakukan rutinitas sebelum tidur agar bayi tidur nyenyak (sumber: depositphotos)

Agar bayi tidur nyenyak sepanjang malam, disarankan untuk memulai rutinitas sebelum tidur sejak dini. Beberapa Ibu mulai memperkenalkan rutinitas tidur kepada bayi sejak usia 6-8 minggu. Pastikan rutinitas tersebut sederhana dan konsisten agar mudah diikuti setiap malam. Perubahan kecil dalam rutinitas bayi bisa membuat mereka merasa tidak nyaman dan sering terbangun di malam hari. Rutinitas sebelum tidur sebaiknya terdiri dari campuran aktivitas tidur yang teratur dan dapat menenangkan bayi, seperti membedong, menimang-nimang bayi, memijat bayi, atau membacakan buku cerita. Dengan melakukan rutinitas sebelum tidur, dapat memberikan dampak positif bagi kualitas tidur bayi. 

Berikut beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan dalam membuat rutinitas sebelum tidur:

  • Mainkan permainan yang aktif di siang hari dan permainan yang tenang di malam hari dapat membuat bayi merasa rileks sebelum tidur. Dengan bermain permainan aktif di siang hari, bayi akan lelah karena aktivitas sepanjang hari dan akan lebih mudah tertidur di malam hari. Namun, perlu diingat jangan sampai bayi terlalu lelah ya, Bu!
  • Lakukan kegiatan yang sama dan dalam urutan yang sama setiap malam.
  • Buat setiap kegiatan menjadi tenang dan damai, terutama menjelang akhir rutinitas.
  • Kebanyakan bayi senang mandi tepat sebelum tidur, sehingga dapat membuat mereka tenang.
  • Lakukan aktivitas favorit bayi di akhir rutinitas, dan lakukan di kamar tidur. Ini dapat membantu agar bayi menantikan waktu tidur dan menghubungkan kamar tidur dengan kegiatan yang mereka sukai.
  • Buat kondisi malam hari di kamar tidur bayi konsisten. Jika bayi terbangun tengah malam, suara dan cahaya di kamar harus sama seperti saat mereka tertidur. Jika Ibu ingin memberikan makan atau mengganti pakaian bayi di malam hari, jaga agar lampu tetap redup dan tidak terlalu banyak berbicara. Hal ini bertujuan agar bayi dapat dengan mudah tidur kembali.

Baca juga: 5 Posisi Menyusui Bayi yang Benar, Ibu Sudah Pernah Coba?

2. Perhatikan Tanda saat Bayi Mengantuk 

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi menguap dan pertanda ingin tidur (sumber: depositphotos)

Untuk mengatasi jadwal tidur bayi yang belum teratur, penting bagi Ibu untuk memahami tanda-tanda kelelahan pada bayi agar dapat membantu mereka tidur lebih nyenyak. Saat bayi berusia 3-4 bulan, pola tidurnya akan mulai terlihat dan Ibu akan lebih mudah membaca tanda-tanda saat mereka mengantuk. 

Ibu harus selalu memerhatikan rasa kelelahan yang berlebihan pada bayi, dan jangan percaya mitos bahwa semakin lama bayi terjaga di siang hari, maka semakin baik tidurnya di malam hari. Sebaliknya, bayi yang terlalu lelah akan lebih sulit tertidur dan tidurnya tidak nyenyak. Oleh karena itu, perhatikan tanda-tanda saat bayi mulai lelah dan ingin segera tidur, seperti menguap, menggosok mata, telinga, atau kepala, memalingkan wajah, dan menjadi rewel. Jika Ibu tidak memperhatikan tanda awal ini, bayi mungkin akan menangis secara berlebihan, tangannya akan meregang, dan tubuhnya akan terasa kaku saat menangis, yang akan membuatnya sulit dihibur atau ditenangkan. 

Baca juga: 4 Dampak Melewatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada Bayi

3. Mengenalkan Waktu Tidur Siang dan Malam

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi tidur nyenyak di malam hari (sumber: depositphotos)

Bayi yang baru lahir belum mampu membedakan konsep waktu siang dan malam. Oleh sebab itu, Ibu disarankan untuk mengenalkan perbedaan waktu siang dan malam agar bayi dapat tidur nyenyak. Beberapa tips yang dapat diterapkan adalah:

  • Pada siang hari, sebaiknya jangan tutup semua gorden kamar dan biarkan bayi mendengarkan suara-suara yang ada di sekitar rumah. Hindari membiasakan bayi tidur di situasi yang terlalu hening, karena dapat membuat bayi mudah terbangun di kemudian hari. 
  • Pada malam hari, persiapkan kamar yang tenang dan gelap. Hindari menyalakan lampu, tetapi jika bayi tidak suka kegelapan, maka Ibu dapat menggunakan lampu tidur agar ruangan tetap redup dan tidak terlalu terang. Dengan demikian, bayi akan mengenali bahwa malam adalah waktu yang tepat untuk tidur.

Baca juga: Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu!

4. Biasakan Bayi Tidur Siang secara Teratur

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu membiasakan bayi agar tidur siang (sumber: pexels.com)

Ibu perlu memastikan bahwa bayi mendapatkan waktu tidur siang yang cukup agar bayi tidur nyenyak di malam hari. Jika bayi tidur terlalu lama di siang hari, maka mereka mungkin tidak akan tidur cukup lama di malam hari. Namun, kebiasaan ini dapat berubah sesuai kondisi, misalnya saat bayi sedang sakit atau tumbuh gigi. Untuk lebih jelasnya, Stanford Medicine Children’s Health telah merangkum kebutuhan waktu tidur siang untuk bayi sesuai umurnya dalam tabel berikut:

Usia BayiKebutuhan Waktu Tidur Siang Bayi (per 24 jam)
Bayi baru lahir8 jam
1 bulan7 jam
3 bulan4-5 jam
6 bulan4 jam
9-12 bulan3 jam
1,5 tahun2,5 jam
2 tahun2 jam

Melalui tabel tersebut, Ibu dapat menyesuaikan kebutuhan waktu tidur siang bayi sesuai dengan umurnya, guna memastikan bayi tidur nyenyak di malam hari. 

Baca juga: Ssst…9 Makanan ASI Booster, Yakin Udah Pernah Coba?

5. Biarkan Bayi Tidur di Kamar Orang Tua

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi tidur nyenyak di kamar orang tua dan tidur di dalam box bayi (sumber: depositphotos)

Para ahli merekomendasikan agar bayi tidur di kamar yang sama dengan orang tua selama 6-12 bulan pertama, baik saat tidur siang maupun malam. Namun, bayi harus ditempatkan di tempat tidur bayi, seperti keranjang bayi atau tempat tidur khusus bayi. Hal ini karena tempat tidur orang dewasa dapat menimbulkan risiko bagi bayi, seperti terperangkap di antara sisi kepala tempat tidur atau celah antara tempat tidur dan dinding. Selain itu, orang tua yang sedang tidur dapat secara tidak sengaja menutupi hidup dan mulut bayi, sehingga bayi dapat kekurangan oksigen dan mati lemas.

Tips ini sangat penting untuk diterapkan guna mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Selain itu, Ibu juga harus memastikan bahwa bayi tidak terpapar asap rokok dan menggunakan kasur yang keras dan rata untuk menurunkan risiko SIDS. 

Baca juga: 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat

6. Mengurangi Kebiasaan Menyusu sambil Tidur

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengurangi kebiasaan menyusu saat bayi tidur nyenyak (sumber: depositphotos)

Kebanyakan bayi terbiasa menyusu saat tidur karena mereka selalu disusui sebelum tidur atau ketika mereka terbangun dari tidur. Namun, hal ini dapat menyebabkan bayi sulit melepaskan kebiasaan ini di kemudian hari. Untuk menghindarinya, Ibu dapat mengurangi kebiasaan menyusui bayi sebelum tidur secara bertahap dengan menyusui lebih sedikit dan tidak terlalu sering serta menghentikan proses menyusui sebelum bayi tertidur. Penting bagi Ibu untuk mulai mengajarkan kebiasaan ini sejak dini dan tentunya setelah berkonsultasi dengan ahli kesehatan.

Baca juga: ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya!

7. Berikan Bayi Waktu untuk Menenangkan Diri 

BukuBumil - 7 Tips Rahasia Agar Bayi Tidur Nyenyak Sepanjang Malam - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi tidur nyenyak dan tidak berada dalam gendongan Ibu (sumber: depositphotos)

Saat bayi berusia 6-12 minggu, Ibu dapat menerapkan beberapa tips untuk membantu bayi menenangkan diri sendiri saat tidur. Ketika bayi mulai mengantuk, Ibu bisa meletakkannya di tempat tidur dan biarkan bayi tertidur dengan sendirinya. Sebaiknya, hindari membiasakan bayi tertidur dalam gendongan Ibu, karena ini akan menjadi perilaku yang sulit diubah di kemudian hari. Dengan melakukan rutinitas ini, bayi akan belajar untuk menenangkan dirinya sendiri untuk tidur, sehingga Ibu tidak perlu mengayunkan atau menimang mereka setiap kali terbangun di malam hari. 

Ketika bayi terbangun di tengah malam dan menangis memanggil Ibu, maka Ibu tetap dapat mengeceknya. Namun, sebaiknya Ibu membatasi waktu di sana dan memberi tahu bayi bahwa ini masih waktu tidur, bukan saat untuk bermain atau makan. Selanjutnya, Ibu dapat meletakkan tangan di dada bayi untuk menenangkan mereka selama beberapa saat, lalu tinggalkan ruangan (pastikan untuk meletakkan bayi dalam posisi telentang untuk menghindari sindrom kematian bayi mendadak). Selain itu, jika bayi mengalami kesulitan untuk tidur, Ibu dapat memajukan waktu tidur lebih awal, bukan lebih lambat. 

Baca juga: Puasa bagi Ibu Hamil: 4 Tips Tetap Sehat Saat Beribadah

Dalam menjalani  peran sebagai orang tua, pola tidur Ibu juga akan berubah. Meskipun Ibu merasa telah beradaptasi dengan pola tidur yang baru, tetapi pola tersebut dapat berubah lagi saat bayi memasuki tahapan perkembangan yang berbeda. Ibu jangan khawatir jika bayi sulit tidur sepanjang malam, karena itu bisa jadi pertanda bahwa bayi sedang mengalami percepatan pertumbuhan yang biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja. Untuk membantu bayi tidur nyenyak sepanjang malam, Ibu perlu memahami kebiasaan dan cara bayi berkomunikasi. Nah, jika Ibu memiliki kekhawatiran atau pertanyaan terkait pola tidur bayi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan ya, Bu! 

Terima kasih telah membaca artikel ini, dan semoga dapat menjadi referensi agar si bayi tidur nyenyak sepanjang malam ya, Bu. Sebarkan juga artikel ini ke sahabat-sahabat Ibu, supaya mereka menemukan solusi dalam membuat bayi tidur nyenyak. Ibu juga dapat mengunjungi website BukuBumil.com dan download aplikasi BukuBumil di Play Store untuk menemukan berbagai tips dan informasi lainnya seputar kehamilan dan melahirkan. Semangat dan semoga berhasil ya, Bu! 

Referensi:

Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari

BukuBumil - Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari : Sunscreen aman untuk ibu hamil

Apakah Ibu termasuk seseorang yang gemar menggunakan skincare? Jika iya, Ibu pasti mengenal sunscreen atau bahkan menggunakannya sehari-hari. Tapi tahukah Ibu bahwa tidak semua sunscreen aman untuk ibu hamil? Waduh, bahan-bahan apa ya yang tidak boleh ada pada sunscreen yang digunakan ibu hamil? Tenang, Bukubumil akan memberikan informasi sunscreen aman untuk ibu hamil. Tidak hanya itu, bagi Ibu yang belum kenal sunscreen atau ingin mencoba menggunakannya tapi masih ragu juga akan menemukan jawabannya pada artikel berikut ini.

Apa Itu Sunscreen atau Tabir Surya?

BukuBumil - Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari : Sunscreen

Tubuh manusia memiliki perlindungan alami terhadap radiasi sinar UV, namun perlindungan dari tubuh tidaklah cukup untuk menangkal bahaya radiasi sinar UV. Sinar UV sendiri adalah sinar dengan panjang gelombang 100-400 nm.

Ibu mungkin pernah melihat iklan sunscreen atau tabir surya dengan kalimat “melindungi kulit dari sinar UV A dan UV B”, sedangkan sinar UV C tidak disebutkan. Sinar UV C tidak berbahaya karena memiliki Panjang gelombang yang pendek dibandingkan dengan UV A dan UV B sehingga mampu diserap oleh ozon, uap air, karbon dioksida, dan oksigen. Sedangkan sinar UV B hanya sebagian yang mampu diserap oleh ozon sehingga sebagian lagi dapat masuk ke bumi. Radiasi yang masuk ke bumi ini nantinya dapat masuk ke dalam kulit dan menimbulkan dampak berbahaya. Lalu sinar UV A yang tidak diserap oleh lapisan ozon akan lebih membahayakan lagi karena radiasi yang masuk ke bumi akan lebih banyak dan semakin membahayakan kulit.

Sinar UV dibagi menjadi tiga jenis, yakni:

  • UV A dengan panjang gelombang 315-400 nm,
  • UV B dengan panjang gelombang 280—315 nm, dan
  • UV C dengan panjang gelombang 100-280 nm.

Bahaya yang ditimbulkan dari sinar UV tersebut antara lain:

  • Kanker kulit,
  • Melasma atau bercak kecoklatan pada kulit,
  • Photo aging atau perubahan yang terjadi pada kulit akibat paparan sinar matahari pada jangka panjang, dan
  • Sunburn atau peradangan kulit akibat terlalu banyak terpapar sinar UV.

Terdapat dua cara untuk melindungi diri dari bahaya sinar UV, yakni dengan bantuan alat seperti menggunakan payung khusus dengan bahan anti sinar UV, topi, baju lengan panjang, atau dengan cara kimiawi seperti mengoleskan sunscreen atau tabir surya. Sunscreen adalah kosmetik skincare yang bisa melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Sunscreen melindungi kulit kita dengan filter UV. Filter UV memiliki dua jenis, yakni:

  1.  Filter UV organik.

Melindungi kulit dengan cara menyerap radiasi UV lalu mengonversinya menjadi panas. Contohnya adalah octyl methoxycinnamate dan avobenzone.

  1. Filter UV anorganik

Melindungi kulit dengan cara memantulkan lalu menyebarkan sinar UV. Contohnya adalah zinc oxide dan titanium dioxide.

Saat melihat produk sunscreen, Ibu mungkin akan menemukan istilah “SPF”. SPF memiliki kepanjangan Sun Protection Factor atau dalam Bahasa Indonesia disebut FPM (Faktor Perlindungan Matahari). Nilai SPF ini berguna untuk mengukur tingkat perlindungan yang seharusnya diberikan tabir surya terhadap sinar UV. Nilai SPF yang semakin tinggi maka tingkat perlindungan sunscreen tersebut terhadap kulit kita semakin besar. Contohnya jika menemukan sunscreen dengan tulisan SPF 30 dan sunscreen dengan SPF 50, maka sunscreen dengan tulisan SPF 50 berarti akan memberikan perlindungan lebih besar dibanding SPF 30.

Baca juga: 4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk!

Sunscreen memiliki dua jenis, yakni:

  1. Physical sunscreen atau tabir surya fisik

Sunscreen ini menggunakan filter UV anorganik oleh karenanya disebut juga tabir surya anorganik. Tabir surya jenis ini mampu melindungi dari sinar UV A, UV B, bersifat stabil, dan lebih tidak menyebabkan iritasi karena tidak diserap oleh kulit sehingga bisa digunakan juga oleh anak-anak.  

  1.  Chemical sunscreen atau tabir surya kimiawi.

Sunscreen ini menggunakan filter UV organik. Sesuai dengan filter UV yang digunakannya, sunscreen ini disebut juga tabir surya organik. Berbeda dengan jenis anorganik, sunscreen jenis ini lebih berpotensi menyebabkan iritasi karena dapat diserap oleh kulit sehingga tidak cocok digunakan oleh anak-anak dan bayi berusia 6 bulan.

Ibu mungkin pernah menemukan sunscreen dalam berbagai bentuk. Tidak perlu khawatir, sunscreen memang memiliki berbagai bentuk, diantaranya:

  • Lotion

Sunscreen jenis ini dapat digunakan pada kulit normal cenderung berminyak atau kulit berminyak. Jenis lotion memiliki kekentalan yang rendah, tidak lengket, dan mudah diratakan pada kulit.

  • Cream

Cream merupakan bentuk sunscreen yang cocok digunakan pada kulit kering karena lebih kental.

  •  Gel

Sunscreen jenis ini juga cocok digunakan oleh kulit berminyak.

  • Spray atau semprotan

Sunscreen jenis spray banyak digunakan pada sunscreen untuk anak-anak ataupun sunscreen dewasa. Sunscreen jenis ini disukai karena dapat digunakan pada area lebih luas dan memudahkan reapply atau menggunakan kembali sunscreen saat sedang menggunakan makeup

  • Stick atau batang

Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil

BukuBumil - Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari : Bahan sunscreen yang harus dihindari

Melindungi kulit dari paparan sinar matahari tentunya sangat penting bagi segala usia, tak terkecuali ibu hamil. Ibu hamil boleh menggunakan sunscreen atau tabir surya seperti saat sebelum hamil. Namun, ibu hamil perlu lebih berhati-hati dalam memilih sunscreen karena terdapat beberapa bahan berbahaya yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil karena dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan calon bayi. Bahan-bahan yang sebaiknya dihindari adalah:

  1. Homosalate

Homosalate merupakan filter UV organik. Bahan ini mampu menyerap UVB dan cukup banyak ditemukan pada sunscreen. Tapi bahan ini sebaiknya dihindari karena bukan bahan sunscreen aman yang bagi ibu hamil. Homosalate merupakan turunan salicylic acid yang sebaiknya dihindari ibu hamil karena bahan ini dapat mengganggu kadar hormon endokrin dalam tubuh ibu hamil. Selain itu, homosalate juga dapat meningkatkan kemampuan kulit untuk menyerap bahan kimia lain yang nantinya dapat membuat Ibu lebih rentan menyerap bahan beracun.  

  1. Oxybenzone

Oxybenzone atau benzophenone-3 adalah bahan yang sering digunakan sebagai filter UV pada produk sunscreen. Selain pada sunscreen, bahan ini juga dapat ditemukan pada produk lain yang mampu melindungi kulit dari UV seperti lotion dan lipstick. Tapi bahan ini merupakan bahan sunscreen yang tidak aman untuk ibu hamil karena penelitian menyebutkan bahwa oxybenzone dapat mengubah bentuk dan fungsi kelenjar susu yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya kanker payudara. Selain itu, bahan ini dapat meningkatkan terjadinya BBLR (berat badan lahir rendah), melanoma atau kanker kulit, dan gangguan hormon.

  1. Octocrylene

Octocrylene adalah bahan yang dapat ditemukan pada chemical sunscreen atau tabir surya kimiawi. Bahan ini mampu diserap cepat oleh kulit dan dapat memasuki peredaran darah. Walaupun bahan ini memiliki tingkat toksisitas yang rendah serta mampu menangkal sinar UVA dan UVB, namun bahan ini sebaiknya dihindari karena dapat memasuki peredaran darah yang dikhawatirkan akan membahayakan calon bayi dan mempengaruhi hormon estrogen.  

  1. Avobenzone

Avobenzone termasuk bahan sunscreen yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil karena menurut penelitian yang telah dilakukan FDA (Food and Drug Administration), avobenzone dapat berada dalam peredaran darah dan kulit selama seminggu setelah dioleskan. Ditambah lagi, bahan ini juga pernah ditemukan berada di sampel urin dan air susu ibu hamil. Selain itu, avobenzone juga dapat menyebabkan reaksi alergi dan gangguan hormon.   

Baca juga: Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu!

Lalu seperti apakah sunscreen yang aman untuk ibu hamil? Ibu dapat memilih sunscreen yang tidak mengandung 4 bahan berbahaya bagi ibu hamil tersebut. Kemudian Ibu juga bisa memilih sunscreen dengan kriteria seperti berikut ini:

  • Pilih physical sunscreen daripada chemical sunscreen karena chemical sunscreen akan diserap oleh kulit sehingga physical sunscreen dapat menjadi pilihan sunscreen aman untuk ibu hamil. Selain itu, oxybenzone dan avobenzone sering kali ditemukan pada chemical sunscreen. Ibu juga direkomendasikan untuk menggunakan mineral sunscreen saat berada pada fase menyusui.
  • Pilih sunscreen dengan label paraben-free (bebas paraben) dan fragrance-free (tidak mengandung wewangian) untuk menghindari iritasi pada kulit Ibu. Wewangian adalah bahan yang tidak dibutuhkan oleh kulit sehingga sunscreen dengan kedua label tersebut tentunya dapat menjadi pilihan sunscreen aman untuk ibu hamil.
  • Sunscreen dengan bahan utama zinc oxide atau titanium dioxide dapat menjadi pilihan sunscreen aman untuk ibu hamil. Zinc oxide merupakan bahan alternatif yang lebih aman pada sunscreen dan mampu menangkal sinar UV.
  • Pilih sunscreen yang mampu menangkal UVA dan UVB.

Jika Ibu bingung ingin memilih mana sunscreen aman untuk ibu hamil, Ibu dapat mengikuti 4 kriteria tersebut. Membahas bahan-bahan pada sunscreen untuk ibu hamil mungkin dapat membuat Ibu pusing, namun perlu diingat bahwa risiko dari tidak menggunakan sunscreen jauh lebih besar karena paparan sinar matahari dapat membahayakan Ibu.

Baca juga: Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil!

Tips Rahasia Menggunakan Sunscreen

BukuBumil - Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ketahui Sunscreen Aman untuk Ibu Hamil dan 4 Bahan yang Harus Dihindari : Cara tepat menggunakan sunscreen

Selain memilih sunscreen aman untuk ibu hamil, Ibu juga perlu memaksimalkan perlindungan paparan sinar matahari oleh sunscreen dengan mengetahui cara yang tepat dalam menggunakannya. Banyak orang yang sering mengabaikan cara menggunakan sunscreen yang tepat dan malah menggunakannya sama seperti skincare lainnya, padahal penggunaan sunscreen berbeda dengan jenis skincare lainnya.

Cara yang tepat untuk menggunakan sunscreen adalah:

  1. Aplikasikan sunscreen dengan jumlah yang cukup dan merata pada seluruh muka atau anggota tubuh lain yang ingin dilindungi dari sinar matahari, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
  2. Gunakan setiap hari.
  3. Gunakan sunscreen 15-30 menit sebelum keluar rumah.
  4. Tunggu sunscreen kering atau menyerap terlebih dahulu pada kulit sebelum menggunakan make up. Hindari menggunakan make up saat sunscreen masih basah atau baru diaplikasikan pada kulit.
  5.  Sunscreen akan berkurang efektifitasnya jika terus menerus terpapar oleh sinar matahari atau terkena air. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan kembali sunscreen (reapply) setelah kurang lebih 2-4 jam (durasi ini tergantung waktu lamanya terpapar sinar matahari, dan ada tidaknya kulit terkena keringat atau air). Jika akan melakukan aktifitas yang terus menerus terpapar air, seperti berenang atau bermain di pantai, Ibu dapat membeli sunscreen khusus yang bersifat water resistant atau tahan terhadap air.
  6. Saat akan mengganti sunscreen dengan merk atau kandungan yang berbeda dari yang sebelumnya digunakan, sebaiknya Ibu mencoba terlebih dahulu sunscreen tersebut dalam jumlah yang kecil untuk menghindari efek alergi atau iritasi berlebihan. Sebagai contoh, Ibu dapat mencoba pada area tangan.

Lakukan 6 cara pemakaian tersebut agar sunscreen yang Ibu gunakan dapat melindungi kulit secara maksimal. Bagikan artikel ini pada teman-teman dan keluarga Ibu agar dapat sama-sama melindungi kulit dari paparan sinar matahari secara tepat. Jangan lupa juga untuk men-download aplikasi Bukubumil di play store untuk memantau perkembangan si kecil dan bertemu dengan lebih banyak teman-teman lainnya!

Referensi

10 of the Best Pregnancy-Safe Sunscreens. Diakses pada Maret 17, 2023, dari  https://www.healthline.com/health/pregnancy/sunscreen-pregnancy#what-to-look-for

4 Sunscreen Ingredients to Avoid During Pregnancy. Diakses pada Maret 17, 2023, dari  https://www.colorescience.com/blogs/blog/sunscreen-ingredients-avoid-while-pregnant

Avianka, Vinka., Y. D. Mardhiani., R. Santoso. (2022). Studi Pustaka Peningkatan Nilai SPF (Sun Protection Factor) pada Tabir Surya dengan Penambahan Bahan Alam. Jurnal Sains Kesehatan, 4 (1). 79-88. https://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jsk/article/view/664

LaPlante, Charlotte., R. Bansal., K. A. Dunphy., D. Joseph. Jerry., L. N. Vandenberg. (2018). Oxybenzone Alters Mammary Gland Morphology in Mice Exposed During Pregnancy and Lactation. Journal of the Endocrine Society, 2 (8). 903-921. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6057512/

Minerva, Prima. Penggunaan Tabir Surya Bagi Kesehatan Kulit. Jurnal Pendidikan dan Keluarga, 1 (1). 95-101. http://repository.unp.ac.id/23731/1/jurnal%20tabir%20surya%20prima.pdf

Mumtazah, Edlia Fadilah., S. Salsabila., E. S. Lestari., A. K. Rohmatin., A. N. Ismi., H. A. Rahmah., D. Mugiarto., I. Daryanto., M. Billah., O. D. Salim., A. R. Damaris., A. D. Astra., L. B. Zainudin., G. N. V. Ahmad. (2020). Pengetahuan Mengenai Sunscreen dan Bahaya Paparan Sinar Matahari Serta Perilaku Mahasiswa Teknik Sipil Terhadap Penggunaan Sunscreen jurnal Farmasi Komunitas, 7 (2). 63-68. https://e-journal.unair.ac.id/JFK/article/download/21807/11958

Sunscreen in Pregnancy. Diakses pada Maret 17, 2023,  dari https://skindepth.com.au/blog/2020/6/29/sunscreens-in-pregnancy-1#:~:text=Chemicals%20that%20can%20potentially%20disrupt,need%20for%20a%20healthy%20pregnancy.

Which Sunscreen Ingredients to Avoid? Diakses pada Maret 17, 2023, dari https://www.weldricks.co.uk/news/which-sunscreen-ingredients-to-avoid#:~:text=This%20specific%20chemical%20has%20been,should%20they%20enter%20the%20bloodstream.

Selain Guaifenesin, Ada 3 Pilihan Obat Batuk Untuk Ibu Hamil!

Ibu hamil dan ibu menyusui seringkali merasa cemas ketika mengalami batuk, apalagi jika disertai gejala seperti pilek atau flu. Batuk yang tidak kunjung sembuh dapat mengganggu keseharian dan memberikan ketidaknyamanan yang luar biasa. Namun, sebelum memilih obat batuk untuk ibu hamil, Ibu harus berhati-hati karena beberapa jenis obat batuk mengandung bahan yang berbahaya bagi janin atau bayi yang sedang disusui.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis obat batuk yang aman dan efektif dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Yuk simak pembahasan Bukubumil kali ini mengenai batuk dan jenis obat batuk untuk ibu hamil dan ibu menyusui yang aman dikonsumsi!*

obat batuk untuk ibu hamil
Konsumsi obat saat hamil

Berbahayakah Bagi Janin Jika Ibu Hamil Batuk?

Menurut seorang profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi di Baylor College of Medicine dan Texas Children’s Hospital, Kjersti Aagaard, kalau hanya batuk saja tidak akan menyakiti janin. Janin terlindung di dalam otot rahim dan dikelilingi oleh cairan ketuban, yang mampu menyangga jika Ibu batuk.

Namun, jika tidak diobati, penyakit yang menyebabkan batuk selama kehamilan berpotensi melukai janin. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ibu yang sedang hamil lebih mungkin mengalami masalah yang serius dari penyakit seperti COVID-19 dan flu yang menyebabkan batuk. Inilah pentingnya mencari tahu penyebab Ibu mengalami batuk, dan mulai mengobati penyebab yang mendasarinya jika perlu.

Baca juga: Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil!

Penyebab Batuk Saat Hamil

Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh wanita cenderung melemah, sehingga membuat ibu hamil lebih rentan penyakit. Namun, batuk adalah kondisi umum yang ditemukan saat kehamilan. Menurut suatu penelitian, batuk selama kehamilan pada Ibu bisa jadi disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan seperti flu, pilek, bronkitis, pneumonia, asma, dan rinitis alergi dapat menyebabkan batuk. Reaksi alergi biasanya dipicu oleh bahan-bahan tertentu, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan. Selain itu, asam lambung naik (refluks gastroesofageal) dan asap rokok juga dapat memicu batuk saat hamil.

Normalnya, batuk dapat sembuh sendiri tanpa obat dalam waktu 2-3 minggu. Namun, segera konsultasi ke dokter jika Ibu mengalami salah satu dari gejala berikut:

– sesak napas atau mengalami nyeri dada atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan,

– batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu,

– batuk darah, lendir, atau dahak,

– sulit tidur karena batuk, dan

– memiliki masalah yang tidak dapat dijelaskan seperti penurunan berat badan atau demam, dan

– batuk karena kondisi yang mendasarinya (asma, bronkitis, fibrosis kistik, emfisema, gagal jantung, penggunaan tembakau).

Baca juga: Puasa bagi Ibu Hamil: 4 Tips Tetap Sehat Saat Beribadah

obat batuk untuk ibu hamil
Ilustrasi batuk saat sedang hamil. Sumber foto: https://www.babycentre.co.uk/

Pilihan Obat Batuk untuk Ibu Hamil

Kita tahu bahwa obat penghilang rasa sakit dan obat batuk serta pilek yang biasanya digunakan oleh orang dewasa, nyatanya tidak semua aman untuk ibu hamil. Ketika Ibu konsultasi kepada dokter atau apoteker selaku praktisi, praktisi tentu perlu mempertimbangkan keuntungan/benefit dan risikonya terlebih dahulu untuk menyarankan obat apa yang aman dikonsumsi ibu hamil dan memulai dengan dosis obat terkecil yang efektif. Biasanya, penyakit yang diobati dengan obat-obatan dan produk herbal tidak mengancam nyawa ibu hamil.

Sayangnya, penelitian tentang obat batuk pada ibu hamil masih terbatas terkait informasi kemanjuran dan keamanannya bagi ibu hamil maupun janin. Beberapa penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa obat-obatan umum yang dijual bebas tidak banyak membantu meredakan batuk dengan sendirinya. Namun, jika ingin mencoba mengambil pilihan yang dijual bebas, Bukubumil menyajikan rangkuman informasi tentang beberapa obat pereda nyeri umum dan obat batuk, dan antihistamin yang tersedia di apotek:

Obat pereda nyeri/demam yang menyertai batuk

Jika gejala batuk disertai nyeri, pusing, sakit kepala, atau demam, berikut adalah pilihan obat yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil:

  1. Paracetamol (Acetaminophen)

Selama kehamilan, paracetamol atau acetaminophen adalah obat analgesik (pereda nyeri) paling banyak direkomendasikan selama kehamilan. Menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA) alias BPOM-nya Amerika Serikat, Acetaminophen termasuk dalam kategori B kehamilan selama tiga trimester, yang berarti tergolong aman sebagai pereda nyeri pilihan untuk ibu hamil. Walaupun belum ada hubungan yang jelas antara acetaminophen dengan terjadinya cacat bawaan pada janin, tapi data klinis yang tersedia terbatas. Meskipun begitu, keamanan acetaminophen yang sudah teruji telah memperkuat penggunaannya sebagai obat pereda nyeri yang direkomendasikan selama kehamilan.

Jika pengobatan tidak efektif, atau penggunaan yang diperlukan lebih dari 10 hari, ibu hamil harus dirujuk ke dokter. Ada kondisi yang mana ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan sendiri, yaitu:

  • ibu hamil yang mengalami disfungsi ginjal atau hati,
  • kehamilan berisiko tinggi,
  • keluhan sakit kepala pada trimester ketiga (kemungkinan tanda peningkatan tekanan darah dan eklampsia),
  • nyeri > 6 pada skala 1 sampai 10,
  • adanya demam atau tanda-tanda infeksi lainnya, atau
  • nyeri yang berhubungan dengan semua jenis trauma.

2. NSAID

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang tersedia tanpa resep termasuk ibuprofen, naproxen, dan ketoprofen. Menurut FDA, ketiganya termasuk kategori B pada kehamilan trimester pertama dan kedua, dan kategori D pada trimester ketiga. Artinya, masih tergolong aman dikonsumsi saat trimester pertama dan kedua, tapi disarankan untuk menghindarinya pada trimester ketiga. Dibandingkan dengan Acetaminophen, NSAID telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gastroschisis, yakni kondisi medis di mana usus bayi keluar melalui celah di dinding perut, pada tingkat yang sedikit lebih tinggi. Umumnya, NSAID tidak boleh digunakan selama kehamilan tanpa persetujuan dari dokter. Konsultasikan kepada apoteker terkait dosis aman yang efektif jika perlu mengonsumsi NSAID.

Baca juga: Donor sperma? Ini Dia 5 Hal Penting untuk Program Hamil

Obat batuk untuk ibu hamil (Ekspektoran/Antitusif)

*) Di bawah ini adalah obat yang bisa dipertimbangkan sebagai obat batuk untuk ibu hamil yang aman dikonsumsi sendiri jika benefit yang didapatkan lebih besar daripada risikonya. Kondisi tiap ibu hamil dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu obat-obatan di bawah ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Untuk penggunaannya, Ibu perlu memerhatikan trimester kehamilan, penyakit penyerta yang Ibu derita, dan berkonsultasi pada praktisi profesional untuk mengetahui penilaian benefit dan risiko penggunaan obat-obat ini pada ibu hamil.

Guaifenesin

Guaifenesin termasuk golongan ekspektoran yang bekerja dengan mengencerkan lendir di dada pasien sehingga batuknya lebih produktif. Hal ini akan membantu pasien untuk batuk lebih banyak dan mengeluarkan lendir. Namun, guaifenesin belum terbukti efektif melawan batuk pada pasien dengan gejala flu biasa. Guaifenesin juga dianggap sebagai kategori kehamilan C dan tidak boleh digunakan pada pasien yang menderita batuk kronis akibat asma, merokok, emfisema, bronkitis kronis, gagal jantung, atau penggunaan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor seperti Captopril, Lisinopril, dan lain-lain.

Kabar baiknya, emfisema, bronkitis kronis, dan gagal jantung relatif jarang terjadi pada wanita usia subur.

Dextrometorfan

Sementara itu, dextromethorphan adalah jenis antitusif yang dapat digunakan jika batuk tidak berdahak dan mengganggu tidur atau sifatnya sangat parah. Namun, seperti guaifenesin, dextromethorphan juga belum terbukti efektif untuk mengatasi batuk akibat flu biasa. Pada ibu hamil, dextromethorphan dikategorikan sebagai obat kategori C, dan tidak terdapat peningkatan risiko cacat lahir pada penggunaan trimester pertama. Namun, penggunaan dextromethorphan bersamaan dengan depresan sistem saraf pusat dan inhibitor monoamine oksidase harus dihindari.

Untuk batuk jenis lain yang tidak boleh diobati sendiri, antara lain:

  • batuk yang durasinya lebih dari tujuh hari,
  • batuk yang berkurang/hilang dan kembali lagi, serta
  • batuk yang disertai gejala infeksi, seperti demam.

Pada tahun 2006, American College of Chest Physicians (ACCP) mengeluarkan pedoman baru yang menangani penanganan batuk yang tepat. Lantaran produk batuk yang tersedia di apotek tidak menghilangkan penyebab yang mendasarinya, ACCP menyarankan ibu hamil tidak menggunakan penekan batuk (antitusif) dan ekspektoran untuk batuk yang diakibatkan oleh postnasal drip.

Postnasal drip atau dript nasal posterior adalah kondisi ketika lendir berlebihan diproduksi di bagian belakang hidung dan tenggorokan, kemudian mengalir ke bawah menuju tenggorokan dan dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan batuk. Beberapa penyebab postnasal drip antara lain flu, sinusitis, alergi, infeksi tenggorokan, dan refluks asam.

Untuk batuk postnasal drip, direkomendasikan untuk menggunakan antihistamin atau dekongestan. Mengingat bahwa guaifenesin dan dekstrometorfan memiliki kemanjuran yang dipertanyakan untuk batuk yang berhubungan dengan flu biasa, pengobatan alami untuk batuk terbukti lebih efektif dengan risiko yang lebih kecil pada ibu hamil.

Antihistamin

Jika Ibu batuk disebabkan alergi, usahakan untuk menghindari pemicunya, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan, tapi tidak terbatas itu saja (tergantung pada penyebab alergi Ibu). Pada tahun 2000, American College of Obstetricians and Gynecologists dan American College of Allergy, Asthma, and Immunology mengeluarkan pernyataan sikap tentang penggunaan obat asma dan alergi, termasuk antihistamin dan dekongestan oral. Chlorpheniramine dan Tripelennamine (PBZ) direkomendasikan sebagai antihistamin pilihan, tapi Tripelennamine sendiri belum tersedia di Indonesia.

Chlorpheniramine, clemastine, diphenhydramine, dan loratadine dianggap sebagai kategori B untuk obat-obatan selama kehamilan oleh FDA. Ketika digunakan pada trimester ketiga, diphenhydramine dosis tinggi memiliki sifat oksitoksik yang dapat menyebabkan kontraksi rahim. Karena kurangnya informasi dan beberapa risiko teoritis, antihistamin harus dihindari pada tahap akhir atau trimester akhir (ketiga) kehamilan.

Dekongestan oral

Pseudoephedrine direkomendasikan sebagai dekongestan oral pilihan, berdasarkan penelitian pada hewan dan manusia dalam prospektif besar mengenai obat selama kehamilan.  Namun, konsumsi Pseudoephedrine dapat menyebabkan gastroschisis dan karena pilihan lain tersedia, lebih bijaksana untuk menghindari penggunaan obat ini selama trimester pertama, kecuali manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Nyatanya, obat batuk yang tersedia di apotek tidak hanya terdiri dari satu macam kandungan, tapi ada campuran penekan batuk dan ekspektoran dengan obat-obatan untuk gejala lainnya. Bisa termasuk antihistamin, dekongestan, dan pereda nyeri. Kombinasi ini bisa menjadi hal yang baik jika Ibu memiliki gejala pilek lain, seperti nyeri tubuh, batuk, dan hidung tersumbat. Kelemahannya adalah Ibu mungkin mendapatkan obat yang tidak dibutuhkan.

Baca juga: 4 Tanda Gangguan Pasca-Trauma Setelah Melahirkan

Cara Alami Mencegah dan Meredakan Batuk Saat Hamil

Penting untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari tertular batuk selama kehamilan dan mengobatinya ketika mengalaminya, dengan menerapkan cara berikut ini:

  • Istirahat yang cukup
    Tidur siang, tidur sepanjang malam, dan duduk untuk bersantai. Ini adalah cara yang bagus untuk memberi Ibu waktu istirahat yang dibutuhkan. Pelajari lebih lanjut tentang pentingnya tirah baring (bed rest) selama kehamilan.
  • Usahakan jangan sampai dehidrasi dengan memperbanyak asupan cairan
    Ibu bisa meminum air, jus, atau kaldu sup untuk menambah cairan yang diperlukan ke dalam tubuh Ibu. Teh atau air hangat dengan lemon dan madu dapat mengurangi gejala batuk dengan alami.
  • Makan yang baik
    Jika batuk Ibu disebabkan oleh asam lambung yang naik, disarankan agar mencoba menghindari makan besar. Sebagai gantinya, Ibu mesti makan beberapa porsi kecil sepanjang hari. Selain itu, hindari untuk berbaring setelah makan. Buah dan sayuran yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, stroberi, paprika merah, dan brokoli, dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan batuk.
  • Meringankan sakit tenggorokan
    Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan batuk yang disertai dengan sakit tenggorokan.
  • Gunakan tetes saline jika batuk disebabkan post-nasal drip atau hidung tersumbat
obat batuk untuk ibu hamil
Ilustrasi asupan yang dapat membantu meringankan gejala batuk saat hamil. Sumber foto: https://www.whattoexpect.com/pregnancy/pregnancy-health/colds-during-pregnancy/

Baca juga: Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu!

Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Saat Batuk

Saat mengalami batuk, sebaiknya Ibu menghindari makanan yang dapat memperparah iritasi tenggorokan dan merangsang produksi lendir, seperti:

  • Makanan pedas, asam, dan berlemak sebaiknya dihindari karena dapat memperburuk iritasi tenggorokan.
  • Makanan yang mengandung gluten, seperti roti, pasta, dan sereal sebaiknya dihindari karena dapat memperburuk peradangan di saluran pernapasan.
  • Makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi, seperti permen, kue, dan minuman bersoda sebaiknya dihindari karena dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memperparah gejala batuk.
  • Minuman berkafein dan beralkohol sebaiknya dihindari ketika mengalami masalah pernapasan. Kedua jenis minuman ini dapat menyebabkan dehidrasi dan memperparah iritasi tenggorokan.

Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap makanan tertentu dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu sebelum melakukan perubahan besar dalam pola makan atau gaya hidup.

Ketika mengalami batuk selama kehamilan, penting untuk mengambil tindakan yang tepat agar tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin yang sedang dikandung. Ada beberapa jenis obat batuk untuk ibu hamil dan dekongestan yang umumnya aman selama kehamilan, tapi sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Selain itu, ada beberapa cara alami yang dapat membantu meredakan batuk seperti minum banyak air dan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan dan sayuran. Selalu perhatikan kondisi kesehatan selama kehamilan dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan aman bagi Ibu dan janin.

Jika Ibu merasa artikel ini bermanfaat, mari bagikan informasi ini kepada ibu hamil lainnya yang mungkin memerlukan informasi tentang obat batuk untuk ibu hamil. Dengan membagikan artikel ini, Ibu dapat membantu memperluas pengetahuan dan memberikan sumber referensi yang dapat dipercaya bagi ibu hamil yang mengalami batuk. Yuk, mari kita saling berbagi informasi dan membantu meningkatkan kesadaran akan kesehatan Ibu dan janin! Jangan lupa untuk mengunduh aplikasi BukuBumil di Play Store untuk memperoleh informasi seputar kehamilan yang lebih lengkap.

Baca juga: Lawan Sesak Napas saat Hamil: 5 Tips Ini Membantu Ibu Bernapas Lega!

Referensi:

ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya!

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu sedang menyusui bayi (sumber: depositphotos)

Selamat atas kelahirannya ya, Bu! Hal yang selanjutnya menjadi prioritas Ibu adalah menyusui bayi, sebab air susu ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Di sisi lain, menyusui juga merupakan sarana untuk menciptakan ikatan yang kuat antara Ibu dan anak. 

Namun, ada kondisi tertentu ketika ASI tidak keluar setelah melahirkan, sehingga ini dapat menjadi momen yang menyulitkan dan membuat Ibu cemas. Nah, masalah ini sebenarnya umum terjadi dan ada solusi yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasinya. 

Oleh sebab itu, Ibu jangan menyerah dan merasa gagal ya! BukuBumil akan memberikan informasi mengenai penyebab ASI tidak keluar dan cara meningkatkan produksi ASI pascamelahirkan. Jadi, jika Ibu mengalami masalah yang serupa, yuk baca artikel ini dan temukan jawabannya, Bu!

Apa yang Merangsang Produksi ASI?

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi produksi ASI (sumber: depositphotos)

Selama masa kehamilan, hormon-hormon seperti prolaktin, kortisol, oksitosin, insulin, estrogen, dan progesteron aktif di seluruh tubuh Ibu dan berperan penting dalam produksi ASI. Nah, plasenta berperan penting dalam memproduksi hormon-hormon tersebut—diartikan juga sebagai hormon yang membantu mengembangkan kelenjar ASI di payudara. Setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari rahim, sehingga menyebabkan penurunan tajam hormon progesteron dan esterogen serta peningkatan hormon prolaktin. Hal inilah yang memicu payudara untuk mulai memproduksi ASI sekitar 30-40 jam setelah kelahiran bayi. 

Baca juga: 2 Cara Efektif Cegah Stunting Sejak Dalam Kandungan

Kapan ASI Keluar setelah Melahirkan?

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi ASI setelah dipompa (sumber: depositphotos)

Beberapa hari setelah melahirkan, Ibu mungkin merasakan payudara mulai terasa penuh, yang menunjukkan bahwa ASI akan segera keluar. Kemudian, payudara akan menghasilkan kolostrum, yaitu susu pertama yang kental dan kaya nutrisi, dan berfungsi sebagai sumber makanan serta membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu hanya memproduksi sekitar 7,4 sendok teh atau 36,23ml kolostrum per hari. Pada hari pertama lahir, kapasitas perut bayi berkisar 5-7ml, pada hari kedua berkisar 12-13ml, dan pada hari ketiga adalah sekitar 22-27ml. Oleh karena itu, meskipun jumlah kolostrum sedikit, tetapi dapat memenuhi kebutuhan bayi yang baru lahir. 

Setelah 2-5 hari pasca bayi lahir, kolostrum akan bercampur dengan ASI matang—disebut sebagai ASI transisi—yang akan membantu perut bayi bersiap untuk menerima lebih banyak ASI saat ia tumbuh. ASI transisi mungkin terlihat berwarna putih kekuningan, tetapi pada akhirnya akan terlihat encer, putih, atau bahkan kebiruan. Selanjutnya, diperlukan waktu sekitar 7-10 hari agar ASI transisi tersebut keluar sepenuhnya menjadi ASI matang. 

Baca juga: 4 Dampak Melewatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada Bayi

Penyebab ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan

Setiap Ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, termasuk dalam pemberian ASI eksklusif. Beberapa Ibu mungkin hanya dapat memproduksi sedikit ASI atau bahkan ASI tidak keluar segera setelah melahirkan. Tentu saja, hal ini akan menimbulkan kekhawatiran, terutama jika Ibu baru pertama kali melahirkan. Meskipun begitu, ASI yang tidak langsung keluar setelah melahirkan tidak patut Ibu khawatirkan secara berlebihan. Faktanya, fenomena ini cukup umum terjadi pada Ibu yang baru melahirkan. Lalu, apa saja yang menjadi penyebab utama ASI tidak keluar setelah melahirkan? Berikut beberapa faktor yang perlu Ibu ketahui:

1. Faktor Kelahiran

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi bayi lahir melalui operasi sesar (sumber: depositphotos)

Berikut penyebab ASI tidak keluar setelah melahirkan berdasarkan kondisi kelahiran atau persalinan yang dialami Ibu:

  • Kelahiran yang sangat traumatis atau penuh tekanan, seperti proses persalinan yang lama dan/atau tahap mengejan yang lama, atau penggunaan forsep—alat untuk mengeluarkan janin dari rahim dan bentuknya menyerupai sepasang sendok besar serta berguna untuk menjepit kepala janin dan mengeluarkan janin dari vagina Ibu—akan memengaruhi tingkat hormon stres yang dapat menunda keluarnya ASI.
  • Kelahiran melalui operasi caesar dapat memengaruhi produksi ASI dan mengganggu pola menyusui yang optimal. Bahkan, operasi caesar yang telah direncanakan pun bisa memengaruhi pemberian ASI, karena persalinan yang terlalu cepat sebelum waktunya dan tanpa melalui proses persalinan normal, sehingga hormon-hormon kelahiran yang membantu proses menyusui akan hilang. 
  • Cairan intravena (cairan infus) dalam jumlah besar yang digunakan selama proses persalinan dapat membuat payudara membengkak dan menunda ketersediaan ASI sampai kondisi pembengkakan berkurang. 
  • Injeksi oksitosin—hormon yang berguna untuk memperkuat kontraksi rahim—selama persalinan dapat mengganggu pengeluaran ASI setelah kelahiran dan berkontribusi pada pembengkakan jaringan payudara.
  • Obat pereda nyeri yang diberikan selama persalinan dapat menghambat keluarnya ASI. Obat-obatan yang diberikan kepada Ibu selama persalinan dapat membuat bayi Ibu yang baru lahir mengantuk, sehingga menunda proses menyusui. 
  • Kehilangan banyak darah, misalnya pendarahan pascapersalinan atau Sindrom Sheehan—kondisi ketika kelenjar hipofisis (kelenjar yang mengontrol hormon) rusak saat proses persalinan. Batas normal kehilangan darah setelah melahirkan adalah 1000ml pada persalinan caesar dan 500ml pada persalinan vagina. 
  • Jika bayi lahir prematur, payudara Ibu mungkin tidak cukup waktu untuk mengembangkan kelenjar susu yang berfungsi untuk memproduksi ASI. namun, jika Ibu segera mendapatkan penanganan dari ahli medis, maka kelenjar susu dapat terus berkembang setelah kelahiran. 

Baca juga: 9 Komplikasi Kehamilan yang Wajib Ibu Tahu!

2. Manajemen Laktasi

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu dan bayi dipisahkan setelah proses melahirkan (sumber: depositphotos)

Jika bayi dipisahkan dari Ibu setelah proses persalinan, atau bayi tidak diberikan ASI secara langsung oleh Ibu pada awal kelahiran, maka kondisi ini dapat mempengaruhi produksi ASI. Oleh karena itu, Ibu disarankan untuk memerah ASI dengan tangan pada satu jam pertama setelah kelahiran, untuk merangsang produksi ASI yang cukup. Jika Ibu tidak melakukan hal ini, maka produksi ASI bisa menurun. 

Pada kondisi lain, ketika bayi dapat menyusui dengan baik, maka semakin sering bayi menyusu akan semakin banyak ASI yang diproduksi oleh tubuh Ibu. Namun, jika bayi tidak menyusui dengan benar, maka ASI yang tersisa tidak akan merangsang produksi ASI yang lebih banyak. Untuk meningkatkan produksi ASI, Ibu perlu mengeringkan dan memijat payudara dengan lembut. Penting juga untuk memastikan bahwa bayi melekat pada payudara dengan benar agar Ibu mengetahui bahwa mereka mendapatkan ASI yang cukup.

Baca juga: 5 Posisi Menyusui Bayi yang Benar, Ibu Sudah Pernah Coba?

3. Ketidakseimbangan Hormon

Tidak seimbangnya hormon-hormon yang diperlukan untuk menyusui dapat memengaruhi produksi ASI. Beberapa kondisi tersebut, meliputi:

  • Diabetes atau Diabetes Gestasional
BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengalami diabetes gestasional (sumber: depositphotos)

Diabetes terjadi ketika tubuh Ibu tidak memproduksi hormon insulin yang cukup (diabetes tipe 1) atau tidak dapat menggunakannya dengan baik (diabetes tipe 2). Selain itu, ada juga jenis diabetes yang hanya terjadi pada selama kehamilan, yang disebut diabetes gestasional

Hormon insulin berperan penting dalam perkembangan payudara dan  produksi ASI. Jika kadar insulin terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka pasokan ASI dapat terganggu. Namun, tidak semua Ibu yang mengidap diabetes akan mengalami masalah ini. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol kadar gula darah dan insulin dengan baik, agar membantu menjaga persediaan ASI yang cukup. 

  • Masalah Kesehatan yang berhubungan dengan Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis adalah kelenjar kecil yang terletak di otak dan berfungsi untuk mengatur hormon yang ada di dalam tubuh, termasuk prolaktin dan oksitosin. Ini adalah dua hormon utama yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI. Apabila kelenjar ini tidak berfungsi dengan baik—yang disebabkan berbagai kondisi, seperti pembedahan atau Sindrom Sheehan setelah kehilangan banyak darah—maka produksi ASI akan terganggu. 

  • Masalah pada Kelenjar Tiroid 

Tiroid adalah sebuah kelenjar kecil di leher yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon di dalam tubuh, termasuk hormon yang dibutuhkan untuk menyusui. Jika kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik, maka produksi ASI dapat terganggu, seperti ASI menjadi terlalu banyak, terlalu sedikit, atau bahkan ASI tidak keluar sama sekali. Namun, Ibu jangan khawatir, masalah ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang aman digunakan untuk menyusui. Maka dari itu, Ibu juga harus rutin melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk mendukung produksi ASI yang cukup bagi sang bayi.

Baca juga: Puasa bagi Ibu Hamil: 4 Tips Tetap Sehat Saat Beribadah

4. Penggunaan Obat-obatan 

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengonsumsi pil KB (sumber: depositphotos)

Beberapa jenis obat dapat memiliki efek samping dan memengaruhi produksi ASI, misalnya alat kontrasepsi hormonal yang dikonsumsi pada bulan-bulan awal setelah melahirkan. Selain itu, obat-obatan untuk kondisi medis tertentu juga dapat memengaruhi produksi ASI, meskipun ASI mungkin keluar, tetapi pasokannya mungkin berkurang. Di samping obat-obatan, beberapa herbal juga dapat mempengaruhi produksi ASI,  seperti daun peterseli (parsley), daun mint, daun sage, dan lain sebagainya. 

Penting bagi Ibu untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tentang obat apa pun yang Ibu minum dan kemungkinan pengaruhnya terhadap pasokan ASI. Namun, Ibu juga jangan lupa, obat-obat herbal yang terlihat aman untuk dikonsumsi, juga perlu diwaspadai penggunaannya, agar tidak mengganggu produksi ASI. 

Baca juga: 5 Rekomendasi Obat Flu dan Pilek yang Aman untuk Ibu Hamil

5. Ibu Menderita Kista Ovarium

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi kista ovarium (sumber: depositphotos)

Selama kehamilan, kemungkinan kista ovarium—kantung berisi cairan yang muncul di dalam ovarium (indung telur)—dapat terbentuk dan menghasilkan hormon testosteron dalam jumlah tinggi. Nah, kondisi ini dapat mengganggu produksi ASI setelah melahirkan. Namun, kista ini biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 3-4 minggu, dan produksi ASI akan kembali normal. Selama masa ini, disarankan agar Ibu terus memompa ASI untuk memastikan persediaan ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Untuk mendiagnosis kista ini, dokter dapat melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon testosteron Ibu.

Baca juga: 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat

6. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengalami obesitas (sumber: depositphotos)

Obesitas atau kelebihan berat badan—ditandai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 26-30—dapat berdampak negatif pada respons hormon prolaktin dalam tubuh Ibu, yang dapat menunda dimulainya produksi ASI. Selain itu, kelebihan berat badan juga dapat meningkatkan risiko diabetes atau hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid dalam tubuh). Melalui ini, penting bagi Ibu untuk menjaga berat badan yang sehat agar dapat memaksimalkan pasokan ASI. 

Baca juga: 7 Kebutuhan Saat Nifas: Awas, Sering Terabaikan!

7. Polycystic Ovary Syndrome  / Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi PCOS (sumber: depositphotos)

PCOS adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon pada wanita, dan diperkirakan terjadi pada 1 dari 10 wanita. PCOS dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormon, terutama peningkatan kadar hormon pria, siklus menstruasi yang tidak teratur, dan kista pada ovarium (indung telur). Kondisi ini juga akan mengganggu produksi semua hormon yang membantu memproduksi ASI. Oleh karenanya, Ibu dianjurkan untuk berkonsultasi ke tenaga medis guna mendeteksi kemungkinan terjadinya PCOS.

8. Ibu Pernah Menjalani Operasi Payudara

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu pernah menjalani operasi payudara (sumber: depositphotos)

Ibu yang pernah menjalani operasi payudara, baik itu operasi pengecilan, pengencangan, atau pembesaran, dapat mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya gangguan pada kelenjar dan jaringan payudara yang dapat terjadi akibat operasi tersebut. Selain itu, operasi payudara juga berpotensi menyebabkan tersumbatnya saluran ASI, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar. Areola—area berwarna gelap yang mengelilingi puting susu—juga dapat terganggu fungsinya dan memengaruhi produksi ASI. 

Pengaruh operasi payudara terhadap pemberian ASI sangat bervariasi, tergantung pada bagaimana prosedur operasi dilakukan, jarak antara waktu operasi dengan kelahiran bayi, dan komplikasi yang mungkin terjadi selama operasi. Beberapa Ibu yang melakukan pembesaran payudara, mungkin dapat menyusui secara eksklusif, tetapi sebagai Ibu lainnya akan membutuhkan bantuan medis atau obat-obatan. Melalui ini, Ibu selalu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada dokter agar mengetahui langkah terbaik yang dapat Ibu pilih untuk kebaikan sang buah hati.

Baca juga: 8 Cara Mengurangi Rasa Nyeri Payudara Saat Hamil

9. Gaya hidup Ibu yang Tidak Sehat

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasu Ibu merokok dan minum alkohol (sumber: depositphotos)

Kehamilan adalah masa yang kompleks. Banyak perawatan dan perhatian harus diberikan, termasuk pada gaya hidup yang telah Ibu terapkan sebelum periode kehamilan. Gaya hidup sedentari—kurang beraktivitas fisik dan berolahraga—pola makan yang tidak sehat, mengonsumsi minuman beralkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, merokok, dan asupan kafein dalam jumlah tinggi dapat memengaruhi produksi ASI. 

Baca juga: Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil!

Cara Mengatasi ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan

BukuBumil - ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan? Temukan 9 Penyebabnya! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu memompa ASI (sumber: depositphotos)

Ibu tentu merasa kesal dan kecewa karena ASI tidak keluar setelah melahirkan. Namun, jangan sampai kondisi ini membuat Ibu stres dan mengakibatkan terhambatnya produksi ASI. Langkah terbaik adalah konsultasikan kondisi tersebut dengan ahli kesehatan atau konsultan laktasi untuk mendapatkan saran dan dukungan terpercaya. Selain itu, terdapat beberapa cara yang dapat Ibu lakukan agar ASI dapat keluar setelah melahirkan dan produksinya meningkat, meliputi:

  • Memerah atau memompa ASI dengan tangan secara teratur, meskipun hanya sedikit yang keluar. Semakin sering Ibu melakukannya, semakin besar kemungkinan produksi ASI akan meningkat. Selain itu, jika memungkinkan, Ibu dapat memompa ASI dalam waktu 60 menit setelah melahirkan. 
  • Gunakan kompres air hangat atau Ibu mandi dengan air hangat sebelum memerah ASI. Hal ini dapat membantu payudara mengeluarkan lebih banyak ASI. 
  • Pastikan bayi melekat pada payudara dengan benar dan dalam kondisi benar-benar sedang menyusu. Ahli kesehatan dapat membantu Ibu memastikan ini.
  • Pijat payudara ketika bayi sedang menyusu untuk membantu ASI keluar.
  • Berikan kedua payudara pada bayi setiap kali menyusui. Hanya menggunakan satu payudara dapat menyebabkan kurangnya produksi ASI pada payudara yang tidak digunakan. 
  • Lakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi, karena hal ini dapat merangsang produksi ASI.
  • Tunda penggunaan empeng atau dot pada bayi sampai pasokan ASI cukup.
  • Dengarkan musik yang menenangkan saat memompa ASI. Hal ini dapat membantu Ibu rileks dan memproduksi lebih banyak ASI.
  • Minum air putih dan istirahat yang cukup. Tubuh membutuhkan air untuk menghasilkan ASI dan tidur dapat membantu memproduksi hormon-hormon yang diperlukan untuk menghasilkan ASI. 
  • Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Hal ini karena, jika Ibu sakit Ibu akan menghasilkan lebih sedikit ASI. 

Jika ASI tidak keluar pada hari ketiga (atau lebih lama) setelah melahirkan, bayi mungkin akan kehilangan berat badan, dehidrasi, atau mengalami penyakit kuning. Selain itu, Ibu juga dapat melihat mekonium—kotoran bayi pada hari-hari pertama kehidupannya dan biasanya berwarna hijau tua dan kental—yang tidak berubah warna. Pada situasi ini, sangat penting untuk mendapatkan bantuan menyusui yang tepat dan cepat, dan memastikan bayi mendapatkan makanan yang cukup. Merangsang produksi ASI dapat dilakukan dengan memerah ASI dengan tangan setiap beberapa jam, dan ASI yang telah diperah dapat diberikan kepada bayi. Petugas kesehatan akan memberikan saran tentang penggunaan suplemen, donor ASI, atau susu formula jika diperlukan. Memberikan suplemen pada bayi tidak berarti harus menghentikan menyusui. Oleh karena itu, Ibu harus selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan dukungan dan saran yang tepat. 

Jangan terlalu khawatir jika Ibu mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI setelah melahirkan. Banyak faktor yang dapat memengaruhi produksi ASI dan Ibu bukanlah satu-satunya yang mengalaminya. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk merangsang produksi ASI, seperti memberikan ASI yang sering, mengelola stres, dan meningkatkan asupan cairan. Apabila ASI tidak keluar sama sekali, Ibu jangan menyalahkan diri sendiri. Ibu dapat mencari dukungan dari dokter, konsultan laktasi, suami, keluarga, dan teman-teman seperjuangan untuk membantu melalui masa sulit ini. Ingatlah bahwa menyusui adalah proses yang alami dan indah, dan terdapat banyak solusi untuk mengatasi ASI tidak keluar setelah melahirkan. 

Yuk, jangan biarkan kekhawatiran menghalangi impian Ibu untuk memberikan yang terbaik untuk si kecil! Mari bagikan artikel ini dan temukan lebih banyak informasi seputar kehamilan dan menyusui yang uptodate di website BukuBumil.com atau unduh aplikasi BukuBumil di Play Store. Dapatkan panduan dan dukungan yang Ibu butuhkan untuk menghadapi masa sulit menyusui dengan percaya diri. Jadilah bagian dari komunitas BukuBumil yang peduli pada kesehatan dan kebahagiaan Ibu dan bayi. Terima kasih sudah membaca artikel ini ya, Bu!

Referensi:

4 Cara Bijak Menyikapi Rasa Bersalah Gagal ASI Eksklusif

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Rasa bersalah gagal asi

Umumnya calon Ibu akan sibuk untuk merencanakan kedatangan si buah hati, termasuk kesiapan untuk menyusui. Sudah menjadi rahasia umum bahwa air susu ibu atau ASI memiliki segudang manfaat dan setiap Ibu berupaya untuk bisa memberikan yang terbaik, tetapi tahukah Ibu bahwa terdapat beberapa wanita gagal ASI Eksklusif dan berujung merasa bersalah? Untuk itu kita akan mencoba mengupas fenomena ini dan memberikan tips untuk menyikapinya secara bijak untuk kesehatan mental Ibu!

Apa itu ASI Eksklusif?

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Pengertian asi

ASI eksklusif adalah upaya untuk memberikan hanya air susu ibu (ASI) tanpa tambahan makanan atau minuman lain kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan baik. Dalam beberapa situasi khusus, pemberian ASI juga bisa diberikan melalui botol berisi ASI yang diperah tanpa campuran apapun. 

Manfaat dari ASI eksklusif sangat banyak, antara lain ASI dapat memberikan nutrisi yang optimal untuk bayi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan optimalnya. Selain itu, ASI juga mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. ASI eksklusif juga memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan, seperti menurunkan risiko bayi terkena obesitas, diabetes, dan penyakit jantung di kemudian hari. 

ASI eksklusif juga memperkuat ikatan antara ibu dan bayi, dan dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional bagi keduanya. Umumnya praktik seperti skin to skin (menempelkan bayi ke dada ibu tanpa sekat apapun) dan rooming-in (menyatukan ruang perawatan Ibu dan bayi pasca melahirkan) mendukung keberhasilannya. Karena itu, ASI eksklusif sangat dianjurkan oleh para ahli kesehatan untuk memberikan makanan pada bayi selama enam bulan pertama kehidupannya, bahkan untuk dilanjutkan pemberiannya sampai bayi berusia dua tahun.

Baca juga: 4 Dampak Melewatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada Bayi

Faktor yang Menyulitkan Ibu Gagal Memberikan ASI Eksklusif

Produksi ASI Sedikit

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Kurang produksi asi

Secara ideal pada hari ke-2 sampai ke-5 pasca melahirkan, Ibu akan menghasilkan kolostrum (ASI pekat, berwarna kuning kecoklatan, dan kaya nutrisi). Selanjutnya sekitar hari ke-3 sampai ke-5, produksi ASI mulai terjadi. Namun, tidak semua ibu dapat memproduksi ASI dengan cukup banyak. Data menunjukkan bahwa 1 dari 10 ibu baru harus menyapih lebih awal. Oleh karenanya dapat menghambat proses pemberian ASI eksklusif. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menghambat produksi ASI pada ibu:

  1. Stres berat (gelisah, gusar, dan depresi),
  2. Persalinan metode sesar (secara pembedahan),
  3. Pendarahan pasca melahirkan,
  4. Obesitas (kelebihan berat badan),
  5. Infeksi atau sakit disertai demam,
  6. Diabetes,
  7. Tiroid (benjolan pada leher),
  8. Riwayat bed-rest atau pemulihan dari penyakit yang ketat selama kehamilan, dan
  9. Riwayat operasi implan (pembesaran) atau pengecilan payudara yang memutus saraf di sekitar payudara dan puting.

Rasa cemas sebagai emosi negatif yang dirasakan Ibu saat produksi ASI menurun nyatanya dapat dirasakan oleh bayi sehingga dapat menyebabkan kemauan bayi untuk terus menghisap ASI akan menurun. Jika terus dibiarkan maka stimulasi yang rendah tersebut dapat semakin memperparah terhambatnya produksi ASI.

Gangguan Proses Menyusui

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Gangguan proses menyusui

Gangguan selama proses menyusui nyatanya mampu menghambat proses ASI eksklusif. Berikut beberapa bentuk gangguan yang dapat menghambat proses ASI Eksklusif

  1. Puting yang sakit atau luka,
  2. Pembengkakan payudara, dan
  3. Posisi menempel bayi yang tidak benar atau kekuatan hisapan bayi yang lemah

Alasan kesehatan

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Alasan kesehatan

Beberapa kondisi kesehatan yang Ibu idap dapat menghambat proses menyusui bahkan sama bayi harus sepenuhnya mengonsumsi susu formula sejak hari pertama kehidupannya. Kondisi tersebut diantaranya:

  1. Pengidap HIV (Human immunodeficiency virus) karena ASI adalah cairan tubuh yang dapat menjadi media penularan virus kepada orang lain, 
  2. Penderita kanker payudara yang menjalani prosedur kemoterapi karena dapat menyebabkan keracunan pada bayi,
  3. Penderita penyakit gangguan pernapasan seperti COVID-19, Flu Babi, TB dan lain-lain yang mengharuskan Ibu melakukan isolasi untuk menghindari penularan kepada kontak erat, dan
  4. Penderita Herpes karena dapat menyebabkan penularan akibat kontak langsung (kulit ke kulit)

Faktor Sosial

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Faktor sosial

Beberapa penelitian menunjukkan faktor eksternal dapat menghambat produksi ASI secara cukup sehingga menghambat kesuksesan program ASI Eksklusif. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

  1. Beban kerja Ibu,
  2. Peran tenaga kesehatan yang kurang suportif, 
  3. Berkembang mitos yang menyimpang yang sudah mendarah daging masyarakat misalnya anjuran turun temurun bahwa bayi dianjurkan buah-buahan seperti pisang pada bulan pertama kelahirannya, dan
  4. Sulitnya mendapatkan ruang publik yang nyaman untuk menyusui atau memerah susu, contohnya sedikitnya ruang publik yang memiliki ruang laktasi yang layak

Baca juga: 5 Posisi Menyusui Bayi yang Benar, Ibu Sudah Pernah Coba?

Bagaimana Perasaan Bersalah Muncul pada Ibu?

Kondisi Emosional

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Kondisi emosional

Umumnya rasa bersalah muncul karena paradigma yang sudah tertanam pada Ibu bahwa ASI sebagai satu-satunya sumber nutrisi ideal pada enam bulan kehidupan pertama bayi, tanpa melihat kondisi kesehatan yang tidak terlepas selama pasca kehamilan. Secara otomatis, Ibu akan mencoba melakukan perlindungan psikologis terhadap pilihan yang dijalaninya, salah satunya dengan melengkapi atau sepenuhnya menggunakan susu formula. Ibu juga akan cenderung untuk merasa malu saat mencoba menjelaskan alasannya gagal ASI Eksklusif karena ketakutan dicap sebagai Ibu yang buruk. Studi lainnya menunjukkan bahwa guncangan emosional yang tinggi dapat meningkatkan peluang Ibu memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan 

Masih Adanya Kampanye Kesehatan Pemberian ASI yang Tidak Inklusif

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Kampanye asi tidak inklusif

Kita semua tidak memungkiri bahwa secara ilmiah ASI terbukti menjadi sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Akan tetapi, tidak banyak orang menyadari bahwa pengalaman menyusui setiap Ibu dan bayi adalah unik, sehingga pendekatannya tidak bisa disamaratakan. Beberapa pesan kesehatan seperti “ASI eksklusif adalah pilihan terbaik atau Bayi membutuhkan susu ibu bukan susu sapi” dapat memberikan negatif kepada Ibu yang mengalami gagal ASI Eksklusif. Saat ini berbagai negara mulai melakukan transisi pendekatan promosi kesehatan yang inklusif sehingga mencegah adanya beberapa Ibu merasa tersudutkan. Faktanya, terdapat bayi yang mengonsumsi susu formula sejak lahir yang dapat tetap tumbuh dan berkembang secara ideal. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan khusus mengenai kampanye ASI yang lebih sensitif dengan keragaman kondisi Ibu.

Adanya Perundungan (Breastfeeding Bullies)

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Breastfeeding bullies

Penelitian menyatakan bahwa banyak Ibu yang mendapat perlakuan yang tidak baik berupa perundungan baik secara fisik maupun online karena gagal ASI Eksklusif. Faktanya, data menunjukkan bahwa salah satu pihak yang paling sering melakukan perundungan ini adalah anggota keluarga. Beberapa perlakuan buruk, diantaranya membanding-bandingkan jenis perawatan bayi, merendahkan Ibu seperti menganggap Ibu pemalas, bahkan menakut-nakuti Ibu dengan mitos atau fakta ilmiah yang menyesatkan seperti risiko kanker payudara jika tidak menyusui.

Baca juga: Kenali Hamil Palsu dan 4 Gangguan Psikologi yang Menyebabkannya!

Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Bersalah Gagal ASI Eksklusif?

Mengubah Pola Pikir Negatif

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Mengubah pola pikir negatif

Hal terpenting yang harus Ibu tekankan adalah bayi mendapatkan cukup nutrisi, perhatian, dan kasih sayang. Menyusui bukan satu-satunya cara untuk membentuk ikatan antara Ibu dan anak sehingga Ibu yang tidak bisa menyusui langsung tidak perlu untuk berkecil hati. Peneliti memberikan alternatif cara membangun ikatan dengan bayi melalui memandang dari mata ke mata dengan bayi saat bayi disusui melalui botol dan berdekatan seperti posisi memeluk. Bahkan cara ini dinilai lebih efektif jika dibandingkan Ibu yang hanya mengandalkan proses membangun kedekatan hanya saat menyusui langsung. 

Mengoptimalisasi Peran Orang Terdekat (Support System)

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Optimalisasi peran orang terdekat

Ada banyak orang yang mampu membantu Ibu melewati berbagai kendala selama proses kehamilan dan pasca persalinan, baik pasangan, keluarga, kelompok pendukung, maupun konsultan laktasi. Beberapa hal yang bisa Ibu lakukan, yaitu:

  1. Meminta pasangan untuk berjaga di malam hari untuk siap membuat susu bagi bayi demi pemenuhan waktu istirahat yang cukup agar dapat meminimalisir rasa stress
  2. Melakukan pendekatan kepada teman dan keluarga untuk meminta dukungan agar tidak bersikap menghakimi khususnya mengenai pilihan untuk tidak menjalani ASI Eksklusif. Lakukan dengan cara berbagi cerita Ibu dan suka duka yang dilalui selama menjalani proses tersebut untuk menumbuhkan empati, dan
  3. Mencari pertolongan kepada psikiater, terapis, atau tenaga kesehatan mental terlatih lainnya untuk membantu permasalahan psikologis agar tidak menyebabkan komplikasi kesehatan mental dan fisik lainnya

Tetap Berupaya Meningkatkan Produksi ASI 

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Meningkatkanya produksi asi

Perlu diingat bahwa saran terbaik adalah Ibu dapat menyusui jika memungkinkan dan selama mungkin (khususnya maksimal 2 tahun). Jika kendala yang Ibu alami saat spesifik pada produksi susu terhambat, maka Ibu dapat melakukan beberapa cara ini untuk menstimulasi produksi ASI, diantaranya:

  • Membetulkan posisi menempelnya mulut bayi ke payudara,
  • Tingkatkan frekuensi dan lama menyusui. Susui dari kedua payudara secara bergantian,
  • Lakukan skin to skin (Kangaroo Mother Care) dengan memeluk dan menempelkan bayi ke dada ibu serta diselimuti untuk menambah kehangatan,
  • Gunakan pompa payudara untuk menstimulasi produksi susu,
  • Lakukan pijat payudara,
  • Gunakan alat bantu menyusui (Supplemental Nursing System/SNS) untuk jika terdapat kendala bayi yang sulit menyusui dalam waktu yang lama, 
  • Istirahat yang cukup,
  • Lakukan gaya hidup sehat seperti menjauhi rokok dan aktivitas yang membuat stres serta lelah berlebihan, makan-makanan bergizi, dan perbanyak minum air putih serta menghindari minuman beralkohol dan berkafein, dan
  • Percaya dengan kemampuan diri dan tubuh Ibu.

Memilih Alternatif ASI dengan Bijak

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Alternatif asi

Jika Ibu sama sekali tidak bisa memberikan ASI secara langsung maka beberapa alternatif ini bisa ditempuh, yaitu:

  1. Memberikan ASI hasil pompa secara manual (dengan tangan) atau elektrik melalui botol
  2. Mencari donor ASI yang terpercaya. Cari tahu lebih banyak informasi ini ke pihak rumah sakit yang umumnya menerima donor ASI atau di internet. Pastikan proses donor memperhatikan protokol keamanan termasuk proses pasteurisasinya (pemanasan untuk membunuh organisme merugikan) 
  3. Memberikan susu formula (susu sapi, susu kedelai atau susu khusus bayi yang memiliki alergi/hydrolyzed formulas) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bayi

Pastikan untuk cara memilih alternatif ASI dilakukan dengan konsultasi intensif dengan tenaga kesehatan untuk keselamatan dan kesehatan bayi.

Baca juga: Menantu dan Mertua Susah Akur? Mitos atau Fakta?

Bagaimana Cara Ibu Bisa Mendukung Ibu Lain yang Kesulitan Mengatasi Menjalani ASI Eksklusif?

produksi asi, ibu menyusui, kesehatan mental ibu, kondisi emosional, breastfeeding bullies, dukungan orang terdekat, susu formula, rasa bersalah, gagal ASI Eksklusif, perawatan bayi, gangguan proses menyusui, dukungan antar ibu, stigma, paradigma
4 cara bijak menyikapi rasa bersalah gagal asi eksklusif : Dukungan antar ibu

Jika ada orang di sekitar Ibu yang juga mengalami hal serupa maka berilah bantuan dengan beberapa cara berikut, yaitu:

  1. Menjadi pendengar yang baik atas berbagai masalah seputar menyusui,
  2. Menumbuhkan sikap pengertian bahwa pilihannya didasarkan karena keadaan bukan semata-mata kemauannya,
  3. Membantu Ibu lain mencari dukungan yang tepat sesuai dengan masalah yang dikeluhkan,
  4. Tekankan kepada Ibu lain bahwa mengekspresikan emosi negatif seperti marah dan sedih adalah hal yang wajar, dan
  5. Berikan kesempatan Ibu tersebut untuk bersedih sejenak jika ia diharuskan untuk berhenti memberi ASI.

Baca juga: 8 Perubahan Tubuh Ibu yang Dapat Terjadi saat Masa Nifas

Dalam menghadapi kegagalan dalam memberikan ASI eksklusif, rasa bersalah adalah hal yang umum dirasakan oleh ibu-ibu baru. Namun, sebagai ibu yang bijak, kita harus bisa mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang positif dan konstruktif.  Selain itu, sebagai sesama ibu, kita juga perlu berempati dan tidak melakukan perundungan terhadap ibu lain yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif. 

Jika kita mampu menyusui, maka mari kita jalankan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Namun, jika kita tidak bisa memberikan ASI eksklusif, kita dapat mencari alternatif nutrisi untuk bayi yang aman dan sehat. Mari kita bersama-sama mengatasi rasa bersalah dan mempromosikan cara-cara positif dalam memberikan nutrisi bagi bayi. Bagikan artikel ini dan unduh aplikasi BukuBumil di Playstore untuk mendapatkan informasi dan dukungan lebih lanjut tentang kehamilan dan menyusui. Kita bisa bersama-sama membangun komunitas ibu yang sehat dan positif.

Referensi:

  1. Rosenblum, N. (2020, May 29). Breastfeeding 101 Q&A With Lactation Expert Nadine Rosenblum. Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/breastfeeding-101-qanda-with-lactation-expert-nadine-rosenblum
  2. Howard County General Hospital. (n.d.). Breastfeeding. Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/howard_county_general_hospital/services/mothers_and_babies/breastfeeding/
  3. Lewallen, L. P., Dick, M. J., & Flowers, J. (2014). Breastfeeding Support and Early Breastfeeding Success. Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 43(6), 768–777. https://doi.org/10.1111/1552-6909.12498
  4. NHS. (2021, February 26). Breastfeeding problems. NHS. https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding-problems/common-problems/
  5. The Bump. (2022, January 25). Bobbie Launches Inclusive Baby-Feeding Campaign. The Bump. https://www.thebump.com/news/bobbie-inclusive-baby-feeding-campaign
  6. Epstein, H. (2022, February 14). How to Manage Breastfeeding Guilt. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/how-to-manage-breastfeeding-guilt-5197772

4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk!

skincare aman untuk ibu hamil, skincare untuk ibu hamil, bolehkah ibu hamil pakai skincare, skincare berbahaya untuk ibu hamil, retinol, kulit ibu hamil, merawat kulit
4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk? : Skincare ibu hamil

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia. Wajah dan tubuh merupakan bagian pertama yang akan dilihat orang lain. Tampil cantik di depan orang lain adalah hal lumrah yang diinginkan oleh setiap wanita, tak terkecuali ibu hamil. Menjaga kecantikan bisa dilakukan dengan merawat kulit dari luar dan dalam. Menggunakan skincare adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk merawat kulit dari luar, namun ibu hamil harus lebih memperhatikan kondisi kulitnya karena memiliki perbedaan dengan saat sebelum kehamilan. Kira-kira apa ya perbedaan tersebut? Apakah semua kandungan skincare aman untuk ibu hamil, atau malah ada yang harus dihindari? Yuk ambil langkah pertama Ibu untuk menjadi ibu hamil yang glowing dan sehat dengan membaca artikel yang telah dirangkum oleh Bukubumil berikut ini!

Kondisi Kulit Selama Masa Kehamilan

skincare aman untuk ibu hamil, skincare untuk ibu hamil, bolehkah ibu hamil pakai skincare, skincare berbahaya untuk ibu hamil, retinol, kulit ibu hamil, merawat kulit
4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk? : Menjaga kesehatan kulit

Tubuh manusia selalu berubah setiap saat atau disebut juga dinamis. Tubuh disusun oleh sel-sel yang memiliki usia tertentu, dapat mengalami kematian, dan dapat diganti dengan yang baru. Keadaan tersebut terjadi pada seluruh tubuh, tidak terkecuali kulit. Kulit manusia antara yang satu dan lainnya berbeda-beda tergantung pada umur, iklim, jenis kelamin, ras, dan lokasi pada tubuh.

Kesehatan kulit adalah hal penting yang harus dijaga, terutama bagi ibu hamil. Selain berfungsi sebagai pelindung, kulit juga dapat menjadi pertanda dari perubahan sistem tubuh secara keseluruhan. Contohnya adalah adanya proses penuaan pada organ tubuh. Penuaan merupakan hal yang normal terjadi, namun ada kalanya terjadi lebih cepat dari seharusnya. Oleh karena itu, merawat kulit adalah hal yang perlu dilakukan oleh Ibu.

Selama masa kehamilan, Ibu mungkin pernah merasakan kulit Ibu lebih sensitif terhadap sinar matahari, deterjen, atau beberapa jenis makanan. Hal ini normal terjadi karena pada masa kehamilan, beberapa wanita mengalami kulit sensitif. Kulit yang mudah iritasi, mudah merah, atau terasa gatal merupakan kondisi yang sering terjadi pada kulit sensitif. Hal ini akan lebih parah jika Ibu memiliki masalah kulit sebelum kehamilan. Selain dari kondisi kulit sebelum masa kehamilan, kulit sensitif juga dapat terjadi secara tiba-tiba saat hamil walaupun sebelumnya tidak memiliki riwayat kulit sensitif.

Baca juga: Minum Obat Flu Saat Hamil, Aman Nggak, Ya?

Kulit sensitif pada ibu hamil dapat terjadi karena beberapa faktor seperti adanya ketidakseimbangan hormon selama kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang dapat merusak kulit yang nantinya bisa memperparah kondisi kulit sensitif yang sedang dialami ibu hamil. Beberapa diantaranya adalah:

  • Penyejuk udara atau AC (air conditioner),
  • Perubahan suhu yang drastis,
  • Polusi udara,
  • Stres,
  • Radikal bebas, dan
  • Sinar ultraviolet

Kulit memerlukan setidaknya 60% kandungan air agar berada pada kondisi lembab. Kulit yang lembab akan terasa lembut, cerah, dan kenyal. Kelembaban kulit perlu dijaga agar kulit Ibu tidak kering dan menyebabkan ketidaknyamanan seperti gatal, kusam, nyeri, dan kemerahan.

Selain kulit sensitif, ibu hamil dapat mengalami beberapa perubahan dan gejala pada kulit, seperti:

  • Melasma (bercak kecoklatan pada kulit),
  • Hiperpigmentasi (penggelapan area kulit tertentu) ,
  • Varises (pelebaran pembuluh darah karena penumpukan darah),
  • Stretch marks (guratan pada kulit akibat konsentrasi lemak berlebih),
  • Pruritus (gatal-gatal), dan
  • Linea nigra (garis gelap yang muncul di perut ibu hamil)

Skincare Aman untuk Ibu Hamil

skincare aman untuk ibu hamil, skincare untuk ibu hamil, bolehkah ibu hamil pakai skincare, skincare berbahaya untuk ibu hamil, retinol, kulit ibu hamil, merawat kulit
4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk? : Skincare aman untuk ibu hamil

Telah disebutkan sebelumnya bahwa Ibu akan mengalami beberapa perubahan pada kulit Ibu. Untuk meminimalisir ketidaknyamanan yang timbul akibat perubahan kulit yang terjadi selama kehamilan tentunya Ibu perlu merawat kulit. Selain untuk menjaga kesehatan, Ibu juga akan mendapatkan bonus berupa kecantikan yang terpancar dari kulit sehat Ibu. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bahan skincare aman untuk ibu hamil. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa beberapa bahan skincare dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan calon buah hati yang dikandungnya. Oleh karena itu memilih skincare aman untuk ibu hamil sangatlah penting. Berikut adalah beberapa bahan skincare aman untuk ibu hamil:

  1. Clindamycin dan erythromycin

Bahan skincare aman untuk ibu hamil yang pertama adalah clindamycin dan erythromycin. Ibu mungkin pernah menemukan clindamycin dan erythromycin bersama bahan-bahan lainnya dalam satu produk skincare, atau hanya ada salah satu diantara keduanya. Kedua bahan ini digunakan sebagai bahan antibakteri untuk melawan jerawat. Clindamycin dan erythromycin merupakan skincare yang aman digunakan oleh ibu hamil. Studi yang dilakukan dilakukan pada 647 wanita tidak menunjukkan adanya malformasi pada trimester pertama. Pada trimester kedua dan ketiga pun tidak ditemukan adanya hal buruk yang terjadi dari penggunaan kedua bahan ini. Oleh karena itu, ibu hamil yang memiliki masalah jerawat dapat menggunakan skincare yang mengandung kedua bahan ini.

  1. Benzoyl peroxide

Bahan ini merupakan bahan yang digunakan pada skincare yang dioles pada kulit. Bahan ini dapat digunakan untuk melawan jerawat. Benzoyl peroxide termasuk skincare yang aman untuk ibu hamil karena bahan ini hanya akan diserap oleh kulit sebanyak 5% lalu sisanya akan diubah menjadi asam benzoat di dalam kulit dan dikeluarkan melalui urin atau air seni. ACOG (American College of Obstetricians and Gynecologists) bahkan merekomendasi produk ini untuk digunakan sebagai bahan untuk melawan jerawat pada ibu hamil.

  1. Salicylic acid

Ibu yang sudah terbiasa menggunakan skincare mungkin familiar dengan salicylic acid. Bahan ini biasa digunakan untuk melawan jerawat karena memiliki efek anti inflamasi atau anti radang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak ditemukan adanya efek samping pada ibu hamil seperti malformasi mayor, bayi lahir prematur, atau pun BBLR (berat bayi lahir rendah) yang telah menggunakan bahan ini sehingga bahan ini merupakan bahan skincare yang aman digunakan oleh ibu hamil. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga menyatakan bahwa penggunaan bahan ini pada dosis kecil aman bagi ibu hamil.

  1. Asam Glikolat

Bahan lain yang sering kali ditemukan pada skincare untuk melawan jerawat adalah asam glikolat. Glycolic acid atau asam glikolat adalah asam alfa hidroksi (AHA) yang merupakan agen eksfoliasi atau agen yang dapat membantu mengangkat sel-sel kulit mati serta debu dan kotoran yang menempel pada kulit. Bahan ini juga termasuk bahan skincare yang aman karena hanya sedikit yang akan diserap oleh kulit. Meskipun demikian, Ibu tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan ini pada dosis yang berlebihan. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga merekomendasikan bahan ini pada skincare untuk mengatasi jerawat selama masa kehamilan.

Setelah melihat empat bahan skincare aman untuk ibu hamil tersebut, apakah ada yang pernah Ibu temukan?

Baca juga: 10 Cara Hadapi Stretch Mark saat Hamil

Skincare Berbahaya untuk Ibu Hamil

BukuBumil - 4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
4 Skincare Aman untuk Ibu Hamil, Retinol Tidak Termasuk? : Bahan skincare berbahaya untuk ibu hamil

Setelah mengetahui bahan-bahan skincare aman untuk ibu hamil, Ibu juga perlu mengetahui bahan-bahan skincare yang tidak aman digunakan selama masa kehamilan. Bahan-bahan yang tidak aman ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada Ibu maupun pada calon buah hati. Beberapa bahan tersebut antara lain:

  1. Hydroquinone

Hydroquinone merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai pemutih kulit. Penelitian menunjukkan tidak terlihat adanya peningkatan risiko malformasi mayor atau efek samping lainnya pada ibu hamil. Walaupun terlihat aman, jika dibandingkan dengan bahan-bahan skincare lainnya, sebaiknya ibu menghindari skincare dengan bahan ini karena hydroquinone dapat diserap tubuh Ibu sebanyak 35-45%.

  1. Retinol

Bagi para ibu yang gemar menggunakan skincare, pasti sudah tidak asing dengan retinol. Bahan ini banyak terdapat pada cream, serum, dan lotion. Retinol terkenal sebagai bahan anti-aging atau bahan untuk melawan penuaan kulit. Selain itu, retinol juga memiliki efek untuk melawan jerawat serta mengangkat sel kulit mati. Namun, penggunaan bahan ini tidak disarankan untuk ibu hamil. Hal ini dikarenakan retinol merupakan turunan vitamin A yang dapat diserap oleh janin. Walaupun hanya dioleskan pada permukaan kulit, retinol tetap akan diserap hingga ke dalam peredaran darah dan berpotensi menyebabkan keracunan vitamin A pada ibu hamil.

Vitamin A memang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mendukung kesehatan mata, sistem imun, dan perkembangan tulang calon buah hati. Namun, terlalu banyak mengonsumsi vitamin A dapat membahayakan ibu hamil karena kelebihan ini akan disimpan di jaringan lemak dan hati. Saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa batas jumlah vitamin A yang aman dikonsumsi selama kehamilan, tapi banyak dokter yang tidak merekomendasikan penggunaan retinol selama masa kehamilan.

Baca juga: Stres Saat Kehamilan: Ini 10 Cara Mengatasinya

  1. Minoxidil

Minoxidil merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut dengan cara menginduksi vasodilatasi guna meningkatkan sirkulasi darah folikel rambut. Minoxidil dapat diserap sekitar 2-3%. Walaupun hanya dioleskan pada permukaan kulit, tapi bahan ini sebaiknya dihindari oleh ibu hamil karena mampu diserap dengan mudah dan dapat terakumulasi menjadi lipid sehingga jumlahnya di dalam otak dan janin akan lebih tinggi daripada yang ada di dalam plasma. Oleh karena itu, US. FDA (United States Food and Drug Administration) atau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat mengkategorikan minoxidil sebagai bahan kategori C yang berarti berisiko bagi ibu hamil.

  1. Phthalates

Phthalates adalah bahan yang dapat ditemukan pada benda-benda yang berada di sekitar kita, seperti plastik kemasan, selang taman, cat kuku, dan produk skincare. Bahan ini merupakan bahan skincare yang tidak aman untuk ibu hamil karena penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang menggunakan bahan ini dapat mengakibatkan masalah pada kemampuan motorik dan berbahasa pada anaknya. Penelitian lain menunjukkan bahwa bahan ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yakni melahirkan lebih cepat 3 minggu atau lebih sebelum waktunya. Perlu diingat bahwa kelahiran prematur dapat membahayakan Ibu dan calon buah hati, sehingga bahan ini sebaiknya dihindari oleh Ibu.

  1. Ekstrak dari bunga Arnica, Hamamelis (witch-hazel), and Aesculus hippocastanum (horse chestnut)

Ketiga bahan herbal ini digunakan sebagai bahan skincare dan bahan untuk meringankan edema (pembengkakan bagian tubuh tertentu karena adanya penumpukan cairan berlebih). Namun, beberapa senyawa yang ada pada ketiga bahan ini memiliki efek samping yang buruk bagi ibu hamil sehingga sebaiknya tidak digunakan sebagai skincare selama masa kehamilan.

  • Ekstrak Arnica merupakan bahan yang memiliki efek anti inflamasi, analgesik (anti nyeri), dan mampu meningkatkan sirkulasi peredaran darah. Sayangnya bahan ini dapat mengkontraksi rahim sehingga dapat membahayakan janin jika dikonsumsi. Penggunaannya pada permukaan kulit juga tidak disarankan.
  • Hamamelis atau yang biasa ditulis witch-hazel pada produk skincare, merupakan bahan yang memiliki anti inflamasi, sayangnya belum banyak penelitian mengenai efek samping bahan ini pada ibu hamil sehingga bahan ini disarankan untuk dihindari oleh ibu hamil.
  •  Aesculus hippocastanum (horse chestnut) merupakan bahan yang memiliki senyawa aescin yang mampu meringankan edema. Namun terdapat senyawa camphor dan menthol dengan konsentrasi lebih dari 3% yang sering ditemukan pada skincare yang dioles pada permukaan kulit sehingga bahan ini tidak direkomendasikan bagi ibu hamil. Senyawa-senyawa tersebut mampu menembus lapisan plasenta dan bisa meracuni calon buah hati. 

Jika Ibu memiliki produk skincare dengan bahan-bahan tersebut, sebaiknya segera buang produk tersebut agar tidak dipakai lagi oleh Ibu. Catat juga bahan-bahan berbahaya tersebut agar Ibu mengingatnya dan tidak membeli produk dengan bahan tersebut.

Setelah mengetahui bahan skincare yang aman dan tidak aman, Ibu bisa semakin waspada terhadap bahan-bahan yang dapat membahayakan Ibu dan calon bayi. Pastikan untuk selalu memperhatikan bahan-bahan yang ada pada skincare yang akan digunakan atau dibeli ya, bu! Bagikan artikel ini pada teman-teman lain yang sedang hamil agar tetap glowing dan sehat bersama. Pantau terus perkembangan si kecil dengan mendownload aplikasi Bukubumil di play store.

Referensi

Bozzo, Pina., A.C. Gocheco., A. Einarson. (2011).     Safety of skin care products during pregnancy. Canadian Family Physician • Le Médecin de famille canadien, 57. 665-667. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3114665/pdf/0570665.pdf

Butarbutar, Maria Elvina Tresia. (2021).  Peran Pelembab dalam Mengatasi Kondisi Kulit Kering. Majalah Farmasetika, 6 (1). 56-69. https://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/28740

Can Using Products with Retinol Affect Pregnancy? Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.healthline.com/health/pregnancy/retinol-pregnancy#safe-during-pregnancy

FDA Pregnancy Categories. Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.drugs.com/pregnancy-categories.html

Linda, Noor., E. R. S. Mulyati. (2021).   Efektivitas Skincare Vegan dengan Jenis Kulit Wajah pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Tomo Kabupaten Sumedang. Jurnal Kesehatan Pertiwi, 3 (A). 52-58.  https://journals.poltekesbph.ac.id/index.php/pertiwi/article/view/94/75

Preterm birth more likely with exposure to phthalates. Diakses pada Maret 13, 2023. https://www.nih.gov/news-events/news-releases/preterm-birth-more-likely-exposure-phthalates#:~:text=Pregnant%20women%20who%20were%20exposed,%2C%20detergents%2C%20and%20food%20packaging.

Putra, Imam Budi, N. K. Jusuf., N. K. Dewi. (2022). Skin Changes and Safety Pro le of Topical Products During Pregnancy. JOURNAL OF CLINICAL AND AESTHETIC DERMATOLOGY, 15 (2). 49-57. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8884185/pdf/jcad_15_2_49.pdf

Smorlesi, Carlo., A. Caldarella., L. Caramelli., S. D. Lollo., F. Moroni. (2003). Topically applied minoxidil may cause fetal malformation: A case report. Birth Defects Research (Part A): Clinical and Molecular Teratology, 67. 997–1001. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/bdra.10095

Something else to avoid in pregnancy: Phthalates. Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.health.harvard.edu/blog/something-else-to-avoid-in-pregnancy-phthalates-2019031516224

Your Guide to a Pregnancy-Safe Skin Care Routine. Diakses pada Maret 13, 2023, dari https://www.healthline.com/health/pregnancy/pregnancy-safe-skin-care#safe-alternatives

Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil!

Ketika sedang hamil, menjaga posisi tubuh yang baik bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga berhubungan dengan kesehatan dan kenyamanan Ibu dan janin yang sedang dikandung. Selama kehamilan, perubahan hormonal dan fisik dapat memengaruhi postur tubuh Ibu. Jika tidak diatasi dengan tepat, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri punggung, sakit kepala, dan kesulitan bernafas.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan posisi saat hamil dan melakukan latihan dan perubahan kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu menjaga posisi tubuh yang baik selama kehamilan. Melalui artikel Bukubumil kali ini, Ibu akan menemukan berbagai tips yang dapat menjaga postur tubuh yang baik dan sehat saat hamil. Yuk, selengkapnya cek di bawah ini!

posisi tubuh yang baik saat hamil
Postur tubuh saat kehamilan. Sumber: American Posture Institute (americanpostureinstitute.com)

Seperti Apa Posisi Tubuh yang Baik?

Postur tubuh yang dapat dikatakan baik adalah posisi di mana Ibu melatih tubuh untuk berdiri, duduk, menyetir, dan berbaring dalam posisi yang mana beban paling sedikit diletakkan di punggung. Walaupun ukuran perut yang semakin membesar saat hamil mungkin membuat Ibu merasa tak nyaman, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu menjaga keseimbangan dan postur tubuh yang baik. Berikut adalah beberapa tips menjaga posisi tubuh yang baik yang dapat ibu hamil coba.

Cara Berdiri yang Baik Saat Hamil

Posisi berdiri yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan selama kehamilan. Berikut adalah tips menjaga posisi tubuh yang baik ketika berdiri saat hamil:

  • Posisi kepala Ibu tegak dengan dagu masuk dan tidak dimiringkan ke depan, ke bawah, ke samping, atau ke belakang.
  • Posisikan agar telinga Ibu sejajar dengan bagian tengah bahu.
  • Pertahankan tulang belikat atau bahu Ibu ke belakang dan dada ke depan.
  • Jaga lutut lurus, tetapi tidak terkunci.
  • Regangkan bagian atas kepala ke arah langit-langit.
  • Coba untuk mengencangkan perut ke arah dalam dan atas. Namun, pastikan untuk tidak memiringkan panggul ke depan atau belakang.
  • Letakkan kaki Ibu sejajar dan rata pada permukaan tanah dan pakai sepatu bertumit rendah yang nyaman agar kaki tetap dalam posisi tubuh yang baik.
  • Usahakan untuk tidak berdiri dalam posisi yang sama terlalu lama agar tubuh tidak terlalu tegang.
  • Jika Ibu harus berdiri dalam waktu yang lama, sesuaikan ketinggian meja kerja jika memungkinkan. Cobalah mengangkat satu kaki dengan mengistirahatkannya di atas bangku atau kotak, kemudian ganti kaki setelah beberapa menit. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Ibu dapat mengurangi risiko cedera dan ketegangan pada tubuh.
BukuBumil - Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Posisi berdiri yang salah (kiri) dan benar (kanan) saat hamil. Sumber: Brighton and Sussex University Hospitals NHS Trust.
posisi tubuh yang baik saat hamil
Posisi tubuh yang baik saat harus berdiri dalam waktu yang lama, dibantu topangan kursi. Sumber: Cleveland Clinic 

Baca juga: Gusi Berdarah Saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Cara Duduk yang Baik Saat Hamil

Berikut adalah beberapa tips cara menemukan posisi tubuh yang baik ketika duduk saat hamil untuk membantu menjaga kesehatan dan kenyamanan Ibu selama kehamilan:

Tanpa bantuan penyangga pinggang

  • Awali dengan duduk di ujung kursi dan membungkuk, kemudian tarik diri ke belakang secara perlahan dan tonjolkan lekukan punggung, tahan selama 10 detik. Lalu, longgarkan posisi sedikit hingga sekitar 10 derajat. Kalau Ibu bingung, bisa praktikan posisi seperti gambar di bawah ini.

Dengan bantuan penyangga pinggang

  • Pastikan punggung lurus dan bahu ke belakang, dan bokong Ibu menyentuh bagian belakang kursi.
  • Jika memungkinkan, gunakan penyangga punggung seperti bantal hamil atau lumbar roll pada lekukan punggung.
BukuBumil - Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Posisi duduk yang benar tanpa penyangga pinggang (kiri) dan dengan penyangga pinggang (kanan). Sumber: Cleveland Clinic

Posisi duduk yang baik saat hamil

  • Pastikan berat badan terdistribusi merata pada kedua pinggul. Pertahankan pinggul dan lutut pada sudut yang benar (gunakan sandaran kaki atau bangku jika perlu).
  • Kaki jangan disilangkan dan rata di lantai.
  • Hindari duduk dalam posisi yang sama selama lebih dari 30 menit, dan cobalah untuk mengambil posisi duduk lain.
  • Saat berdiri dari posisi duduk, pindahkan badan maju ke bagian depan kursi dan berdirilah dengan meluruskan kaki. Hindari membungkuk ke depan. Saat berdiri, lakukan beberapa peregangan punggung yang aman untuk kehamilan.
  • Jika Ibu sakit punggung, duduklah sesedikit mungkin, dan hanya untuk waktu yang singkat (10 sampai 15 menit).
  • Di tempat kerja, pastikan tinggi kursi dan area kerja disesuaikan agar Ibu dapat duduk dekat dengan meja. Istirahatkan siku dan lengan Ibu di kursi atau meja, jaga agar bahu tetap rileks. Gunakan sandaran kaki atau bangku jika perlu untuk menjaga posisi duduk yang benar.
  • Hindari memutar pinggang saat duduk di kursi berputar, melainkan putar saja kursinya agar tubuh Ibu tidak sakit.

Ingat bahwa posisi duduk yang benar harus dijaga sebagian besar waktu untuk mengurangi tekanan pada punggung Ibu.

BukuBumil - Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Posisi duduk yang salah (kiri) dan benar (kanan) saat hamil. Sumber: Brighton and Sussex University Hospitals NHS Trust.

Baca juga: 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat

Posisi Menyetir yang Tepat Saat Hamil

Berikut adalah tips untuk menjaga posisi tubuh yang baik untuk mengemudi saat hamil agar aman dan nyaman:

  • Ibu dapat menggunakan penyangga punggung pada lekukan punggung dan pastikan lutut sejajar atau lebih tinggi dari pinggul.
  • Jangan terlalu dekat atau jauh dari roda kemudi, cukup dekat agar lutut dapat ditekuk dan kaki mencapai pedal. Pastikan perut Ibu setidaknya 10 inci dari setir.
  • Selalu kenakan sabuk pengaman pangkuan dan bahu, letakkan sabuk pangkuan di bawah perut Ibu dan tempatkan sabuk bahu di antara payudara. Hindari menempatkan sabuk di atas perut Ibu, sesuaikan sabuk bahu dan pangkuan se-nyaman mungkin.
  • Jika kendaraan dilengkapi dengan kantung udara, pastikan selalu mengenakan sabuk pengaman pangkuan dan bahu (seperti di gambar). Duduklah setidaknya 25 cm dari tempat penyimpanan kantung udara dan atur setir agar miring ke arah dada dan menjauhi kepala dan perut saat mengemudi.
  • Saat menjelang bulan terakhir kehamilan, ukuran perut yang mengembang dapat menghalangi setir. Lebih baik Ibu duduk di ke kursi penumpang dan meminta orang lain menyetir untuk Ibu.
BukuBumil - Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Posisi tubuh yang baik saat menyetir atau berkendara dengan mobil. Sumber: Cleveland Clinic

Oke, itu kan buat mengendarai mobil. Terus, gimana untuk ibu hamil? Boleh nggak ibu hamil mengendarai motor? Apakah ada posisi tubuh yang baik untuk ibu hamil mengendarai motor?

Menurut referensi, posisi tubuh saat mengendarai sepeda motor pada dasarnya sama saja dengan mengendarai mobil, yang berbeda hanya kendaraan dan penyangga punggungnya. Jika pada mobil, ada penyangga punggung, tapi pada motor, Ibu dituntut tegak selama berkendara. Mengendarai motor tidak berbahaya bagi kehamilan, tetapi merupakan moda transportasi yang lebih berisiko.

Dalam sebuah studi, wanita hamil yang mengendarai sepeda motor menghadapi risiko lebih tinggi terhadap ketidaknyamanan pada punggung dan leher, serta keluhan pernapasan, dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak menggunakan sepeda motor. Jika Ibu merasa tidak nyaman dengan risiko ini, hindari mengendarai sepeda motor sampai setelah melahirkan.

Baca juga: Kenali 5 Gejala Tumor Rahim atau Mioma Uteri, Salah Satunya Nyeri Haid!

Cara Mengangkat Benda Saat Hamil

Posisi yang salah ketika mengangkat benda –apalagi yang berat— dapat menyebabkan sakit punggung. Berikut adalah beberapa cara menemukan posisi tubuh yang baik ketika mengangkat benda saat hamil:

  • Pilihlah benda yang ringan dan mudah diangkat. Hindari untuk mengangkat benda yang terlalu berat atau canggung untuk diangkat sendiri, usahakan bobot benda kurang dari 9 kilogram.
  • Pastikan memiliki pijakan yang kokoh sebelum mengangkat benda.
  • Untuk mengambil benda dari posisi yang lebih rendah dari ketinggian pinggang, jaga agar punggung tetap lurus dan tekuk lutut dan pinggul. Hindari pinggang membungkuk dengan meluruskan lutut.
  • Saat mengangkat benda, berdirilah dengan sikap lebar dan dekat dengan objek yang ingin diambil. Kencangkan otot perut dan panggul (Kegel) bersamaan serta gunakan otot kaki untuk mengangkat benda. Hindari menyentak objek ke tubuh Ibu.
  • Jangan pernah mengangkat benda berat di atas pinggang. Gunakan kaki untuk mengangkat benda dan berdiri.
  • Jika mengangkat benda dari meja, geser benda ke tepi meja agar dapat memegangnya dekat dengan tubuh Ibu.
  • Hindari mengangkat benda yang terlalu berat dengan tangan ditekuk. Pegang benda tersebut dekat dengan tubuh Ibu. Ambil langkah kecil dan lakukan perlahan saat bergerak.
  • Untuk menurunkan benda, letakkan kaki Ibu seperti yang dilakukan saat mengangkat. Kencangkan otot perut, dan tekuk pinggul dan lutut. 
BukuBumil - Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Posisi angkat barang yang benar (kiri) dan salah (kanan). Sumber: Cleveland Clinic

Baca juga: Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya

Cara Mencapai Objek di Atas Kepala

Untuk mencapai benda/objek yang lebih tinggi, berikut caranya:

  • Gunakan bangku kaki atau kursi untuk membawa tubuh Ibu ke tingkat yang Ibu mau capai
  • Posisikan tubuh sedekat mungkin dengan objek yang ingin dijangkau.
  • Pastikan Ibu mengetahui seberapa berat benda yang akan diangkat dan mampu mengangkatnya.
  • Gunakan dua tangan untuk mengangkat

Baca juga: Kenali Hamil Palsu dan 4 Gangguan Psikologi yang Menyebabkannya!

Seperti Apa Posisi Tubuh yang Baik untuk Tidur Saat Hamil?

Saat hamil, sebaiknya hindari berbaring telentang atau tengkurap. Berbaring telentang pada trimester ketiga dapat menekan vena besar yang membawa darah dari kaki dan perut kembali ke jantung, sehingga mengurangi aliran darah ke plasenta. Sementara itu, tidak disarankan berbaring tengkurap dapat menambah tekanan pada janin dan mengurangi aliran darah.

Solusinya, beberapa dokter menganjurkan agar ibu hamil berbaring miring ke kiri pada trimester ketiga untuk memungkinkan aliran darah terbaik ke janin, rahim, dan ginjal.

Untuk tidur yang nyaman, pastikan bantal diletakkan dengan benar di bawah kepala dan berukuran sesuai sehingga punggung tidak tegang. Gunakan bantal di antara kedua kaki untuk memberi topangan dan mencari posisi tidur yang nyaman. Penting untuk menghindari tidur dengan lutut ditarik ke dada dan memilih kasur yang kokoh dan set box spring yang stabil (tidak melorot). Jika perlu, tambahkan papan di bawah kasur atau taruh kasur di lantai sementara jika diperlukan.

posisi tubuh yang baik saat hamil
Posisi rebahan yang baik saat hamil. Sumber: Brighton and Sussex University Hospitals NHS Trust.

Saat bangun dari posisi berbaring, putar tubuh ke samping. Jatuhkan kaki ke dari sisi tempat tidur. Gunakan lengan untuk mendorong diri Ibu duduk. Jika terasa sulit tidur saat hamil, dianjurkan untuk membaca artikel ini.

BukuBumil - Hindari Keguguran, Ini 5 Posisi Tubuh yang Baik Saat Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Bangun dari posisi berbaring yang benar. Sumber: Brighton and Sussex University Hospitals NHS Trust.

Baca juga: Hamil Kosong? Jangan Panik, Ini 3 Cara Mengatasinya!

Bahaya Salah Posisi Tubuh Terhadap Kehamilan

Aktivitas fisik yang tinggi, seperti mengangkat benda berat, berdiri untuk waktu yang lama, berulang kali membungkuk di pinggang, dapat meningkatkan risiko kelahiran memburuk. Beban yang terlalu berat atau posisi tubuh yang salah saat mengangkat barang dapat menekan perut dan mengganggu sirkulasi darah, yang dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Oleh sebab itu, berdiri dalam waktu yang lama atau mengangkat beban berat dapat meningkatkan kemungkinan keguguran atau persalinan prematur (kelahiran prematur).

Perubahan hormon dalam wanita hamil memengaruhi ligamen dan sendi di tulang belakang untuk menyesuaikan bayi yang berkembang. Perubahan ini dapat membuat wanita hamil lebih rentan terhadap cedera muskuloskeletal dari aktivitas fisik yang berat. Cedera muskuloskeletal atau disingkat CMS adalah kerusakan atau cedera pada otot, tulang, tendon, ligamen, atau jaringan lunak lainnya yang terjadi karena kelebihan beban atau gerakan yang berulang. Cedera muskuloskeletal biasanya disebabkan oleh kelebihan aktivitas fisik atau gerakan yang salah, dan bisa mengakibatkan rasa sakit, kekakuan, pembengkakan, dan bahkan kecacatan. Beberapa contoh cedera muskuloskeletal meliputi tendinitis, bursitis, carpal tunnel syndrome, dan hernia nukleus pulposus.

Hal ini dapat terjadi bahkan sebelum ibu “terlihat” hamil atau mulai terlihat. Selama kehamilan akhir, perubahan ukuran tubuh dan berat badan dapat memengaruhi keseimbangan. Perubahan ini juga memengaruhi postur yang digunakan untuk melakukan aktivitas fisik. Perubahan keseimbangan hormon dan postur dapat meningkatkan risiko jatuh dan cedera muskuloskeletal.

Baca juga: Ragam Metode Persalinan? Kupas Tuntas 6 Jenisnya Di Sini!

Nah, itu dia beberapa posisi tubuh yang baik saat hamil dan bahaya apabila salah posisi tubuh. Ketika beraktivitas, Ibu juga perlu memilih sepatu yang mendukung dengan tumit (heels) rendah dan membeli ukuran yang lebih besar, karena banyak ibu hamil mendapati kaki mereka tumbuh atau membengkak saat hamil. Memilih sepatu juga merupakan salah satu usaha menyangga lengkungan kaki dan posisi tubuh dengan baik.

Dalam mempertahankan kesehatan dan kenyamanan selama masa kehamilan, menjaga posisi tubuh yang baik sangatlah penting. Dengan memperhatikan posisi tubuh yang baik saat beraktivitas sehari-hari dan tidur, Ibu dapat mengurangi risiko masalah kesehatan yang sering terkait dengan kehamilan. Untuk itu, mari terus berupaya menjaga kesehatan dan kenyamanan diri serta janin dengan memperhatikan posisi tubuh yang baik sepanjang masa kehamilan.

Jangan ragu untuk membagikan artikel ini kepada teman dan keluarga Ibu yang sedang hamil atau berencana untuk hamil. Bersama-sama, mari kita bantu ibu hamil untuk tetap nyaman dan sehat selama masa kehamilan mereka. Dengan bagikan artikel ini, Ibu telah memberikan dukungan dan perhatian kepada mereka. Terus ikuti informasi terkini seputar kehamilan, bisa Ibu dapatkan melalui Bukubumil.com atau aplikasi Bukubumil di Play Store ya Bun!

Baca juga: Lawan Sesak Napas saat Hamil: 5 Tips Ini Membantu Ibu Bernapas Lega!

Referensi:

Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil!

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi makanan yang dilarang untuk Ibu hamil (sumber: depositphotos)

Hai, Ibu! Gimana kabarnya? Pada masa kehamilan, terdapat banyak hal yang perlu Ibu perhatikan, salah satunya adalah asupan makanan. Tapi, tahukah Ibu bahwa tidak semua makanan aman untuk Ibu hamil? Ada beberapa makanan yang dilarang untuk Ibu hamil, karena dapat membahayakan kesehatan Ibu dan janin, loh!

Nah, Ibu penasaran, bukan? Oleh sebab itu, di artikel ini kita akan membahas 13 jenis makanan yang harus dihindari oleh Ibu hamil beserta alasan kenapa makanan-makanan tersebut berbahaya. Dengan mengetahui hal ini, Ibu bisa menjaga kesehatan diri dan janin, serta menghindari komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Yuk, simak artikelnya sampai habis ya, Bu!

Mengapa Ibu Hamil Harus Memperhatikan Makanannya?

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu memperhatikan makanannya (sumber: depositphotos)

Perubahan sistem kekebalan tubuh pada saat hamil, dapat menempatkan Ibu dan janin berisiko mengalami penyakit akibat bawaan makanan atau minuman. Penyakit-penyakit ini dapat menjadi lebih buruk selama kehamilan dan dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur. Beberapa penyakit bawaan makanan, seperti Listeria dan Toxoplasma gondii dapat menginfeksi janin, meskipun Ibu tidak merasakan sakit. Ini menjadi sebab, mengapa ahli kesehatan profesional merekomendasikan Ibu hamil terkait makanan yang sebaiknya dikonsumsi atau dihindari. 

Baca juga: Yuk Intip 7 Contoh Makanan Sehat untuk Ibu Hamil!

Daftar Makanan yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang adalah hal wajib dilakukan setiap hari, terutama saat kehamilan. Hal ini karena, terdapat zat gizi, vitamin, dan mineral penting yang dibutuhkan oleh Ibu dan janin yang sedang berkembang. Sebagian besar makanan aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang harus diperhatikan atau dihindari oleh Ibu, karena cara memasaknya, ada kuman yang terkandung di dalamnya, atau mengandung bahan kimia berbahaya. Berikut ini adalah beberapa makanan yang dilarang untuk Ibu hamil:

Baca juga: Ssst…9 Makanan ASI Booster, Yakin Udah Pernah Coba?

1. Ikan Mentah, Setengah Matang, dan Ikan Siap Saji

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu hamil mengonsumsi ikan (sumber: depositphotos)

Ikan merupakan salah satu makanan laut yang kaya akan sumber protein, mineral, dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun, penting bagi Ibu untuk mengonsumsi ikan dalam kondisi matang sempurna. Makanan laut yang dikonsumsi dalam kondisi mentah dapat mengandung parasit dan bakteri, sehingga berpotensi membahayakan Ibu dan janin. 

Selain itu, Ibu juga perlu berhati-hati saat mengkonsumsi ikan yang diawetkan, seperti ikan asap. Sebab, ini juga dapat mengandung bakteri jika tidak diolah menjadi hidangan yang dimasak dalam kondisi sempurna. 

Baca juga: 8 Jenis Seafood yang Aman Dikonsumsi Selama Kehamilan

2. Sushi 

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengonsumsi sushi (sumber: depositphotos)

Bagi Bumil penggemar makanan Jepang satu ini, yuk hindari dulu untuk mengonsumsinya selama periode kehamilan. Sushi termasuk makanan perairan (seafood) yang kaya akan sumber protein, tetapi sayangnya sushi merupakan makanan laut yang masih mentah, sehingga dapat membawa parasit atau bakteri berbahaya bagi Ibu dan janin. Oleh karena itu, Ibu hamil sebaiknya hanya mengonsumsi ikan dan makanan laut lainnya yang telah dimasak dengan matang demi memastikan keamanan Ibu dan janin. 

Baca juga: Mau Hamil Sehat? Yuk, Penuhi 11 Nutrisi Ini Saat Hamil!

3. Ikan yang Mengandung Merkuri

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi ikan dengan kadar merkuri tinggi (sumber: depositphotos)

Ikan merupakan salah satu lauk yang baik untuk Ibu konsumsi saat hamil. Namun, Ibu perlu cerdas dalam memilih jenis ikan yang akan Ibu makan. Hal ini karena, beberapa ikan mengandung kadar merkuri yang tinggi. Nah, merkuri merupakan senyawa kimia beracun dan sering ditemukan pada perairan yang tercemar. Jika Ibu mengonsumsi ikan dengan kadar merkuri tinggi, maka ini akan menjadi racun bagi sistem kekebalan tubuh, sistem saraf, dan ginjal. Selain itu, dapat menyebabkan terganggunya perkembangan janin. 

Umumnya, ikan laut berukuran besar—seperti ikan hiu, ikan todak (ikan pedang), ikan tuna mata besar, ikan makerel raja, ikan tenggiri—hidup di perairan laut yang tercemar, akibatnya dapat menyerap merkuri dalam jumlah besar. Di sisi lain, Ibu tidak perlu khawatir, karena ada banyak ikan lainnya yang memiliki kadar merkuri rendah, yaitu ikan teri, ikan sarden/dencis, ikan salmon, ikan lele, ikan nila, dan berbagai ikan air tawar lainnya. 

4. Telur Mentah atau Telur Setengah Matang

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu hamil dan telur mentah (sumber: depositphotos)

Telur dapat menjadi salah satu makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Sebab, telur mentah dan telur yang proses masaknya tidak sempurna hingga matang, dapat terkontaminasi bakteri Salmonella. Akibatnya, Ibu dapat terinfeksi bakteri tersebut dan menimbulkan gejala berupa, demam, mual, muntah, kram perut, dan diare. Selain itu, pada kasus yang jarang terjadi, infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan kram pada rahim, sehingga mengakibatkan janin lahir prematur atau lahir mati (stillbirth). Untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin, Ibu sangat dianjurkan untuk memasak telur hingga matang, yakni ketika bagian putih dan kuning telur sudah matang dan memadat seluruhnya. 

5. Daging Mentah, Setengah Matang, atau Daging Olahan

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu menghindari daging olahan saat hamil (sumber: depositphotos)

Jika Ibu mengonsumsi daging yang mentah atau kurang matang, maka dapat meningkatkan risiko terinfeksi beberapa bakteri atau parasit, termasuk Toxoplasma, E. Coli, Listeria, dan Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada bayi dan mengancam kesehatan, bahkan berisiko menyebabkan kelahiran mati, kebutaan, dan cacat intelektual. 

Sebagian besar bakteri ditemukan di permukaan potongan daging utuh, tetapi ada bakteri lain yang dapat bertahan di dalam serat-serat otot daging. Beberapa potongan daging utuh, seperti tenderloin (bagian daging yang terletak di area pinggang), sirloin (daging terluar yang terletak dari iga bawah hingga punggung atas), atau ribeye (bagian sekitar tulang rusuk pada sapi), kemungkinan aman untuk dikonsumsi Ibu jika tidak dimasak hingga matang. Namun, hal ini hanya berlaku jika potongan daging masih utuh atau belum dipotong, dan bagian luar daging harus matang sempurna. 

Di sisi lain, daging yang sudah dipotong, termasuk daging cincang, daging pada burger atau sandwich, hot dog, daging unggas, dan babi, sebaiknya tidak dikonsumsi dalam keadaan mentah atau setengah matang. Selain itu, daging olahan, seperti sosis, kornet, nugget, daging kalengan, lebih baik tidak Ibu konsumsi selama kehamilan, karena dikhawatirkan selama proses pengolahan dan penyimpanannya dapat terkontaminasi dengan berbagai bakteri. Oleh sebab itu, pastikan memasak olahan makanan dengan daging yang sudah dipotong maupun daging olahan tersebut dalam keadaan benar-benar matang seluruhnya.

6. Jeroan 

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi jeroan (sumber: depositphotos)

Jeroan—seperti hati, usus, lidah, otak, babat, dan lainnya—merupakan sumber dari berbagai nutrisi yang baik untuk Ibu dan janin, karena mengandung zat besi, vitamin B12, vitamin A, dan mineral. Namun, mengonsumsi terlalu banyak jeroan dapat menyebabkan Ibu memiliki kadar vitamin A dan mineral yang berlebihan dalam tubuh, sehingga mengakibatkan cacat lahir dan gangguan hati pada janin. Ahli kesehatan menyarankan Ibu hamil untuk tidak mengonsumsi jeroan lebih dari sekali dalam seminggu selama masa kehamilan atau sekitar 2,5 ons per minggu. 

Baca juga: 2 Cara Efektif Cegah Stunting Sejak Dalam Kandungan

7. Makanan Cepat Saji

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengonsumsi makanan cepat saji (sumber: depositphotos)

Pada Ibu hamil, mengidam adalah hal yang umum dan seringkali makanan yang diinginkan adalah makanan cepat saji—seperti keripik kentang, sandwich, dan sebagainya—sehingga ini tergolong pada pola makan yang tidak sehat. Ibu dapat memenuhi keinginan tersebut dalam jumlah sedang, karena makanan tersebut mengandung kalori, gula, dan lemak yang tinggi dengan kandungan nutrisi yang rendah. 

Selain itu, tubuh Ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang mencukupi untuk mendukung pertumbuhan janin dan pembentukan jaringan tubuh yang sehat. Jika Ibu mengonsumsi makanan cepat saji terus-menerus selama kehamilan, maka dapat berdampak buruk pada kesehatan. Ibu dapat mengalami kenaikan berat badan berlebihan (obesitas), meningkatnya risiko terkena penyakit diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan diabetes gestasional, serta berisiko mengalami komplikasi kehamilan.

Oleh sebab itu, Ibu dianjurkan untuk memilih makanan yang sehat untuk memuaskan keinginan tersebut. Ibu dapat memilih camilan yang mengandung banyak protein, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan, serta karbohidrat yang kaya serat seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Lakukanlah hal ini untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin. 

Baca juga: 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat

8. Sayuran dan Buah yang Tidak Dicuci

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi sayuran dan buah yang tidak dicuci (sumber: depositphotos)

Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau tidak dikupas dapat terkontaminasi beberapa bakteri dan parasit—termasuk Toxoplasma, E. Coli, Listeria, dan Salmonella—yang dapat diperoleh dari tanah atau proses perawatan sebelumnya. Kontaminasi dapat terjadi kapan saja selama proses produksi, meliputi panen, pengolahan, penyimpanan, distribusi, dan penjualan. Ini menjadi alasan agar semua orang (termasuk Ibu hamil) penting untuk mencuci bersih atau mengupas buah dan sayuran untuk meminimalkan risiko infeksi. Kebiasaan baik ini perlu Ibu pertahankan setelah bayi lahir.  

Baca juga: Kenali 5 Gejala Tumor Rahim atau Mioma Uteri, Salah Satunya Nyeri Haid!

9. Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi produk susu (sumber: depositphotos)

Produk yang terbuat dari susu mentah yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung berbagai bakteri bahaya, termasuk Listeria, Salmonella, E. Coli, dan Campylobacter.  Bakteri tersebut dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, atau masalah kesehatan lainnya pada bayi. Oleh sebab itu, penting bagi Ibu memilih produk susu atau olahannya—seperti keju, mentega, yogurt, dan lainnya—yang sudah dipasteurisasi atau pastikan Ibu mengolah produk tersebut hingga matang agar dapat membunuh bakteri yang terkandung di dalamnya. 

Baca juga: 7 Kebutuhan Saat Nifas: Awas, Sering Terabaikan!

10. Minuman Beralkohol

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu menghindari konsumsi minuman beralkohol (sumber: depositphotos)

Tidak ada kadar alkohol yang terbukti aman dikonsumsi selama kehamilan. Minum alkohol saat hamil harus benar-benar dihindari. Sebab, dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran mati serta cacat fisik, mental, dan perilaku. Serangkaian masalah kesehatan ini dapat disebut juga Fetal Alcohol Spectrum Disorders (FASDs), yang diartikan sebagai gangguan pada spektrum janin akibat terpapar minuman alkohol. Alkohol dalam aliran darah Ibu dapat diteruskan ke janin melalui tali pusar atau selama menyusui. Minum alkohol saat hamil dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada bayi. Melalui ini, Ibu disarankan untuk tidak minum alkohol sama sekali selama hamil, karena mengonsumsi dalam jumlah yang sedikit pun dapat berdampak negatif pada perkembangan janin. 

Baca juga: Ini 5 Bahaya Merokok Saat Hamil!

11. Kafein

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu hamil meminum kopi (sumber: depositphotos)

Kafein secara alami dapat ditemukan di kopi, teh, dan cokelat, serta ditambahkan ke beberapa minuman ringan dan minuman berenergi. Selain itu, beberapa obat flu dan pilek juga mengandung kafein. Maka dari itu, Ibu hamil perlu berkonsultasi ke dokter, bidan, atau apoteker sebelum mengonsumsi obat ini. 

Kadar kafein yang tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran, berat badan lahir rendah (BBLR)—janin lahir dengan berat kurang dari 2500 gram—dan mengalami masalah persalinan. Hal ini karena kafein dapat diserap dengan cepat dan diteruskan ke plasenta dan janin. Di sisi lain, karena janin tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk memetabolisme kafein, sehingga kadarnya dapat meningkat. Perkiraan jumlah kafein yang ditemukan dalam makanan dan minuman adalah:

  • 1 cangkir kopi instan: 60mg
  • 1 cangkir kopi espresso: 100mg
  • 1 cangkir kopi tubruk 80mg
  • 1 cangkir teh: 30mg
  • 1 kaleng cola ukuran 375ml: 49mg
  • 1 kaleng minuman berenergi ukuran 250ml: 80mg
  • 1 batang cokelat susu seberat 100 gram: 20mg

Oleh sebab itu, produk yang mengandung kafein menjadi makanan yang dilarang untuk Ibu hamil, sehingga Ibu perlu menghindari konsumsi kafein selama kehamilan. Namun, jika Ibu tidak dapat melakukannya, maka Ibu wajib membatasi konsumsinya dengan tidak lebih dari 200mg per hari, atau sekitar dua atau tiga cangkir kopi. Untuk mengurangi kafein, cobalah mengonsumsi kopi atau teh tanpa kafein—seperti kopi decaf atau teh raspberry—jus buah atau air mineral. 

Baca juga: 6 Pantangan Selama Hamil Muda

12. Minuman Berenergi

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu hamil menghindari minuman berenergi (sumber: depositphotos)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa minuman berenergi juga mengandung kadar kafein yang tinggi dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan janin. Minuman berenergi dianggap sebagai suplemen makanan, sehingga tidak dianjurkan untuk Ibu hamil. Di sisi lain, minuman berenergi sebagian besar mengandung ginseng, yang tidak disarankan selama kehamilan. Jika Ibu mengonsumsi minuman berenergi, dikhawatirkan dapat menyebabkan janin menderita cedera, stres oksidatif tinggi, dan kecemasan di kemudian hari. 

Baca juga: Minum Obat Flu Saat Hamil, Aman Nggak, Ya?

13. Teh Herbal

BukuBumil - Ini 13 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu hamil minum teh herbal (sumber: depositphotos)

Teh herbal menjadi salah satu dari makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Penelitian yang membahas pengaruh herbal tertentu terhadap perkembangan janin masih terbatas. Oleh karena itu, sebaiknya hindari konsumsi teh herbal bahkan jika teh tersebut dipasarkan secara khusus untuk Ibu hamil. Untuk memastikannya, Ibu dapat berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan dari penyedia layanan kesehatan sebelum meminumnya. 

Baca juga: Gusi Berdarah Saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ketika Ibu hamil, semua yang Ibu konsumsi akan dibagikan kepada janin. Maka dari itu, penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat membahayakan Ibu dan janin. Ingat, bahwa ini merupakan gambaran secara umum tentang makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Namun, apa yang perlu Ibu hindari lainnya selama kehamilan dapat berbeda berdasarkan riwayat kesehatan Ibu. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk menentukan pola makan yang baik untuk Ibu selama periode kehamilan. 

Terima kasih Ibu telah membaca artikel makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Jangan lupa Bu, bagikan artikel ini kepada teman atau keluarga Ibu yang sedang hamil untuk memastikan mereka juga mendapatkan informasi tentang makanan yang dilarang untuk Ibu hamil. Dapatkan juga informasi yang lebih lengkap dan akurat seputar kehamilan dan persalinan dengan download aplikasi BukuBumil di Play Store atau kunjungi website BukuBumil.com. Selain itu, Ibu juga dapat bergabung dengan komunitas BukuBumil agar menemukan teman seperjuangan selama kehamilan. Mari kita jaga kesehatan dan kebahagiaan selama kehamilan bersama BukuBumil!

Referensi:

Puasa bagi Ibu Hamil: 4 Tips Tetap Sehat Saat Beribadah

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Puasa bagi ibu hamil

Sebentar lagi umat muslim akan kedatangan bulan suci Ramadhan, sehingga banyak diantaranya yang bersiap menjalankan ibadah puasa. Mungkin, ada dari Ibu yang hendak merencanakan kehamilan atau sedang hamil memikirkan tata cara berpuasa yang sesuai. Lalu, bagaimana ya sebenarnya anjuran puasa bagi Ibu hamil? Mari kita kupas tuntas jawaban dari berbagai pertanyaan yang sering diajukan para Ibu pada artikel ini!

Apakah Ibu Hamil Boleh Berpuasa?

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Bolehkah ibu hamil berpuasa

Puasa dapat dijalankan sebagai metode diet atau pun sebagai praktik keagamaan. Nyatanya, praktik ini sudah diterapkan bahkan ribuan tahun lalu karena dipercaya dapat memberikan manfaat kesehatan seperti menurunkan berat badan, detoksifikasi dan mengontrol kondisi beberapa penyakit kronis seperti penyakit jantung dan arthritis (radang sendi), bahkan memperpanjang usia. Sedangkan sebagai praktik keagamaan, faktanya puasa bukan hanya dilakukan oleh umat Islam saja, tetapi juga umat Yahudi saat Yom Kippur, umat Kristen saat Rabu Abu dan Jumat Agung, umat Buddha dan umat Hindu sebagai bagian dari meditasi.

Perlu dicatat bahwa tata cara berpuasa pada setiap keyakinan dapat berbeda-beda. Bahkan dalam satu kepercayaan yang sama, durasi puasa dapat berbeda seperti Puasa Ramadhan pada umat muslim di negara empat musim yang cenderung lebih lama saat musim panas karena acuan sahur dan berbuka berdasarkan waktu terbit dan terbenam matahari. Oleh karena itu, ajaran agama memberikan keleluasaan bagi Ibu hamil untuk menyesuaikan sesuai dengan kondisinya masing-masing.

Khusus Ibu hamil yang akan berpuasa di Bulan Ramadhan secara penuh kurang lebih 30 hari maka para ahli menganjurkan untuk mempertimbangkan ulang rencana tersebut. Hal ini karena beberapa penelitian menyatakan bahwa puasa di Bulan Ramadhan berpotensi mengganggu kesehatan ibu hamil karena menimbulkan risiko kesehatan yang serius, baik bagi dirinya maupun bayi yang dikandung. Risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan jika Ibu hamil memaksakan diri untuk berpuasa, diantaranya:

Janin:

  1. Keguguran,
  2. Kelahiran prematur,
  3. Bayi dengan berat lahir rendah untuk umur kehamilan (small for gestational age/ SGA),
  4. Bayi lahir mati di dalam kandungan atau pasca melahirkan, dan
  5. Kelainan genetik.

Ibu:

  1. Kematian ibu,
  2. Hipertensi,
  3. Diabetes gestational,
  4. Plasenta terlalu kecil, dan
  5. Ketonemia (kadar keton berlebih pada urin dan darah).

Jika Ibu memutuskan untuk tetap berpuasa di Bulan Ramadhan nanti, maka Ibu wajib untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan terlebih dahulu demi memastikan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin dalam keadaan baik. Pastikan Ibu mengetahui dengan baik mengenai cara-cara untuk menjaga kesehatan selama berpuasa seperti pola makan yang ideal dan kunjungan pemeriksaan kehamilan.  

Secara khusus hukum mengenai anjuran Puasa Ramadhan bagi ibu hamil sesuai Al-Qur’an dan Hadist adalah wajib kecuali jika Ibu dihadapkan pada risiko yang membahayakan kesehatan ibu hamil. Dalam kasus ini, maka Ibu diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Ibu yang dianjurkan berpuasa adalah Ibu yang kuat, aktif, dan puasanya tidak membahayakan Ibu dan janin. Jika merasa lemah di tengah puasa atau karena halangan (uzur) lainnya,  maka kewajiban puasanya gugur dan Ibu disarankan membatalkan puasa segera. 

Dalam ajaran Islam, puasa yang tidak dijalankan ibu hamil karena alasan kesehatan harus digantikan dengan dua opsi yang bisa  dipilih sesuai kondisi. Pertama, menjalankan puasa pengganti di luar Bulan Ramadhan (Qadha). Kedua, membayar tebusan yaitu memberikan makanan yang layak (makanan pokok dan lauknya) dan baik kepada fakir miskin (Fidyah) masing-masing sesuai jumlah hari puasa yang tidak dijalankan. Jika Ibu hanya memiliki hutang puasa yang tidak terlalu banyak, maka disarankan untuk menjalankan Puasa Qadha sedangkan jika terlalu banyak atau Ibu merasa puasa tersebut dapat mengganggu kesehatan, maka opsi Fidyah lebih dianjurkan. 

Baca juga: 9 Komplikasi Kehamilan yang Wajib Ibu Tahu!

Adakah Faktor yang Memberatkan Ibu Hamil Berpuasa?

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Hambatan ibu hamil berpuasa

Terdapat beberapa kondisi kesehatan yang menjadi faktor pemberat seorang Ibu untuk tidak diizinkan melakukan puasa, diantaranya:

  1. Mengalami mual parah dan muntah berlebihan,
  2. Hipertensi gestasional (tekanan darah tinggi saat kehamilan), 
  3. Diabetes gestasional (kadar gula darah tinggi saat kehamilan),
  4. Kekurangan zat besi (anemia), dan
  5. Penurunan berat badan dan gerakan janin.

Jika pada awalnya Ibu sudah melakukan puasa namun ada peluang puasa dianjurkan untuk dihentikan terlebih dahulu karena beberapa alasan berikut:

  1. Penurunan berat badan terus menerus,
  2. Rasa haus berlebihan, menurunnya frekuensi buang air kecil, dan warna urin gelap, dan
  3. Ibu merasa pusing, lemas, lemah, linglung dan lelah bahkan setelah beristirahat.

Segeralah membatalkan puasa dengan mengonsumsi minuman berkadar gula tinggi atau larutan rehidrasi, dan makanan ringan yang asin. Selain itu, hubungi dokter dan bidan yang dipercaya untuk tindak lanjutnya ya, Bu!

Baca juga: Komplikasi Diabetes Gestasional Pada Janin

Adakah Tips Khusus Puasa Bagi Ibu Hamil?

Waktu Ideal Melakukan Puasa Sesuai Usia Kandungan 

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Waktu ideal ibu hamil berpuasa

Para ahli gizi merekomendasikan agar ibu hamil tidak berpuasa selama kehamilan, terutama pada trimester kedua kehamilan. Pada masa ini, janin sedang dalam masa pertumbuhan dan memerlukan nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatannya. Selain itu, puasa pada trimester kedua kehamilan juga dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.

Namun, pada trimester pertama kehamilan, beberapa ibu hamil dapat berpuasa tanpa mempengaruhi kesehatan ibu atau perkembangan janin, asalkan tidak mengalami mual, muntah, atau dehidrasi. Pada trimester ketiga kehamilan, ibu hamil juga dapat berpuasa jika tidak ada masalah kesehatan yang terkait dengan kehamilan. Namun, pada trimester ketiga kehamilan, ibu hamil perlu berhati-hati dan memastikan bahwa dirinya dan janin tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.

Walaupun studi telah merekomendasikan waktu ideal berpuasa bagi Ibu hamil, namun Ibu tetap harus mengkonsultasikan rencana berpuasa selama kehamilan kepada tenaga kesehatan agar praktik puasa yang dijalankan sesuai dengan kondisi Ibu yang pastinya khas dan spesifik. 

Baca juga: Usia Kehamilan di USG dan Perhitungan HPHT Berbeda? Jangan Khawatir, Ini Penjelasannya!

Persiapan Puasa yang Tepat Bagi Ibu Hamil: 

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Persiapan puasa bagi ibu hamil

Sebelum melaksanakan puasa, ada baiknya Ibu melakukan persiapan ini, diantaranya:

  1. Berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi mengenai kebutuhan diet yang harus dipenuhi saat berpuasa. Dengan keputusan berpuasa pun Ibu memiliki peluang harus lebih sering melakukan kunjungan kesehatan,
  2. Hindari mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh (termasuk matcha), kola dan coklat untuk mencegah sakit kepala. Jika Ibu tetap mau mengonsumsi minum berkafein maka batasi kadarnya maksimal 200 mg per hari atau setara dua gelas kopi instan,
  3. Jika Ibu bekerja maka ajukan penyesuaian jam kerja dengan tempat kerja. Ajukan pengurangan waktu kerja atau penambahan waktu istirahat,
  4. Catat makanan dan minuman yang dikonsumsi (food diary) untuk senantiasa mampu melacak (tracing) akan asupan harian Ibu, dan
  5. Berbelanja bahan dan menyelesaikan pekerjaan rumah atau tugas lainnya sebelum bulan puasa datang.

Baca juga: 9 Tanda Perilaku Nesting

Cara Agar Puasa bagi Ibu Hamil Lebih Mudah:

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Cara agar puasa lebih mudah bagi ibu hamil

Terdapat beberapa cara yang dapat Ibu lakukan untuk membuat pengalaman berpuasa saat hamil menjadi lebih mudah, diantaranya:

  1. Berusaha semaksimal mungkin untuk tetap terhidrasi. Jangan terlalu memaksakan untuk minum terlalu banyak saat sahur. Lengkapi kebutuhan cairan dari makanan misalnya sup dan rebus-rebusan,
  2. Perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi. Hal ini karena perubahan pola makan saat puasa dapat membuat Ibu mengalami konstipasi (sulit buang air besar). Konsumsilah gandum, buah, sayur, dan kacang-kacangan,
  3. Perbanyak frekuensi makan dalam porsi kecil. Cara ini dapat mencegah beberapa gangguan pencernaan. Ibu tidak disarankan mengonsumsi makanan berkadar lemak, garam, dan gula terlalu tinggi. Konsumsi makanan bergula tinggi dapat menyebabkan penurunan energi mendadak,
  4. Tambahkan 200 kalori dalam kadar asupan harian jika Ibu berpuasa pada trimester ketiga kehamilan,
  5. Mintalah bantuan dari orang terdekat untuk memudahkan pekerjaan dan aktivitas Ibu,
  6. Berdiskusi dengan teman atau keluarga yang pernah melakukan berpuasa saat hamil,
  7. Hindari untuk berjalan jauh dan mengangkat beban yang terlalu berat, dan
  8. Tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang terlalu berat.

Baca juga: 5 Peran Suami Saat Istri Hamil: Penting Tapi Sering Terlupakan

Aturan Asupan bagi Ibu Hamil yang Berpuasa

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Asupan ideal bagi ibu hamil yang berpuasa

Berikut beberapa aturan makan dan minum yang seharusnya dilakukan demi kesehatan ibu hamil yang tetap terjaga selama beribadah puasa, yaitu:

  1. Asupan Sahur yang Direkomendasikan
    • Minum lebih banyak air putih yaitu sebanyak 1,5-2 liter. Minum secara perlahan dan bertahap sampai waktu imsak datang,
    • Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C baik yang alami dari buah seperti jeruk dan apel maupun dari suplemen
  2. Asupan Berbuka yang Direkomendasikan
    • Makanan dengan kandungan vitamin dan mineral tinggi, seperti zat besi dan kalsium yang dapat ditemui pada berbagai jenis sayuran dan produk olahan susu,
    • Makanan dengan karbohidrat kompleks, seperti pasta dan roti gandum, sereal berbahan dasar oat atau bekatul, kacang polong dan jenis kacang-kacangan lainnya, buah kering serta kentang, 
    • Makanan dengan kandungan protein yang tinggi, seperti ikan, daging, telur yang dimasak secara sempurna (well-cooked), serta kacang-kacangan, dan
    • Makanan dengan kandungan protein yang tinggi, seperti ikan, daging, telur yang dimasak secara sempurna (well-cooked), serta kacang-kacangan, dan
    • Konsumsi suplemen asam folat dan vitamin D.
  1. Asupan Sahur yang Seharusnya Dihindari
    • Makanan dan minum bergula tinggi,
    • Terlalu banyak mengonsumsi teh dan kopi,
  1. Asupan Berbuka yang Seharusnya Dihindari
    • Minuman berkafein,
    • Makanan yang berlemak tinggi dan asam karena dapat memicu maag,
    • Makanan dan minum bergula tinggi, dan
    • Berbagai makanan lainnya yang tidak aman selama kehamilan.

Pastikan Ibu memakan berbagai makanan yang tersedia secara perlahan dan dahulukan konsumsi makanan ringan seperti sup, ya!

Baca juga: Yuk Intip 7 Contoh Makanan Sehat untuk Ibu Hamil!

Apakah Ibu Bisa Kembali Berpuasa Setelah Melahirkan?

kehamilan, ibu hamil, komplikasi, faktor risiko, qadha, fidyah, puasa bagi ibu hamil, kesehatan ibu hamil, bulan ramadhan, tips khusus, puasa pasca melahirkan, makanan dan minuman
Puasa bagi ibu hamil: 4 tips tetap sehat saat beribadah : Puasa bagi ibu pasca melahirkan

Jika Ibu masih menyusui maka direkomendasikan untuk tetap menunda untuk berpuasa. Hal ini karena energi yang dibutuhkan pasca melahirkan bisa jadi lebih ekstra karena harus juga mengurus bayi baru lahir. Selain itu rekomendasi untuk menunda puasa terlebih dahulu banyak disampaikan ahli karena tubuh Ibu membutuhkan waktu untuk pemulihan pasca persalinan, sehingga membutuhkan asupan makanan dengan kadar nutrisi tinggi. Jika Ibu tetap dalam pendirian untuk berpuasa pasca persalinan, termasuk untuk menjalankan Puasa Qadha, maka dianjurkan untuk kembali berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk mengeksplorasi potensi komplikasi dan opsi terbaik yang diambil dengan kondisi tersebut.

Baca juga: 7 Kebutuhan Saat Nifas: Awas, Sering Terabaikan!

Nah, berikut penjelasan lengkap mengenai pedoman puasa bagi Ibu Hamil. Hal terpenting yang harus diingat, bahwa ibu hamil dapat memilih untuk berpuasa atau tidak sesuai kondisi kesehatan masing-masing. Jadi, jangan sampai Ibu memaksakan diri karena hal terpenting yang harus diutamakan saat ini adalah kesehatan ibu hamil dan bayi. Berbagai anjuran puasa khususnya dari sudut pandang agama telah memberikan keleluasaan dan opsi tersebut dan sepatutnya Ibu dapat menjalaninya demi keselamatan bersama. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman atau keluarga yang sedang hamil ya, Bu! Unduh aplikasi BukuBumil di Play Store untuk memperoleh informasi dan saran kesehatan yang lebih lengkap. 

Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu!

BukuBumil - Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! : Lelaki merokok

Rokok merupakan benda yang cukup sering ditemui, baik dalam lingkungan rumah maupun di luar rumah. Merokok adalah aktivitas yang berbahaya bagi perokok itu sendiri dan orang-orang di sekitarnya, termasuk bagi ibu hamil. Sayangnya aktivitas ini bahkan sering kali dilakukan oleh anggota keluarga sendiri seperti suami, ayah, atau kerabat yang lain. Hal ini tentunya sangat tidak baik bagi kesehatan ibu hamil karena ibu hamil menjadi perokok pasif. Lalu apa sajakah bahaya asap rokok bagi ibu hamil? Apakah asap rokok juga bedampak bagi janin? Mari kita lihat penjelasan bahaya asap rokok yang telah dirangkum Bukubumil berikut ini!

Ibu Sebagai Perokok Pasif

BukuBumil - Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! : Bahaya asap rokok bagi ibu hamil

Perokok memiliki dua jenis, yakni perokok aktif atau orang yang merokok dan perokok pasif atau orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok. Menjadi seorang perokok aktif tentunya merupakan hal yang buruk untuk dilakukan, tapi menjadi perokok pasif juga tidak kalah berbahaya karena perokok pasif ikut menghirup zat-zat berbahaya yang ada di dalam rokok. Faktanya, pada suatu penelitian telah ditemukan nikotin dalam darah sebagian besar orang perkotaan yang tidak pernah merokok. Hal ini menjadi bukti bahwa orang yang tidak pernah merokok juga mendapati senyawa yang sama seperti yang dihirup oleh seorang perokok.

Rokok memiliki 7.000 bahan kimia yang beberapa diantaranya adalah zat beracun. Zat-zat tersebut antara lain:

  • Karbon monoksida (CO),
  • Polycylic aromatic hydrocarbons (PAHs),
  • Benzopyrenes,
  • Tar,
  • Vinil klorida, dan
  • Nitro-sonor nicotine

Bisa dibayangkan jika Ibu berada pada lingkungan yang penuh asap rokok maka Ibu juga menghirup zat-zat tersebut walaupun Ibu tidak merokok. Parahnya lagi, beberapa bahan tersebut bahkan merupakan bahan penyebab kanker.

Selain dari menghirup asap rokok, bahaya asap rokok juga akan didapat Ibu melalui third-hand smoke. Perlu diketahui bahwa benda-benda yang digunakan sehari-sehari dapat terpapar asap rokok. Hal inilah yang dinamakan third-hand smoke. Banyak yang tidak menyadari bahaya dari barang yang terpapar asap rokok. Ibu sebaiknya tidak meremehkan barang-barang ini karena terdapat residu rokok yang menempel pada benda-benda tersebut. Misalnya pakaian dari suami atau kerabat yang bekerja, kursi atau meja yang digunakan saat merokok, tembok, dan karpet yang digunakan. Ibu perlu mengetahui bahwa residu yang menempel pada suatu benda dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan setahun.

Residu yang menempel pada benda dapat memasuki aliran darah Ibu lewat sentuhan, yakni saat Ibu menyentuh benda tersebut. Selain itu, residu juga bisa masuk lewat pernapasan, yakni saat ibu berada di dekat benda tersebut lalu menghirup residu yang menempel. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena setelah residu memasuki aliran darah Ibu maka residu tersebut dapat juga masuk ke bayi yang sedang dikandung.

Penelitian menunjukkan bahwa residu yang menempel pada benda dapat mengakibatkan kerugian pada perkembangan paru-paru bayi yang dikandung. Buruknya perkembangan paru-paru bayi akan mengakibatkan masalah pernapasan di kemudian hari.

Baca juga: 6 Solusi Mencegah Autisme Sejak Masa Kehamilan

Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil

Asap rokok sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat memicu penyakit bagi ibu yang mengandung maupun bagi janinnya. Salah satu bahaya asap rokok bagi ibu hamil adalah anemia atau kekurangan sel darah merah.

Asap rokok dapat memicu anemia pada ibu hamil. Kadar asam folat dalam tubuh ibu hamil dapat berkurang jika terpapar asap rokok terlalu tinggi. Ibu hamil sangat membutuhkan asam folat selama masa kehamilan karena asam folat dan besi merupakan zat yang dibutuhkan dalam pembentukan hemoglobin. Pembentukan hemoglobin diperlukan agar ibu hamil tidak mengalami anemia.

Eritrosit mengandung Hb atau hemoglobin dan bertugas mengikat dan mengedarkan oksigen. Jika kadar Hb dalam tubuh Ibu rendah, maka dapat terjadi gangguan transportasi oksigen dan nutrisi dari Ibu ke janin. Gangguan ini nantinya akan menghambat pertumbuhan janin.

Baca juga: 5 Vaksin yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil

Bahaya Asap Rokok Bagi Janin

BukuBumil - Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! : Bahaya asap rokok bagi janin

Bahaya asap rokok tidak hanya dapat dirasakan oleh ibu hamil, namun juga oleh calon buah hati yang dikandungnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat kotinin atau metabolit nikotin sebesar 2,6 ng/ml pada serum tali pusat janin ibu hamil yang tidak merokok tapi terpapar asap rokok. Berikut adalah beberapa bahaya yang diakibatkan oleh asap rokok pada calon buah hati Ibu:

  1. Adanya gangguan pada tali pusat dan plasenta

Zat berbahaya seperti nikotin dan karbon monoksida dapat mengganggu gangguan fungsi tali pusat dan plasenta. Asap rokok bisa mengakibatkan pengurangan jumlah aliran darah, oksigen, serta nutrisi untuk janin. Hal ini diakibatkan adanya nikotin dan CO atau karbon monoksida yang terhirup oleh ibu hamil lalu mengakibatkan pembuluh darah di tali pusat dan plasenta mengecil.

Plasenta yang menipis dapat meningkatkan risiko lepas sebelum waktunya yang nantinya mengakibatkan adanya peningkatan risiko kematian bayi. Selain itu, nikotin dan karbon monoksida yang terhirup juga dapat mengakibatkan pengentalan darah. Pengentalan darah diakibatkan oleh adanya kadar Hb yang terlalu tinggi.

  1. Adanya risiko cacat lahir

Selain mengganggu aliran darah, risiko cacat lahir sangat besar terjadi pada ibu hamil yang terpapar asap rokok, terutama pada trimester kedua karena merupakan fase penyempurnaan organ buah hati. Asap rokok yang terhirup dapat memasuki pembuluh darah lalu mengganggu pertumbuhan janin. Lebih parahnya, asap rokok ini juga dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen di dalam tubuh ibu hamil sehingga terjadi kelainan kongenital atau kelainan bawaan pada bayi.

  1. Terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR)

Bahaya asap rokok bagi janin selanjutnya adalah terjadinya BBLR. Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 5 bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil yang terpapar asap rokok memiliki berat badan yang rendah. Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok dari suami yang mengonsumsi sekitar 11-20 batang per hari akan berisiko 4,06 kali memiliki bayi berat lahir rendah dibandingkan yang tidak sama sekali menghisap asap rokok. Risiko tersebut akan semakin meningkat jika rokok yang dikonsumsi suami berjumlah lebih dari 20 batang per harinya. Hal ini dapat terjadi karena adanya timbal yang berada dalam asap rokok.

Hipoksia atau kekurangan oksigen yang diderita bayi akibat dari zat CO dalam asap rokok yang terhisap Ibu juga dapat mengakibatkan penurunan aliran darah umbilikal. Penurunan aliran darah ini nantinya dapat berujung pada berat bayi lahir rendah. BBLR atau berat bayi lahir rendah adalah kondisi ketika bayi yang dilahirkan memiliki berat kurang dari 2,5 kg. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak hingga kematian. Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kecerdasan.

  1. Sudden infant death syndrome (SIDS)

Bayi yang terpapar asap rokok setelah lahir dapat terkena SIDS (Sudden infant death syndrome) atau sindrom kematian mendadak. SIDS sendiri merupakan kematian mendadak tanpa penyebab yang terjadi pada bayi. SIDS dapat meningkat 3 kali lebih tinggi jika ibu hamil merokok.

  1. Bayi memiliki paru-paru yang lemah

Ibu yang terpapar asap rokok dapat memiliki kemungkinan melahirkan bayi yang memiliki paru-paru lebih lemah dibandingkan bayi pada umumnya. Lemahnya paru-paru akan berakibat buruk bagi kesehatan bayi karena hal ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Selain melalui ibu yang terpapar asap rokok, hal ini juga dapat terjadi jika bayi terpapar asap rokok.

Baca juga: Cara Menghitung Usia Kehamilan

Menciptakan Lingkungan Rumah Bebas Asap Rokok Bagi Ibu Hamil

BukuBumil - Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Kenali 5 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Calon Buah Hati, Suami juga Perlu Tahu! : Berhenti merokok

Kesehatan Ibu dan janin merupakan faktor-faktor penting kelangsungan suatu kehamilan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menjaga Ibu dan calon buah hati tetap berada pada kesehatan yang baik, salah satunya dengan menjaga Ibu dari paparan asap rokok yang berbahaya.

Pada tahun 2015, Depkes menunjukkan bahwa sekitar separuh lebih atau 57% rumah tangga di Indonesia mempunyai paling sedikit satu orang perokok. Hampir semua atau 91,8% perokok merokok di rumah. Data ini menunjukkan bahwa perlu adanya upaya untuk membuat lingkungan bebas asap rokok yang dimulai dari lingkungan terdekat, yakni di rumah.

Berhenti merokok untuk menciptakan lingkungan yang menghindarkan ibu dari bahaya asap rokok memang tidak mudah, namun dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh suami atau kerabat yang ingin berhenti merokok di rumah untuk membantu menciptakan lingkungan yang bebas asap rokok:

  • Hindari hal-hal yang memicu untuk merokok

Hal yang memicu untuk merokok pada setiap orang berbeda-beda, salah satunya adalah stres. Kenali dan jauhi pemicunya agar dapat berhenti merokok.

  • Lakukan penundaan saat ingin merokok

Saat keinginan merokok muncul, tunggulah beberapa menit dan lakukan aktivitas yang lain agar keinginan merokok dapat terlupakan.

  • Mengunyah makanan

Kunyahlah permen rendah gula, wortel, atau biji bunga matahari saat keinginan merokok muncul.

  • Berolahraga

Berolahraga dapat membantu mengurangi keinginan untuk merokok.

  •  Beritahu rencana berhenti merokok pada keluarga dan teman

Beritahu keluarga dan teman mengenai keinginan untuk berhenti merokok agar mereka dapat membantu mengurangi keinginan merokok.

Bagi suami atau kerabat yang masih tidak mau berhenti merokok, dapat melakukan beberapa cara pencegahan masuknya asap rokok ke dalam lingkungan rumah dengan cara menggunakan pakaian khusus saat merokok, misalnya baju yang khusus digunakan saat merokok atau sweater. Saat suami atau kerabat akan merokok di luar rumah, maka ia diharuskan mengganti baju, kemudian saat akan kembali masuk ke dalam rumah, ia harus berganti pakaian dan langsung mencucinya. Cara ini akan meminimalisir residu rokok menempel pada pakaian karena pakaian yang digunakan untuk merokok langsung dipisahkan dari Ibu sehingga Ibu tidak menghirup residu rokok yang menempel pada pakaian suami atau kerabat.

Jika suami atau kerabat Ibu tidak merokok namun sering terpapar asap rokok di luar lingkungan rumah, sebaiknya juga segera mengganti pakaian yang dikenakan dan mandi begitu setibanya di rumah. Hal ini dilakukan untuk mencegah Ibu menghirup residu rokok yang menempel pada pakaian suami atau kerabat yang baru pulang dari aktivitas di lingkungan luar rumah.

Demikianlah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan rumah bebas bahaya asap rokok bagi ibu hamil. Yuk segera bagikan artikel ini agar teman dan kerabat Ibu dapat mengetahui bahaya asap rokok. Siapa tahu artikel ini juga dapat menyadarkan teman atau keluarga yang masih merokok untuk segera berhenti. Jangan lupa download aplikasi Bukubumil di play store untuk terus memantau perkembangan si kecil.  

Referensi:

Astuti, Sri., A. I. Susanti., R. Elista. (2016). Gambaran Paparan Asap Rokok pada Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan di Desa Cintamulya Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2 (1). 22-27. https://www.researchgate.net/publication/329648308_GAMBARAN_PAPARAN_ASAP_ROKOK_PADA_IBU_HAMIL_BERDASARKAN_USIA_KEHAMILAN_DI_DESA_CINTAMULYA_KECAMATAN_JATINANGOR_KABUPATEN_SUMEDANG

Ekawati, Rena., Supangat., Hairrudin. (2019). Hubungan Paparan Asap Rokok pada Ibu Hamil dengan Kematian Perinatal di Kabupaten Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 5 (3). 141-147. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/99805/F.%20K_Jurnal_Hairuddin_Hubungan%20Paparan%20Asap%20Rokok%20pada%20Ibu%20Hami.pdf?sequence=1

Hanum, Hanifah., A. Wibowo. (2016). Pengaruh Paparan Asap Rokok Lingkungan pada Ibu Hamil terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Majority, 5 (5). 22-26. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/918

Paunno, Magdalena., O. Emillia., A. Wahab. (2015). Pengaruh Ibu Hamil Perokok Pasif Terhadap Kejadian Lahir Mati di Kota Ambon. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 2 (3), 127-138. https://jurnal.ugm.ac.id/jkr/article/view/12647

Quitting smoking: 10 ways to resist tobacco cravings. Diakses pada Maret 1, 2023, dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/quit-smoking/in-depth/nicotine-craving/art-20045454

Second Hand Smoke and Pregnancy. Diakses pada Maret 1, 2023, dari https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/second-hand-smoke-and-pregnancy/

Setyowati, Rika., S. Rahayu. (2022). Hubungan Ibu Hamil Sebagai Perokok Pasif dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Sains dan Kesehatan, 1 (2). 43-48. https://ejournal.poltekbaubau.ac.id/index.php/jsika

Smoking During Pregnancy. Diakses pada Maret 1, 2023, dari https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/pregnancy/index.htm#:~:text=Smoking%20during%20pregnancy%20can%20cause,maternal%20smoking%20and%20cleft%20lip.&text=Studies%20also%20suggest%20a%20relationship%20between%20tobacco%20and%20miscarriage.

‘Thirdhand smoke’ poses danger to unborn babies’ lungs, study finds. Diakses pada Maret 1, 2023, dari https://www.sciencedaily.com/releases/2011/04/110419101231.htm

Gusi Berdarah Saat Hamil: Penyebab dan Cara Mengatasinya

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Gusi berdarah

Kali ini, kita akan mencoba mengenali salah satu gangguan yang umum terjadi yaitu gusi berdarah saat hamil. Hal ini karena fakta ilmiah menunjukkan bahwa kehamilan bisa membuat wanita lebih berisiko mengalami gangguan pada gusi dan gigi. Untuk itu, apa penyebab, bagaimana cara mencegah, mengatasi serta keamanan perawatannya, ya? Berikut BukuBumil akan membantu Ibu memahami topik ini secara menyeluruh!

Baca juga: 9 Komplikasi Kehamilan yang Wajib Ibu Tahu!

Penjelasan Gejala Gusi Berdarah

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Gejala gusi berdarah

Gusi berdarah adalah gejala awal dari gingivitis. Gingivitis sendiri adalah peradangan pada gusi yang terjadi ketika plak, lapisan lengket bakteri, menumpuk di sekitar gigi dan menimbulkan iritasi pada gusi. Umumnya gusi yang mengalami gingivitis akan lebih mudah berdarah saat sedang disikat atau di-flossing (pembersihan gigi dengan benang khusus). 

Baca juga: Sudah Dekat HPL? Simak 9 Persiapan Melahirkan Normal Berikut Ini!

Faktor Risiko Gusi Berdarah

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Faktor risiko gusi berdarah

Secara umum, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gusi berdarah meliputi:

  1. Kurang menjaga kebersihan mulut, seperti jarang menyikat gigi atau tidak flossing dengan benar,
  2. Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau lainnya,
  3. Penyakit kronis, seperti diabetes,
  4. Kondisi medis tertentu yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS,
  5. Penggunaan obat tertentu, seperti antikonvulsan, calcium channel blockers, dan steroid, dan
  6. Perubahan hormonal seperti kehamilan atau pubertas.

Secara spesifik, perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada jaringan gusi, yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi dan peradangan. Kondisi ini dikenal sebagai gingivitis kehamilan, dan biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Selain itu, ibu hamil dapat lebih berisiko mengalami gusi berdarah karena berkurangnya produksi air liur, morning sickness (mual dan muntah saat kehamilan), atau rasa mual yang spesifik terhadap mencium aroma pasta gigi (toothpaste aversion) yang akan semakin meningkatkan peluang bakteri dan zat asam mudah berkembang menjadi plak gigi penyebab peradangan pada gusi.

Baca juga: Amankah Pasang Behel Saat Hamil? Ini dia 3 Faktanya!

Dampak Gusi Berdarah Saat Hamil

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Dampak gusi berdarah

Berikut beberapa dampak gusi berdarah yang dapat dirasakan Ibu maupun janin saat hamil:

Pada Ibu:

Jika tidak diobati, gingivitis dapat menyebabkan longgar atau tanggalnya gigi, bau mulut, perubahan warna pada gusi, dan dapat berkembang menjadi penyakit periodontal yang lebih serius yaitu periodontitis. Bahkan studi lainnya menghubungkan kondisi ini dengan penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kesulitan dalam kehamilan karena adanya persebaran bakteri pada gigi ke dalam peredaran darah.

Pada Janin:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi gusi yang buruk dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan rendah lahir. Ini mungkin terjadi karena infeksi bakteri dari kondisi gusi yang buruk dapat memasuki aliran darah ibu hamil dan mempengaruhi perkembangan bayi.

Baca juga: Komplikasi Diabetes Gestasional Pada Janin

Cara Mencegah Gusi Berdarah

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Cara mencegah gusi berdarah

Walaupun gusi berdarah umum dialami oleh Ibu hamil, tapi bukan berarti kondisi ini tidak dapat dicegah lho, Bu! Berikut beberapa cara untuk mencegah gusi berdarah:

  1. Menjaga kebersihan gigi dan gusi

Ibu hamil disarankan untuk menyikat gigi dengan lembut setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Flossing juga penting untuk membersihkan sela-sela gigi dan gusi. Selain itu, menggunakan antiseptik mulut dapat membantu membasmi bakteri penyebab infeksi.

  1. Menghindari makanan dan minuman yang merusak gigi dan gusi

Konsumsi makanan dan minuman manis atau asam harus dibatasi atau dihindari karena dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan infeksi gusi.

  1. Meningkatkan asupan vitamin dan mineral

Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral, seperti kalsium, vitamin C, dan vitamin D. Nutrisi tersebut dapat diperoleh dari buah-buahan berwarna cerah seperti pepaya, kiwi, jeruk. Makanan yang mengandung vitamin C dapat membantu memperkuat jaringan gusi, sementara kalsium dan vitamin D penting untuk kesehatan gigi.

  1. Mengunjungi dokter gigi secara teratur

Ibu hamil sebaiknya mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan perawatan gigi secara teratur. Perawatan gigi rutin dapat membantu mencegah dan mengatasi masalah gigi dan gusi sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

  1. Berkumur dengan air garam hangat

Berkumur dengan air garam hangat dapat membantu mengurangi peradangan dan mengurangi risiko infeksi gusi.

  1. Menghindari merokok dan minum alkohol

Merokok dan minum alkohol dapat memperburuk masalah gigi dan gusi serta membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.

Baca juga: Mau Hamil Sehat? Yuk, Penuhi 11 Nutrisi Ini Saat Hamil!

Cara Mengobati Gusi Berdarah

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Cara mengobati gusi berdarah

Berikut  beberapa cara umum untuk mengobati gusi berdarah, di antaranya: 

  1. Menjaga kebersihan gigi dan gusi

Cara paling efektif untuk mengobati gusi berdarah adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan gusi dengan baik. Sikat gigi secara teratur setidaknya dua kali sehari dan gunakan benang gigi khusus untuk membersihkan sela-sela gigi dan gusi. Jangan lupa untuk membersihkan lidah dan bagian dalam pipi juga.

  1. Mengubah kebiasaan makan

Mengonsumsi makanan yang sehat dapat membantu mengurangi peradangan pada gusi. Hindari makanan manis dan lengket yang dapat meningkatkan risiko timbulnya plak pada gigi dan gusi.

  1. Berkumur dengan air garam

Air garam dapat membantu mengurangi peradangan pada gusi dan mempercepat proses penyembuhan. Berkumurlah dengan air garam setiap hari setelah menyikat gigi.

  1. Konsultasikan ke dokter gigi

Jika gusi berdarah terus berlanjut meskipun sudah melakukan perawatan rutin, segera periksakan ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dokter gigi dapat membersihkan gigi dan gusi, memberikan obat kumur, atau melakukan prosedur pembersihan gigi yang lebih intensif.

  1. Menggunakan obat-obatan

Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat membantu mengobati gusi berdarah, seperti obat kumur antibakteri, pasta gigi khusus untuk gusi sensitif, atau antibiotik jika infeksi sudah menyebar ke bagian dalam tubuh. Pastikan obat yang dikonsumsi sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan.

Baca juga: Susah Tidur Saat Hamil? Coba 5 Pengobatan Alami Ini

Tips Khusus Mengobati Gusi Berdarah Bagi Ibu Hamil

kehamilan, masalah kehamilan, ibu hamil, komplikasi, kesehatan gigi, gusi berdarah saat hamil, keamanan perawatan gigi saat hamil, gingivitis, iritasi, periodontitis, kebersihan gigi dan mulut, infeksi
Gusi berdarah saat hamil: penyebab dan cara mengatasinya : Mengobati gusi berdarah saat hamil

Saat Ibu sudah menyadari gejala gusi berdarah, sebaiknya Ibu bergegas memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan dini dan antisipasi komplikasi. Namun, khusus ibu hamil, terdapat beberapa trik khusus yang harus diperhatikan untuk menjamin keamanan perawatan gigi saat hamil, yaitu:

  1. Beri tahu dokter gigi bahwa Ibu sedang hamil. Hal ini penting untuk menentukan jenis perawatan yang aman untuk ibu dan janin,
  2. Pilih waktu yang tepat yaitu pada trimester kedua kehamilan, karena risiko terjadinya masalah gigi dan gusi lebih tinggi pada trimester ketiga,
  3. Hindari sinar-X jika memungkinkan. Jika perlu dilakukan, dokter gigi biasanya akan menggunakan pelindung tubuh untuk melindungi janin,
  4. Pertimbangkan anestesi lokal. Anestesi lokal aman selama kehamilan dan dapat membantu meringankan ketidaknyamanan selama perawatan gigi, 
  5. Pilih perawatan gigi yang aman. Tundalah beberapa penanganan berisiko tinggi seperti pengisian atau pencabutan gigi sampai pasca persalinan, dan
  6. Pastikan dokter gigi mengetahui bahwa Ibu sedang hamil dan memilih obat penghilang rasa sakit atau antibiotik yang aman untuk ibu dan janin.

Baca juga: Tips Menghadapi Sakit Gigi Saat Hamil, Benarkah Nomor 4 Susah Dilakukan?

Nah, sekian penjelasan mengenai gusi berdarah saat hamil ya, Bu! Melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin dan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan Ibu dan janin. Pastikan bahwa keamanan perawatan gigi saat hamil terlaksana di setiap tindakan yang Ibu terima ya!

Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman atau kerabat yang sedang hamil agar mereka juga dapat memahami masalah gusi berdarah saat hamil dan cara mengatasinya. Selain itu, untuk Ibu yang ingin memperoleh informasi dan saran kesehatan yang lebih lengkap, dapat mengunduh aplikasi BukuBumil di Play Store. Dengan aplikasi ini, Ibu hamil dapat memperoleh panduan kesehatan dan tips perawatan yang disesuaikan dengan kondisi kehamilan masing-masing. Yuk, segera bagikan artikel ini dan unduh aplikasi BukuBumil untuk meraih kehamilan yang sehat dan bahagia!

Referensi:

  1. Centers for Disease Control and Prevention. (2022, January 14). Pregnancy and Oral Health. CDC. https://www.cdc.gov/oralhealth/publications/features/pregnancy-and-oral-health.html.
  2. American Academy of Periodontology. (n.d.). Gum Disease and Women. https://www.perio.org/for-patients/gum-disease-information/gum-disease-and-women/.
  3. BabyCentre UK. (n.d.). Bleeding gums in pregnancy. https://www.babycentre.co.uk/a217/bleeding-gums-in-pregnancy
  4. NHS. (2018, September 25). Bleeding gums. NHS.UK. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/bleeding-gums/
  5. NHS. (2018, September 25). Gum disease. NHS.UK. https://www.nhs.uk/conditions/gum-disease/

9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu bahagia dengan kehamilan yang sehat (sumber: depositphotos)

Pada masa kehamilan, Ibu akan mengalami beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa Ibu sedang dalam masa kehamilan.  Namun, ciri-ciri kehamilan tersebut akan berbeda-beda pada setiap Ibu, karena tidak semua Ibu mengalami semua gejala kehamilan. 

Ciri-ciri kehamilan tersebut dapat menunjukkan bahwa Ibu memiliki kehamilan yang sehat atau tidak. Maka dari itu, agar Ibu tidak bingung dengan ciri-ciri kehamilan yang Ibu rasakan tergolong sehat atau tidak, maka penting bagi Ibu memahami ciri-cirinya. Nah, untuk memahaminya, Ibu dapat menyimak ulasan ciri-ciri kehamilan yang sehat dari BukuBumil, di bawah ini!

Mengapa Kehamilan yang Sehat Itu Penting?

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu melakukan konsultasi kehamilan (sumber: depositphotos)

Menurut data, kemungkinan Ibu mengalami keguguran janin paling tinggi adalah sebelum minggu ke-20 kehamilan. Oleh sebab itu, untuk menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan kejadian yang tidak diinginkan, maka wajib bagi Ibu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional saat Ibu mengalami tanda-tanda kehamilan. 

Baca juga: 8 Fakta Tentang Keguguran

Ciri-ciri Kehamilan yang Sehat

Beberapa keluhan seringkali dirasakan Ibu selama masa kehamilan dan terkadang kondisi tersebut membuat Ibu tidak nyaman. Namun, sebenarnya sebagian keluhan tersebut adalah wajar dan normal terjadi. Maka dari itu, Ibu perlu mengetahui apakah ciri-ciri tersebut menandakan kondisi kehamilan Ibu sehat atau tidak. Nah, berikut ini merupakan ciri-ciri kehamilan yang sehat pada Ibu:

1. Morning Sickness (Mual dan Muntah)

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu sedang mengalami morning sickness (sumber: depositphotos)

Morning sickness (mual dan muntah) timbul karena adanya perubahan hormon dalam tubuh Ibu. Kondisi ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan dan seringkali menjadi tanda awal kehamilan. Ibu mungkin kerap merasa kewalahan akibat mual atau muntah yang dirasakan, tetapi ini merupakan pertanda bahwa Ibu mengalami kehamilan yang sehat. Penyebab mual ini tidak bisa dipastikan, tapi para ahli meyakini bahwa peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG)—hormon yang berfungsi menjaga kehamilan dan perkembangan janin—merupakan penyebab terjadinya mual pada Ibu hamil. 

Mual dan muntah akan hilang pada saat kehamilan Ibu mencapai usia 12 minggu. Selain itu, Ibu jangan merasa khawatir apabila tidak mengalami ciri kehamilan ini, sebab masih banyak ibu lainnya yang tidak mengalami rasa mual, tetapi tetap melahirkan bayi yang sehat. 

Baca juga: Morning Sickness Berkepanjangan Saat Hamil? Ini 5 Cara Mengatasinya

2. Payudara terasa sakit dan membesar

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengalami nyeri pada payudara (sumber: depositphotos)

Pada awal kehamilan, Ibu akan mengalami rasa nyeri pada payudara. Hal ini karena kadar hormon estrogen dan progesteron yang meningkat. Tentu saja, lonjakan hormon ini dapat membuat dada Ibu terasa berat dan sakit, tetapi ini juga merupakan pertanda bahwa tubuh Ibu menyesuaikan kehamilan dengan baik.

Selain terasa nyeri, perubahan ukuran payudara juga merupakan tanda kehamilan yang sehat dan normal. Tidak hanya ukurannya saja yang membesar, tetapi areola (warna gelap yang mengelilingi puting payudara) dan puting payudara yang menjadi lebih gelap dari biasanya. Payudara yang berubah adalah tanda bahwa Ibu siap untuk menyusui bayi.

Baca juga: 8 Cara Mengurangi Rasa Nyeri Payudara Saat Hamil

3. Berat badan Ibu bertambah

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi berat badan Ibu bertambah (sumber: depositphotos)

Saat janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka Ibu juga akan mengalami kenaikan berat badan dan perut Ibu juga akan semakin membesar. Rata-rata Ibu hamil akan mengalami pertambahan berat badan sebesar 12,5 kg selama periode kehamilan, dan ini masih dikategorikan dalam kondisi normal. Oleh sebab itu, jika menghadiri kunjungan kehamilan secara rutin, maka dokter atau bidan akan menimbang berat badan Ibu dan mengukur pertumbuhan perut Ibu. 

Baca juga: 7 Bahaya Obesitas saat Hamil

4. Kelelahan 

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengalami kelelahan (sumber: depositphotos)

Kelelahan merupakan tanda umum kehamilan yang dapat berlangsung selama 40 minggu penuh. Pada masa kehamilan, meningkatnya hormon progesteron juga dapat menyebabkan Ibu menjadi mudah mengantuk. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa hormon dalam tubuh Ibu sedang beradaptasi dan tubuh Ibu sedang dibebani karena mengandung seorang manusia. Oleh sebab itu, untuk mengatasi rasa lelah dan letih, Ibu dapat beristirahat sejenak atau tidur siang. Di samping itu, agar tetap dalam kondisi kesehatan prima, maka Ibu dapat melakukan olahraga ringan selama masa kehamilan. 

Baca juga: Susah Tidur Saat Hamil? Coba 5 Pengobatan Alami Ini

5. Indra penciuman menjadi lebih peka

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu sensitif terhadap bau tertentu (sumber: depositphotos)

Di masa kehamilan awal, Ibu akan cenderung sensitif terhadap bau-bauan tertentu. Kondisi ini dapat menyebabkan Ibu merasa mual dan muntah. Namun, Ibu seharusnya tidak khawatir, karena kondisi ini merupakan hal yang wajar. Untuk mengurangi hal ini, Ibu dapat mengatasinya dengan memasang diffuser dan oil diffuser (alat untuk membersihkan udara dan memberi wewangian pada ruangan) di dalam ruangan dan perlu memastikan bahwa sirkulasi udara ruangan dalam kondisi baik. 

Baca juga: 5 Peran Suami Saat Istri Hamil: Penting Tapi Sering Terlupakan

6. Perubahan mood (suasana hati) 

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengalami perubahan suasana hati (sumber: depositphotos)

Perubahan suasana hati pada Ibu hamil adalah ciri-ciri dari kehamilan yang normal dan sehat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perubahan hormon dan juga stres selama masa kehamilan. 

Baca juga: Stres Saat Kehamilan: Ini 10 Cara Mengatasinya

7. Frekuensi buang air kecil meningkat

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu sering buang air kecil (sumber: depositphotos)

Meningkatnya frekuensi buang air kecil saat Ibu hamil, juga merupakan ciri Ibu memiliki kehamilan yang sehat. Sangat umum bagi Ibu hamil untuk sering buang air kecil di awal kehamilan, sebab volume darah akan meningkat selama kehamilan. Selain itu, kondisi ini dipengaruhi oleh sisa metabolisme dari janin yang dikeluarkan tubuh Ibu dalam bentuk urin. 

Baca juga: Senam Kegel Saat Hamil: Gerakan Sederhana Sejuta Manfaat!

8. Peningkatan keputihan 

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu mengalami peningkatan keputihan (sumber: depositphotos)

Meningkatnya hormon estrogen selama masa kehamilan juga dapat menyebabkan peningkatan keputihan pada Ibu hamil. Sebagian besar Ibu hamil mengalami peningkatan kadar keputihan yang encer, jernih, dan tidak berbau—termasuk pada keputihan yang sehat. Selain sebagai ciri kehamilan yang sehat, cairan keputihan dianggap membantu membersihkan vagina dan bahkan mencegah infeksi masuk ke dalam rahim.

Baca juga: Keputihan Saat Hamil, 4 Hal yang Perlu Diketahui

9. Janin mengalami pergerakan

BukuBumil - 9 Ciri-ciri Ibu Memiliki Kehamilan yang Sehat - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi janin Ibu mengalami pergerakan di dalam rahim (sumber: depositphotos)

Ibu biasanya akan dapat merasakan gerakan janin sejak usia kandungan 5 bulan atau 20 minggu. Pada usia 6 bulan, janin Ibu akan merespons suara melalui gerakan. Selanjutnya, pada usia 7 bulan janin akan merespons rangsangan lain, seperti cahaya, rasa sakit, atau suara. Saat menginjak usia 8 bulan, janin akan berpindah posisi dan menendang dengan lebih aktif. Menjelang waktu persalinan, ruang di dalam rahim menjadi terbatas, sehingga janin akan lebih jarang bergerak.

Baca juga: 4 Posisi Janin dalam Kandungan yang Wajib Ibu Perhatikan!

Perasaan tidak nyaman pada masa kehamilan, tentu dapat menghambat momen 9 bulan yang telah Ibu dambakan. Namun, beberapa ketidaknyamanan tersebut dapat memberikan manfaat pada Ibu dan janin. Dengan mengetahui 9 ciri-ciri kehamilan sehat tersebut, Ibu dapat memastikan apakah kondisi yang selama ini Ibu rasakan adalah pertanda kehamilan sehat atau tidak. Cara terbaik untuk memastikan kehamilan yang sehat adalah dengan melakukan konsultasi pada penyedia layanan kesehatan dan menghadiri pemeriksaan kehamilan secara rutin. Selain itu, penting bagi Ibu untuk merawat diri sendiri dengan memperhatikan konsumsi makanan, berolahraga, dan menghindari konsumsi rokok serta alkohol. Sebab, apabila kondisi Ibu sehat, maka Ibu juga dapat melahirkan bayi yang sehat.

Terima kasih telah membaca artikel ini. Yuk, bagikan informasi ini kepada sesama Bumil lainnya, agar semakin banyak ibu-ibu hamil yang mengetahui ciri-ciri kehamilan yang sehat. Download juga aplikasi BukuBumil di Play Store, atau Ibu juga dapat mengakses website BukuBumil.com untuk mendapatkan tips-tips kehamilan ter-update lainnya. Semangat berjuang untuk sang buah hati ya, Bu!

Referensi:

Kenali 5 Gejala Tumor Rahim atau Mioma Uteri, Salah Satunya Nyeri Haid!

mioma uteri, mioma, tumor rahim, penyebab mioma, miom, tanda tanda mioma, pengobatan miom, pencegahan miom
Kenali Mioma Uteri dan 5 Cara Mencegahnya : masalah kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap wanita. Mioma atau miom uteri merupakan salah satu penyakit kewanitaan atau ginekologi, namun seperti apakah penyakit mioma uteri? Apa penyebabnya dan bagaimana cara menghindarinya? Mari kita simak jawabannya berikut ini!

Apa itu Miom?

Penyakit mioma merupakan salah satu jenis tumor jinak. Sedangkan mioma uteri atau disebut juga fibroid adalah tumor jinak yang berasal dari otot polos rahim. Sel tumor ini berasal dari mutasi genetik yang kemudian berkembang karena induksi hormon progesteron dan estrogen.

Penyakit ini memiliki empat jenis berdasarkan ukuran dan lokasinya, yakni:

  • Mioma subserosal, yang terletak di permukaan luar rahim dan tumbuh keluar,
  • Mioma intramural, yang tumbuh di dalam rahim,
  • Mioma submucosa, yang berkembang di dekat endometrium dan cenderung tumbuh menuju rongga rahim, dan
  • Mioma bertangkai, yang dapat diklasifikasikan menjadi subserosal atau submucosa tergantung lokasinya.

Ciri-Ciri Mioma Uteri

Gejala atau tanda-tanda mioma uteri tidak dirasakan oleh sebagian besar wanita karena beberapa mioma yang terjadi tidak mengakibatkan keluhan apapun pada penderitanya. Akan tetapi, terdapat beberapa keluhan pada area tertentu yang diakibatkan oleh penyakit ini. Keluhan-keluhan tersebut antara lain:

  • Hipermenore atau pendarahan haid berlebih,
  • Dismenore atau sakit saat haid,
  • Nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang,
  • Adanya massa panggul,
  • Anemia,
  • Inkontinensia urin atau hilangnya kontrol kandung kemih,
  • Gangguan defekasi atau gangguan buang air besar, dan
  • Infertilitas.

Pemeriksaan penyakit ini dapat dilakukan oleh dokter dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan kehamilan sederhana dengan strip test, USG, laboratorium darah, atau histeroskopi, yakni prosedur melihat bagian rahim dengan teleskop kecil.

Baca juga: Komplikasi Diabetes Gestasional Pada Janin

Penyebab Mioma Uteri

mioma uteri, mioma, tumor rahim, penyebab mioma, miom, tanda tanda mioma, pengobatan miom, pencegahan miom
Kenali mioma uteri dan 5 cara mencegahnya : obesitas

Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa faktor yang dapat melatarbelakangi penyakit ini antara lain gaya hidup, diet, obesitas (kelebihan berat badan), komorbid (penyakit penyerta), usia, serta pengaruh siklus haid. Penyakit ini juga jarang ditemukan sebelum usia pubertas, tapi risiko terkena penyakit ini meningkat pada usia 30 tahun ke atas. Gaya hidup tidak baik yang memicu resiko obesitas dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit tumor ini, contohnya mengonsumsi daging merah terlalu banyak dan jarang berolahraga.

Obesitas perlu diperhatikan karena resiko mioma uteri dapat meningkat sebesar 21% pada setiap pertambahan berat badan sebesar 10 kg. Hal ini disebabkan adanya penumpukan lemak lebih dari 30% yang dapat memicu peningkatan konversi androgen menjadi estrogen dan penurunan sex hormone binding globulin (SHBG).

Selanjutnya mengkonsumsi alkohol, kafein, dan makanan dengan asam lemak omega-3 terutama MFA atau marine fatty acid seperti ikan yang berlebihan dapat mempengaruhi kadar hormon, sehingga memicu terjadinya miom. Hal yang tidak kalah penting yang perlu Ibu perhatikan adalah stres. Stres sering kali luput dari perhatian, tapi sebenarnya stres dapat membuat tubuh Ibu melepaskan kortisol dan perangsangan suatu sistem hormonal yang akan menyebabkan peningkatan estrogen dan progesteron yang dapat memicu penyakit ini.

Baca juga: Stres Saat Kehamilan: Ini 10 Cara Mengatasinya

Pengobatan Mioma pada Wanita

Pengobatan miom dapat dilakukan dengan dua cara, yakni miomektomi (pengangkatan fibroid pada uterus atau leiomyoma) atau histerektomi (pengangkatan rahim). 

  1. Miomektomi

Miomektomi dapat dilakukan pada penderita yang ingin tetap mempertahankan fungsi uterusnya atau masih memiliki keinginan untuk hamil.

  1. Histerektomi

Histerektomi akan dilakukan bila kondisi sudah sangat parah seperti adanya pertumbuhan mioma berulang dan nyeri yang tidak kunjung tumbuh. Jadi bagi Ibu yang menderita penyakit ini dalam tahap yang tidak parah masih dapat hamil lagi.

Baca juga: 5 Langkah Senam Kegel Setelah Melahirkan Untuk Mengencangkan Miss V

Cara Mencegah Mioma Uteri

mioma uteri, mioma, tumor rahim, penyebab mioma, miom, tanda tanda mioma, pengobatan miom, pencegahan miom
Kenali mioma uteri dan 5 cara mencegahnya : pencegahan

Terdapat beberapa cara yang dapat Ibu lakukan untuk mencegah penyakit mioma uteri. Seperti beberapa cara mencegah penyakit lainnya, hal utama yang perlu diperhatikan oleh Ibu dalam mencegah penyakit ini adalah dengan pengaturan diet dan olahraga, namun ada juga beberapa cara tambahan untuk mencegah mioma uteri.

  1. Menghindari faktor risiko obesitas

Usahakan agar Ibu mengurangi faktor resiko terjadinya obesitas seperti terlalu sering mengkonsumsi daging merah dan kurang asupan sayuran hijau serta buah. Hal-hal tersebut sering kali dikaitkan dengan kejadian tumor.

  1. Konsumsi makanan dan minuman penurun risiko tumor

Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan membuat Ibu mendapatkan asupan vitamin A dan D yang dapat memberi fungsi proteksi bagi tubuh Ibu. Selain itu, Ibu juga bisa mengkonsumsi susu dan teh hijau loh, tapi tentunya pada porsi yang tidak berlebihan ya.

Susu baik bagi kesehatan Ibu karena dapat menurunkan resiko tumor. Sedangkan teh memiliki kandungan zat aktif berupa lycopene, isoflavone, dan EGCG atau gallactocatechin gallate yang mampu membantu menurunkan resiko tumor dengan menghambat poliferasi sel serta memproduksi apoptosis.

  1. Berolahraga

Bagi Ibu yang jarang berolahraga, yuk mulai lebih banyak lakukan aktivitas tubuh. Olahraga dapat mengurangi resiko penyakit karena mampu membantu menjaga keseimbangan hormon serta menjaga stabilitas berat badan. Selain menjaga diri dari penyakit ini, Ibu juga dapat mencegah penyakit-penyakit lainnya loh.

  1. Menyusui dengan ASI eksklusif

Berikutnya diketahui pula bahwa ternyata menyusui dengan ASI eksklusif dapat menghentikan siklus haid dan mengurangi paparan hormon seks pada sel atau jaringan rahim. 

  1. Menghindari produk kecantikan tertentu

Selanjutnya, Ibu juga disarankan untuk menghindari produk kecantikan yang mengandung phthalate, paraben, dan bisphenol A. Hal ini dikarenakan senyawa phthalate termasuk antiandrogen yang dapat menyebabkan peningkatan hormon estrogen. Sedangkan paraben dan bisphenol A diduga bisa mengganggu metabolisme hormonal.

Begitulah beberapa cara mudah untuk mencegah penyakit ini. Yuk lebih waspada dan lakukan gaya hidup sehat. Yuk bagikan artikel ini pada teman-teman dan kerabat Ibu agar dapat sama-sama mencegah mioma uteri. Jangan lupa download aplikasi Bubumil di play store untuk memantau perkembangan si kecil dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya!

Referensi

Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya

BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi Ibu membaca hasil USG kehamilan (sumber: id.depositphotos.com)

Salah satu pemeriksaan medis yang dilakukan Ibu selama masa kehamilan adalah ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan kondisi janin, memantau pertumbuhan dan perkembangan janin, mengetahui jumlah janin yang sedang dikandung, serta mendeteksi kemungkinan kelainan bawaan atau komplikasi kehamilan. Selain itu, USG kehamilan juga dapat digunakan untuk menentukan usia kandungan, jenis kelamin janin, dan posisi plasenta.

Namun, hasil USG seringkali diinterpretasikan sebagai sekumpulan gambar dan istilah medis yang sulit dipahami oleh orang awam. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk memahami bagaimana membaca hasil USG kehamilan dengan cepat dan tepat, serta memahami istilah-istilah medis yang digunakan dalam pemeriksaan USG. Nah, untuk memahami lebih lengkap seputar USG kehamilan dan istilah-istilah medisnya, yuk temukan penjelasannya di bawah ini! 

Sekilas tentang USG Kehamilan

USG kehamilan dapat dilakukan pada berbagai tahap kehamilan dan merupakan faktor pendukung terlaksananya kewajiban antenatal care (pemeriksaan kehamilan yang harus dilaksanakan Ibu minimal 6 kali selama 9 bulan kehamilan). USG pertama dilakukan pada saat trimester pertama kehamilan Ibu (usia kehamilan 12 minggu atau kurang). USG kedua dilakukan pada trimester kedua, idealnya dilakukan ketika usia kehamilan mencapai 18-20 minggu. USG ketiga dilakukan pada trimester ketiga yakni setelah kehamilan berusia 30-32 minggu. 

USG dilakukan karena pemeriksaan ini tidak seperti sinar-X—menggunakan radiasi—yang dapat menembus tulang. USG menggunakan gelombang suara atau gema untuk membuat gambar janin atau bayi. Ibu dapat melakukan USG di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, dan puskesmas. 

Jenis-jenis USG Kehamilan

Ada beberapa jenis USG kehamilan yang dibedakan berdasarkan kecanggihan tekniknya untuk menghasilkan gambar yang lebih rinci. Hal ini diperlukan oleh dokter untuk mendiagnosis masalah kehamilan Ibu, di antaranya:

  • USG 2D
BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi hasil USG kehamilan 2D (sumber: id.depositphotos.com)

Tes USG standar yang umum dilakukan oleh fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas, adalah teknik dua dimensi. USG 2D tradisional menghasilkan gambar datar dan bergaris yang dapat digunakan untuk melihat organ dalam janin dan membantu untuk mendeteksi masalah internal. 

  • USG 3D
BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi hasil USG kehamilan 3D (sumber: id.depositphotos.com)

Beberapa Ibu hamil memilih untuk melakukan USG 3D, sebab USG jenis ini lebih memperlihatkan gambaran janin secara nyata. Ibu dapat melakukan USG tiga dimensi antara usia kehamilan 26-30 minggu. USG 3D memungkinkan dokter untuk melihat lebar dan tinggi janin secara akurat. USG 3D menampilkan gambar diam dari luar tubuh janin Ibu, bukan dari bagian dalam tubuhnya, sehingga memungkin Ibu untuk melihat bentuk wajah janin dengan lebih jelas.

  • USG 4D
BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi hasil USG kehamilan 4D (sumber: id.depositphotos.com)

Pemeriksaan dengan USG 4D mirip dengan USG 3D, tetapi pemeriksaan dengan USG 4D menampilkan video bergerak bukan gambar diam janin Ibu. Dengan begitu, USG 4D dapat menangkap sorotan dan bayangan dengan lebih baik, sehingga menciptakan gambar yang lebih jelas dari wajah dan gerakan janin. 

Kegunaan USG dalam Setiap Tahapan Kehamilan

BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi tahapan kehamilan (sumber: id.depositphotos.com)

USG kehamilan pada umumnya dilakukan untuk memeriksa perkembangan janin selama kehamilan. Selain itu, hasil USG juga memiliki kegunaan yang spesifik dalam setiap tahap kehamilan. Berikut beberapa kegunaan USG pada trimester 1, trimester 2, dan trimester 3 kehamilan Ibu:

  • Trimester pertama

Pada 3 bulan pertama usia kandungan, USG digunakan untuk memeriksa apakah embrio berkembang di dalam rahim—bukan di dalam tuba falopi (saluran yang menjadi penghubung indung telur dan rahim), memastikan jumlah embrio, memeriksa cairan ketuban, serta menghitung usia kehamilan, dan hari perkiraan lahir (HPL).

  • Trimester kedua

USG yang dilakukan antara minggu ke-18 dan ke-20 digunakan untuk memeriksa perkembangan struktur janin, seperti tulang belakang, tungkai (anggota tubuh bagian bawah), otak, dan organ dalam. Selain itu, ukuran dan lokasi plasenta juga dapat diperiksa, serta bagi Ibu yang ingin mengetahui jenis kelamin janin, melalui USG ini juga dapat diketahui. 

  • Trimester ketiga

Setelah 30 minggu usia kehamilan, USG dilakukan untuk memeriksa apakah janin terus tumbuh dengan normal. Pada trimester ketiga, lokasi plasenta juga diperiksa untuk memastikan plasenta tidak menghalangi leher rahim, agar persalinan dapat berjalan dengan aman. 

Baca juga: Ragam Metode Persalinan? Kupas Tuntas 6 Jenisnya Di Sini!

Cara Membaca Hasil USG kehamilan

BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi hasil USG kehamilan (sumber: id.depositphotos.com)

Mesin USG bekerja menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Gelombang tersebut dipancarkan ke arah tubuh dan menembus kulit. Gelombang suara kemudian memantul ke jaringan dan organ dalam tubuh Ibu. Mesin USG merekam gelombang suara yang dipantulkan dan pola yang dihasilkan berupa gambar visual dari organ dan jaringan dalam tubuh Ibu. Nah, dari gambar tersebut, ada beberapa informasi yang dapat Ibu ketahui. Berikut poin-poin penting yang dapat Ibu jadikan acuan saat ingin membaca hasil USG kehamilan:

1. Arti angka di bagian atas gambar hasil USG

Pada bagian atas hasil USG, biasanya menunjukkan serangkaian angka dan informasi lainnya. Umumnya ini berisi informasi mengenai:

  • Nama pasien,
  • Nomor referensi rumah sakit, dan
  • Pengaturan mesin USG.

Nomor dan rincian ini juga dapat membantu Ibu mengetahui bagian atas dari gambar hasil USG. Bagian atas gambar hasil USG ditentukan berdasarkan letak probe (alat bantu USG). Ibu dapat mengetahuinya melalui bentuk seperti kerucut dalam gambar USG. Pada umumnya, ujung yang lebih kecil menunjukkan bagian atas gambar USG. 

2. Arti perbedaan warna pada hasil USG

Perbedaan warna yang ada pada gambar hasil USG tergantung pada bagaimana gelombang suara memantulkan suatu material. Sebagian besar gambar berwarna hitam dan putih, tetapi Ibu juga akan melihat warna yang berbeda dari pemindaian USG. Warna yang berbeda mewakili gelombang suara yang melewati atau memantulkan kepadatan material. 

Secara tradisional, gambar USG berwarna hitam, putih, dan keabu-abuan. Namun, terdapat terobosan baru dalam USG medis, yakni munculnya alat USG yang sudah dapat memberikan warna lain. Dengan menggunakan teknik baru ini, para profesional kesehatan dapat langsung mengamati aliran darah, khususnya di dalam jantung. Warna-warna tersebut mewakili arah dan kecepatan aliran darah dalam area tertentu. Beberapa warna pada gambar hasil USG, yaitu:

  • Warna hitam: gambar akan menjadi lebih gelap jika jaringan terisi cairan, seperti cairan ketuban di dalam rahim.
  • Warna putih: warna putih pada USG menunjukkan adanya tulang.
  • Warna keabu-abuan: warna keabu-abuan menunjukkan jaringan dan cairan. Semakin terang warna abu-abu, semakin padat jaringannya.
  • Warna oranye: warna oranye dapat muncul saat menggunakan mesin USG Power Doppler. Ini digunakan saat menganalisis aliran lambat. Jika Ibu melihat warna oranye, maka itu umumnya merupakan pembuluh darah.
  • Warna merah atau biru: warna merah dan biru mewakili pergerakan darah. Biru menunjukkan aliran darah yang menjauhi probe (alat bantu USG), sedangkan merah menunjukkan darah yang mengalir ke arah probe. Jika layar menunjukkan kombinasi warna biru dan merah, hal ini dapat mengindikasikan aliran melingkar, aliran yang koheren, atau turbulensi. Apabila warna biru dan merah yang berbeda menunjukkan kecepatan. Warna yang lebih terang menunjukkan kecepatan yang lebih tinggi, dan warna yang lebih gelap menunjukkan kecepatan yang lebih rendah. 

3. Memahami sisi tubuh kanan dan kiri Ibu

Tidak semua peralatan USG menghasilkan gambar yang sama. Beberapa menghasilkan gambar seperti efek cermin (berposisi terbalik dari lokasi objek aslinya) dan yang lainnya tidak. Namun, relatif mudah untuk menentukan apakah Ibu sedang melihat gambar USG dengan efek cermin atau tidak.

Dengan memahami bahwa terdapat perbedaan pada saat USG, maka Ibu tidak akan bingung terkait sisi gambar mana yang merupakan sisi kiri atau kanan dari tubuh Ibu. Tentu saja, Ibu selalu dapat meminta penjelasan dari tenaga kesehatan profesional.  

Umumnya, sebagian besar gambar USG yang dihasilkan dalam pengaturannya memiliki efek seperti cermin. Dengan kata lain, apa yang Ibu lihat di sebelah kiri layar USG atau gambar USG, merupakan sisi kiri tubuh Ibu. Namun, ada juga alat USG yang menggunakan pengaturan bidikan lurus. Salah satu yang paling umum adalah USG transvaginal. Dalam situasi ini, sisi kiri tubuh Ibu berada di sisi kanan layar USG. 

4. Mengetahui lokasi rahim Ibu

Saat melakukan USG kehamilan, salah satu hal pertama yang harus Ibu ketahui adalah letak rahim Ibu. Nah, sangat mudah untuk menemukan letak rahim Ibu dengan melihat garis abu-abu muda atau putih di sekeliling bagian luar gambar USG. Di dalam garis-garis tersebut, akan ada area hitam yang besar. Ini menunjukkan cairan ketuban. Rahim Ibu mungkin tidak dapat memenuhi seluruh gambar USG, karena ini tergantung bagaimana dokter memposisikan transduser (alat USG). 

5. Mengetahui lokasi janin

Pada gambar hasil USG, janin akan terlihat berwarna abu-abu atau putih. Janin akan berada pada area yang lebih gelap pada gambar, yang mana itu merupakan cairan ketuban. Informasi detail yang dapat Ibu lihat pada saat USG akan tergantung pada kondisi kehamilan dan perkembangan janin. Beberapa hal di antaranya adalah:

  • Minggu ke-8 kehamilan: Ibu akan melihat gambar janin yang seukuran kacang panggang.
  • Minggu ke-12 kehamilan: gambar USG akan menunjukkan dengan jelas kepala bayi.
  • Minggu ke-20 kehamilan dan setelahnya: Ibu akan dapat mengenali kaki, jantung, mata, tulang belakang, dan anggota tubuh janin lainnya.

6. Mengetahui jenis kelamin janin

Jika Ibu ingin mengetahui jenis kelamin janin, Ibu dapat mengetahuinya dengan USG antara usia kehamilan 18 dan 20 minggu. Tenaga kesehatan profesional akan mencari tiga garis yang menandakan penis atau labia (bibir vagina). Beberapa tanda USG memiliki sifat yang spesifik untuk menandakan jenis kelamin.

  • Tanda-tanda USG pada janin perempuan, meliputi:
  1. Tanda hamburger: bibir vagina seorang anak perempuan akan terlihat mirip dengan roti hamburger, sedangkan klitorisnya menyerupai patty (daging) hamburger.
  2. Tanda sagittal: setiap jenis kelamin memiliki tanda sagittal yang berbeda. Ibu dapat menemukan tanda ini dengan melihat tampilan profil janin, atau dikenal dengan sebagai bidang sagital garis tengah. Di ujung tulang belakang, Ibu akan melihat sebuah tonjolan, lekukan ekor. Ini menandakan seorang anak perempuan jika mengarah ke bawah, pada sudut 10 derajat.
  • Tanda-tanda USG pada janin laki-laki, meliputi:
  1. Tanda sagittal: jika lekukan ekor mengarah ke atas dengan sudut lebih dari 30 derajat, ini menandakan janin berjenis kelamin laki-laki.
  2. Aliran urin: terkadang, Ibu dapat melihat aliran urin. Jika alirannya mengarah ke atas, kemungkinan besar janin adalah laki-laki. 
  3. Alat kelamin laki-laki: pada minggu ke-18 dan 20 kehamilan, alat kelamin laki-laki terkadang dapat terlihat. Misalnya, Ibu mungkin dapat melihat penis, skrotum, dan testis. 

Baca juga: Prediksi Jenis Kelamin Bayi dari Hasil Tes Darah, Apa Bisa?

Istilah-istilah pada Hasil USG Kehamilan

BukuBumil - Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dan 10 Istilah Pentingnya - bayi tidur nyenyak,tidur nyenyak,tips bayi tidur nyenyak
Ilustrasi istilah-istilah pada hasil USG kehamilan (sumber: id.depositphotos.com)

Pada USG kehamilan, biasanya hasil USG menggunakan istilah dan singkatan dengan berbahasa Inggris, seperti GS, EDD, CRL, GA, FL, AC, atau BPD. Oleh sebab itu, wajar bagi Ibu jika merasa kesulitan untuk memahaminya. Nah, agar Ibu terbiasa dengan istilah-istilah penting tersebut, berikut beberapa istilah yang sering muncul pada hasil USG kehamilan:

  1. GS (Gestational Sac

Pada saat USG awal, dokter memastikan apakah kehamilan yang Ibu alami terjadi tepat di dalam rahim (intra uterin) atau berada di tempat lain (ekstra uterin)—disebut juga kehamilan ektopik. Dokter melakukan evaluasi terhadap parameternya: GS (kantung kehamilan), yaitu dimensi kantung di dalam rongga rahim. Gelembung diukur dalam 3 dimensi yang kemudian dilaporkan rata-ratanya. Nah, data tersebut akan muncul pada laporan USG.

  1. CRL (Crown-rump Length)

Saat embrio sudah terlihat, dokter akan melakukan evaluasi panjang parietal embrio (dari bagian atas kepala hingga ujung sakrum—tulang berbentuk segitiga yang terletak di bagian belakang panggul—dan ini “dikodekan” dengan CRL atau jarak dari kepala ke bokong janin. 

  1. EDD (Estimated Due Date)

EDD diartikan sebagai perkiraan tanggal persalinan janin Ibu. EDD dapat dihitung dari tanggal menstruasi terakhir, atau informasi ini juga bisa diketahui saat USG. Apabila siklus menstruasi Ibu sebelumnya tidak teratur, maka pemeriksaan USG dianjurkan.

  1. GA (Gestational Age)

Ada juga singkatan yang terkait dengan tanggal perkiraan lahir, yakni GA (Gestational Age), yang diartikan sebagai usia kehamilan. Usia kehamilan ditentukan berdasarkan minggu kehamilan terakhir + jumlah hari kehamilan.

  1. FHR (Fetal Heart Rate)

Pada pemeriksaan USG kehamilan, FHR (detak jantung janin) tentu saja merupakan istilah paling penting. Detak jantung janin yang umumnya tergantung pada usia kehamilan. 

  1. EFW (Estimated Fetal Weight)

EFW diartikan sebagai perkiraan berat janin.

  1. AC (Abdominal Circumference)

AC diartikan sebagai lingkar perut, yang menunjukkan ukuran lingkar perut janin.

  1. FL (Femur Length)

Diartikan sebagai ukuran panjang tulang paha janin.

  1. BPD (Biparietal Diameter)

BPD diartikan sebagai ukuran tulang pelipis kiri dan kanan janin. 

  1. HC (Head Circumference)

HC diartikan sebagai lingkar kepala, yang dalam hal ini digunakan untuk menunjukkan ukuran lingkar kepala janin.

Baca juga: Pertama Kali Periksa Kehamilan? 4 Hal yang Perlu Diketahui

Dalam membaca hasil USG kehamilan, penting bagi Ibu untuk memahami istilah-istilah medis dan tanda-tanda kehamilan yang ada pada gambar hasil USG. Jika Ibu dapat memahami cara membaca hasil USG dengan tepat, maka Ibu dapat mengetahui kondisi janin dengan lebih akurat dan dapat merencanakan perawatan yang tepat untuk janin dan kehamilan Ibu. Selain itu, Ibu juga dapat lebih siap secara mental dan fisik untuk menghadapi proses persalinan. Nah, meskipun Ibu sudah memperoleh informasinya di sini, tapi jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yaa Bu, jika membutuhkan bantuan dalam membaca hasil USG kehamilan.

Terima kasih telah membaca artikel ini ya, Bu! Semoga informasi membaca hasil USG kehamilan ini dapat memberikan manfaat bagi kehamilan Ibu. Nah, jangan lewatkan juga, informasi lengkap seputar kehamilan dan persalinan lainnya, yang dapat Ibu akses di website BukuBumil.com atau unduh aplikasinya di Play Store untuk mendapatkan informasi terbaru dan terpercaya seputar kehamilan. Ingat Bu, selalu jaga kesehatan Ibu dan Janin dengan memperkaya informasi yang tepat dan akurat!

Referensi:

Kenali Hamil Palsu dan 4 Gangguan Psikologi yang Menyebabkannya!

masalah kehamilan, ibu hamil, program hamil, kesehatan mental ibu, hamil palsu, gangguan psikologis, pseudocyesis, kehamilan semu, tekanan emosional
Kenali hamil palsu dan 4 gangguan psikologi yang menyebabkannya! : Hamil palsu

Adakah dari Ibu yang saat ini sedang mendamba kedatangan Si Buah Hati? Tahukah Ibu bahwa keinginan yang terlalu menggebu-gebu untuk memiliki anak dapat berujung kepada sebuah gangguan psikologis yang disebut Hamil Palsu? Tenang Bu, kita akan kupas tuntas penjelasan di bawah ini agar Ibu lebih cermat mengenali, bijak menghadapi, serta baik dalam mengantisipasinya.

Pengertian

masalah kehamilan, ibu hamil, program hamil, kesehatan mental ibu, hamil palsu, gangguan psikologis, pseudocyesis, kehamilan semu, tekanan emosional
Kenali hamil palsu dan 4 gangguan psikologi yang menyebabkannya! : Pengertian

Hamil palsu, juga dikenal sebagai pseudocyesis atau kehamilan semu, adalah kondisi di mana seseorang merasa sedang mengalami gejala kehamilan meskipun sebenarnya tidak hamil. Gejala ini dapat sangat mirip dengan gejala kehamilan yang sebenarnya, seperti kembung, mual, sakit punggung, dan pertambahan berat badan. 

Umumnya kasus hamil palsu terjadi pada wanita yang berusia di atas 30 tahun dan yang belum pernah hamil sebelumnya. Selain itu, kasus ini lebih sering terjadi pada wanita yang sangat menginginkan memiliki anak, telah mengalami keguguran atau infertilitas, atau sedang mengalami tekanan psikologis yang tinggi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh ketegangan emosional, sehingga menyebabkan perubahan pada hormon dalam tubuh.

Secara umum, hamil palsu masih merupakan kondisi yang jarang terjadi di seluruh dunia. Akan tetapi, terdapat beberapa laporan mengenai fenomena ini yang semakin meningkat pada beberapa wilayah di dunia. Penting untuk dicatat bahwa hamil palsu bukanlah suatu kelainan mental atau tanda kegilaan. Meskipun gejalanya bisa sangat nyata dan mengganggu, kondisi ini dapat diobati melalui konseling dan perawatan medis.

Baca juga: Mengidap PCOS Bisa Hamil? Ketahui 6 Hal Penting Ini Dulu

Tanda-Tanda

masalah kehamilan, ibu hamil, program hamil, kesehatan mental ibu, hamil palsu, gangguan psikologis, pseudocyesis, kehamilan semu, tekanan emosional
Kenali hamil palsu dan 4 gangguan psikologi yang menyebabkannya! : Tanda-tanda

Berikut adalah beberapa tanda-tanda hamil palsu yang perlu diketahui:

  1. Perubahan pada siklus menstruasi

Siklus menstruasi bisa menjadi tidak teratur, lebih lama atau lebih pendek dari biasanya. Beberapa penderita juga melaporkan adanya pendarahan yang terjadi pada periode waktu yang seharusnya menjadi masa menstruasi.

  1. Gejala seperti hamil

Penderita mungkin mengalami gejala seperti mual dan muntah, sakit punggung, kelelahan, dan kram perut seperti yang sering dialami pada masa kehamilan. Mereka bahkan mungkin merasakan gerakan bayi (kontraksi palsu) dan menunjukkan tanda-tanda fisik seperti kembung dan peningkatan ukuran perut.

  1. Perubahan hormonal

Terjadi perubahan hormonal yang mirip dengan yang terjadi pada kehamilan sebenarnya. Hormon hCG dan progesteron, yang biasanya meningkat selama kehamilan, dapat meningkat pada orang yang mengalami hamil palsu. Namun, tingkat hormon ini mungkin tidak sebesar saat kehamilan yang sebenarnya.

  1. Tes kehamilan yang salah

Sebagian besar penderita merasa yakin bahwa mereka benar-benar hamil. Oleh karena itu, mereka akan melakukan tes kehamilan yang dapat menunjukkan hasil positif palsu (false positive). Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesalahan dalam melakukan tes kehamilan, pengaruh hormon yang tidak berhubungan dengan kehamilan misalnya karena terapi fertilitas (umumnya konsumsi obat), keguguran dini, atau bekas pasca kehamilan terakhir.

  1. Kegembiraan yang berlebihan

Penderita mungkin merasa sangat gembira dan antusias tentang kehamilan mereka, terutama jika mereka sudah mencoba untuk hamil selama beberapa waktu. Namun, kegembiraan ini bisa hilang ketika mereka menyadari bahwa mereka tidak benar-benar hamil.

Baca juga: Kenali 4 Tanda-Tanda Hamil Trimester Pertama

Penyebab

masalah kehamilan, ibu hamil, program hamil, kesehatan mental ibu, hamil palsu, gangguan psikologis, pseudocyesis, kehamilan semu, tekanan emosional
Kenali hamil palsu dan 4 gangguan psikologi yang menyebabkannya! : Penyebab

Penyebab pasti hamil palsu belum diketahui dengan pasti, tetapi para ahli meyakini bahwa beberapa faktor yang memengaruhi fungsi sistem reproduksi dan kesehatan mental mungkin berperan dalam terjadinya kondisi ini. Berikut beberapa faktor yang diyakini sebagai penyebabnya:

  1. Kondisi medis

Beberapa kondisi medis, seperti masalah tiroid, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan masalah hormonal lainnya, dapat menyebabkan gejala yang menyerupai kehamilan dan memengaruhi fungsi reproduksi.

  1. Stres atau kecemasan

Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi dapat memengaruhi hormon dalam tubuh dan mengubah siklus menstruasi. Hal ini dapat menghasilkan gejala hamil palsu.

  1. Kehilangan atau kesulitan memiliki anak

Wanita yang mengalami kehilangan kehamilan sebelumnya atau kesulitan untuk hamil dapat merasakan tekanan dan stres yang tinggi. Hal ini dapat memicu terjadinya kehamilan palsu sebagai cara untuk mengatasi stres atau memberikan penghiburan.

  1. Gangguan mental

Beberapa gangguan mental, seperti gangguan bipolar, depresi, atau gangguan kecemasan, dapat memengaruhi fungsi hormon dan sistem reproduksi, sehingga menyebabkan gejala yang menyerupai kehamilan.

  1. Harapan atau keinginan

Beberapa wanita mungkin mengalami kehamilan palsu karena harapan atau keinginan untuk hamil atau memiliki anak, bahkan jika tubuh mereka tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

Perlu diingat bahwa meskipun beberapa faktor di atas dapat memicu terjadinya hamil palsu, kondisi ini biasanya tidak disengaja atau disadari, dan merupakan tanda bahwa tubuh dan pikiran Ibu sedang mengalami stres atau tekanan yang perlu diatasi.

Baca juga: Mau Cepat Hamil? Perhatikan 5 Hal Ini!

Cara Deteksi

masalah kehamilan, ibu hamil, program hamil, kesehatan mental ibu, hamil palsu, gangguan psikologis, pseudocyesis, kehamilan semu, tekanan emosional
Kenali hamil palsu dan 4 gangguan psikologi yang menyebabkannya! : Deteksi

Faktanya, mendeteksi hamil palsu bisa sangat menantang karena adanya kemiripan gejala yang nampak dengan gejala hamil pada umumnya. Namun, ada beberapa cara  yang dapat membantu Ibu memastikan keadaan ini, di antaranya:

  1. Pemeriksaan fisik

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda kehamilan seperti peningkatan ukuran rahim dan denyut jantung janin. Jika tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan, maka kemungkinan besar pasien mengalami hamil palsu.

  1. Tes kehamilan

Tes kehamilan seperti tes urine dan tes darah dapat membantu memeriksa adanya hormon kehamilan dalam tubuh. Namun, pada beberapa kasus, tes ini bisa menunjukkan hasil positif.

  1. USG

USG atau ultrasound dapat membantu melihat gambaran rahim dan janin. Jika tidak ditemukan gambaran janin, maka kemungkinan besar pasien mengalami hamil palsu.

  1. Evaluasi psikologis

Pasien dengan hamil palsu biasanya mengalami gejala psikologis tertentu. Oleh karena itu, dokter juga dapat melakukan evaluasi psikologis untuk membantu mendiagnosis keadaan ini.

Baca juga: Pertama Kali Periksa Kehamilan? 4 Hal yang Perlu Diketahui

Cara Mengatasi

masalah kehamilan, ibu hamil, program hamil, kesehatan mental ibu, hamil palsu, gangguan psikologis, pseudocyesis, kehamilan semu, tekanan emosional
Kenali hamil palsu dan 4 gangguan psikologi yang menyebabkannya! : Cara mengatasi

Durasi hamil palsu dapat bervariasi, tetapi pada umumnya tanda-tandanya mulai muncul pada bulan keempat kehamilan palsu dan dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Sampai saat ini belum ada standarisasi secara medis bagaimana mengatasi kejadian ini. Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah terapi kognitif, terapi perilaku, dan terapi obat-obatan. 

Jika Ibu sendiri didiagnosis mengalami hamil palsu, maka sangat wajar jika Ibu merasa marah, takut, dan malu. Seringkali Ibu juga akan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada Ibu. Namun, Ibu tidak perlu malu bahkan sungkan mencari pertolongan ke tenaga kesehatan profesional untuk menjalani tes atau terapi lainnya yang dibutuhkan. Ingat, kesehatan mental Ibu sangatlah penting dan Ibu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Baca juga: 7 Jenis Check Up Lengkap Sebelum Program Hamil

Itu dia penjelasan mengenai serba-serbi hamil palsu. Oleh karena itu, Ibu harus betul-betul memperhatikan kesehatan fisik serta psikologis, khususnya saat sedang menjalani program hamil. Jagalah pola makan yang sehat dan seimbang, berolahraga teratur, dan hindari konsumsi obat ataupun bahan berbahaya lainnya yang dapat memicu gangguan hormon yang menstimulasi gejala hamil palsu. Jangan sungkan ya, Bu, untuk mencari dukungan orang terdekat atau memeriksakan diri jika merasakan stres atau cemas. Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi Ibu atau orang tersayang. Cari tahu lebih banyak artikel informatif lainnya di website BukuBumil.com!

Referensi:

  1. Verywell Family. (2021, February 3). False Pregnancy: What You Need to Know. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/false-pregnancy-what-you-need-to-know-5074176.
  2. Cleveland Clinic. (2022, February 1). Pseudocyesis. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24255-pseudocyesis.
  3. Osmosis. (n.d.). Pseudocyesis. Osmosis. https://www.osmosis.org/answers/pseudocyesis
  4. Flo. (n.d.). Pseudocyesis: False Pregnancy. Flo. https://flo.health/pregnancy/pregnancy-health/emotional-health/pseudocyesis.
  5. WebMD. (2022, January 6). False Pregnancy (Pseudocyesis). WebMD. https://www.webmd.com/baby/false-pregnancy-pseudocyesis

Lawan Sesak Napas saat Hamil: 5 Tips Ini Membantu Ibu Bernapas Lega!

Saat hamil, tubuh Ibu mengalami banyak perubahan yang salah satunya dapat memengaruhi kesehatan pernapasan. Beberapa Ibu mengalami sesak napas saat hamil yang bisa membuat mereka khawatir dan merasa tidak nyaman. Sesak napas dapat terjadi pada setiap tahap kehamilan, dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pertumbuhan janin, perubahan hormon, dan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya. Jika mengalami sesak napas saat hamil, penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi gejalanya agar Ibu dan janin tetap sehat dan nyaman selama kehamilan. Yuk, langsung aja simak pembahasan Bukubumil tentang sesak napas saat hamil selengkapnya, di bawah ini, ya!

Sekilas Tentang Sesak Napas

Menurut sebuah studi tahun 2015, diperkirakan ada sekitar 7 dari 10 wanita mengalami sesak napas selama kehamilan. Sesak napas, atau yang juga dikenal sebagai dyspnea, merupakan kondisi saat seseorang merasa sulit untuk mengambil napas yang cukup. Hal ini ditandai dengan sensasi dada yang terasa sesak, napas yang terengah-engah, atau perasaan kesulitan bernapas. Dyspnea umumnya disebabkan oleh masalah pada jantung dan paru-paru.

Dyspnea kehamilan biasanya tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, komplikasi kehamilan yang lebih serius dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Pengobatan biasanya melibatkan pengobatan rumahan, kecuali ada penyebab mendasar yang memerlukan intervensi medis.

Baca juga: Ragam Metode Persalinan? Kupas Tuntas 6 Jenisnya Di Sini!

sesak napas saat hamil
Ilustrasi sesak napas saat hamil

Hal yang menjadi penyebab sesak napas saat hamil

Tidak selalu memungkinkan bagi dokter untuk menentukan satu penyebab, dan dokter sering menganggap ini sebagai gejala kehamilan itu sendiri. Penyebabnya dapat bervariasi. Namun, umumnya penyebab utama sesak napas saat hamil adalah peningkatan kadar progesteron yang dimulai pada awal kehamilan. Meskipun biasanya tidak berbahaya bagi janin, Ibu harus segera menghubungi dokter jika sesak napas disertai gejala seperti bibir dan ujung jari yang berwarna kebiruan, nyeri dada, atau denyut nadi cepat.

Ketika seorang wanita hamil, beberapa merasakan perubahan pada pernapasan mereka segera pada awal kehamilan, sedangkan yang lain mungkin merasakan perbedaan pada trimester kedua dan ketiga. Berikut beberapa penyebabnya ditinjau dari segi umur kehamilan:

·       Pada trimester pertama kehamilan

Konsumsi oksigen Ibu mulai meningkat, yang dapat menyebabkan perubahan pada diafragma, yakni jaringan otot yang memisahkan jantung dan paru-paru dari perut. Hal ini bisa membuat Ibu bernapas lebih cepat dan mungkin tidak bisa menarik napas dalam-dalam. Selain perubahan diafragma, ibu hamil sering bernapas lebih cepat dari biasanya karena peningkatan hormon progesteron dan estrogen sebagai hormon yang berperan penting dalam perkembangan janin.

·       Pada trimester kedua

Berkembangnya rahim bisa menjadi penyebab sesak napas saat hamil. Peningkatan jumlah darah dalam tubuh menyebabkan jantung harus memompa lebih keras untuk memindahkan darah ke seluruh tubuh dan ke plasenta. Beban kerja yang meningkat pada jantung bisa membuat ibu hamil merasa sesak napas.

·       Pada trimester ketiga

Selama trimester ketiga, yang dimulai sekitar minggu ke-29, pernapasan mungkin menjadi lebih mudah atau lebih sulit, tergantung pada posisi kepala janin. Kepala bayi bisa menekan diafragma dan membuat Ibu sulit bernapas, terutama antara minggu ke 31-34. Sebelum bayi mulai berputar ke arah panggul, kepala bayi mungkin terasa seolah-olah berada di bawah tulang rusuk dan menekan diafragma, yang dapat membuat Ibu semakin sulit bernapas.

·       Penyebab lainnya

Berikut ini adalah beberapa tanda peringatan yang perlu diwaspadai jika Ibu mengalami sesak napas saat hamil:

– Asma: Jika Ibu sudah memiliki riwayat asma sebelum hamil, sebaiknya diskusikan dengan dokter apakah kondisi ini dapat memperburuk sesak napas selama trimester ketiga.

– Anemia: Kekurangan zat besi dalam darah dapat menyebabkan sesak napas. Gejala anemia lainnya termasuk kelelahan, sakit kepala, dan warna kebiruan pada bibir dan ujung jari Ibu. Dokter dapat membantu mendiagnosis anemia dan mungkin meresepkan suplemen zat besi.

– Nyeri atau batuk terus-menerus: Jika Ibu merasakan nyeri saat menarik napas dalam-dalam, napas cepat, atau peningkatan denyut nadi, segera hubungi dokter. Ini bisa menjadi tanda Ibu mengalami emboli paru, yaitu bekuan darah ke paru-paru. Selain itu jika Ibu mengalami batuk yang berlangsung lebih dari beberapa hari, atau nyeri dada, segera hubungi dokter atau layanan darurat setempat.

Baca juga: 4 Tanda Gangguan Pasca-Trauma Setelah Melahirkan

Dampak Sesak Napas pada Kesehatan Ibu dan Bayi

Peningkatan kadar progesteron selama kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil bernapas lebih cepat dan menyebabkan sesak napas. Meskipun mungkin mengkhawatirkan, sebagian besar kasus sesak napas saat hamil disebabkan oleh perubahan normal dalam tubuh dan tidak berbahaya. Sesak napas ringan biasanya tidak perlu dikhawatirkan dan tidak memengaruhi jumlah oksigen yang dialirkan ke bayi.

Baca juga: 5 Peran Suami Saat Istri Hamil: Penting Tapi Sering Terlupakan

Kapan perlu ke dokter?

Berikut adalah contoh gejala sesak napas saat hamil yang perlu segera dikonsultasikan dengan dokter:

  • Sesak napas yang semakin memburuk dan terjadi secara tiba-tiba,
  • Nyeri dada atau sesak napas yang disertai dengan demam atau batuk, dan
  • Sesak napas yang disertai dengan pusing, kelemahan, atau kebingungan

Kondisi-kondisi tersebut bisa menjadi tanda-tanda dari komplikasi serius pada kehamilan seperti emboli paru, preeklamsia, atau pneumonia yang memerlukan pengobatan segera oleh dokter. Oleh karena itu, jika ibu hamil mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk segera mencari pertolongan medis.

Baca juga: 5 Senam Saat Nifas yang Nyaman dan Praktis

sesak napas saat hamil
Ilustrasi pusing saat mengalami sesak napas

Tips Mengatasi Sesak Napas Saat Hamil

Sesak napas dapat membuat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas fisik selama kehamilan. Namun, tidak ada penelitian yang memadai tentang cara mengobati dyspnea selama kehamilan. Ada beberapa langkah umum yang bisa dilakukan ibu hamil untuk membuat pernapasan lebih nyaman, seperti:

1.       Memperbaiki postur tubuh agar rahim menjauh dari diafragma. Pastikan Ibu berdiri tegak dengan bahu ke belakang dan kepala terangkat. Ibu hamil bisa menggunakan sabuk penyangga khusus yang tersedia di toko khusus dan e-commerce.

2.       Tidur dengan bantal yang menopang punggung bagian atas agar memberikan lebih banyak ruang bagi paru-paru. Tidur miring sedikit ke kiri juga membantu.

3.       Mempraktikkan teknik pernapasan selama kehamilan yang dapat membantu selama persalinan nanti.

4.       Penting untuk memperhatikan batasan tubuh Ibu. Beristirahatlah jika bernapas menjadi terlalu sulit.

5.       Ikuti rekomendasi dokter untuk mengobati kondisi medis lain yang menyebabkan sesak napas.

sesak napas saat hamil
Ilustrasi tidur dengan miring ke kiri di topang bantal kehamilan

Perawatan medis mungkin diperlukan dalam kasus yang parah, seperti memberikan oksigen tambahan. Pengobatan lainnya tergantung pada apakah sesak napas disebabkan oleh dampak kehamilan pada tubuh atau karena penyebab lain, seperti alergi atau asma. Jika sesak napas disebabkan oleh alergi atau asma, penggunaan semprotan saline hidung atau steroid hidung mungkin direkomendasikan oleh dokter.

Jangan biarkan sesak napas mengganggu kehamilan Ibu! Sangat penting bagi ibu hamil untuk mengenali dan mengatasi sesak napas saat hamil dengan baik agar dapat menjaga kesehatan dan kenyamanan selama masa kehamilan. Ibu dapat meredakan gejala dengan memberi diri dan paru-paru ruang bernapas sebanyak mungkin.

Coba sesuaikan posisi tubuh Ibu. Berdiri tegak, duduk tegak, dan tidur dengan bertumpu pada bantal untuk memperluas ruang di rongga perut Ibu. Konsultasikan dengan dokter jika Ibu mengalami sesak napas yang signifikan atau mengkhawatirkan. Bagikan artikel ini kepada teman atau keluarga yang sedang hamil agar mereka juga dapat mempelajari cara mengatasi sesak napas saat hamil. Dengan melakukan tindakan ini, kita dapat membantu ibu hamil lainnya untuk tetap sehat dan nyaman selama masa kehamilan mereka. Yuk jadi Ibu kekinian yang update seputar informasi kehamilan yang bisa didapatkan di aplikasi Bukubumil. Bisa di-download di Play Store, ya, Bu!

Baca juga: 5 Tips Lengkap Merawat Bayi, Orang Tua Baru Wajib Tahu!

Referensi